Vous êtes sur la page 1sur 9

2.

SISTEM EKONOMI LIBEAL

Sistem ekonomi liberal pertama kali berkembang di negara inggris pada abad XIX
dengan semboyannya yang terkenal ”Laissez-Faire” yang berarti ”biarlah”, sistem ekonomi
liberal memberikan kebebasak kepada masyarakatnya untuk mengatur kegiatan
perekonomiannya masing masing sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya.Kebebasan tersebut mencakup hal hal sebagai berikut yaitu produksi, konsumsi,
dan tentu saja distribusi.
Pengertian sistem ekonomi liberal adalah sitem ekonomi yang memjunjung tinggi hak
individu untuk melakukan kegiatan ekonominya masing masing sesuai dengan kemampuan
yang di milikinya tanpa campur tangan dari pemerintah. Di dalam sistem ekonomi liberal
harga ditentukan oleh mekanisme pasar.Jadi pemerintah tidak bisa ikut campur dalam
penetapan harga di pasar.Mekanisme harga di tentukan oleh adanya permintaan dan
penawaran.Dengan kata lain harga di tentukan oleh mekanisme pasar. Para pelaku
ekonomiliberal memperoleh kebebasan dalam melakukan kegiatan perekonomiannya tanpa
hambatan dan campur tangan dari pemerintah.Di sebut juga sistem ekonomi liberal adalah
sistem ekonomi pasar bebas.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal
1. Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
2. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
3. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
4. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya
produksi dan masyarakat pekerja
5. Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
6. Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
7. Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
8. Barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Kelebihan sistem ekonomi liberal
1) Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
2) Inisiatif dan kreativitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi dapat dikembangkan.
3) Adanya persaingan produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu.
4) Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena tindakannya selalu didasarkan pada prinsip
ekonomi.
Kelemahan sistem ekonomi liberal
1) Kebebasan mudah disalahgunakan oleh pihak yang kuat dari segi ekonomi untuk
memeras pihak yang lemah.
2) Persaingan untuk merebut pasaran dapat mendorong terbentuknya monopoli, kolusi
usaha dan konglomerasi yang mengancam pengusaha lemah.
3) Munculnya kesenjangan yang semakin besar antara golongan ekonomi kuat dengan
yang lemah.
4) Perekonomian mudah terguncang ketidakstabilan.

3. Kurva Permintaan
Kurva permintaan (demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Sesuai dengan hukum permintaan, maka
bentuk kurva permintaan melereng dari kiri atas ke kanan bawah atau dari kanan bawah ke
kiri atas.
Pergerakan Kurva Permintaan
Pergerakan kurva permintaan merupakan pergerakan yang terjadi di sepanjang
kurva permintaan yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen
sebagai akibat dari perubahan harga produk tersebut. Pergerakan ini sejalan dengan
Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun,
sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.

Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00
menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax). Peningkatan harga es krim ini
mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di
sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.

Pergeseran Kurva Permintaan


Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta
konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut. Berbagai
faktor yang dimaksud diantaranya adalah pendapatan konsumen, harga produk lain, selera,
harapan, dan jumlah pembeli.
QQQ
Contoh: Pendapatan Konsumen
Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah
barang yang diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
Sedangkan untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah
barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan
peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal
jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang
tersebut akan tinggi.
4. Elastisitas Permintaan
Elastisitas yang berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata elasticity yang mempunyai arti
kepekaan, kelenturan atau keluwesan. Elastisitas permintaan ini bisa diartikan merupakan
sebagai tingkat kelenturan atau tingkat kepekaan permintaan dalam menghadapi perubahan
suatu harga.
Jenis-jenis Elastisitas permintaan:
koefisien Elastisitas
n=0 Inelastis sempurna
0<n<1 Inelastis
n=1 Elastis uniter
1<n<∞ Elastis
n=∞ Elastis sempurna

a. Permintaan elastis : Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih
besar dari persentase perubahan dari harga. Dengan kata lain, dalam harga yang berubah
A% diikuti dengan perubahan permintaan lebih dari A%. permintaan elastisitas ini
ditunjukkan dengan koefisien ( Ed ) yang memiliki besarnya lebih dari 1 ( Ed>1 ). Sebuah
barang yang sifat permintaannya elastis ialah barang-barang sekunder dan tersier ( mewah )
serta barang yang mempunyai substitusi atau pengganti.
b. Permintaan inelastis : Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih
kecil dari persentase perubahan pada harga. Dengan kata lain harga yang berubah sebesar
A% ternyata diikuti perubahan permintaan kurang A%. permintaan inelastis ditunjukkan
dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1 ( Ed<1 ). Suatu barang yang memiliki sifat
permintaan inelastis ialah barang kebutuhan pokok, contohnya seperti beras, jagung dan
sebagainya.
c. Permintaan uniter : Jenis ini terjadi bila persentase perubahan permintaan sama
dengan persentase perubahan harga. Dengan kata lain harga yang berubah A% diikuti
perubahan permintaan sebesar A% juga. Permintaan unitary ditunjukkan dengan koefisien (
Ed ) yang besarnya sama dengan 1 ( Ed = 1 ) permintaan ini terjadi pada berbagai macam
barang pada saat tertentu secara kebetulan.
d. Permintaan elastis sempurna : Jenis permintaan ini bisa terjadi jika persentase
perubahan permintaan sebesar A% tetapi persentase perubahan harga sebesar 0% ( tidak
ada perubahan ) dengan kata lain meskipun harga tidak berubah, permintaan mengalami
perubahan sebesar X%. Permintaan ini ditunjukkan dengan koefisien ( Ed ) yang besarnya
misalnya, barang yang bersifat permintaannya elastis sempurna ialah BBM ( Bahan Bakar
Minyak ) seperti bensin, minyak tanah dan sebagainya.
e. Permintaan inelastis sempurna : Jenis permintaan ini terjadi jika persentase perubahan
permintaan sebesar 0% sedang persentase perubahan harga sebesar A%. Dengan kata lain
meskipun harga berubah X%, permintaan tetap tidak berubah ( 0% ). Permintaan ini
ditunjukkan dengan koefisien elastisitas permintaan ( Ed ) yang besarnya sama dengan 0,
diperoleh dari Ed = 0, barang yang sifat permintaannya inelastis sempurna ialah barang
yang memiliki harga murah dan relatif tidak penting, seperti ketumbar dam merica.

5. Garis Anggaran (Budget Line)


Budget Line (Garis Anggaran Pengeluaran) adalah garis yang menunjukkan berbagai
gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. (Batas
keuangan konsumen untuk membeli).
Faktor yang dapat merubah Budget Line :
 Perubahan Harga. Jika harga suatu barang naik, maka Budget Line akan mengarah ke
titik Origin dan jika harga suatu barang turun, maka Budget Line akan bergeser menjauhi
titik 0.
 Perubahan Pendapatan. Jika pendapatan naik, Budget Line akan bergeser ke kanan/
menjauhi titk Origin.

Dan sebaliknya.

6. Ada d kunci
7. Biaya produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya
ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan
lain sebagainya.
Analisis Biaya produksi
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara
menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses
produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan
cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan
cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan
cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya
Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.

11. Marginal Utility


Marginal utility adalah sebuah konsep yang menggambarkan tentang tingkat
penurunan nilai suatu barang yang terjadi bila kuantitas barang tersebut terus
ditambahkan. Penambahan ini menyebabkan nilai suatu barang akan menurun.
Marginal utility adalah sebuah konsep tentang tingkat kepuasan seorang dalam konsumsi
suatu barang. Marginal utility sangat bergantung dengan selera dan kepuasan konsumen.
Utility dinilai dari nilai guna suatu barang yang digunakan oleh seorang konsumen.
Marginalisme menjelaskan tentang pilihan seorang konsumen dengan pemikiran seseorang
memutuskan apa manfaat yang akan dia terima dalam memilih kebutuhan untuk
dikonsumsi.
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang.
Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau utility-nya.
Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka utilitynya semakin rendah
pula.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian:
 Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan
sebagai akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang
tertentu.

Total utility (total utility). Yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
“ apabila tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu
barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah
konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative”
13. Kebijakan
a. Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang
penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara
lain dari pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri.
b. Kebijakan Nasionalis yaitu kebijakan Negara yang bersifat fundamental dan
strategis untuk mencapai tujuan nasional/Negara sesuai dengan amanat UUD 1945
GBHN. Kewenangan dalam pembuat kebijaksanaan adalah MPR, dan presiden
bersama-sama dengan DPR.
c. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau Bank
Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang
dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan penetapan suku bunga. Kebijakan fiskal dijalankan oleh pemerintah
sedangkan kebijakan moneter dijalankan oleh bank Indonesia (bank sentral).
Pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan moneter melalui kebijakan
moneter langsung seperti masalah kredit perbankan dan peredaran uang.
d. Pengertian Kebijakan Neraca Pembayaran adalah Kebijakan untuk memantau
keadaan neraca pembayaran guna memengaruhi nilai tukar. Hal tersebut berkaitan
dengan kegiatan ekspor dan impor. Contohnya adalah peningkatan ekspor
nonmigas, mendorong industri kecil di Indonesia untuk melakukan kegiatan ekspor-
impor.
e. Kebijakan industri dari suatu negara usaha strategis secara resmi untuk
mendorong pembangunan dan pertumbuhan dari sebagian atau seluruh sektor
perindustrian dan sektor-sektor lainnya dari perekonomian. Pemerintah memiliki
tujuan dalam meningkatkan daya saing dan kemampuan dari perusahaan-
perusahaan domestik dan memajukan transformasi struktural. Infrastruktur suatu
negara (transportasi, telekomunikasi dan industri energi) adalah bagian penting dari
sektor manufaktur yang seringkali memiliki peran kunci dalam kebijakan industri.
contoh dari kebijakan industri, yang sifatnya vertikal, kebijakan sektor yang spesifik,
termasuk memproteksi tekstil dari impor dan mensubsidi industri ekspor.

14. Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuk serta Strukturnya


a. Pasar Persaingan Sempurna. Jenis pasar persaingan sempurna dapat disebut juga
pasar persaingan murni yaitu merupakan pasar di mana terdapat banyak pembeli
dan penjual serta mereka sudah mengetahui keadaan pasar. Contoh dari pasar
persaingan sempurna adalah pasar berbagai jenis hasil pertanian.
Pasar persaingan sempurna mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut :
1) Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen (sejenis).
2) Pembeli ataupun penjual mempunyai informasi yang lengkap mengenai pasar.
3) Terdapat banyak pembeli dan penjual.
4) Harga yang sudah ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi dapat bebas keluar masuk pasar.
6) Tidak terdapat campur tangan dari pemerintah.
Kelebihan pasar persaingan sempurna :
1) Pembeli dapat dengan bebas memilih produk.
2) Tidak terdapat hambatan dalam mobilitas berbagai macam sumber ekonomi dari
suatu usaha ke usaha lainnya.
3) Dapat memaksimalkan efesiensi.
4) Kebebasan memilih dan bertindak.

Kelemahan pasar persaingan sempurna :


1) Tidak mendorong inovasi.
2) Membatasi pilihan konsumen atau pembeli dalam satu barang tertentu.
3) Persaingan sempurna yang memberikan ongkos sosial.
4) Distribusi pendapatan yang tidak merata.

b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Pasar jenis ini merupakan kebalikan dari pasar
persaingan sempurna. Untuk pasar persaingan tidak sempurna merupakan pasar
yang terdiri dari sedikit penjual serta banyak pembeli. Pada pasar ini para penjual
dapat untuk menentukan harga barang. Barang-barang yang diperjualbelikan
tersebut memiliki jenis yang berbeda beda atau terdapat berbagai jenis barang.
Jenis-jenis pasar persaingan tidak sempurna mempunyai bentuk-bentuk pasar,
antara lain :
 Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang terjadi ketika seluruh penawaran
terhadap sebuah barang pada pasar yang telah dikuasai oleh salah seorang
penjual atau sejumlah penjual tertentu. Contoh pasar monopoli : PT Pertamina
(persero), dan lain sebagainya.
Ciri-ciri pasar monopoli :
1) Hanya terdapat 1 penjual sebagai pengambil keputusan harga (guna
melakukan monopoli pasar).
2) Penjual lain tidak dapat menyaingi dagangannya.
3) Pedagang lain tidak dapat masuk, hal ini karena adanya hambatan dengan
undang-undang atau karena terdapat teknik yang canggih.
4) Jenis barang yang diperjualbelikan tersebut hanya semacam.
5) Tidak ada campur tangan dari pemerintah dalam masalah penentuan harga
Kelebihan pasar monopoli :
1) Keuntungan penjual yang relatif tinggi.
2) Bagi produk yang menguasai hajat hidup orang pada umumnya diatur oleh
pemerintah.
Kelemahan pasar monopoli :
1) Pembeli atau konsumen tidak terdapat pilihan lain untuk membeli tersebut.
2) Keuntungan hanya terpusat ke 1 perusahaan.
3) Terjadinya eksploitasi pembeli.

 Pasar monopolistik. Pasar jenis ini merupakan suatu dengan banyak penjual
yang menjual barang yang berbeda corak. Pasar jenis ini banyak dijumpai di
sektor perdagangan eceran dan jasa. Misalnya jasa salon, toko kelontong,
angkutan, dan toko obat.
Pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri, antara lain :
1) Terdapat banyak penjual dan banyak pembeli.
2) Barang yang dihasilkan yaitu sejenis, namun coraknya berbeda. Seperti :
sabun, minyak goreng, pasta gigi, dan lain sebagainya.
3) Terdapat banyak penjual yang memiliki besarnya sama, sehingga tidak
terdapat satu penjual yang dapat menguasai pasar.
4) Penjual dapat dengan mudah menawarkan barangnya di pasar.
5) Penjual memiliki sedikit kekuasaan dalam memengaruhi dan menentukan
harga pasar.
6) Adanya peluang guna bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang
dijual di pasar.

Kelebihan :
1) Penjual tidak sebanyak seperti pasar persaingan sempurna.
2) Produsen akan terpacu untuk berkreativitas.
3) Pembeli atau konsumen tidak mudah untuk berpindah dari produk satu ke
produk yang lainnya.
Kelemahan :
1) Biaya yang mahal untuk ke pasar monopolistik, hal ini karena untuk masuk ke
pangsa pasar tertentu dibutuhkan adanya riset dan pengembangan produk.
2) Persaingan yang sangat berat, hal ini karena pasar tersebut pada umumnya
didominasi oleh berbagai jenis produk ternama.

 Pasar Oligopoli. Pasar jenis ini merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
penjual yang menjual suatu barang tertentu, sehingga penjual yang satu dengan
yang lainnya dapat memengaruhi harga. Seperti : perusahaan rokok, perusahaan
menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan semen, dan industri
telekomunikasi.
Ciri-ciri Pasar Oligopoli:
1) Hanya terdapat sedikit penjual saja, sehingga keputusan dari salah satu
penjual di pasar tersebut dapat memengaruhi penjual lainnya.
2) Produk-produknya yang berstandar.
3) Kemungkinan terdapat penjual lain untuk masuk ke pasar masih terbuka.
4) Adanya peran iklan yang sangat besar dalam penjualan produk tersebut
Kelebihan :
1) Barang yang dihasilkan memiliki beragam corak.
2) Efesiensi di dalam menggunakan sumber daya.
3) Pengembangan teknologi serta inovasi.
Kelemahan :
1) Adanya persaingan harga yang ketat.
2) Banyaknya rintangan yang kuat guna masuk ke pasar oligopoli.

15. Tentang PDB


Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa
yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per
tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor
produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung
total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan
dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap
tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran
dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun.
Sebagai ilustrasi, bila suatu negara hanya menghasilkan satu jenis produk seperti
gula. Pada tahun 2010, negara tersebut menghasilkan 10.000 ton gula dengan harga
Rp10.000/Kg,- maka PDB negara tersebut pada tahun 2010 adalah 100 Miliar Rupiah. Bila
pada tahun 2009 diketahui bahwa PDB negara tersebut hanya sebesar 80 Miliar Rupiah,
dapatkah dikatakan bahwa PDB negara tersebut membaik karena mengalami kenaikan
output sebesar 20 Miliar (20%)?
Dari kondisi diatas. dalam membuat kesimpulan apakah PDB negara tersebut
membaik atau tidak? Kita harus tahu dulu produksi dan harga gula pada tahun 2009 karena
PDB yang lebih besar belum tentu berarti telah terjadi peningkatan output. Kembali ke kasus
di atas, dapat saja terjadi pada tahun 2010 harga gula per kilogram hanya Rp7.000,-
sehingga sebenarnya produksi tahun 2009 adalah 11.429 ton (80M/7jt). Dari data tersebut
dapat dilihat justru output pada tahun 2009 (11.429 ton) lebih besar dari produksi tahun
2010 (10.000 ton). Lalu mengapa PDB tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan 2009?
Jawabannya adalah karena adanya kenaikan harga gula pada tahun 2010, yang dalam
istilah ekonomi disebut pengaruh faktor infla si. Metode perhitungan seperti ini yang disebut
dengan PDB Harga Berlaku.
Nah, karena metode perhitungan PDB Harga Berlaku dapat memberikan informasi
yang menyesatkan bila kita tidak hati-hati melihatnya, maka untuk memperoleh kondisi yang
lebih akurat digunakanlah Metode perhitungan PDB dengan menggunakan harga konstan
dimana kita harus menentukan dahulu tahun dasar dari perhitungan, yaitu tahun dimana
perekonomian dalam keadaan stabil. Dengan demikian perhitungan PDB terlepas dari
pengaruh faktor inflasi. Bila diketahui bahwa ekonomi mengalami kestabilan pada tahun
2004 dengan harga gula hanya Rp5.000,- maka kita dapat bandingkan secara tepat kondisi
PDB tahun 2009 dan 2010 dengan contoh produksi gula di atas.

18.

Vous aimerez peut-être aussi