Vous êtes sur la page 1sur 3

Bab III.

Rekomendasi Penerapan Dan Pemanfaatan Gis Untuk Mendukung


Implementasi Pertanian Berlanjut
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi
berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta
memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun
terakhir ini (Wibowo, 2015). Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan
kepada para pengguna atau para pengambil keputusan untuk menentukan
kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan dengan aspek
keruangan (spasial). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudahkan dalam
hal pemetaan lahan. Sedangkan menurut Indrawati (2002) aplikasi SIG dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi
geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat
disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan.
Dalam bidang pertanian aplikasi SIG dapat digunakan untuk prediksi
produksi tanaman, pemetaan komoditi, identifikasi penyebaran pupuk dan
sebagainya, sehingga membantu mengelola sumberdaya pertanian, seperti luas
kawasan untuk tanaman, pepohonan dan saluran air. Di bidang kehutanan, untuk
pemetaan hutan, evaluasi lahan kritis, perencanaan penebangan pohon untuk
industri hutan, perencanaan reforestasi, dan visualisasi bentangan lahan. Untuk
konservasi, SIG digunakan untuk pemetaan habitat flora dan fauna dan
perencanaan kawasan konservasi.
Pada lahan bekas komoditas wortel di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo,
Bumiaji, Kota Batu tersebut permasalahan yang kentara yaitu lahan yang terlalu
miring untuk tanaman semusim, input pestisida yang banyak, dan pengairan yang
kurang memadai. Sehingga rekomendasi untuk mendukung implementasi
pertanian berlanjut menggunakan GIS perlu diterapkan. Berikut beberapa
rekomendasi untuk mendukung implementasi pertanian berlanjut dengan
memanfaatkan GIS:
1. Penilaian Resiko Usaha Pertanian
Dalam hal ini GIS digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya
pertanian dan perkebunan skala kawasan yang luas secara optimal dengan resiko
gagal tanam dan gagal panen minimum. Selain itu dengan GIS akan dapat
menetapkan masa tanam yang tepat, memprediksi masa panen, mengembangkan
sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap debit,
curah hujan dan scenario pola tanam dan jenis tanaman yang paling
menguntungkan secara ekonomi dan teknis. Sehingga pada pertanaman wortel
tersebut GIS dapat membantu dalam menetapkan pengelolaan yang dapat
menurunkan resiko yang mungkin terjadi dalam budidaya wortel.
2. Pemantauan Produksi Pertanian
Pada lahan tersebut GIS membantu dalam menempatkan komoditas wortel
yang kemungkinan sesuai dan mempunyai daya dukung lahan yang tinggi. Dalam
pemantauan produksi pertanian, GIS berperan dalam bagian pemetaan atau
peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan lahan pertanian pada suatu
daerah. Aplikasi GIS juga dapat membantu dalam memantau keadaan- keadaan
di sekitar wilayah pertanian tersebut. Dengan pemantauan ini maka diharapkan
dapat digunakan untuk mengetahui langkah tepat yang harus dilakukan pada
daerah tersebut. Sehingga GIS diharapkan dapat menghasilkan produksi yang
maksimal dan memuaskan.
3. Pengelolaan Sumberdaya Air
Karena pada lahan tersebut dalam memperoleh air kurang memadai maka
GIS dapat membantu dalam memilih lokasi yang strategis dalam mendapatkan air
dan atau membuat bendungan baru pada daerah yang sesuai demi menyediakan
air bagi areal disekitarnya. GIS juga dapat dimanfaatkan untuk menangani
konservasi air pada suatu daerah terdapat sumber air yang perlu dikonservasi
maka kita dapat menentukan langkah yang tepat untuk dilakukan pada daerah
tersebut melalui data spasial yang diperoleh dari aplikasi GIS. Selain itu GIS akan
memudahkan dalam melakukan analisis kebutuhan dan tindakan untuk rehabilitasi
hutan dan lahan DAS yang berdayaguna dan berhasil guna.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada lahan wortel yang ada di Dusun Kekep penerapan SIG khususnya
dalam pengendalian hama dan penyakit dapat melalui pemetaan penyebaran
penyakit di beberapa wilayah baik itu yang menyerang omoditas wortel maupun
komoditas lain. Sehingga dengan ini petani menjadi lebih waspada terhadap
penyakit yang mungkin bisa masuk ke lahannya. Dalam bidang Hama dan
Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian
secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan GIS serangan akan
adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.
5. Pemantauan Budidaya Pertanian
Pemantauan menggunakan GIS terhadap komoditas wortel digunakan untuk
membantu dalam menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi
tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah
yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang
digunakan dalam masa depan. Menurut Tjahjana (2015) dengan penggunaan
aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi
mengenai lingkungan tumbuh di lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar
air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya,
irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukanposisi lahan, monitoring
lingkungan, dan lain sebagainya
6. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan
Menurut Susilo (2008) GIS dalam aspek konservasi hutan dan keragaman
hayati, digunakan untuk menentukan area prioritas dan hotspot dari keragaman
hayati. Jika prioritas dan hotspot keanekaragaman hayati telah ditetapkan maka
untuk konservasi biodiversitas dapat dilakukan secara spesifik dan terpusat. Selain
itu konservasi akan tetap sasaran pada bentang lahan yang memiliki biodiversitas
tinggi. Salah satu konservasi dilakukan pada hutan tropis. Sehingga pada Dusun
Kekep tersebut dapat terbantukan dalam hal konservasi dan areal yang prioritas
yang dapat ditanami wortel ataupun komoditas lain yang menguntungkan.
7. Kegiatan Presisi Pertanian
Menurut McBratney dan Whelan (1995) dalam Litbang Jember (2012)
Pertanian presisi merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan
pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi
keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan
optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari pertanian presisi
adalah mencocokkan beberapa sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian
dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik
lokasi di dalam lahan. Sehingga dalam mengelola komoditas wortel di Dusun
Kekep dapat dimaksimalkan dengan berbasis teknologi informasi dan diharapkan
menghasilkan produksi yang lebih bersa dari input.
Indrawati. 2002. Sistem Informasi Geografi (SIG). Yogyakarta: Gava Media
Information Systems 7 (5), 407–424.
Litbang Jember. 2012. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Dalam Aplikasi
Pemupukan Tanaman Tembakau. Di posting pada !8 Oktober 2012 dalam
web https://litbangjember.wordpress.com/2012/10/18/100/. Diakses pada
26 Oktober 2018
Susilo, Bowo., Emilya Nurjani dan Rika Harini. 2008. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Untuk Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 22(2): 165-177
Tjahjana, Bambang Eka., Nana Heryana dan Nendyo Adhi Wibowo. 2015.
Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Pengembangan
Kebun Percobaan. Jurnal Balittri SIRINOV. 3(2): 103-112
Wibowo, Koko Mukti., Indra Kanedi dan Juju Jumadi. 2015. Sistem Informasi
Geografis (Sig) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di Provinsi
Bengkulu Berbasis Website. J.Media Infotama, 11(01): 51-60

Vous aimerez peut-être aussi