Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
AMANDA PUTRI
NPM 1102014017
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
2
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil a’lamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT , karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul "Efek Platelet-Rich Plasma Terhadap Viabilitas
Mesenchymal Progenitor Cell Dan Ditinjau Menurut Islam". Atas dukungan yang
diberikan dalam penyusunan skripsi ini dan sebagai suatu bentuk penghormatan
dan penghargaan penulis atas segala bantuan yang telah diberikan maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
3. DR. Restu Syamsul Hadi, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia memberikan pengarahan, mengoreksi, dan memberi semangat
dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT, selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau.
4. DR. Zuhroni, M.Ag. selaku dosen pembimbing agama Islam yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan masukan, dan
mengoreksi skripsi ini. Semoga Allah SWT, selalu melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada beliau.
6. Untuk kedua orang tua saya, Effendi Hatta, SE & Riana Doris S, SH, terima
kasih banyak atas doa dan dukungannya sehingga saya mampu
menyelesaikan skripsi ini.
ii
7. Untuk adik saya Bianda Nathania P., Mongga dan Abel yang senantiasa
memberikan semangat kepada saya.
8. Nicil, Desya, Damiri dan Faza, teman-teman satu perjuangan skripsi saya yang
selalu siap sedia membantu setiap penelitian dan penyusunan skripsi ini.
10. Untuk Abyantara I.F., Alvin A., Cakra Karim, Dini Pelarudia dan
Yuliana Wahyuni, terima kasih atas semangat serta canda tawa yang
telah mengisi hari-hari saya
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan skripsi ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang dapat
membangun penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis, civitas akademika Universitas YARSI, dan masyarakat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... i
KETERANGAN LAYAK ETIK ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR SKEMA ...................................................................................................v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………… viii
ABSTRAK……………………………………………………………………….. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….4
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………4
1.3. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………… 4
1.4. Tujuan Penelitian……………………………………………………….4
1.5. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 4
BAB VI
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………….33
6.2 Saran…………………………………………………………………...33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….35
ii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.2. Kerangka Teori…………………………………………………………9
Skema 2.3. Kerangka Konsep………………………………………………………9
Skema 3.11. Alur Penelitian……………………………………………………….15
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR SINGKATAN
vi
EFEK PLATELET-RICH PLASMA TERHADAP
VIABILITAS MESENCHYMAL PROGENITOR CELL DAN
DITINJAU DARI ISLAM
ABSTRAK
ABSTRAK
Latar Belakang: Proses penyembuhan luka terdiri atas empat fase terintegrasi dan
saling tumpang tindih: hemostatis, inflamasi, proliferasi dan remodeling jaringan.
Respons penyembuhan yang normal dimulai ketika ada jaringan yang terluka. Ketika
komponen darah jatuh kedalam jaringan yang terluka, platelet akan berkontak dengan
kolagen yang tak terlindungi dan elemen matriks ekstraseluler lainnya. Kontak ini
memicu platelet untuk mengeluarkan faktor pembekuan begitu juga dengan faktor
pertumbuhan dan sitokin seperti Platelet Derived Growth Factor (PDGF) dan
Transforming Growth Factors-β (TGFβ). PRP dapat menekan pengeluaran sitokin
dan membatasi inflamasi, bereaksi dengan makrofag untuk mempercepat proses
penyembuhan jaringan dan regenerasi, membantu pembentukan kapiler baru, dan
mempercepat pembentukan epitel baru pada luka yang kronik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat efek Platelet-Rich Plasma terhadap viabilitas sel MPC.
Metode: Penelitian ini dilakukan secara in vitro menggunakan 3 variasi dosis PRP
yaitu; 2,5%, 5%, 10% dan 3 dosis PPP yaitu; 2,5%, 5%, 10% kemudian viabilitas sel
dihitung menggunakan kemudian viabilitas sel dihitung menggunakan MTT assay
atau microplate reader .
Hasil: Ketika pemberian PRP dan PRP dibandingkan, terdapat perbedaan yang tidak
begitu signifikan. Masing-masing sel masih dapat menjaga viabilitasnya serta
kemampuan untuk menyerap zat warna. Bentukan Kristal Formazan pun terdapat
pada masing masing sel yang diberikan dosis PRP dan PPP yang berbeda.
Kesimpulan: Setiap peningkatan atau penurunan dari angka viabilitas sel dapat
dideteksi dengan mengukur konsentrasi Kristal Formazan. MTT dapat dianggap
sebagai penghambat aktivitas dari mitokondria pada sel yang viabel. Prinsip dasar
MTT adalah untuk membentuk Kristal Formazan ungu yang jumlahnya sebanding
dengan sel yang hidup. Pada penelitian ini, terlihat masing masing sel MPC yang
diberikan konsentrasi PRP dan PPP berbeda beda dan ditambah dengan MTT
menghasilkan bentukan Kristal Formazan. Masing-masing sel masih dapat menjaga
viabilitasnya serta kemampuan untuk menyerap zat warna. Dalam Islam, hukum
penggunaan PRP diperbolehkan asal tidak menimbulkan mudharat.
ABSTRACT
ABSTRACT
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
bakteri dan jaringan yang rusak. Sebagai bagian dari fase inflamasi,
makrofag akan muncul dan melanjutkan proses fagositosis begitu juga
dengan mengeluarkan PDGF dan TGFβ dalam jumlah yang banyak.
Makrofag memiliki banyak peran dalam penyembuhan luka. Pada awal
luka, makrofag mengeluarkan sitokin yang dapat meningkatkan respons
inflamasi dengan mengaktivasi leukosit tambahan. Makrofag juga
berperan untuk menginduksi dan membersihkan sel-sel apoptosis
(termasuk neutrofil), dengan demikian akan membantu untuk penyelesaian
proses peradangan. Setelah makrofag membersihkan sel-sel apoptosis,
makrofag akan melakukan transisi fenotipik menjadi keadaan reparatif
yang menstimulasi keratinosit, fibroblast, dan angiogenesis untuk
regenerasi jaringan (Meszaros et al., 2000; Mosser and Edwards, 2008).
Ketika area luka telah dibersihkan, fibroblast akan bermigrasi untuk
memulai fase proliferatif dan mengendapkan matriks ekstraseluler yang
baru. Matriks kolagen yang baru akan menjadi tautan silang dan
terorganisir pada akhir fase remodeling.
PRP dapat menekan pengeluaran sitokin dan membatasi inflamasi,
bereaksi dengan makrofag untuk mempercepat proses penyembuhan
jaringan dan regenerasi, membantu pembentukan kapiler baru, dan
mempercepat pembentukan epitel baru pada luka yang kronik. PRP
memiliki peran sebagai pelindung luka dengan menghasilkan sinyal
protein yang dapat menarik makrofag. PRP juga mengandung sedikit
jumlah leukosit yang dapat mensisntesis interleukin yang berperan sebagai
respon imun non-spesifik (Lacci et al, 2010).
Ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada zaman modern ini,
mengalami banyak perubahan dan sangat cepat, sedang agama bergerak
dengan lamban sekali,karena itu terjadi ketidak harmonisan antara agama
dan ilmu pengetahuan serta teknologi (Hasyim B, 2013).
Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada penemuan
baru di bidang kedokteran yaitu stemcell sedangkan definisi stemcell itu
sendiri adalah sel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri
2
menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah
menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang
lagi menjadi stemcell.
Stemcell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti plasenta, tali pusat
janin, darah, dan sumsum tulang belakang. Sedangkan menurut sumber lain
stemcell yaitu suatu sel yang belum matang atau belum berdeferensiasi (berubah)
menjadi sel atau jaringan tertentu. Dalam bahasa indonesia, stemcell disebut
sebagai sel punca atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa kedokteran, stemcell
dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel),
multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat
berubah menjadi jaringan apapun). Dengan kemampuan ini, stemcell dapat
menyembuhkan sel-sel tubuh yang rusak atau hilang karena penyakit yang berat
dengan cara beregenerasi menjadi organ atau jaringan yang rusak tersebut.
Platelet Rich Plasma dapat diperoleh melalui darah tepi manusia. Hukum
asal dalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan sesuatu yang
diperbolehkan menurut syari’at. Namun, jika tidak ada cara lain untuk
menambahkan daya tahan dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang
lain, dan ini menjadi satu-satunya usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah,
sementara para ahli memiliki dugaan kuat bahwa ini akan memberikan manfaat
bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini diperbolehkan untuk mengobati
dengan darah orang lain (Fida Husain, et al. 2011).
3
ditujukan untuk mendekatkan diri kepada sang khalik sebagai bentuk pengabdian
kepada-Nya Namun, penelitian ini ditujukan untuk melihat apakah sel MPC
memiliki efek pada PRP. Maka dari itu dilakukan penelitian efek PRP terhadap
viabilitas sel MPC.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
sphingosine 1-phospahte, dll) yang berguna dalam penyembuhan luka.
Manfaat PRP atas penggunaan dari pelepasan rekombinan tunggal
faktor pertumbuhan manusia adalah mengeluarkan faktor pertumbuhan
yang berlipat serta faktor differensiasi atas aktivasi platelet (Hom-Lay
Wang et al. 2007).
Sel mesenkim pertama kali diisolasi pada tahun 1966 dari sumsum tulang
belakang, sel mesenkim adalah sel nonhematopetic yang dikenal memiliki suatu
potensi untuk berdiferensiasi menjadi osteoblas dan osteosit. Mereka memiliki
kemampuan untuk mengambil sel induk hematopoetic ketika dibentuk di tulang
secara in vivo. Sel ini memiliki karakter seperti benang dan mampu menempel
pada permukaan polymeric, sebagai contoh, plastik. Walaupun mereka dikenal
dengan potensi differensiasi osteogenic. MSC memiliki kemampuan untuk
membentuk osteogenik, chondrogenik dan adipogenic. MSC dapat menjadi perisit
yang membungkus disekitar pembuluh darah untuk menjaga struktur serta
stabilitasnya. MSC juga memiliki potensi untuk mengintegrasi didinding luar
pembuluh darah kecil dan arteri dimasing masing organ seperti lien, hati, ginjal,
paru paru, pankreas, dan otak.
(Abarrategi, et al. 2013).
Luka terjadi karena rusaknya struktur dan fungsi anatomi normal akibat
proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan
mengenai organ tertentu. Efek yang akan muncul ketika timbul luka
antara lain adalah hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ,
perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri serta kematian
6
sel. Luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama dikhawatirkan
mengalami komplikasi (Setyarini EA et.al., 2013). Penyembuhan luka
adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak.
Sifat penyembuhan pada semua luka adalah sama dengan variasi
bergantung pada lokasi, keparahan dan luas cidera (Hardjito K et.al.,
2012). Ada 3 fase penyembuhan luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi
dan fase maturasi:
a. Fase inflamasi (reaksi)
Fase inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang dimulai
setelah beberapa menit dan berlangsung sekitar 3 hari setelah cedera.
b. Proliferasi/regenerasi
Fase proliferasi ditandai dengan munculnya pembuluh darah baru
sebagai hasil rekonstruksi, fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-24
hari.
c. Maturasi/remodeling
Fase maturasi merupakan tahap akhir proses penyembuhan luka. Dapat
memerlukan waktu lebih dari 1 tahun, bergantung pada kedalaman dan
keluasan luka.
7
inflamasi, kontraksi luka, reepitelisasi, remodeling jaringan, dan
pembentukan jaringan granulasi dengan angiogenesis. Penyembuhan
luka merupakan suatu hubungan yang kompleks antara aksi seluler dan
biokimia yang akan mengawali proses pemulihan integritas struktural
dan fungsional dengan menumbuhkan kembali kekuatan pada jaringan
yang terluka tersebut meliputi interaksi sel-sel berkelanjutan dan sel-
sel matriks yang menyebabkan terjadinya proses infl amasi, kontraksi
luka, reepitelisasi, remodeling jaringan, dan pembentukan jaringan
granulasi dengan angiogenesis. Normalnya perkembangan fase-fase
penyembuhan luka dapat diprediksi, sesuai dengan waktu yang
diharapkan (Thakur et al., 2011).
8
klasik di hematopoiesis), dan lainnya, sel punca mesenkim turut
berperan dalam homeostasis organ, penyembuhan luka dan penuaan
yang baik (Williams et al., 2011).
Sel MPC
Pemberian PRP
PENYEMBUHAN LUKA
9
Sel MPC
Isolasi
Culture
Diberi PRP
MIGRASI
VIABILITAS PROLIFERASI
Keterangan:
10
2.5 Definisi Operasional
No Istilah Definisi
1. MPC Sel nonhematopetic yang dikenal memiliki suatu potensi untuk
berdiferensiasi menjadi osteonlas dan osteosit
2. Viabilitas Kemungkinan atau kemampuan untuk bisa hidup dari suatu
individu.
3. Sel punca Sel induk mesenkim atau sel mesenkim adalah sel stroma yang
bersifat multipotent dan dapat memperbarui dirinya sendiri.
mesenkim
4. PRP Platelet Rich Plasma atau Plasma kaya trombosit (PKT) adalah
fraksi plasma darah dengan konsentrasi trombosit 3-5 kali di atas
nilai normal (konsentrasi trombosit pada whole blood)
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 3 variasi dosis PRP yaitu; 2,5%, 5%, 10% dan 3
dosis PPP yaitu; 2,5%, 5%, 10% kemudian viabilitas sel dihitung
menggunakan MTT assay .
3.3 Populasi
3.4 Sampel
12
3.8 Cara Pengumpulan dan Pengukuran Data
a. Persiapan Platelet-Rich Plasma dengan mensentrifugasi darah vena
sebanyak 10 ml selama 7 menit dengan kecepatan 1500 rpm (putaran
lambat).
b. Platelet-Rich Plasma di sentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan
4800rpm.
c. Kemudian PRP dipanaskan dengan suhu 45C dalam waktu 30 menit
d. Setelah itu sel MPC diberikan dan diinkubasi selama 24jam
e. Selanjutnya sel MPC dicuci menggunakan PBS dan diberikan perlakuan
bervariasi dan ditambahkan dengan MTT dan ditambahkan DMSO untuk
melartukan Kristal formazan.
f. Setelah diberikan MTT, sel MPC diperiksa dengan dan dihitung
viabilitasnya menggunakan microplate reader.
Kelompok perlakuan :
1) Kontrol dengan serum
2) Kontrol tanpa serum
3) Perlakuan dosis PRP 2,5%
4) Perlakuan dosis PRP 5%
5) Perlakuan dosis PRP 10%
6) Perlakuan dosis PPP 2,5%
7) Perlakuan dosis PPP 5%
8) Perlakuan dosis PPP 10%
13
3.9 Instrumen Pengumpulan Data
Data yang diperoleh untuk viabilitas berupa jumlah sel yang dilihat dari
mikroskop pada teknik eksklusi pewarnaan trypan blue, untuk masing-masing
sampel dapat dianalisa lebih lanjut secara kunatitatif dengan menggunakan
Microsoft Excel.
14
3.11 Alur Penelitian
Darah MPC
Thawing
Sentrifugasi
Tanam pada
well plate
Pemisahan
komponen Platelet
Diberikan
DMSO
PRP
Tanam pada 96
well plate
dipanaskan
15
Cara Kerja
Bahan :
1. Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC)
2. DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle Medium)
3. FBS (Fetal Bovine Serum)
4. PBS (Phospate Buffered Saline)
5. Penicillin dan Streptomicin
6. Darah tepi autolog sebanyak 10 ml
7. Pewarnaan trypan blue
Peralatan :
1. Microtube
2. Inverted Microscope
3. Multi plate 96 well
4. Pipet 100 l
5. Sentrifugasi
6. Inkubator (37oC)
Software:
1. Microsoft excel atau SPSS
Pengambilan PRP:
16
3. Platelet-rich Plasma di sentrifugasi kembali lebih waktu yang lebih lama
dan kecepatan yang lebih cepat (putaran cepat) dibanding sentrifugasi
pertama, yaitu selama 10 menit dengan kecepatan 4800 rpm
4. Platelet-rich plasma dipanaskan dalam waktu 30 menit dengan suhu 45C
Prosedur:
17
3.12 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu
1. Bimbingan proposal dengan dosen Oktober 2016 – Maret 2017
pembimbing
2. Pendaftaran Ujian Proposal Skripsi Maret 2017 – April 2017
3. Ujian Proposal Skripsi Maret 2017 – April 2017
4. Revisi Proposal Skripsi April 2017 – Maret 2017
5. Pelaksanaan Penelitian Mei 2017 – Agustus 2017
6. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian July 2017 – September 2017
7. Pendaftaran Ujian Skripsi September 2017 – Oktober 2017
8. Ujian Skripsi Oktober 2017 – November 2018
9. Revisi Skripsi November 2017 – Desember 2017
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil viabilitas MPC
Hasil lengkap viabilitas MPC terhadap konsentrasi masing masing PRP
dan PPP. Pada gambar 4.1 terdapat perbedaan terhadap sel MPC dengan
bermacam-macam konsentrasi PRP dan PPP. Terlihat juga perbandingan yang
tidak terlalu signifikan pada MPC yang diberikan konsentrasi PRP 10% dengan
PPP 10%.
0.25
0.2
0.15
Series1
0.1
0.05
0
s Ns prp 2.5 prp5 prp 10 ppp2.5 ppp5 ppp10
19
Hasil pembentukan Kristal Formazan pada sel MPC
Pada penelitian ini tampak pembentukan Kristal Formazan pada sel MPC
dengan konsentrasi masing masing PRP dan PPP yang diberikan MTT dan
DMSO.
(A) (B)
(C) (D)
(E) (F)
20
(H)
(G)
Gambar 4.1.2 Kristal Formazan pada masing masing sel MPC dengan konsentrasi
(A) PRP serum (B) PRP tanpa serum (C) PRP 2,5% (D) PRP 5% (E) PRP 10%
(F) PPP 2,5% (G) PRP 5% (H) PRP 10%
21
4.2 PEMBAHASAN
22
Pada penelitian ini, terlihat masing masing sel MPC yang diberikan
konsentrasi PRP dan PPP berbeda beda dan ditambah dengan MTT menghasilkan
bentukan Kristal Formazan. Ketika pemberian PRP dan PRP dibandingkan,
terdapat perbedaan yang tidak begitu signifikan. Masing-masing sel masih dapat
menjaga viabilitasnya serta kemampuan untuk menyerap zat warna.
Sebagai hasilnya, setiap peningkatan atau penurunan dari angka viabilitas
sel dapat dideteksi dengan mengukur konsentrasi Kristal Formazan yang
direfleksikan melalui optical density (OD) menggunakn plate reader pada 540 dan
720 nm (Meerloo, 2011). MTT dapat dianggap sebagai penghambat aktivitas dari
mitokondria pada sel yang viabel (Stockert, 2012).
23
BAB V
EFEK PLATELET RICH PLASMA TERHADAP VIABILITAS
MESENCHYMAL PROGENITOR CELL DAN DITINJAU
MENURUT ISLAM
24
Disimpulkan bahwa ilmu dalam Islam tidak hanya meliputi ilmu-ilmu
akidah dan syariah saja. Selain kedua ilmu tersebut, kita masih berkewajiban
untuk menuntut ilmu lainnya (al-Faruqi, 2015).
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan and hati, semuanya itu
akan diminta pertanggung jawabnya” (Q.S. al-Isra (17):36).
“Dan di bumi terdapat tanda bagi kaum yang berfikir. Dan dalam diri kalian,
mengapa engkau tidak memperhatikannya” (Q.S. al-Dzariyat (51):20-21).
Ayat diatas menegaskan kita sebagai umat Muslim untuk berfikir dan
terdapat kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.
Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh dasar ajaran Islam itu sendiri, yaitu
AlQur'an. Penggunaan akal (al-'aql), dalam Al-Qur'an memiliki keutamaan
tersendiri, seperti halnya yang dinyatakan dalam Al-Qur’an:
25
“ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusi”(Q.S. al-
Ahzab (33): 72)
26
multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat
berubah menjadi jaringan apapun). Dengan kemampuan ini, stemcell dapat
menyembuhkan sel-sel tubuh yang rusak atau hilang karena penyakit yang berat
dengan cara beregenerasi menjadi organ atau jaringan yang rusak tersebut.
27
Pada penelitian ini menggunakan sel punca serta plasma darah. Sebagian
besar ulama menganggap darah adalah najis, selain itu darah haram hukumnya
untuk dikonsumsi (Zuhroni, 2010). Dasar dan dalil mengenai keharaman untuk
mengonsumsi darah terdapat dalam al-Qur’an sebagai berikut:
Meskipun darah haram dikonsumsi, tidak ada dalil dalam al-Quran dan
hadis yang tegas menyatakan bahwa darah hukumnya najis kecuali darah haid.
Para ulama yang sepakat mengenai najisnya darah menyebutkan bahwa terdapat
empat alas an diharamkannya mengonsumsu sesuatu, jika termasuk salah satu
atau lebih dari ‘illat (sebab) sebagai berikut: 1) terhormatnya sesuatu itu, 2)
membahayakan kesehatan, 3) menjijikan, dan 4) najis. Menurut mereka,
keharaman darah adalah karena unsur kenajisannya (Zuhroni, 2010). Maka
28
berdasarkan kaidah Islam “Pada dasarnya segala sesuatu dan perbuatan adalah
mubah, kecuali ada dalil menunjukkan keharamannya.”
Beberapa syarat dibolehkannya pengobatan menggunakan darah menurut
para ulama yaitu:
1. Tidak ada cara lain, dilakukan dalam keadaan darurat, tidak ada obat lain
sebagai pengganti,
2. Darah diambil dari orang yang telah merelakannya atau atas izin walinya.
3. Tujuannya adalah pengobatan.
4. Tidak membahayakan bagi pihak pemilik darah, karena darurat tidak boleh
dihilangkan dengan darurat lain.
5. Memperoleh darah bukan dengan cara jual beli, sebab darah tidak dapat
dijadikan sebagai komoditas yang sah untuk diperjual belikan mayoritas
ulama (Zuhroni, 2010).
29
belakang di Indonesia stemcell masih mulai diteliti dan Indonesia menggunakan
sel punca dewasa karena sel punca dewasa tidak memenuhi hambatan dalam
bidang etika, sedangkan sel punca embrio masih banyak masih banyak perdebatan
tentang masalah etika. Tetapi walaupun demikian, stemcell tetap diperdebatkan
dalam penggunaannya di Indonesia karena sama-sama diperoleh dari organ-organ
manusia. Berdasarkan cara pengambilannya jelas bahwa stemcell sangat
bertentangan dengan moral dan etika maka sebenarnya dalam hukum islam
stemcell dilarang tetapi disini masalahnya adalah stemcell bermanfaat besar dalam
bidang kedokteran. Pengobatan yang satu-satunya menggunakan sel punca
mempunyai potensi penerapan dalam mengatasi berbagai macam jenis penyakit
(Netra Yulianti, 2016).
30
Dalam ajaran Islam, IPTEK juga digambarkan sebagai cara mengubah
suatu sumber daya menjadi sumber daya lain yang lebih tinggi nilai dan
manfaatnya bagi kesejahteraan manusia.
Penelitian terhadap stem cell memiliki nilai berharga untuk mengerti
tentang perkembangan manusia secara scientific dan memiliki potensi untuk
mengobati berbagai penyakit. Sebagai tambahan, stem cell dapat digunakan untuk
menghasilkan sel hepar yang bisa berubah menjadi hepar yang berfungsi.
Singkatnya, stem cell memiliki potensi untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti Alzheimer’s, Parkinson’s, penyakit jantung serta trauma pada
tulang belakang (Muzammil Siddiqi, 2017). Sebagaimana dengan Firman Allah:
31
Rich Plasma diperbolehkan jika tidak ada cara lain dan juga dapat dilakukan
hanya untuk pengobatan semata asal tidak menimbulkan mudharat dan berguna
bagi pasien yang sakit.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
32
6.1 Kesimpulan
1. Prinsip dasar MTT adalah untuk membentuk Kristal Formazan ungu yang
jumlahnya sebanding dengan sel yang hidup. Pada penelitian ini, terlihat
masing masing sel MPC yang diberikan konsentrasi PRP dan PPP berbeda
beda dan ditambah dengan MTT menghasilkan bentukan Kristal
Formazan. Ketika pemberian PRP dan PRP dibandingkan, terdapat
perbedaan yang tidak signifikan. Masing-masing sel masih dapat menjaga
viabilitasnya serta kemampuan untuk menyerap zat warna.
6.2 Saran
1. Perlunya penelitian lebih banyak untuk mengetahui Mesenchymal
Progenitor Cell dengan Platelet Rich Plasma terhadap pembentukan
Kristal Formazan untuk mengetahui viabilitas sel.
DAFTAR PUSTAKA
33
Al-Qur’an dan Terjemahannya 1998, Departemen Agama Republik Indonesia.
Semarang : PT. Karya Toha Putra
Ahmad Reza Hutama Al-Faruqi. (2015). Konsep Ilmu Dalam Islam. Jurnal
Kalimah Vol.13, No.2.
Ander Abarrategi, Arantzazu Alfrenca, Francisca Mulero, Isabel Cubillo, Javier
Garcia-Castro, et al. (2013). In Vivo Ectopic Implantation Model to Assess
Human Mesenchymal Progenitor Cell Potential. Stem Cell Reviews and
Reports. Volume 9, Issue 6, pp.833-846.
Arqom Kuswanjono. (2016). Hakikat Ilmu Dalam Pemikiran Islam. Jurnal
Filsafat Universitas Gajah Mada, Vol.26. No.2.
Beatrice Arosio, Claudio D'Addario, Cristina Gussago, Martina Casati, Enzo
Tedone, Evelyn Ferri, Paola Nicolini, Paolo D. Rossi, Mauro
Maccarrone, Daniela Mari. (2014). Peripheral Blood Mononuclear Cells as
a Laboratory to Study Dementia in the Elderly. BioMed Research
International. http://dx.doi.org/10.1155/2014/169203
Crowley, L.C. (2016). Measuring Cell Death by Trypan Blue Uptake and Light
Microscopy. Cold Spring Harbor Protocols, 2016(7).
Johan van Meerloo, Gertjan J.L. and Jacqueline Cloos. (2011). Methods and
Protocols, Second Edition, Methods in Molecular Biology, vol. 731, DOI
10.1007/978-1-61779-080-5_20
Kathleen M. Lacci, Alan Dardik. (2010). Platelet-Rich Plasma: Support for Its
Use in Wound Healing. Yale Journal of Biology and Medicine 83, pp.1-9.
34
Meiti Muljanti, Yetti Herniangsih, Hans K. Nugraha, Jusak Nugraha. (2014).
Upaya Optimasi Pembuatan Plasma Kaya Trombosit sebagai Pengobatan
Sel Punca. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory. Volume 20, pp. 197-200.
P Anggriati. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70% Buah Kemukus (Piper cubeba L.)
Terhadap Sel HeLa. (2008).
Prasetyo, B.F.I. Wientarsih, dan B.P. Priosoeryanto. (2010). Aktivitas sediaan gel
ekstrak batang pohon pisang ambon dalam proses penyembuhan luka pada
mencit. J. Veteriner 11(2):70-73.
Riss TL., Moraver RA., Niles AL., et al. (2012). Cell Viability Assays.
Rokhsareh Rohban and Thomas Rudolf Pieber (2016). Mesenchymal Stem and
Progenitor Cells in Regeneration: Tissue Specificity and Regenerative
Potential. Stem Cells International Volume 2017.
Rupesh Thakur, Nitika Jain, Raghvendra Pathak, Sardul Singh Sandhu. (2011).
Practices in Wound Healing Studies of Plant. Hindawi Publishing
Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2011, Article ID 438056, 17 pages.
http://dx.doi.org/10.1155/2011/438056
35
Setyarini EA, Barus LS, Dwitari A. (2013). Perbedaan alat ganti verband antara
dressing set dan dressing trolley terhadap resiko infeksi nosokomial dalam
perawatan luka post operasi. Jurnal Kesehatan STIKes Santo Borromeus
1(1): 11-23.
Stockert JO, Blazquez Castro A, Horobin RW. (2012). MTT assay for cell
viability: Intracellular localization of the formazan product is in lipid
droplets. 2012 Dec;114(8):785-96. doi: 10.1016/j.acthis.2012.01.006.
Epub 2012 Feb 15.
36