Rekomendasi Penerapan Dan Pemanfaatan Gis Untuk Mendukung
Implementasi Pertanian Berlanjut Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun terakhir ini (Wibowo, 2015). Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudahkan dalam hal pemetaan lahan. Sedangkan menurut Indrawati (2002) aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan. Dalam bidang pertanian aplikasi SIG dapat digunakan untuk prediksi produksi tanaman, pemetaan komoditi, identifikasi penyebaran pupuk dan sebagainya, sehingga membantu mengelola sumberdaya pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan dan saluran air. Di bidang kehutanan, untuk pemetaan hutan, evaluasi lahan kritis, perencanaan penebangan pohon untuk industri hutan, perencanaan reforestasi, dan visualisasi bentangan lahan. Untuk konservasi, SIG digunakan untuk pemetaan habitat flora dan fauna dan perencanaan kawasan konservasi. Pada lahan bekas komoditas wortel di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu tersebut permasalahan yang kentara yaitu lahan yang terlalu miring untuk tanaman semusim, input pestisida yang banyak, dan pengairan yang kurang memadai. Sehingga rekomendasi untuk mendukung implementasi pertanian berlanjut menggunakan GIS perlu diterapkan. Berikut beberapa rekomendasi untuk mendukung implementasi pertanian berlanjut dengan memanfaatkan GIS: 1. Penilaian Resiko Usaha Pertanian Dalam hal ini GIS digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan skala kawasan yang luas secara optimal dengan resiko gagal tanam dan gagal panen minimum. Selain itu dengan GIS akan dapat menetapkan masa tanam yang tepat, memprediksi masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap debit, curah hujan dan scenario pola tanam dan jenis tanaman yang paling menguntungkan secara ekonomi dan teknis. Sehingga pada pertanaman wortel tersebut GIS dapat membantu dalam menetapkan pengelolaan yang dapat menurunkan resiko yang mungkin terjadi dalam budidaya wortel. 2. Pemantauan Produksi Pertanian Pada lahan tersebut GIS membantu dalam menempatkan komoditas wortel yang kemungkinan sesuai dan mempunyai daya dukung lahan yang tinggi. Dalam pemantauan produksi pertanian, GIS berperan dalam bagian pemetaan atau peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan lahan pertanian pada suatu daerah. Aplikasi GIS juga dapat membantu dalam memantau keadaan- keadaan di sekitar wilayah pertanian tersebut. Dengan pemantauan ini maka diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui langkah tepat yang harus dilakukan pada daerah tersebut. Sehingga GIS diharapkan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan memuaskan. 3. Pengelolaan Sumberdaya Air Karena pada lahan tersebut dalam memperoleh air kurang memadai maka GIS dapat membantu dalam memilih lokasi yang strategis dalam mendapatkan air dan atau membuat bendungan baru pada daerah yang sesuai demi menyediakan air bagi areal disekitarnya. GIS juga dapat dimanfaatkan untuk menangani konservasi air pada suatu daerah terdapat sumber air yang perlu dikonservasi maka kita dapat menentukan langkah yang tepat untuk dilakukan pada daerah tersebut melalui data spasial yang diperoleh dari aplikasi GIS. Selain itu GIS akan memudahkan dalam melakukan analisis kebutuhan dan tindakan untuk rehabilitasi hutan dan lahan DAS yang berdayaguna dan berhasil guna. 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada lahan wortel yang ada di Dusun Kekep penerapan SIG khususnya dalam pengendalian hama dan penyakit dapat melalui pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu yang menyerang omoditas wortel maupun komoditas lain. Sehingga dengan ini petani menjadi lebih waspada terhadap penyakit yang mungkin bisa masuk ke lahannya. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi. 5. Pemantauan Budidaya Pertanian Pemantauan menggunakan GIS terhadap komoditas wortel digunakan untuk membantu dalam menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa depan. Menurut Tjahjana (2015) dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukanposisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya 6. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan Menurut Susilo (2008) GIS dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, digunakan untuk menentukan area prioritas dan hotspot dari keragaman hayati. Jika prioritas dan hotspot keanekaragaman hayati telah ditetapkan maka untuk konservasi biodiversitas dapat dilakukan secara spesifik dan terpusat. Selain itu konservasi akan tetap sasaran pada bentang lahan yang memiliki biodiversitas tinggi. Salah satu konservasi dilakukan pada hutan tropis. Sehingga pada Dusun Kekep tersebut dapat terbantukan dalam hal konservasi dan areal yang prioritas yang dapat ditanami wortel ataupun komoditas lain yang menguntungkan. 7. Kegiatan Presisi Pertanian Menurut McBratney dan Whelan (1995) dalam Litbang Jember (2012) Pertanian presisi merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari pertanian presisi adalah mencocokkan beberapa sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan. Sehingga dalam mengelola komoditas wortel di Dusun Kekep dapat dimaksimalkan dengan berbasis teknologi informasi dan diharapkan menghasilkan produksi yang lebih bersa dari input. Indrawati. 2002. Sistem Informasi Geografi (SIG). Yogyakarta: Gava Media Information Systems 7 (5), 407–424. Litbang Jember. 2012. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Dalam Aplikasi Pemupukan Tanaman Tembakau. Di posting pada !8 Oktober 2012 dalam web https://litbangjember.wordpress.com/2012/10/18/100/. Diakses pada 26 Oktober 2018 Susilo, Bowo., Emilya Nurjani dan Rika Harini. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 22(2): 165-177 Tjahjana, Bambang Eka., Nana Heryana dan Nendyo Adhi Wibowo. 2015. Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Pengembangan Kebun Percobaan. Jurnal Balittri SIRINOV. 3(2): 103-112 Wibowo, Koko Mukti., Indra Kanedi dan Juju Jumadi. 2015. Sistem Informasi Geografis (Sig) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. J.Media Infotama, 11(01): 51-60