Vous êtes sur la page 1sur 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MEDIA TRANSMISI FIBER OPTIC

OLEH :

ACHMAD TAUFIQ
426 16 014

Jurusan Teknik Elektro


Program Studi D4 Teknik Multimedia dan Jaringan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2016-2017
A. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis Media Transmisi
2. Memahami penggunaan Media Transmisi Fiber Optic dan UTP
3. Memahami penerapan Media Transmisi Fiber Optic dan UTP

B. DASAR TEORI

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi
(data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat
inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara
pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data.

Beberapa alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media
transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang
digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika
memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya.

Terdapat beberapa jenis media transimisi, salah satunya ialah Media Transmisi Guided atau
media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Guided media
menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial
cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik).

1. Twisted-Pair Cable

Kabel twisted-pair terdiri atas dua jenis yaitu shielded twisted pair biasa disebut STP dan
unshielded twisted pair (tidak memiliki selimut) biasa disebut UTP.

a. Shielded Twisted-Pair (STP)

Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel.


STP yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki resistansi atas interferensi
elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu meningkatkan ukuran fisik kabel.

Lapisan pelindung kabel STP bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu diground
pada setiap ujungnya. Pada prakteknya, melakukan ground STP memerlukan kejelian.
Jika terjadi ketidaktepatan, dapat menjadi sumber masalah karena bisa menyebabkan
pelindung bekerja sebagai layaknya sebuah antenna; menghisap sinyal-sinyal elektrik dari
kawat-kawat dan sumber-sumber elektris lain disekitarnya. Kabel STP tidak dapat dipakai
dengan jarak lebih jauh sebagaimana media-media lain (seperti kabel coaxial) tanpa
bantuan device penguat (repeater)
b. Unshielded Twisted-Pair (UTP)

Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang
menggunakan bahan dasar mentega tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal.
UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan
lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang
ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang
melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded
Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi
elektromagnetik.

Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang kawat medium.
Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini semata-mata
mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan kawat, untuk
membatasi degradasi sinyal. Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan
tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang
dimilikinya.

Berikut beberapa kategori kabel UTP:


 Kabel UTP CAT1: biasanya digunakan untuk jalur telepon dan kecepatan transmisi
datanya masih rendah.
 Kabel UTP CAT2: memiliki kecepatan transfer data sampai dengan 4 Mbps dan
sering digunakan untuk topologi jaringan Token RING.
 Kabel UTP CAT3: sering digunakan untuk 10 BaseT (Baseband Twisted Pair)
network. Kabel UTP CAT3 mampu mentransmisikan data hingga 10 Mbps dan
frekuensi 16 MHz.
 Kabel UTP CAT4: memiliki kecepatan transfer data 16 Mbps. Biasanya digunakan
untuk topologi Token RING.
 Kabel UTP CAT5: kabel UTP CAT5 mampu mentransmisikan data hingga 100
Mbps.
 Kabel UTP CAT5e: CAT5e atau Category 5enchanced merupakan standar industri
baru untuk instalasi kabel data UTP. Kualitas kabel CAT5e ini lebih tinggi dari
CAT5, akan tetapi harganya tidak jauh berbeda. Rating bandwidth yang bisa dicapai
oleh kabel CAT5e ini adalah 1000 Mbps atau 1Gbps.
 Kabel UTP CAT6: secara fisik kabel UTP CAT6 ini memiliki separator plastik yang
berfungsi untuk memisahkan keempat pair dalam kabel tersebut. Lilitan kabel yang
semakin rapat, isolator yang semakin baik dan pemisahan tiap pasang kabel
menjadikan kabel UTP CAT6 ini mampu menekan noise hingga sedemikian rupa.
Saat ini kabel UTP CAT6 mampu mentransmisikan data up to 1000 Mbps dan dapat
digunakan untuk instalasi jaringan Gigabit LAN.
 Kabel UTP CAT7: digunakan untuk Gigabyte Ethernet Network dengan frekuensi
signal up to 400 MHz.

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5)
merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan
berbasis teknologi Ethernet.

UTP Cat 5 terdiri dari 4 pasang kabel berwarna atau 8 kabel tunggal. Warna-warna kabel

tersebut adalah sbb:

Secara umum, ada 2 tipe pemasangan kabel UTP untuk jaringan komputer terutama
untuk jaringan lokal (LAN).

 Straight (lurus), biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang berbeda,


misalnya: komputer ke hub, komputer ke switch. Urutan standar kabel straight adalah
seperti dibawah ini yaitu sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak
dipakai) atau kadang-kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A sebagai
berikut:
 Cross (silang), merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu
dengan ujung dua. Kabel cross over digunakan untuk menghubungkan 2 device
yang sama. biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang sama, misalnya:
komputer ke komputer, hub ke hub, switch ke switch. Berikut susunan kabel UTP

Cross

2. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)

Fiber Optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang
digunakan untuk mentransmisikan data dengan cara merubah sinyal listrik menjadi cahaya.
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, leser digunakan
karena mempunyai lebar spektrum yang sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi
sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Pada prinsipnya fiber optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang
merambat di dalamnya. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh
fiber optik.

Untuk mengirimkan percakapan-percakapan telepon atau internet melalui fiber optik,


sinyal analog di rubah menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung
kabel melakukan on/off untuk mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optik modern
dengan single laser bisa mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser
transmitter on dan off jutaan kali /second.

Sebuah kabel fiber optics terbuat dari serat kaca


murni, sehingga meski panjangnya berkilo-kilo meter,
cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung
lainnya.

Helai serat kaca tersebut didesain sangat


halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut
manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan
plastik (2 layers plastic coating) dengan melapisi serat
kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen
sebuah cermin disekitar serat kaca. Cermin ini
menghasilkan total internal reflection (refleksi total
pada bagian dalam serat kaca).

Sama halnya ketika kita berada pada ruangan gelap dengan sebuah jendela kaca,
kemudian kita mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus dengan kaca, maka cahaya
senter akan tembus ke luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya senter tersebut diarahkan ke kaca
jendela dengan sudut yang rendah (hampir paralel dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut
akan berfungsi menjadi cermin yg akan memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan.
Demikian pula pada fiber optics, cahaya berjalan melalui serat kaca pada sudut yang rendah.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate).
Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data
itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km,
maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan
BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan
panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Ditinjau dari profil indeks bias dan mode gelombang yang terjadi pada
perambatan cahayanya, maka jenis fiber optik dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

(1) Multi mode step indeks


Fiber ini disebut ”Step Indeks” karena indeks bias berubah secara drastis dari
skulit ke inti fiber. Pada selubung fiber mempunyai indeks bias yang lebih rendah
dari pada indeks bias inti fiber, akibatnya semua sinar yang memiliki sudut datang
lebih besar dari sudut kritis akan dipantulkan oleh lapisan kulit fiber.
Pada fiber optik jenis ini dapat memuat beberapa sinar dengan panjang gelombang
yang berbeda sehingga dapat memuat lebih banyak sinyal informasi.
Cahaya yang merambat pada step indeks fiber tergantung pada sudut relatif dari
sumbu, karena itu mode dengan pulsa yang berbeda akan datang pada ujung fiber
pada waktu yang berbeda dari pelebaran pulsa dimana sinyal digital dengan bit
rate terbatas akan ditransmisikan.
Fiber optik jenis ini mempunyai diameter inti sebesar 50 micro meter dan
diameter selubung sebesar 125 micro meter. Indeks bias inti besarnya tetap/sama
pada seluruh inti sebesar n1 sehingga perbedaan indeks bias antara inti dan
selubungnya selalu tetap.
Profil indeks bias fiber optik jenis ini terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar. Step indeks multi mode fiber


(2) Step indeks Single mode fiber.

Gambar. Multi mode Step Indeks.


Dalam single mode fiber hanya terjadi satu jenis mode perambatan berkas
cahaya saja, sehingga tidak akan terjadi pelebaran pulsa di tingkat ouputnya.
Karena diameternya terlalu kecil (9 micro meter) maka akan sedikit menyulitkan
dalam proses penyambungan. Disamping itu diperlukan sumber optik yang
mempunyai spektrum yang sangat sempit untuk mengusahakan efisiensi kopling
yang tinggi dari sumber optik ke inti fiber optik tersebut.
Karena tidak terjadi dispersi (pelebaran) pulsa maka fiber optik jenis ini akan
mampu mentransmisikan informasi dengan bandwith yang besar.
(3) Grade Indeks multi mode Fiber.
Fiber ini disebut ”Grade indeks” karena terdapat perubahan dalam indeks bias,
dimana besarnya indeks bias inti mengecil ke arah perbatasan inti dengan
selubungnya. Dengan menurunya indeks bias inti ke arah batas inti dengan
selubung menyebabkan terjadinya pembiasan pada inti sehingga perambatan
berkas cahayanya akan melengkung sedangkan kecepatan propagasi antara berkas
cahaya yang datang dengan sudut datang yang lebih besar akan lebih cepat
dibandingkan dengan berkas cahaya yang datang dengan sudut datang yang lebih
kecil.
Jadi walaupun lintasan yang ditempuh mempunyai jarak yang berlainan maka
berkas-berkas cahaya yang merambat pada jenis serat optik ini akan mencapai
output dalam waktu yang relatif sama sehingga pulsa dioutput hanya mengalami
pelebaran pulsa (dispersi) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pelebaran
pulsa output yang terjadi pada serat optik jenis multi mode step indeks.

Gambar. Grade Indeks Multi Mode Fiber


Ada empat macam type yang sering digunakan berdasarkan ITU-T
(International telekommunication Union – Telecommunication Standardization
sector) yang dahulu dikenal dengan CCITT yaitu :
1) G.652 - Standar Single Mode Fiber
2) G.653 – Dispersion-shifted single mode fiber
3) G.653 – Characteristics of cut-off shifted mode fiber cable
4) G.655 – Dispertion-shifted non zero Dispertion fiber.
Tipe fibre G.652 adalah type fiber yang sering digunakan saat ini dan semua
type dari type fiber yang ada sekarang ini menyesuaikan dengan type G.652.
Saat ini Type dari jenis fiber single mode ini dapat digunakan pada STM-1
(155 Mbit/s) untuk mencakup jarak lebih dari 1280 km tanpa menggunakan
repeater (Pengulang/penguat) dan pada STM 4 (622 Mbit/s) digunakan untuk
jarak lebih dari 160 km dengan memakai amplifier fiber optik. Menurut ITU-T
jarak yang dapat dicakup untuk STM 16 adalah sebesar 160 km, tetapi jarak
tersebut hanya dapat dicapai dengan menggunakan post amplifier (penguat) optik
dan pre-amplifier sedangkan untuk STM 64 jarak yang dapat dicakup adalah
sebesar 40 – 80 km.
C. LANGKAH KERJA

1. Pembuatan Kabel UTP (Straight)

a. Berikut urutan warna kabel straight tipe T568A


1. Hijau
2. Putih Hijau
3. Orange
4. Putih Orange
5. Biru
6. Putih Biru
7. Coklat
8. Putih Coklat
b. Siapkan alat dan bahan, berupa konektor RJ-45, kabel UTP, crimping, dan LAN
Tester.
c. Kupas kulit kabel UTP menggunakan tang crimping atau gunting.

d. Pisahkan empat lilitan UTP menjadi 8 bagian, setelah itu luruskan tiap-tiap kabel agar
mudah disusun dengan warnanya.
e. Susunlah urutan warna sesuai dengan skema warna kabel straight. Urutkan dari kiri ke
kanan dengan serapat mungkin.
f. Setelah warnanya disusun, ratakan ujung-ujung kabel dengan menggunakan tang
crimping atau gunting.
g. Masukkan ujung kabel yang telah dipotong ke konektor RJ-45 secara bersamaan.
h. Kemudian jepit konektor dengan menggunakan crimping hingga terdengar suara “tik”

1. Untuk memastikan bahwa kabel yang kita buat sudah dan berfungsi dengan baik,
Gunakan LAN tester, apabila kedepalan lampu menyala, maka kabel UTP Straight
sudah dapat digunakan.
2. Pemasangan Media Transmisi Fiber Optic
a. Pertama, siapkan alatnya terlebih dahulu. Yaitu ; Kabel Fiber optic Patchcord, Media
converter 2 buah, dan kabel UTP 2 buah.
b. Pasang adaptor ke kedua media converter.

c. Hubungkan kedua media converter tersebut dengan menggunakan kabel fiber optic
melalui port yang ada tulisan ‘TX’ Dan ‘RX’. Jika ujung kabel patch cord kita
pasang di “TX” maka diujung kabel satunya kita pasang di “RX”. Jika pemasangan
port sudah sesuai, maka lampu LED akan menyala

d. Kemudian, hubungkan kabel UTP dari switch ke salah satu media converter
e. Hubungkan media converter satunya menggunakan kabel UTP Ke PC/Laptop client.

f. Restart LAN

g. Setelah kedua adapter Ethernet aktif, maka kita akan melakukan pengalamatan
dengan cara klik Connection > Properties > kemudian scroll dan cari dan klik 2x
pada Internet Protocol Versi 4 (TCP/IPv4) lalu centang Use the following IP Address
kemudian isi kolom dengan ip sebagai alamat dari computer dalam jaringan yang
akan kita buat.
h. Lakukan tes dengan menggunakan PC/Laptop untuk melakukan ping IP
Address menggunakan CMD.
D. HASIL
1. Kabel UTP

2. Fiber Optik

3. Konfigurasi Jaringan LAN


E. ANALISA
Dalam penggunaan media transmisi dan instalasi konfigurasi jaringan LAN, agar tidak terjadi
kesalahan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan;
1. Kabel UTP
Kabel UTP merupakan jenis kabel yang digunakan di dalam jaringan lokal (LAN),
ketika pemasangan kabel tidak sesuai standar maka akan terjadi kesalahan saat
melakukan konfigurasi jaringan LAN.
Hal yang perlu di perhatikan pada saat pemasangan kabel UTP adalah pastikan urutan
warna kabel sesuai dengan standar yang ditentukan, pastikan pada saat pemasangan kabel
kedalam RJ-45 tembaga menjepit kabelnya.

Berikut merupakan contoh pengkabelan yang baik dan benar

BENAR SALAH
Faktor-faktor terjadi kesalahan saat pemasangan kabel UTP ke konektor RJ-45:

 Pengurutan warna kabel yang salah.


 Penguncian konektor RJ-45 menggunakan Crimping
 Kabel terpotong pada saat pelindung kabel dikupas.
 Kabel tidak menyentuh dinding RJ-45 saat dimasukkan

Untuk memastikan bahwa kabel yang kita buat sudah dan berfungsi dengan baik,
Gunakan LAN tester.
Apabila kedepalan lampu menyala, maka kabel UTP Straight sudah dapat digunakan.

2. Penggunaan Media Transmisi Fiber Optic


Saat melakukan konfigurasi jaringan menggunakan media transmisi fiber optic,
perlu diperhatikan bahwa pengetesan jaringan komputer tidak berhasil ditandai
dengan adanya peringatan “Authentification Not Failure” atau “Request time out”
pada perintah ping. Biasanya ini disebabkan karena adanya kesalahan pada kabel
UTP yang digunakan atau kesalahan pemasangan kabel fiber optic melalui
port yang ada tulisan ‘TX’ Dan ‘RX’

hal ini perlu diperhatikan jangan sampai terbalik posisinya karena apabila salah maka
link tidak jalan.

3. Konfigurasi Jaringan LAN


Hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi jaringan LAN ialah mengetahui pasangan
kabel UTP pada socket dan port pada Switch. Pasangan socket dapat diketahui apabila
lampu pada LAN Tester atau switch menyala. Perlu diperhatikan juga, jika kabel UTP
yang digunakan tidak sesuai maka tidak akan terhubung walaupun socket dan port pada
switch sudah sama
F. KESIMPULAN

Dalam melakukan instalasi jaringan harus memperhatikan langkah-langkah media transimisi


yang digunakan, baik penggunaan kabel UTP maupun menggunakan media transmisi Fiber
Optic. Karena media transmisi merupakan media yang menghubungkan antara pengirim dan
penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah
menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara
untuk diubah kembali menjadi data. Ketika media transmisi yang digunakan tidak memenuhi
standart, maka akan terjadi kesalahan selama instalasi jaringan atau bahkan tidak dapat
dijalankan.

Vous aimerez peut-être aussi