Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita
DHF pada orang dewasa.
PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
Menurunnya volume plasma darah
Adanya hypotensi
Trombositopeni
Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler
dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma
dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya
plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit
yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia
jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang
cukup shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali
perawatan.
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul
setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh
trombositopeni serta gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari
faktor I, II, V, VII, IX, X dan faktor kapiler.
Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi
sistim retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah
mengalami metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.
Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF ,
komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi.
3
Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased
Vascular Grade
fermeability
c. Data Penunjang
Hematokrit
Trombositopenia
Masa perdarahan dan protombin memanjang
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit Untuk menetapkan cara me-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- menelan & muntah yang diala- ngatasinya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- mi oleh pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di-
butuhkan. 2. Mengkaji cara/bagaimana ma- Cara menghidangkan makan-
kanan dihidangkan. an dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien.
7. Mengantisipasi/mencegah terja-
dinya perlukaan atau perdarah-
an:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
- memelihara kebersihan
mu-lut.
- menghindari tindakan
inva-sif melalui rektum
seperti: pemberian obat
suppositoria, enema, rektal
termometer.
- menggunakan pencukur
lis-trik (jika pasien butuh
bercu-kur).
5. Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- - memberikan tekanan 5-10 Untuk mengidentifikasi masa-
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi. menit setiap kali selesai me- lah-masalah pasien.
yang lemah. -Pasien mampu mandiri sete- ngambil darah.
lah bebas demam. Untuk mengetahui tingkat ke-
1. Mengkaji keluhan pasien. tergantungan pasien dalam
memenuhi kebutuhannya.
6. Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 7. Menyiapkan bel di dekat pasien Untuk mengetahui berapa be-
sehubungan dengan mekanisme hi. rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit). -Nyeri berkurang atau hilang.
9. Potensial terjadi reaksi tranfusi Reaksi tranfusi tidak terjadi. 11. Libatkan keluarga terutama Golongan darah yang tidak se-
sehubungan dengan pemberian dalam memberikan dorongan suai akan membahayakan pa-
tranfusi. pada pasien. sien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.
I. Identitas Klien
Nama : Tn. R.
Umur : 24 tahun
TTL : 15 Desember 1974
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Lama bekerja : 2 tahun
MRS : 15 April 2001
Keluarga terdekat : Kakak Perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
II. Status Kesehatan Saat Ini:
1. Alasan kunjungan ke RS. Badan panas tinggi 4 hari, pusing, keluar darah
dari hidung dan mulut sewaktu dibatukkan.
2. Keluhan utama saat ini: Badan lemah, nyeri pada otot persendian dan nyeri
kepala, pada lengan dan dada banyak terdapat bintik merah.
3. Lama keluhan : Sudah 4 hari.
4. Timbulnya keluhan: Mendadak.
5. Faktor yang memperberat: Bila banyak melakukan aktifitas.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: Beli obat penurun panas di
warung.
7. Diagnosa medik: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) derajat I.
III. Riwayat Penyakit Dahulu: Ketika berusia 13 tahun pernah menderita penyakit Typhus
Abdominalis.
IV. Pengkajian Fisik
Tgl. 16 April 2001 :
1. Sistem pernafasan (B 1):
RR= 20 X/mnt, sesak napas tidak ada, batuk lama tak pernah, tidak ada riwayat asma,suara
napas normal.
2. Sistem hemodinamika (B 2):
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 84 X/mnt, Suhu = 36,5 oC, Suara jantung vesiculer,
Perfusi perifer: baik, Turgor: baik, intake & output: seimbang, infus RL terpasang 20
tetes/mt.
3. Sistem kesadaran dan otak (B 3):
Keluhan nyeri kepala, konjunctiva pucat. Bentuk kepala simetris. GCS 4 5 6. Pupil
normal. Orientasi baik, klien agak gelisah.
4. Sistem perkemihan (B 4):
Klien sering BAK (4-5 kali), warna urine kuning pekat.
5. Sistem pencernaan (B 5):
Klien ada nafsu makan, terlihat dari jatah makanan yang bisa dihabiskan. Klien sering
merasa haus dan banyak minum. Kadang-kadang klien merasa mual. Terdengar bising
usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran hati. BAB 2x/hari (pagi &
sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga
memikirkan pekerjaannya.
3. Suasana hati: gelisah dan khawatir.
4. Hubungan/komunikasi: bicara jelas, mampu mengekspresikan. Klien
tinggal dirumah kakak perempuannya.
5. . Kehidupan keluarga:
- Adat istiadat yang dianut: adat Jawa dan Sunda.
- Pembuatan keputusan dalam keluarga: kakak ipar.
- Pola komunikasi: terbuka (setiap ada masalah selalu dibicarakan dengan
kakaknya).
- Keuangan: memadai.
VI. Data Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 April 2001:
- Hb 14,0 gr%
- Trombosit 106x1000/UL
- PCV 42 %
- Leukosit 2,9x1000/UL
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2001:
- Hb 13,5 gr%
- Trombosit 81x1000/UL
- PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.
Analisa Data :
2. 16/4/01 Resiko terjadi perdarahan/perluka- Tidak terjadi Jumlah trombosit 1. Monitor tanda-tanda Penurunan jumlah
an lebih lanjut berhubungan deng- perdarahan le- meningkat. penurunan trombo- trombosit merupa-
an Trombositopenia. bih lanjut (seca- sit disertai tanda- kan tanda adanya
ra klinis). tanda klinis. kebocoran pembu-
luh darah.
3. 16/4/01 Kemungkinan terjadi renjatan Tidak terjadi Trombosit mening- 1. Observasi tanda-tan Segera diketahui apa
berhubungan dengan perdarahan renjatan sela- kat, vital sign normal, da vital & perdarah- bila terjadi renjatan.
dan kebo-coran plasma didaerah lama 5 hari tidak ada tanda per- an.
intravaskuler. bebas panas darahan.
2. Batasi aktifitas kli- Untuk menghindari
en. kondisi yang lebih
buruk & aktifitas
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
terjadinya perdarah
-an.
4. 16/4/01 Resiko terjadi infeksi berhubung- Tidak terjadi Tidak tampak tanda- 1. Observasi tanda- Menetapkan data da-
an dengan pemasangan infus. infeksi. tanda infeksi. tanda vital. klien, terjadinya pe-
radangan, infeksi
dapat diketahui dari
penyimpangan nilai
tanda-tanda vital.
2. 18-4-2001
07.20 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 37 oC, TD= 130/80 mmHg, Tanggal, 18 April 2001.
Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt. Sampai hari ke-3 bebas panas tidak
08.15 WIB - Mengkaji keluhan klien seperti adanya rasa mual, muntah, pu- terjadi renjatan, perda-
sing, nyeri pada ulu hati. rahan/perlukaan serta plebitis
08.55 WIB - Memeriksa tanda perdarahan berupa bintik-bintik merah di le-
/infeksi akibat pemasangan infus
tidak terjadi, trombosit cenderung
meningkat.
Catatan Perkembangan :
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.
Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi .
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.
Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus dilepas.
- Suhu= 36,5oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis, klien boleh pulang.