Vous êtes sur la page 1sur 12

KIMIA DASAR (t)

Kelompok 1

1.luluq azizah prasetya (1848401006)

2.Refnia meilanda (1848401008)

3.Diah ayu kumalasari (1848401013)

4.Risa anggun meilani (1848401024)

5.Firgin Efiyanti Ningrum(1848401040)

6.Ayu setianingrum (1848401030)

7.syifa augie rahmadani (1848401037)

8.Rian jonesa (1848401038)

ANION

Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak pada
golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam
kalsium, garam barium, ataupun garam zinknya.

(Svehla G. 1985:316)

A. Proses-proses yang dipakai dalam menganalisa anion adalah :

1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang


diperoleh pada pegolahan asam-asam Proses ini dibagi lagi kedalam sub klas-sub klas
yaitu :

a.Gas-gas dalam dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
Karbonat, hydrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida, dan sianat.

(Svehla G. 1985:316)

b.Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Hal ini meliputi zat-zat dari (a)
plus zat berikut: fluorida, heksafluorosilikat, bromida, iodid, nitrat, klorat (bahaya),
perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II),
heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

(Svehla G. 1985:316)
2. Proses yang tergantung pada reaksi dalam larutan. Proses ini juga dibagi menjadi
subklas-subklas yaitu :

a.Reaksi pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.

(Svehla G. 1985:317)

b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan


Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.

(Svehla G. 1985:317)

B. Jenis-jenis anion

Berikut akan disebutkan beberapa jenis anion yang sebagian dari larutan yang ada,
jenis anion itu adalah:

1. Karbonat CO32-

 Kelarutan

Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-


logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen Karbonat atau
bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi
ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang
berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutanair atau suspensi dan
akan terurai dalam pendidihan larutan.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3-

Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut
dibanding karbonat lain padanannya.

Untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan Natrium Karbonat,


Na2CO3. 10 H2O 0,5 M.

(Svehla G. 1985:317)

 Reaksi-reaksi

1. Asam klorida encer

Terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbondioksida dipanaskan :

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasikan dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur( air
burit) adalah :
CO2 + Ca2+ + 2 OH– CaCO3 + H2O

CO2 + Ba2+ + 2 OH– BaCO3 + H2O

Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan


Dolomit, (Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin.
Zat-zat ini harus dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi
dipanaskan. Uji air kapur atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru
ditaruh di tabung uji atau suling kecil (kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam
klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera disumbat kembali. Gas
yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam air kapur
atau air barit yang terdapat pada tabung uji, kekeruhan yang terjadi
menunjukkan adanya karbonat.

(Svehla G. 1985:317)

2. Larutan Barium Klorida (atau kalium klorida)

Endapan putih Barium (atau kalsium) karbonat:

CO32- + Ca2+ CaCO3

CO32- + Ba2+ BaCO3

Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak


bereaksi.

Endapan dalam asam mineral dan asam karbonat:

BaCO3 + 2H+ Ba2+ + CO2 + H2O

BaCO3 + CO2 + H2O Ba2+ + 2HCO3–

(Svehla G. 1985:318)

3. Larutan Perak Nitrat

Endapan putih Perak Karbonat :

CO32- + 2Ag++ Ag2CO3

Endapan larutan dalam asam nitrat dan dalam amonia :

Ag2CO3 + 2H+ 2 Ag+ + CO2 + H2O

Ag2CO3 + 4NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + CO32-

Endapan menjadi kuning atau coklat dengan menambahkan reagen yang


berlebihan, karena terbentuk perak oksida , hal yang yang sama terjadi jika
campuran dididihkan:
Ag2CO3 Ag2O + CO2

(Svehla G. 1985:318)

4. Uji natrium karbonat-fenolftalein

Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi warna merah
jambu oleh karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna oleh bikarbonat
yang tak larut. Maka jika karbon dioksida yang dibebaskan oleh asam encer
dari karbonat, dibuat berkontak dengan suatu laruan fenolftalein yang telah
diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat, karbon dioksida ini bisa
diidentifikasi dari hilangnya warna itu.

CO2 + CO32- + H2O 2HCO3–

Kosentrasi larutan natrium karbonat harus sedemikian, sehingga warna itu tak
dapat dihilangkan oleh karbon dioksida dalam atmosfer, pada kondisi
eksperimen itu. (Svehla G. 1985:319)

2. Sulfit (SO32-)

 Kelarutan

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari
logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam
alkali larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam
larutan.

(Svehla G. 1985:320)

 Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium sulfit


Na2SO3.7H2O 0,5 M. Reaksi-reaksi tersbut antara lain :

1. Asam klorida encer (atau asam sulfat encer) : terjadi penguraian, lebih cepat
dengan dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida :

SO32- + 2 H+ è SO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari :

 Bau belerang terbakar yang menyesakkan nafas


 Dari pewarnaan hijau, yang disebabkan pembentukan ion-ion
kromium(III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi
dengan larutan kalium dikromat yang telah dimasamkan, dipegang di atas
mulut tabung uji.
SO2 + Cr2O72- + 2H+ è 2Cr3+ + 3 SO42- + H2O

 Memegang sehelai kertas saring yang dibasahi larutan kalium iodat dan
kanji, dalam uap tersebut, pada mana warna biru yang disebabkan oleh
pembentukan iod akan terlihat.

5 SO2 + 2 IO3– + 4 H2O è I2 + 3 SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:321)

2. Larutan barium klorida (BaCl2) atau strontium klorida (SrCl2): terbentuk


endapan putih barium atau strontium sulfit :

SO32- + Ba2+ è BaSO3

Endapan melarut dalam asam klorida encer, dimana dilepaskan belerang


dioksida

BaSO3 + 2 H+ è Ba2+ + SO2 + H2O

Setelah didiamkan nendapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan


kemudian menjadi tak larut dalam asam mineral encer; perubahan ini dapat
dihsilkan dengaan epat dengan memanaskn air brom atau sedikit asam nitrat
pekat atau dengan hydrogen peroksida :

BaSO3 + 2 O2 è 2 BaSO4

BaSO3 + Br2 + H2O è BaSO4 + 2Br– + 2 H+

3 BaSO3 + 2 HNO3 è 3 BaSO4 + 2 NO + H2O

BaSO3 + H2O2 è BaSO4 + H2O

Kelarutan pada 180 dari sulfit dari kalsium, strontium, dan barium masinG
masing adalah 1,25 g/L, 0,033 g/L, 0,022 g/L

3. Larutan perak nitrat : mula-mula, tak terjadi perubahan yang dapat dilihat,
karena pembentukan ion-ion sulfitoargentat :

SO32- + Ag+ è (AgSO3)–

Dengan menambahkan reagensia yang lebih banyak, terbentuk endapan


kristalin putih, perak sulfit :

(AgSO3)– + Ag+ è Ag2SO3

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan berlebihan :

Ag2SO3 è + SO32- 2 (AgSO3)–


Setelah larutan garam kompleks itu atau suspensi endapan dalam air,
dididihkan, perak logam yang berwarna abu-abu mengendap :

2 (AgSO3)– è 2 Ag + SO42- + SO2

Ag2SO3 + H2O è 2 Ag + SO42- + 2 H+

Endapan larut dalam asam nitrat encer, dimana gas belerang dioksida
dilepaskan :

Ag2SO3 + 2 H+ è SO2 + 2 Ag+ + H2O

Endapan juga melarut dalam ammonia, dimana terbentuk kompleks diamina


argentat :

Ag2SO3 + 4 NH3 è 2 [Ag(NH3)2]+ + SO32-

(Svehla G. 1985:321)

4. Larutan kalium permanganat, yang diasamkan dengan asam sulfat encer


sebelum pengujian : warna menjadi hilang disebabkan reduksi menjadi ion-ion
mangan(II) :

5 SO32- + 2 MnO4– + 6 H+ è 2 Mn2+ + 5 SO42- + 3 H2O

(Svehla G. 1985:322)

5. Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum
pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan
ion-ion kromium(III) :

3 SO32- + Cr2O72- + 8 H+ è 2 Cr3+ + 3 SO42- + 4 H2O

(Svehla G. 1985:322)

6. Larutan timbal asetat atau timbal nitrat : terbentuk endapan putih timbal sulfit :

SO32- + Pb2+ è PbSO3

7. Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum
pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan
ion-ion kromium(III) :

3SO32- + Cr2O72- + 8H+ è 2Cr3+ + 3SO42- + 4H2O

(Svehla G. 1985:322)

3. Permanganat (MnO4–)

 Kelarutan
Semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu (lembayung-
kemerahan).

(Svehla G. 1985:387)

 Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipergunakan larutan kalium permanganat (KMnO4)


0,02 M. reaksi-reaksi tersebut adalah :

1. Hidrogen peroksida

Penambahan reagensia ini kepada larutan kalium permanganat, yang telah


diasamkan dengan asam sulfat pekat, mengakibatkan warna menjadi hilang
dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah (mengandung arti)

2 MnO4– + 5 H2O2 + 6 H+ è 5 O2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)

2. Reduksi permanganat

Dalam larutan asam, reduksi berlangsung sampai pembentukan ion mangan(II)


yang tak berwarna. Zat pereduksi yang dapat dipakai antara lain:

ü Hidrogen sulida : dengan adanya asam sulfat encer, larutan akan hilang
warnanya dan belerang akan diendapkan.

2 MnO4–+ 5 H2S + 6 H+ è 5 S + 2 Mn2+ + 8 H2O

ü Sulfur dioksida : dengan adanya asam sulfat, sulfur dioksida mereduksi


permanganat dengan seketika:

2 MnO4–+ 5 SO2 + 2 H2O è 5 SO4 + 2 Mn2+ + 4 H+

ü Besi (II) sulfat : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat


menjadi mangan(II). Larutan menjadi kuning karena terbentuknya ion-ion
besi(II).

MnO4–+ 5 Fe2+ + 8 H+ è 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O

Warna kuning hilang jika ditambahkan fosfat atau kalium fluorida; mereka
membentuk kompleks tak berwarna dengaan besi(III).

ü Kalium iodida : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat dengan


disertai pembentukan iod :

2 MnO4–+ 10 I– + 16 H+ è 5 I2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)
3. Asam klorida pekat

Semua permanganat pada pendidihan dengan asam klorida pekat melepaskan


klor.

2 MnO4–+ 16HCl è 5Cl2 + 2Mn2+ + 6Cl– + 8H2O

(Svehla G. 1985:389)

4. Asam sulfat pekat

Permanganat larut dalam reagansia ini dengan menghasilkan larutan hijau,


yang mengandung mangan heptoksida (anhidrat permanganat (Mn2O7)),
larutan ini bisa meledak pada suhu biasa, dan ledakan yang sangat hebat
mungkin terjadi pada pemanasan.

2 KMnO4 + H2SO4 è Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:389)

5. Larutan natrium hidroksida

Dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganat dengan larutan pekat


natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium permanganat yang hijau
dan dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini dituangkan ke dalam air
yang besar volumenya, atau diasamkan dengan asam sulfat encer, warna ungu
dari kalium permanganat puylih kembali, dan mangan dioksida mengendap.

4 MnO4– + 4 OH– è 4 MnO42- + O2 + 2 H2O

3 MnO4– + 2 H2O è 4 MnO42- + MnO2 + 4 OH–

reaksi yang terakhir sebenarnya adalah suatu reaksi disproporsionasi, dimana


mangan(VI) sebagian dioksidasikan menjadi mangan(VII) dan sebagian
direduksi menjadi mangan(IV).

(Svehla G. 1985:389)

4. Klorida (Cl–)

 Kelarutan

Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perak klorida,
AgCl, timbal klorida, PbCl2 (yang larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi
mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida,
BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium(II) oksiklorida, Hg2Ocl2, tak
larut dalam air.

(Svehla G. 1985:345)
 Reaksi-reaksi

Untuk mepelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium klorida 0,1 M.


reaksi-reaksi tersebut adalah :

1. Asam sulfat pekat: klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin,
penguraian adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan
hydrogen klorida :

Cl– + H2SO4  HCl  + HSO4–

Produk ini dapat dikenali dari :

 Baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih, yang terdiri dari
butiran halus asam klorida
 Pembentukan kabut putih ammonium klorida
 Sifatnya yang mengubah kertas lakmus biru menjadi lakmus merah

(Svehla G. 1985:346)

2. Mangan disulfida dan asam sulfat pekat

Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan


yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran
dipanaskan perlahan-lahan, klor akan terlepas dan dapat dididentifikasi dari
baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya
yang memutihkan kertas lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-
kanji menjadi biru. Hydrogen klorida yang mula-mula terbentuk,
dioksidasikan menjadi klor.

MnO2 + H2SO4 + 2Cl–  Mn2++ Cl2  + 2SO42-+ 2H2O

(Svehla G. 1985:346)

3. Larutan perak nitrat : menghasilkan endapan perak klorida, yang seperti


dadih dan putih. Tidak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut
dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan
iosulfat :

Cl– + Ag+  AgCl 

AgCl  + 2NH3  [Ag(NH3)2]+ + Cl–

[Ag(NH3)2]+ + Cl– + 2H+  AgCl  + 2NH4+

Jika endapan perak klorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok
dengan larutan natrium arnit, endapan diubah menjadi perak arsenit yang
kuning (berbeda dengan perak bromida dan perak iodida, yang tidak
dipengauhi oleh pengolahan ini). Reaksi ini juga dapatdipakai untuk uji
pemastian terhadap klorida :

3AgCl + AsO32-  Ag3AsO3  + 3Cl–

(Svehla G. 1985:346)

4. Larutan timbal asetat : terbentuk endapan putih timbal klorida (PbCl2) dari
larutan yang pekat :

2Cl– + Pb2+  PbCl2 

(Svehla G. 1985:346)

C. Uji khusus untuk campuran anion

1. Karbonat dengan kehadiran sulfit

Bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang
menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit. Namun uji
dikromat untuk sulfit tidak dipengaruhi oleh hadirnya karbonat. Untuk
mendeteksi karbonat dalam kehadiran sulfit, dapat dilakukan dengan
mengolah campuran padat dengan asam sulfat encer dan mengalirkan gas yang
dibebaskan lewat sebuah botolcuci kecil atau tabung didih yang mengandung
larutan kalium dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan diubah menjadi
hijau, dan pada waktu yang bersamaan belerang dioksida akan dihilangkan
dengan lengkap, gas sisa kemudian diuji dengan air kapur menurut cara
biasa. (Svehla G. 1985:409)

2. Nitrat dalam kehadiran nitrit

Nitrit mudah diidentiofikasi dalam kehadiran nitrat dengan mengolahnya


dengan asam mineral encer, kalium iodida dan pasta kanji, atau dengan uji
tiourea. Namun nitrat tak dapat dieteksi dalam kehadiran nitrit karena nitrit
akan positif dalam uji cincin coklat dengan larutan besi(II) sulfat dan asam
sulfat encer. Oleh karena itu nitrit diuraikan terlebih dahulu oleh salah satu
metode berikut :

1. mendidihkan dengan larutan ammonia klorida sampai gelegak berhenti


2. menghangatkan dengan urea dan asam sulfat encer sampai pembebasan gas
berhenti
3. menambahkan sedikit asam sulfamat pada larutan.
Untuk metode yang terakhir merupakan metode yang paling sederhana dan
paling efisien untuk menyingkirkan nitrit dalam larutan asam. Kemudian uji
cincin coklat untuk nitrat dapat diterapkan.

(Svehla G. 1985:409)

3. Nitrat dalam kehadiran bromida atau iodida

Uji cincin coklat untuk nitrat tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida
dan iodida karena halogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat
akan mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu,
larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam
ammonium (jika ada) terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di
bawah air keran. Aliase Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau
bubuk zink) kemudian ditambahkan dan campuran yang terjadi dihangatkan
dengan lembut. Pembebasan amonia (yang dideteksi dari baunya) dengan
kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap kertas merkurium(I)
nitrat menyatakan adanya nitrat.

Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan


larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak
diendapkan dengan larutan natrium karonat, kemudian nitrat diuji dengan cara
biasa dalam filtrat.

(Svehla G. 1985:410)

4. Nitrat dalam kehadiran klorat

Klorat mengganggu uji cincin coklat. Nitrat direduksi menjadi ammonia dan
klorat tersbut sekaligus direduksi menjadi klorida yang dapat diuji dengan
larutan perak nitrat dan larutan asam nitrat encer.

Jika terdapat larutan klorida pada larutan asli, klorida ini dapat disingkirkan
dulu dengan penambahan larutan larutan perak sulfat jenuh.

(Svehla G. 1985:410)

5. Klorida dalam kehadiran bromida dan iodida

Prosedur ini mencakup pembuangan bromida dan iodida dngan kalium atau
ammonium peroksodisulfat dengan adanya asam sulfat encer. Jadi dihasilkan
halogen bebas, dan dapat dibuang baik dengan penguapan biasa (mungkin
perlu ditambahkan air untuk mengmbalikan volume semula) atau dengan
penguapan pada suhusekitar 800 dalam aliran udara.

(Svehla G. 1985:410)

6. Bromida dan iodida dengan kehadiran satu sama lain

Prosedur yang digunakan sebagai berikut :


1. Asamkan larutan dengan asam sulfat encer dan tambahkan 1 – 2 ml karon
tetraklorida
2. Tambahkan 1 – 2 tetes larutan natrium hipoklorit encer dan kocok (suatu
pewarnaan ungu dalam lapisan karbon tetraklorida menunjukkan iodida)
3. Teruskan penambahan larutan hipoklorit setetes demi stetes untuk
mengoksidasi iod menjadi iodat (tak berwarna) dan kocok pada setiap
penambahan.
4. Warna lembayung akan menghilangdan pewrnaan coklat kemerahan dari
lapisan karbon tetra klorida, yang disebabkan oleh brom (atau brom klorida
(BrCl)) yang terlarut, akan diperoleh jika ada bromida. Jika hanya terdapat
iodida, larutan akan tak berwarna setelah warna lembayung menghilang.

(Svehla G. 1985:412)

Vous aimerez peut-être aussi