Vous êtes sur la page 1sur 5

1.

Definisi Asam Sulfat

Asam sulfat adalah asam mineral (zat anorganik) yang sangat kuat. Zat ini larut di dalam
air, memiliki rumusan kimia H2SO4, dan memiliki massa molar sebesar 98,08 g / mol. Asam
sulfat berpenampilan seperti cairan Higroskopis, berminyak, tak bewarna, dan tak berbau. Asam
Sulfat ini kerap pula dipanggil minyak vitriol. Asam Sulfat memiliki titik lebur sebesar 10 °C
(283 K) serta titik didih sebesar 337 °C (610 K). Asam ini bersifat korosif.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi
oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen
utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air
(oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan
bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).

2 . Sifat Fisika Asam Sulat

 Bentuk-bentuk Asam Sulfat


Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan:
1. 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium
2. 33,53%, asam baterai
3. 62,18%, asam bilik atau asam pupuk
4. 73,61%, asam menara atau asam glover
5. 97%, asam pekat

 Polaritas dan Konduktivitas


H2SO4 anhidrat adalah cairan yang sangat polar. Ia memiliki tetapan dielektrik sekitar 100.
Konduktivitas listriknya juga tinggi. Hal ini diakibatkan oleh disosiasi yang disebabkan oleh
swa-protonasi, disebut sebagai autopirolisis.

3. Sifat Kimia Asam Sulfat


 Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke dalam air
daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam
sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras.
 Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal,
menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer menyerang besi, aluminium,
seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga
memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat.

4. Kegunaan Asam Sulfat

 Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam
"metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuatpupuk fosfat dan
juga trinatrium fosfat untuk deterjen.
 Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.
 Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada seratpulp
kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat
pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk
membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat: Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3+ 3 H2O
 Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam
sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubahsikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon.

5. Bahan Baku yang digunakan

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat adalah belerang, oksigen,
air dan katalis vanadium pentaoksida sebagai bahan pembantu.

No Komponen Bentuk Warna Bau


Titik Didih Titik Leleh
(0C) (0C)
1. Belerang Padatan Kuning Menyengat 444,6 120
2. Sulfur Dioksida Gas - - -10,0 -75,5
3. Sulfur Trioksida Gas - - 16,83 446
4. Oksigen Gas - - -183 -218,4
5. Vanadium Padatan Kuning - 1750 800
Pentaoksida
6. Air Cairan - - 100 -

Penambangan dan Pembuatan Belerang


Pengambilan belerang alam dari dalam tanah (Proses Frasch)

Sebelum proses Frasch dikembangkan, belerang unsur ditambang dengan cara


manual, yaitu belerang dalam bijih dikonsentrasi dengan membakar sebagian
belerang itu dalm tumpukan agar sebagian belerang lainnya meleburdan zat cairnya
ditarik keluar,
kemudian dicetak dalam cetakan.
Proses Frasch. Sejak akhir tahun 1890-an, Herman Frasch
telah menciptakan cara yang cerdik untuk melebur belerang di bawah
tanah atau di bawah laut, untuk kemudian dipompakan ke permukaan.
Gambar 2. Skema Penambangan Belerang
Lubang-lubang bor digali sampai ke dasar lapisan yang
mengandung belerang dengan menggunakan peralatan pemboran
minyak biasa, sampai kedalaman 150 – 750 m. Kemudian suatu
sarangan yang terdiri dari tiga pipa dengan diameter berkisar antara 3
cm sampai 20 cm dilewatkan melelui strata yang mengandung
8
belerang dan berhenti di bagian atas anhidrat yang tidak
mengandungnya, seperti pada gambar.
Sebuah pipa 10 cm dimasukkan ke dalam pipa 20 cm,
sehingga terbentuk sebuah ruang anulus di antara keduanya yang
menjangkau sampai hampir ke dasar batuan yang mengandung
belerang, dan duduk pada suatu kalung yang menutup rapat ruang
anulus antara pipa 20 cm dan 10 cm tersebut. Sebuah pipa dengan
diameter 3 cm dijulurkan di tengah-tengah sampai sedikit di atas
kalung. Lubang-lubang dibagian atas digunakan untuk air panas
keluar dan lubang dibagian bawah untuk belerang lebur masuk.
Untuk mengoperasikan proses Frasch ini, air panas bersuhu
160oC dilewatkan melalui ruang anulus antara pipa 20 cm dan pipa 10
cm. Air itu akan keluar melalui perforasi (lubang-lubang) ke dalam
formasi berpori di dasar sumur. Batuan yang mengandung belerang di
sekitar sumur, yang dilalui oleh sirkulasi air panas tersebut akan
menjadi panas dan suhunya naik sampai di atas titik cair belerang,
yaitu kira-kira 115oC. Belerang cair yang lebih berat dari air akan
tenggelam dan membentuk suatu kolam di sekitar dasar sumur,
kemudian masuk melalui perforasi sebelah bawah, lalu naik ke atas
melelui ruang antara pipa 10 cm dan pipa 3 cm. belerang cair itu
didorong ke atas oleh tekanan air panas sampai kira-kira separuh
ketinggian ke permukaan. Udara bekanan air panas dipompakan
melalui pipa 3 cm untuk mengaerasi belerang cair dan menurunkan
densitasnya sehingga naik kepermukaan.
Sedangkan air ditarik keluar dari formasi itu dengan laju aliran
kira-kira sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan
tekanan yang dapat menyebabkan pemasukannya terhenti. Setelah
sampai dipermukaan, belerang cair itu dialirkan melalui pipa-pipa
yang dipanaskan dengan uap ke dalam pemisah (separator), dimana
udara dikeluarkan. Belerang itu kemudian dibiarkan memadat di
dalam tong-tong penimbunan atau tetap dalam keadan cair di dalm
tangki penimbunan yang dipanaskan dengan uap.

Proses Kontak dengan Absorpsi Ganda


Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara
berangsur-angsur dan menggunakan absorpsi ganda (juga
disebut katalis ganda), sehingga hasilnya lebih tinggi dan emisi
SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang.
Dalam konfigurasi aliran ini, gas yang keluar dari menara
absorpsi pertama dipanaskan lagi melalui pertukaran kalor
14
dengan gas konverter bawah dan masuk kembali dalam tahap
akhir konverter itu. Oleh karena itu, kadar sulfur trioksidanya
rendah, reaksinya:
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g)
Reaksi dapat berlangsung lebih jauh pada arah yang
dihendaki dan pemulihan dapat lebih tinggi dan mencapai
98,5%.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak
yang menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi ganda.
Gambar 7. Diagram alir asam sulfat dengan menggunakan
absorpsi ganda
Berikut adalah jalannya proses dari diagram alir asam sulfat
dengan menggunakan absorpsi ganda:
Sulfur Handling
Alat utamanya adalah Melter yang berfungsi untuk melebur
belerang degan pemanas Steam tekanan 7 kgf / cm2 dan temperatur
170 C melalui Coil. Untuk meratakan panas dan mengurangi
kotoran maka pada dasar Melter dilengkapi pengaduk sedangkan
untuk mengatasi terjadinya asam bebas ditambahkan serbuk kapur.
15
Sulfur cair yang terbentuk selanjutnya dialirkan ke Filter untuk
disaring kotorannya dan ditambahkan diatomeceous (bahan
precoating) supaya penyaringan dapat baik dan mengcoating dari
Filter. Sulfur cair dari Filter ditampung dalam Storage Tank yang
dilengkapi dengan Steam Coil (4 kgf / cm2) untuk mempertahankan
suhu 130 – 140 C.
Pembuatan Gas SO2
Peralatan utamanya adalah Furnace yang fungsinya membakar
sulfur cair dengan udara kering sehingga akan terbentuk SO2
gas.Sulfur cair dari Storage Tank dialirkan secara spray kedalam
Sulfur Furnace dengan ditambahkan udara kering dari Drying
Tower, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
S + O2 SO2 + Energi
Gas panas yang dihasilkan 10,5 % volume SO2 temperatur 1042 ºC
dan dimanfaatkan untuk Steam Superheater. Gas keluar dari Steam
Superheater temperature menjadi 430ºC .
Pengubah SO2
Peralatan utamanya adalah Converter yang terdiri dari 4 Bed
dengan fungsi mengkonversi SO2 menjadi SO3 dengan bantuan
katalis Vanadium Pentaoksida, dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 + ½O2 SO3 + Energi
Konversi yang terjadi pada bed 1 s/d 3 adalah 94% dengan
temperature 450 ºC dan didinginkan pada Economizer sampai 220
ºC yang selanjutnya dimasukkan ke dalam menara Absorber. Sisa -
sisa gas gabungan dari Heat Exchanger masuk Bed 4 dengan
temperatur 420 ºC dan terjadi konversi sekitar 99,73 %, dan keluar
Bed 4 masuk ke Economizer untuk didinginkan sampai 190 ºC,
kemudian masuk menara Absorber .
PengeringanUdara&Penyerapan SO3
16
Udara atmosfer dihisap oleh Air Blower lewat Drying Tower dan
air yang terkandung diserap dengan H2SO4 98,5% dan udara kering
yang dihasilkan dengan suhu 110 ºC digunakan sebagai udara
pembakar pada Sulfur Furnace. Penyerapan gas SO3dari Bed 3 dan
4 dilakukan di Absorber Tower dengan H2SO4 98,5% yang
merupakan reaksi eksotermis :
SO3 + H2O H2SO4 + Energi
Asam Sulfat dari Drying Tower dan Absorber Tower ditampung
dalam tanki penampung, apabila konsentrasi asam sulfat masih
terlalu tinggi maka ditambah air sehingga diperoleh H2SO4 98,5% .
Penyimpanan dan Loading
Produk H2SO4 yang dihasilkan disimpan dalam Acid Storage Tank
dan selanjutnya akan di transfer ke unit - unit yang memerlukan
serta sebagian lagi untuk product loading. Produk H2SO4 memiliki
temperatur 45 ºC, konsentrasi 98,5 % berat (min.), kadar H2O 2,0
% berat (max.), Fe 100 ppm dan SO2 150 ppm .
b. Proses Bilik Timbal
Proses bilik timbal yang dikembangkan pada pertengahan

Vous aimerez peut-être aussi