Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
YESIKA GARBELLA SR
A 11501217
GOMBONG 2018
A. Pendahuluan
Akreditasi rumah sakit yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1995 di
Indonesia, selama ini menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa
standar tersebut mulai dipergunakan untuk penilaian, sehingga selama ini belum
pernah ada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia, sedangkan status
akreditasi saat ini ada status akreditasi nasional dan status akreditasi internasional,
maka di Indonesia perlu ada Standar NasionalAkreditasi Rumah Sakit. Berdasarkan
hal tersebut maka standar akreditasi untuk rumah sakit yang mulai diberlakukan pada
Januari 2018 ini diberi nama Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 dan
disingkat menjadi SNARS Edisi 1.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 bab. Dalam Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS Edisi 1 ini
juga dijelaskan bagaimana proses penyusunan, penambahan bab penting pada SNARS
Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab dan juga glosarium istilah-istilah penting,
termasuk juga kebijakan pelaksanaan akreditasi rumah sakit.
B. Proses Penyusunan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1
Pada tahap awal Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) membentuk Tim penyusun
yang terdiri dari 25 orang, Tim tersebut dibagi menjadi sub tim-sub tim, masing-
masing sub tim mereview 3 – 4 bab dari standar akreditasi versi 2012 awal yang
dilakukan KARS adalah mengundang pakar akreditasi untuk menjelaskan bagaimana
prinsip-prinsip standar akreditasi dari ISQua yang harus diperhatikan oleh KARS
dalam menyusun standar akreditasi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 ini, disusun dengan menggunakan
acuan acuan sebagai berikut:
Prinsip-prinsip standar akreditasi dari ISQua :
Peraturan dan perundangan-undangan termasuk pedoman dan panduan di tingkat
Nasional baik dari pemerintah maupun profesi yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan
oleh rumah sakit di Indonesia Standar akreditasi JCI edisi 4 dan edisi 5 tandar
akreditasi rumah sakit KARS versi 2012 hasil kajian hasil survei dari standar dan
elemen yang sulit dipenuhi oleh rumah sakit di Indonesia.
=Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun
oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan,
peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program.
= Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau
pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat
dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen
pelaksanaan kegiatan lainnya.
Rumah sakit juga menetapkan risiko tambahan sebagai hasil tindakan atau
rencana asuhan (contoh, kebutuhan mencegah trombosis vena dalam, luka dekubitus,
infeksi terkait penggunaan ventilator pada pasien, cedera neurologis dan pembuluh
darah pada pasien restrain infeksi melalui pembuluh darah pada pasien dialisis, infeksi
saluran/slang sentral, dan pasien jatuh (lihat SKP VI). Risiko tersebut jika ada, diatasi
dan dicegah oleh edukasi staf serta regulasi yang memadai. (lihat HPK 5.2). Rumah
sakit menggunakan informasi pengukuran untuk evaluasi pelayanan yang diberikan
kepada pasien risiko tinggi dan diintegrasikan ke dalam program peningkatan mutu
rumah sakit.
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH
SAKIT (IPKP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 22 dan 23 menetapkan pengaturan tentang rumah sakit pendidikan yang diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015.Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Pasal 1 butir 15 menjelaskan bahwa
Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang
pendidikan kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya
secara multiprofesi.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Pasal
1 butir 16, 17, dan 18 menjelaskan pengertian rumah sakit pendidikan utama, rumah
sakit pendidikan afiliasi, dan rumah sakit pendidikan satelit.Pasal 3: rumah sakit
pendidikan memiliki fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian bidang kedokteran,
kedokteran gigi, dan kesehatan lain.Nomor 44 Pasal 4 (1): dalam menjalankan fungsi
pelayanan bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, rumah sakit pendidikan bertugas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terintegrasi dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik,
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, serta kesehatan lain
berbasis bukti dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan.Pasal
9: jenis rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit pendidikan utama, rumah sakit
pendidikan afiliasi, dan rumah sakit pendidikan satelit.Rumah sakit pendidikan harus
mempunyai mutu dan keselamatan pasien yang lebih tinggi daripada rumah sakit
nonpendidikan
Agar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit pendidikan tetap terjaga maka
perlu ditetapkan standar akreditasi untuk rumah sakit pendidikan.Pada rumah sakit
yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan, akreditasi perlu dilengkapi dengan
standar dan elemen penilaian untuk menjaga mutu pelayanan dan menjamin
keselamatan pasien.
Elemen Penilaian PMKP 6
Rumah sakit mempunyai regulasi pengukuran mutu dan cara pemilihan
indikator mutu di unit kerja yang antara lain meliputi butir 1 sampai dengan 3 yang
ada pada maksud dan tujuan. (R)Setiap unit kerja dan pelayanan telah memilih dan
menetapkan indikator mutu unit. (lihat juga TKRS 11 EP 1). (D,W) Setiap indikator
mutu telah dilengkapi profil indikator meliputi butir 1 sampai dengan 13 yang ada
padai maksud dan tujuan di PMKP 5. (D,W) Setiap unit kerja melaksanakan proses
pengumpulan data dan pelaporan. (D,W) Pimpinan unit kerja melakukan supervisi
terhadap proses pengumpulan data dan pelaporan serta melakukan perbaikan mutu
berdasar atas hasil capaian indikator mutu. (D,W)