Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Secara umum dalam sebuah sistem logistik, terjadi pengelolaan yang terintegrasi
untuk memproduksi dan memindahkan suatu barang sampai kepada konsumennya
melalui supply chain. Untuk beberapa produk tertentu supply chain ini dimulai
dengan pengambilan bahan mentah yang ada, produksi dan distribusi. Aktivitas
tersebut biasanya juga dijabarkan menjadi pengangkutan muatan, penyimpanan,
pengelolaan penyimpanan, pengelolaan material dan juga semua proses pertukaran
informasi.
Logistik sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang
minimum. Sebab itu kebanyakan perusahaan sering mengesampingkan biaya-biaya
eksternal lain yang berhubungan dengan dampak terhadap lingkungan dan kehidupan
sosial di sekitarnya untuk menekan biaya, misalnya dampak terhadap perubahan
iklim, adanya polusi udara, suara, getaran, dan kecelakaan. Oleh karena itulah green
logistics muncul, dengan mengedepankan konsep mengurangi berbagai dampak
tersebut sehingga logistik menjadi suatu sistem yang berkelanjutan (adanya
keseimnbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan).
Logistik dianggap sebagai bisnis yang mengkonsumsi energi tinggi. Dampak logistik
pada perubahan cuaca membuat terjadinya peningkatan perhatian didalam beberapa
tahun terakhir. Menurut laporan forum ekonomi dunia, kegiatan logistik
menyumbang sekitar 5% dari 50.000 megaton emisi karbon dioksida yang dihasilkan
setiap tahun oleh aktivitas manusia.
Dimana 13 persen dari emisi CO2 di seluruh dunia disebabkan oleh mobil, kapal,
kereta api dan pesawat. Akibatnya, timbulah kesadaran secara global pada beberapa
tahun belakangan untuk mendorong konsep green ini. Diharapkan nantinya jumlah
angkutan barang hanya sekitar 8% dari energi yang terkait emisi CO2 di seluruh
dunia. Hal ini tentu akan membuat logistik berkesinambungan dan dalam jangka
panjang akan membuat lebih dari sekedar pemotongan emisi karbon.
Kekhawatiran akan dampak lingkungan mulai muncul di tahun 1950, dimana hal ini
timbul atas efek yang dihasilkan oleh transportasi. Seiring hal tersebut, muncul
berbagai penelitian substantif pada era tahun 1960-an. Konsep ini sendiri baru
mengemuka dalam 40 tahun terakhir, Dimana untuk di Indonesia sendiri hal ini baru
mulai terdengar dalam 8 dekade terakhir.
Green logistics merupakan bentuk logistik yang berfokus pada lingkungan yang
bertanggung jawab dalam seluruh operasi rantai pasokan, dimana hal tersebut
memastikan dampak lingkungan yang minimal dalam seluruh prosesnya. Dalam
setiap tahap manufaktur dan pengiriman barang bisa mendapatkan keuntungan dari
green logistics. barang secara bersama-sama (bukan dalam batch yang lebih kecil),
menggunakan kendaraan bahan bakar alternatif untuk pembuatan atau pun
pengiriman barang, mengurangi kemasan secara keseluruhan, memanfaatkan produk
mentah yang telah dipanen secara berkelanjutan, membangun fasilitas yang ramah
lingkungan untuk proses produksi dan penyimpanan barang serta mempromosikan
reycling dan reuse programs.
Kurang sempurnanya PT. APL Logistics dalam pelaksanaan green logistics, baik dari
hal-hal yang bersifat kendaraan operational kerja seperti kurang efisiensi bahan bakar
minyak (BBM) pada kendaraan dengan membuat mesin terus menyala saat kendaraan
parkir, atau dalam aktifitas kerja didalam kantor yakni dalam hal peralatan elektronik
kantor yang walau dalam keadaan idle atau stand-by tetap dialiri energi listrik karena
itu biasakan mencabut kabel laptop/mematikan komputer saat istirahat, maupun yang
bersifat administratif dalam hal kertas seperti menggunakan kertas sehemat mungkin
dengan memanfaatkan kertas bekas dan kedua halamannya bolak-balik.
Dengan menganalisis pelaksanaan green logistics pada PT. APL Logistics, dapat
dianalisis suatu strategi peningkatan pelaksanaan green logistics yang tepat dengan
menggunakan analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities and Threats) yang
bertujuan untuk mengembangkan pelaksanaan green logistics tersebut. Saat ini,
analisis SWOT digunakan dalam penyusunan perencanaan strategi-strategi sehingga
perusahaan mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman yang timbul
saat ini dan dimasa yang akan datang sehingga dapat melaksanakan optimalisasi dari
pelaksanaan green logistics di PT. APL Logistics.
Hal lainnya yang ada pada analisis SWOT biasanya digunakan dalam penyusunan
perencanaan strategi dalam bisnis (strategic business planning) yang bertujuan untuk
menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat
dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, karena perencanaan bisnis
yang baik merupakan alat yang sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara
efektif & efisien.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah PT. APL
APL Logistics merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
pengiriman dan logistics dengan layanan pengiriman domestik dan internasional.
Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai strategi pelaksanaan green logistics pada
PT. APL Logistics tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahi strategi
bisnis dalam pelaksanaan green logistics pada PT. APL Logistics. Untuk memecahkan
masalah penulis menggunakan 2 (dua) metode yaitu, pertama metode pengumpulan
data berupa data lapangan dan data perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian
dengan metode SWOT, dapat diketahui nilai tertimbang kekuatan perusahaan sebesar
2,982 dan nilai tertimbang kelemahan perusahaan sebesar 0,745, selisih positif faktor
internal yang didapat adalah 2,235. Sedangkan nilai tertimbang peluang bisnis
sebesar 2,345 dan nilai tertimbang ancaman bisnis sebesar 0,873, selisih faktor
eksternal yang didapat adalah 1,800. Dengan demikian posisi perusahaan PT. APL
Logistics berada pada kuadran I. Kuadran I menggambarkan perusahaan dalam
strategi agresif (Growth oriented strategy). Berdasarkan startegi SO, perusahan
menetapkan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan
memanfaatkan peluang yang tersedia. Berdasarkan matriks IE (Internal-Eksternal)
diperoleh total skor faktor strategis internal (2,982+0,745=3,727) dan total faktor
strategi eksternal (2,345+0,873=3,545). Sehingga letak perusahaan berada pada sel
VIII yaitu pada posisi diversifikasi konglomerats. Dimana artinya perusahaan berada
didalam posisi kompetitif perusahaan rata-rata, yang mengaharuskan perusahaan
mengalihkan upaya-upaya pengembangan perusahaan kedalam industri lain.
B. Arus /Siklus sistem Informasi
Perusahaan American President Lines (APL) Limited berkantor pusat di Oakland,
United State of America. Sejarah American President Lines sendiri sangatlah panjang
dan bahkan sudah berumur lebih dari 150 tahun, karena awalnya perusahaan ini
didirikan pada tahun 1846 hingga sekarang. Pada masa tahun 1846 sampai dengan
1899 APL sudah melatani jasa layanan transportasi perairan, tentunya sesuai dengan
perkembangan teknologi masa itu. Yaitu masih menggunakan alat transportasi berupa
kapal-kapal konvensional yang menggunakan peralatan terbaik pada zamannya.
Kapal yang digunakan waktu itu adalah SS California karena perkembangan dan
kebutuhan maka pada tahun-tahun berikutnya APL membuka jalur pantai timur
Amerika dengan membuat rute perdagangan ke pantai barat Amerika melalui terusan
panama dan dilanjutkan dengan membuka jalur Railroad di panama yang diteruskan
dengan pembukaan cabang-cabang. Hingga pada dekade 1896 pelayanan itu sudah
mencapai ke Honolulu, Kobe, Nagasaki dan Shanghai. Setelah itu dimasa tahun 1900
hingga 1949 laju pertumbuhan angkutan laut dari tahun meningkat sehingga
memberikan potensi untuk melakukan ekspansi maka APL pada tahun 1900 dengan
di pelopori oleh captain Dollar’s membuka jalur pelayanan kelas dunia, hal ini di
mulai dengan membuat kontrak kerjasama dengan pemerintah China tetapi masih
dalam sekitar perdagangan besi baja. Hal ini berguna untuk memperluas wilayah
pelayanan karena hampir seluruh wilayah di Amerika sudah di kuasainya.
Pada akhir masa perang dunia ke II total asset yang dimiliki oleh APL sudah
mencapai sekitar US $ 40.000.000,00 pada tahun 1947 dengan diresmikannya MV.
President Cleveland milik APL yang memiliki kapasitas angkut 550 penumpang dan
sangat mewah sehingga orang menyebutnya dengan “your American hotel abroad”.
Barulah pada dekade tahun 1950 hingga sekarang APL telah menjadi perusahaan
yang mendunia, untuk meningkatkan kejayaan perusahaan membuka cabang atau
agennya di hampir seluruh Negara. Pada sekitar tahun 1953 perkembangan petikemas
mulai muncul di wilatah bisnis transportasi, maka tidak ketinggalan pula APL
mengantisipasi kebutuhan ini, hal ini terbukti dengan di bangunnya kapal petikemas
atas pesanan APL sebanyak 11 unit (antara tahun 1952 – 1954) hal ini untuk
menjawab kebutuhan pasar sebanyak 23% ke wilayah pasifik pada tahun 1069 dah
58% ke wilayah pasifik pada tahun 1971. Pada sekitar tahun 1974 di bangun kapal
dengan nama MV. President Jefferson, ini adalah kapan full container yang pertama
milik APL.
Pada tahun 1997, untuk menguasai pasar global dan dorongan atas pelayanan skala
penuh ke seluruh dunia yang harus dimiliki serta oleh karena semakin besarnya
persaingan bisnis di bidang usaha transportasi maka APL mulai mengincar pasar di
Asia, hal ini terbukti dengan dilakukan “MERGER” antara America President Lines
(APL) dengan Neptune Orient Lines (NOL) hal ini dilakukan dengan semata- mata
demi memenangkan persaingan bisnis kelas dunia yang sedang berkembang sangat
pesat.
American President Line atau yang lebih dikenal dengan APL masuk ke Indonesia
pertama kali dengan menunjuk PT. Samudera Indonesia General Agent umum pada
tahun 1970. Pada tanggal 31 Desember 1992 American President Line mengakhiri
kerja dalam hal ke agen umum dan menunjuk PT Pelayaran Nasional (PELNI)
sebagai Port Agent. Setelah APL dengan Neptune Orient Line (NOL) pada tahun
1997 maka pada tanggal 13 November 1997 PT Amerindo Piranti Service, yang
bertindak selaku atas nama APL di Indonesia (Sales Agen saat ini) mengirim surat
kepada PT PELNI yang isinya agar PT PELNI menunjuk PT PUL Internasional
dijadikan Sub Agent, hal ini dimaksudkan untuk demi lancarnya pengambilan secara
keseluruhan nantinya. Sebagai jawaban atas syarat yang dimaksudkan maka pada
tanggal 14 November 1997, PT PELNI mengirim surat kepada PT PUL Internasional
melalui faximile dengan Nomor surat 658/ASPEN/LN dengan isi surat menunjuk PT
PUL Internasional sebagai Sub Agent dari PT PELNI pada tanggal 15 Desember 1997
APL melalui salah satu Direkturnya (Lim How Teck) mengirim surat konfirmasi
bahwa efektif tanggal 3 Januari 1998 sampai 3 Januari 2001 PT PUL Intenational
sebagai General Agent di Indonesia. Dan untuk menguatkan surat pemberitahuan
yang ditunjukan sebagai Direktur Jendral Perhubungan Laut yang isinya menegaskan,
bahwa mulai 3 Januari 1998 sampai dengan tanggal 3 Januari 2001 sebagai General
Agent APL di Indonesia adalah Intenasional Line.
Pada tahun 1998 APL dan NOL mengadakan merger NOL, seluruh staff APL yang
telah terseleksi berpindah tempat kerja di kantor NOL yang terletak di Wisma Trident.
Karena perkembangan peraturan di Indonesia memperbolehkan perusahaan Asing
berdiri, maka pada tanggal 16 Juli 2001 berdirilah perusahaan yang bernama PT APL
Indonesia, hal ini dibuktikan dengan keluarnya surat ijin pelayaran (SIUP) dari
Departemen Perhubungan dan Telkom RI dengan nomor BXXX-319/AL.58 yang
ditandatangani oleh Dirjen Perhubungan Laut yaitu Ir. Tjuk Sukadirman, Msi.
Menyatakan bahwa berdasarkan surat permohonan PT APL Indonesia, April 2001,
diberikan surat ijin usaha pelayaran kepada PT APL Indonesia dengan nomor wajib
pajak atau NPWP 01.362.621.3-056.
Pada tanggal 24 Oktober 2001, dengan dikirimnya surat dari Direktur Perhubungan
Laut nomor : AL.62/1/8.01 perihal pembaharuan (SIUP), Surat Ijin Operasi
Perusahaan dan Pelayaran (SIUPNP) dan identitas perusahaan yang dapat
melaksanakan keagenan umum yang ditunjuk kepada ketua DPP INSA (Dewan
Pimpinan Pusat Indonesia Ship Owner Assosiation) dan ditembuskan kepada semua
pelayaran di Indonesia.
Atas dasar surat tersebut PT APL Indonesia mengajukan permohonan perubahan dari
(SIUP) menjadi Surat Ijin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIPAL) dengan nomor
158/APL/AL/HRD/IX/2001 pada tanggal 19 November 2001, sekaligus Front Line
Office atau cabang yang bertanggung jawab langsung dari APL sejak tanggal tersebut
APL dan Neptune Orient Line berada dalam satu manajemen.
Pada tanggal 13 Februari 2002 Dirjen Perhubungan Laut mengeluarkan Surat Ijin
Usaha Perusahaan Angkutan Laut berdasarkan PP nomor 82 tahun 1999 tentang
angkutan perairan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 01.362.621.3-056.000. dengan
keluarnya SUIPAL ini maka PT APL Indonesia resmi berdiri secara hukum yuridis.
APL indonesia memiliki 8 kantor di Indonesia yang berada di Sumatera dan Jawa
yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Palembang dan
Panjang.
BAB III

KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN


A. Supply Chain Manajemen
APL Logistics memberikan pelayanan rantai persediaan terpadu yang dapat
mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan keuntungan potensial para pelanggan.
Dengan mempercepat dan menggabungkan layanan yang meliputi banyak hal untuk
memenuhi keperluan untuk pelanggan dalam hal rantai persediaan. Melalui Supply
Chain Management APL Logistics membantu pelanggan untuk membantu pelanggan
untuk mengatur proses rantai persediaan mereka baik domestik maupun internasional
dari sumber bahan mentah hingga tempat penjualan barang jadi. APL Logistics
bertindak sebagai pemimpin penyedia logistik, dan secara proaktif mengatur rantai
persediaan untuk mengurangi siklus waktu dan faktor-faktor variabel, meningkatkan
kualitas, melakukan pemantauan dan pengendalian dari ujung ke ujung. Adapun
bentuk layanan yang diberikan dalam pelayanan supply chain management ini adalah
supply chain design dan logistik network optimalization.
B. Resiko/Pengaduan
Pelayanan ini membantu para pelanggan mengkonsolidasikan produk-produk mereka
yang dibeli dari beberapa penjual, memberikan informasi dan mengurus dokumen-
dokumennya. Bentuk pelayanan dari kegiatan ini adalah
1) Consolidation
Melalui fasilitas-fasilitas yang tersebar di seluruh dunia, APL dapat
mengkonsolidasikan dan mengatur pergerakan barang ke pusat distribusi dan toko
pengecer, yang menata pengiriman dokumen dan informasi secara elektronik bagi
pelanggan untuk mengatur persediaan sehingga dapat meningkatkan kualitas
pemakaian barang dan mengurangi biaya rantai persediaan.
2) Vendor Education and Management
APL Logistics bertindak sebagai mata dan telinga, pelanggan di Luar Negeri yang
mengawasi penjualan untuk meyakinkan produknya dimuat, dikemas dan dikirimkan
secara tepat dan sesuai dengan keinginan pelanggan.
3) Quality Assurace / Quality Control
APL Logistics melakukan pemeriksaan untuk menguji kualitas barang dari penjual
yang sesuai dengan keinginan pelanggan, juga melakukan pemantauan kondisi
kontrol dan ciri-ciri produk (marketing), label, dan menyediakan barcod scanning
dari informasi-informasi tersebut pelanggan dapat menerima atau menolak barang
untuk dikirim.
Warehousing and Distribution
APL Logistics menyediakan solusi perdagangan dan distribusi yang membantu
pelanggan memperbaiki manajemen persediaan, mengurangi biaya operasi dan
mempercepat waktu siklus pemasaran.
International Freight Forwarding
APL Logistics menyediakan pelayanan transportasi global untuk memenuhi kualitas
mengenai pelayanan, kecepatan dengan tingkat harga, melalui multi modal transport
yang menawarkan pelayanan door to door sebagai bagian dari solusi untuk rantai
persediaan. Bentuk dari layanan ini adalah : ocean freight, air freight, truck
brokerage, customer brokerage.
2.Informasi/ Keunggulan PT APL Logistics
Adapun keunggulan PT APL Logistics didalam memberikan jasa pelayanannya
kepada konsumen ialah sebagai berikut :
1. Perusahaan paling mudah dikenali dalam hal penyedia layanan primer pada
industri konsolidasi.
2. Membuat jaringan supply chain management untuk Asia.
3. Proses terfokus pada pelayanan yang memuaskan.
4. Kepuasan pelanggan yang tinggi.
5. IT yang kuat dan terampil.
6. Fungsi Kunci PT APL Logistics
PT APL Logistics menerapkan 8 fungsi kunci dalam organisasinya, hal ini
dilakukan untuk menunjang kinerja karyawannya dan perusahaan, guna
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan yaitu Business Development,
Logistics Engineering, Information Technology, Customer Service, Operations
Management, Transport Management, Special Cargo Project, dan Human
Resource & Finance
BAB IV

PENUTUP
 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, mengenai pelaksanaan green logistics,
faktor internal yaitu kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) yang
dimiliki oleh PT. APL Logistics dalam mengembangkan usahanya dan faktor
eksternal yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) yang dihadapi
oleh PT. APL Logistics, serta langkah-langkah strategis pengembangan usaha PT.
APL Logistics dalam melaksanakan green logistics, maka penulis menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Faktor internal analisis SWOT yang dimiliki PT. APL Logistics terdiri dari
kekuatan antara lain network kerja yang mendunia, market share perusahaan
luas, prosedur dan jasa yang terus improve, tingkat kepuasan konsumen yang
tinggi, dan IT yang kuat dan terampil dengan skor (2,982). Sedangkan
kelemahannya yaitu operasional kerja perusahaan, fasilitas perusahaan,
keterbatasan pengetahuan karyawan, kurangnya himbauan dan sosialisasi, dan
tingkat turn over SDM tinggi dengan skor (0,745)
2. Faktor eksternal analisis SWOT yang dihadapi oleh PT. APL Logistics terdiri
dari, peluang adalah letak geografis Indonesia, volume eksport-import Negara
Indonesia, pertumbuhan permintaan jasa logistik, perkembangan teknologi dan
informasi, dan agent dan partner loyal pada perusahaan dengan skor (2,435).
Sedangkan ancamannya antara lain masalah infrastruktur, perusahaan pesaing
(competitor), masalah pendanaan dari perbankan, regulasi pemerintah, dan harga
minyak dunia dengan skor (0,873).
3. Berdasarkan hasil analisis SWOT menurut diagram PT. APL Logistics berada
pada kuadran I di mana pada daerah ini perusahaan memiliki situasi yang
menguntungkan sebab perusahaan dapat menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Pada kuadran ini strategi yang dapat
digunakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth
oriented strategy).
Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan menggunakan IE (Internal-Eksternal)
Matrix, PT. APL Logistics berada di kuadran VIII di mana pada kuadran ini
strategi yang diterapkan oleh perusahaan adalah strategi konsentrasi melalui
diversifikasi konglomerats. Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan
menggunakan TOWS Matrix, PT. APL Logistics menggunakan S-O. Pada
analisis SWOT menurut diagram PT. APL Logistics berada di kuadran I di antara
Strength (kekuatan) pada sumbu X dan Opportunity (peluang) pada sumbu Y,
sehingga strategi yang digunakan pada TOWS Matrix adalah strategi SO
(Strength-Opportunity).
6. Langkah-langkah strategis pengembangan usaha yang dilakukan PT. APL
Logistics adalah sebagai berikut: Menambah cabang baru dan agen perusahaan,
Memperluas pasar perusahaan dengan menerobos pasar baru, Melakukan
differensasi jasa yang win-win solution, Menjalin interconnected network yang
lebih easy, detail dan transparan dengan pengguna jasa
 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran yang
bermanfaat di kemudian hari dan dapat digunakan pada strategi pengembangan
usaha dalam rangka meningkatkan usaha jasa pelayanan PT. APL Logistics
adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan usaha dapat dilakukan apabila terciptanya kondisi internal yang
kondusif. Menurut saya melalui program penciptaan lingkungan kerja yang baik
(good corporate condition) dan program kegiatan yang ramah lingkungan, di
mana para pimpinan dapat bersikap bijak dan open minded terhadap
perkembangan bisnis yang dijalankan selaras dengan tetap memperhatikan
corporate social responsible. Hal ini dapat menstimulasi komunikasi yang baik
antara masing-masing karyawan, perusahaan, dan pengguna jasa.
Tugas Final :

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“ SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT.APL INDONESIA”

OLEH :

Nama : Arini Dwi Lestari


Stambuk : B1C1 15 014
Kelas :A

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018

Vous aimerez peut-être aussi