Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh
Saada Lestaluhu
I. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan
organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tetapi
hanya strain Bovin dan Human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini
berukuran 0,3 x 2 sampai 4 µm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
I. Patogenesis
Tempat masuk kuman M. tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi
melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mendukung kuman-
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan
merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu
yang terkontaminasi.
Tuberkulosisadalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara
sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya limfosit T) adalah
sel imunosupresifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag
yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya . Respon ini disebut
sebagai reaksi hipersensitivitas.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai
suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Setelah berada di alveolus biasanya
dibagian bawah lobus atas paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini
membangkitkan reaksi peradangan. Alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi dan akan mengalami gejala pneumonia akut. Pneumonia ini dapat sembuh
dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga
berlanjut terus dan bakteri dapat terus difagosit atau berkembang biak dalam sel. Basil
juga menyebar dalam getah bening menuju kekelenjar getah bening regional.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
seperti keju, lesi nekrosis ini disebut kaseosa. Lesi primer paru-paru dinamakan focus
Ghon dan dan gabungan terserangnya getah bening regional dan lesi primer dinamakan
kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan,
dimana bahan cair lepas kedalam bronchus dan menimbulkan kavitas kemudian akan
masuk kepercabangan trakheobronkhial. Proses ini dapat terulang kembali dibagian
lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa sampai kelaring, telinga tengah atau usus.
Keterbatasan
Aktivitas batuk-batuk
Gangguan pertukaran gas
respon batuk
sesak
pengeluaran droplet
kurang
terpajan/salah
resiko penularan interpretasi formal
Infeksi keterbatasan kognitif
Informasi yg tdk akurat/tdk
lengkap
Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar)keluarga
TEORI KEPERAWATAN
I. Pengkajian kien’
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan umum, napas pendek karena kerja, kesulitan
tidur pada malam hari, menggigil dan/atau berkeringat, mimpi buruk
Tanda : takikardi, takipnea/dispnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri dan
sesak napas (tahap lanjut).
2. Integritas Ego
Gejala : adanya faktor stres lama, masalah keuangan, rumah;
perasaan tak berdaya/ tak ada harapan; populasi budaya/etnik : amerika asli atau
imigran dari Amerika Tengah, Asia Tenggara.
Tanda : menyangkal (khusus nya selama tahap dini), ansietas, ketakutan,
mudah terangsang.
3. Makanan/Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, tak dapat mencerna, penurunan
BB
Tanda : turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang
lemak subkutan
4. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang; berhati-hati
pada area yg sakit; perilaku distraksi , gelisah
5. Pernapasan
Gejala : batuk produktif atau tak produktif; nafas pendek; riwayat
tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luas ayau fibrosis
parenkim paru dan pleura); pengembangan pernapasan tak simetris (efusi pleura);
perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleuraatau penebalan pleural),
bunyi napas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral (efusi
pleura/pneumotoraks) , bunyi nafas tubuler dan /atau bisikan pektoral diatas lesi
luas. Krekels tercatat diatas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk
pendek ; karekteristik sputum hijau, purulen, mukoid kuning atau bercak darah;
deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik); tak perhatian, mudah terangsang yang
nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
6. Keamanan
Gejala : adanya kondisi penekanan imun mis : AIDS, kanker, tes
HIV positif
Tanda : demam randah atau sakit panas akut
7. Interaksi Sosial
Gejala : perasaan isolasi/penolakan kareana penyakit menular;
perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan karakteristik untuk
melaksanakan peran
8. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga TB; ketidakmampuan umum/status
kesehatan buruk; gagal untuk baik/kambuhnya TB; tidak berpartisipasi dalam
terapi
9. Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6,6 hari
10. Rencana Pemulangan : memerlukan bantuan dalam terapi obat dan bantuan
perawatan diri dan pemulihan/perawatan rumah.
II. Diagnosa keperawatan dan Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Tujuan : menurunkan resiko penyebaran infeksi dan menunjukkan
tehnik/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang
aman.
Intervensi :
Kaji patologi penyakit (aktif/fase tidak aktif)
R/ membantu klien menyadari/menerima perlunya mematuhi program
pengobatan
Identifikasi orang lain yang beresiko
R/ orang – orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah
penyebarannya/terjadinya infeksi
Kaji tindakan kontrol sementara mis: masker/isolasi pernafasan
R/ dapat membantu menurunkan rasa terisolasi dan membuang stigma sosial
sehubungan dengan penyakit menular
Awasi suhu sesuai indikasi
R/ reaksi demam indikator adanya penyakit infeksi lanjut
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan
upaya batuk buruk
Tujuan : mempertahankan jalan nafas klien; mengeluarkan sekret tanpa bantuan;
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi :
Kaji fungsi pernafasan, catat bunyi nafas, kecepatan irama dan kedalaman
serta penggunaan otot-otot aksesories
R/ penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis, ronhi/mengi
menunjukkan akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan penggunanan otot aksesoris pernafasan
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/ batuk efektif, catat
karakteristik, jumlah sputum dan adanya hemoptisis
R/ pengeluaran sulit bila sekret sangat kental. Sputum berdarah kental atau
darah cerah diakibatkan oleh kerusakan kavitas paru atau luka bronkial dan
dapat memerlukan evaluasi intervensi lanjut
Berikan posisi semi fowler tinggi
R/ posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan
Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
R/ pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret,
membuatnya mudah dikeluarkan
Kolaborasi dalam pemberian mukolitik
R/ agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru untuk
memudahkan pembersihan
3. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar kapiler
Tujuan : penurunan dispnea; perbaikan ventilasi dan oksigenasi; bebas dari gejala
distres pernafasan
Intervensi :
Kaji dispnea, takipnea tak normal/menurunnya bunyi napas, peningkatan
upaya pernapasan , terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan.
R/ TB paru menyebabkan efek luas pada paru dan bagian kecil
bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas, nekrosis, efusi pleura dan
fibrosis luas. Efek pernafasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sampai
distres pernafasan
Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sianosis dan/atau perubahan
pada warna kulit termasuk membran mukosa dan kulit
R/ akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu oksigenasi organ
vital dan jaringan
Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri
sesuai keperluan
R/ menurunkan konsumsi oksigenasi/kebtuhan selama periode penurunan
pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala.
Kolaborasi pemberian oksigen tambahan yang sesuai
R/ alat dalam memperbaiki hipoksia yang dapat terjadi sekunder terhadap
penurunan ventilasi/menurunnya permukaan alveolar paru
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk,
kelemahan, dispnea
Tujuan : BB meningkat, lab. Normal dan bebas dari malnutrisi
Catat status nutrisi klien pada penerimaan, turgor kulit dan derajat kekurangan
BB, integritas mukosa oral, kemampuan/ketidakmampuan menelan, adanya
tonus otot usus, riwayat mual muntah atau diare
R/ berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilih intervensi
yang tepat
Pastikan pola diet biasa klien yang disukai/tak disukai
R/ membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan /kekuatan khusus
pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki makanan diit
Awasi masukan/pengeluaran dan BB secara periodik
R/ berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet
R/ memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk
kebutuhan matabolik dan diet
Awasi pemeriksaan laboratorium mis: BUN, protein serum dan albumin
R/ nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunjukkan kebutuhan
intervensi/perubahan program terapi
5. Kurang pengetahuan keluarga (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan
tindakan dan pencegahan berhubungan dengan kurang penjelasan informasi pada
orang tua/tak akuratnya informasi
Tujuan : menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan kebutuhan
pengobatan
Kaji kemampuan keluarga untuk belajar
R/ belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada
tahap individu
Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
R/ dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek
obat yang memerlukan evaluasi lanjut
Berikan instruksi dan informasi tertulis khusus pada pasien untuk rujukan
R/ informasi tertulis menurunkan hambatan keluarga klien untuk mengingat
sejumlah besar informasi
Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
R/ meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah
penghentian obat sesuai kondisi klien
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. Y
2. Tempat tgl lahir/usia : Makassar, 07 – 03 - 1992
3. Jenis kelamin : Laki - laki
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Alamat : Jln. Sunu lr. II no. 53
7. Tgl masuk : 10 – 6 - 2004
8. Tgl pengkajian : 15 – 6 - 2004
9. Diagnosa medik : KP Milier
10. Rencana terapi : Pengobatan Spesifik untuk KP
4. Campak Lupa -
5. Hepatitis lupa -
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Baik Klien menghabiskan ¼
porsi
2. Menu makan Rutin tidak ada Sesuai dgn diit dan terapi
Variasi walaupun makanan yg
diberikan sering tdk
dihabiskan
3. Frekuensi makan 3x sehari Sering kali dgn jumlah
sedikit
4. Makanan pantangan tidak ada Tidak ada
5. Pembatasan pola tidak ada Tidak ada
makan
6. Cara makan makan sendiri Disuapi orang tua
7. Ritual saat makan tidak ada Tidak ada
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Air putih, susu, kadang Air putih setiap haus &
the susu 250 cc tiap 2 x sehari
Malas minum
2. Frekuensi minum Tiap kali makan dan haus
1250 cc
3. Kebutuhan cairan Tidak diketahui karena
ibu klien tidak tahu BB
klien sebelum sakit sering minum walaupun
4. Cara pemenuhan Minum dalam jumlah sedikit
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB :
1. Tempat pembuangan WC dalam rumah WC di RS dengan cara
digendong oleh orang tua
2. Frekuensi (waktu) 1 x sehari 2 x sehari
3. Konsistensi padat berbentuk padat berbentuk
4. Kesulitan tidak ada tidak ada
5. Obat pencahar tidak pernah tidak pernah
menggunakan obat mengunakan obat
BAK :
1. Tempat BAK WC dalam rumah WC dan pot urinal
2. Frekuensi/waktu BAK sering kali Sering kali
3. kesulitan dalam BAK Tidak ada Tidak ada
4. konsistensi Cair, warna kuning- Cair, warna agak
kuningan kemerahan
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang Kadang-kadang jam Tidak menentu
- Malam 21.00 – 06.00 20.00 – 06.00 tapi sering
terbangun karena batuk
2. Pola tidur Tidur hanya dilakukan tidur dilakukan pada
pada malam hari siang dan malam hari
3. Kebiasaan sebelum Tidak ada tidak ada
tidur
4. Kesulitan tidur Tidak ada sering terbangun pada
malam hari karena batuk
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olah - -
raga
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi sendiri Tidak pernah mandi
- Frekuensi 2 x sehari hanya dilap basah dan
- Alat mandi sabun diberi bedak
2. Cuci rambut
- Frekuensi kadang-kadang/tdk Tidak pernah dilakukan
menentu
- Cara dilakukan sendiri
3. Gunting kuku setiap kali kuku terlihat Belum pernah dilakukan
- Frekuensi panjang
- Cara dilakukan sendiri
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2x sehari Belum pernah dilakukan
- Cara digosok sendiri
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain Istirahat ditempat
tidur
2. Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
3. Penggunaan alat Bantu Tidak ada Tidak ada
aktifitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada Anak tampak kurus
tubuh dan sangat lemah
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat Senang -
sekolah
2. Waktu luang Bermain -
3. Perasaan setelah Senang -
rekreasi
4. Waktu senggang klg - -
5. Kegiatan hari libur nonton TV dan bermain -
D. Sistem pernapasan
Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, sekret
tidak ada, polip tidak ada, epistaksis tidak ada.
Leher : ada pembesaran kelenjar limfe pada submandibula sebesar kelereng
Dada :
Bentuk dada normal dimana diameter transversum lebih besar dari
diameter AP
Gerakan dada simetris, terdapat retraksi dan menggunakan otot bantu
pernapasan
Suara napas tambahan berupa ckeckles di lobus kanan bawah
Tidak ada clubbing finger
E. Sistem Cardio Vaskuler
Konjungtiva tidak anemis, bibir agak pucat, arteri karotis kuat, tekanan vena
jugularis tidak meninggi
Ukuran jantung normal
Suara jantung S1 kesan normal, S2 kesan normal. Tidak ditemukan adanya
bising aorta, murmur dan gallop
Capilary refiliing time 2 detik
F. Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterus, bibir agak kering, tidak ada laboiskizis
Mulut tidak tampak stomatitis, tidak ada palatoskizis, jumlah gigi 28 buah,
kemampuan menelan baik, caries tidak ada, mukosa mulut kering
Gaster : kembung jarang dirasakan, tidak ada nyeri , gerakan peristaltik usus
15x/mnt
Abdomen : hati, lien, ginjal tidak teraba
G. Sistem indra
1. Mata
Kelopak mata tidak ada, oedema/bulu mata tidak mudah rontok/tercabut
Pemeriksaan visus tidak dilakukan
Lapangan pandang kesan tidak ada gangguan
2. Hidung
Penciuman baik, tidak ada perih di hidung yang dirasakan, tidak pernah
trauma/mimisan
Tidak ada sekret yang menghalangi penciuman
3. Telinga
Keadaan daun telinga : kanalis auditorius baik tidak ada serumen
Fungsi pendengaran kesan tidak ada gangguan
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
Status mental : orientasi baik, daya ingat baik, klien kurang koperatif pada
saat diperiksa dan tidak mau menjawab segala pertanyaan, bahasa yang
digunakan baik
Kesadaran :Eyes 4 (membuka mata spontan); Motorik 6 (bergerak
mengikuti perintah); Verbal 5 (bicara normal)
Bicara kurang spontan sesuai pertanyaan yang diberikan kadang disertai
ekspresi wajah
2. Fungsi cranial
tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan saraf cranial mulai dari
Nervus I sampai Nervus XII
3. Fungsi motorik : klien nampak lemah dan seluruh aktivitasnya dibantu oleh
orang tuanya
4. Fungsi sensorik : Suhu, Nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (kesan normal/tidak
ditemukan adanya kelainan)
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan kesan normal tidak ditemukan
adanya kelainan.
6. Refleks : Bisep, trisep, patella, babinski kesan normal
7. Iritasi meningen : tidak ditemukan adanya refleks patologis melalui
pemeriksaan (kaku kuduk, laseque sign, brudzinski I/II)
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bentuk kepala meochepal, tidak kaku dan tidak ada nyeri
2. Vertebrae : tidak ditemukan adanya scoliosis, lordosis, kyposis. ROM pasif,
klien malas bergerak, aktivitas klien adalah berbaring di tempat tidur,
walaupun kadang-kadang duduk pada saat makan
3. Pelvis : gaya berjalan seimbang, gerakan dan ROM pasif, tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan trendenburg tes dan ortolani/barlow
4. Lutut tidak bengkak, gerakan aktif, Mc murary test dan Balatement test
hasilnya negatif
5. Kaki tidak bengkak, gerakan aktif, kemampuan jalan melemah, tanda tarikan
tidak ada
6. Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
J. Sistem Integumen
Rambut warna hitam, tidak mudah dicabut tapi agak kotor
Kulit sawo matang, temperatur hangat, kering. Bulu kulit kurang, tidak ada
erupsi atau gatal , tidak ada tahi lalat, tidak ada ruam.
Kuku : warna putih, permukaan kuku rata, kotor, tidak mudah patah
K. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid tidak nampak dan teraba tidak ada pembesaran
Ekskresi urine sedikit, tidak ada polidipsi dan poliphagi
Suhu tubuh sering tidak seimbang, tidak ada keringat berlebihan
Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut
L. Sistem Perkemihan
Tidak ditemukan adanya oedema
Tidak ditemukan adanya nocturia, dysuria, kencing batu dan hematuria
M. Sistem Reproduksi
Alat genetalia glans penis nampak bersih dan tidak ditemukan adanya
pembengkakan
N. Sistem Imun
Tidak ada riwayat alergi terahadap cuaca, debu, bulu binatang dan zat kimia.
Penyakit yang berhubungan dengan cuaca adalah flu
= Foto Rotgen
tidak ada
= CT Scan
tidak ada
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Orang tua klien mengatakan anaknya Porsi makan tidak dihabiskan , hanya ¼
malas makan piring
Orang tua klien mengatakan porsi yang Klien nampak sangat lemah, kekuatan
diberikan tidak dihabiskan otot 3 (cukup kuat untuk mengatasi
Orang tua klien mengatakan anaknya gravitasi)
masih batuk Batuk +, berlendir + susah untuk
Orang tua klien mengatakan anaknya dikeluarkan
kadang-kadang sesak Sesak +, sianosis –
Orang tua mengatakan tidak mengerti Bunyi napas tambahan + crakles dibagian
tentang panyakit anaknya basalis paru
Orang tua klien mengatakan tidak Kuku kotor
mengerti akan keadaan anaknya Pengukuran antopometri :
Orang tua klien tidak memahami tentang TB : 124 cm
perawatan dan pengobatan anaknya BB : 16 kg
Orang tua klien sering menanyakan LLA : 12 cm
kondisi anaknya LK : 51 cm
Orang tua klien mengatakan sangat kuatir LD : 57 cm
akan keadaan penyakit anaknya LP : 51 cm
Tanda – tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N : 124 x/m
R : 40 x/m
SB : 37 o C
Konjungtiva tidak anemis
Bibir lembab
Capilari refilling time 2 detik
Pemeriksaan diagnostik
WBC : 18.7 H (20.0 – 40.0)
GRH : 16.2 x H ( 1.4 – 6.5)
HgB : 10.9. L (12.0 – 16.0)
BBS : 48 mm ( 10 – 20)
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Kuman TB Nutrisi kurang dari
Orang tua klien kebutuhan tubuh
mengatakan anaknya
mulai malas makan Invasi pada sal.napas
Orang tua klien
mengatakan porsi makan
tidak dihabiskan Aktivitas seluler meningkat
DO :
Porsi makan tidak
dihabiskan, hanya ¼ Peningkatan metabolisme
piring
Klien nampak lemah
Pemecahan lemak, KH dan
Kekuatan otot : 3 protein
BB : 16 kg
TB : 124 kg
LLA : 12 cm BB menurun
LK : 51 cm
LD : 57 cm
Nutrisi kurang dari kebutuhan
LP : 51 cm
Turgor kulit baik
Peristaltik usus 12x/mnt Kuman TB Bersihan jalan
2. napas tidak efektif
DS :
Orang tua klien Invasi pada sal.napas
mengatakan anaknya
masih batuk
Orang tua klien Menstimulasi sel-sel goblet dan
mengatakan anaknya sel mukosa kecil yg
kadang-kadang sesak mengekresikan mukus
Orang tua klien berlebihan
mengatakan lendirnya
susah untuk dikeluarkan
Peningkatan produksi mukus
DO :
Batuk + berlendir +
Lendir susah untuk Penumpukan sekresi mukus pada
dikeluarkan jalan napas
Bunyi napas tambahan +
crakles dibagian basalis
Respirasi 42x/mnt Batuk - batuk
Pemeriksaan diagnostik
tes :
WBC : 18.7 H Bersihan jalan napas tidak
GRH : 16.2 H efektif
HGB : 10.9
BBS : 48
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan Intake pemasukan 1. kaji status nutrisi Pengkajian merupakan
nutrisi kurang dari nutrisi adekuat klien dengan data dasar berkelanjutan
kebutuhan tubuh b/d sesuai dgn tingkat pemasukan setiap utk memantau perubahan
anoreksia ditandai pertumbuhan dan kali makan dan dan mengevaluasi
dengan : perkembangan dgn kemampuan/ketida intervensi serta berguna
DS : kriteria : kmampuan dalam mengidentifikasi
Orang tua klien Porsi makan menelan derajat luasnya masalah
mengatakan anaknya yang diberikan
mulai malas makan dihabiskan 2. identifikasi Membantu dalam
Orang tua klien Klien aktif makanan yang mengidentifikasi
mengatakan porsi BB normal 32 kg disukai dan yg kebutuhan/kekuatan
makan tidak Nafsu makan tidak disukai klien khusus pertimbangan,
dihabiskan meningkat keinginan individu dpt
DO : memperbaiki masukan
Porsi makan tidak diit
dihabiskan, hanya ¼
piring 3. observasi indikator Memantau sejauh mana
Klien nampak lemah terpenuhinya terapi nutrisi yg diberikan
Kekuatan otot : 3 kebutuhan nutrisi memenuhi kebutuhan
BB : 16 kg tiap 2 hari berupa klien dan mengatasi
TB : 124 kg BB dan LLA masalah nutrisi yg
LLA : 12 cm dialami klien
LK : 51 cm
4. dorang keluarga Membuat lingkungan
LD : 57 cm
utk membawa sosial lebih normal
LP : 51 cm makanan dari selama makan dan
Turgor kulit baik rumah dan untuk membantu memenuhi
Peristaltik usus membagi dgn klien kebutuhan personal dan
12x/mnt terutama makanan kultur
kesukaan klien
Obat mukolitik
5. penatalaksanaan menurunkan kekentalan
obat mukolitik dan perlengketan sekret
paru utk memudahkan
pembersihan