Vous êtes sur la page 1sur 48

1

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita
DHF pada orang dewasa.

TANDA DAN GEJALA


1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat.
1. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit
(trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis
trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa:
 Uji torniquet positif
 Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
 Epistaksis dan perdarahan gusi
 Hematemesis, melena
 Hematuri
2. Hepatomegali :
 Biasanya dijumpai pada awal penyakit
 Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
 Nyeri tekan pada daerah ulu hati
 Tanpa diikuti dengan ikterus
 Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
3. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan
kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-
tanda syok adalah:
 Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
 Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
 Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
 Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
2

kurang dari 80 mmHg)


 Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
4. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi
pada hari ke tiga sampai ke tujuh.
5. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator
kemungkinan terjadinya syok.
6. Gejala-gejala lain :
 Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
 Penurunan kesadaran

PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
 Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
 Menurunnya volume plasma darah
 Adanya hypotensi
 Trombositopeni
 Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler
dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma
dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya
plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit
yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia
jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang
cukup shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali
perawatan.
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul
setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh
trombositopeni serta gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari
faktor I, II, V, VII, IX, X dan faktor kapiler.
Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi
sistim retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah
mengalami metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.
Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF ,
komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi.
3

Produksi aktivitas komplemen ini bersifat anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan


dinding kapiler sehingga permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.

Derajad DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :


Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
Tourniquet positif
Derajat 2 :
Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat 3 :
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan
penderita menjadi gelisah
Derajat 4 :
Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION

Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased
Vascular Grade
fermeability

Dehydration Leakge of Hemokonsentra I


Dengue plasma si
fever Hypoproteinemi II
Hypopolemia a Pleural
efution
shock Ascites III
DIC
Anoxia
GI Bleeding IV
Death
Acidosis
(1) DHF/DSS

Catatan : Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika


dan biokimiawi DBD belum diketahui secara pasti, karena kesukaran
mendapatkan model binatang percobaan yang dapat dipergunakan
untuk menimbulkan gejala klinis seperti pada manusia
PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
 Panas
 Lemah
 Nyeri ulu hati
 Mual dan tidak nafsu makan
 Sakit menelan
 Pegal seluruh tubuh
 Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala
 Haus
b. Data Obyektif
 Suhu tinggi selama 2 - 7 hari
 Kulit terasa panas
 Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan
 Nadi cepat
 Selaput mukosa mulut kering
 Ruam dikulit lengan dan kaki
 Hiperemia tenggorokan
 Epistaksis
 Pembesaran hati dan nyeri tekan
 Pembesaran limfe
 Nyeri tekan pada epigastrik
 Hematomesis
 Melena
 Gusi berdarah
 Hipotensi

c. Data Penunjang
 Hematokrit
 Trombositopenia
 Masa perdarahan dan protombin memanjang

Prioritas masalah Keperawatan :


1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
1. Intik nutrisi yang adekuat.
2. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
3. Imformasi tentang proses penyakit
4. Cemas
Diagnosa Keperawatan :
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN HASIL YANG RENCANA RASIONAL
DIHARAPKAN TINDAKAN
1. Peningkatan suhu tubuh (hiper- -Suhu tubuh normal (36- 1. Mengkaji saat timbulnya de- Untuk mengidentifikasi pola
termia) sehubungan dengan pro- 37oC). mam. demam pasien.
ses penyakit (viremia). -Pasien bebas dari demam.
2. Mengobservasi tanda-tanda vi- Tanda-tanda vital merupakan
tal: suhu, nadi, tensi, pernapas- acuan untuk mengetahui kea-
an setiap 3 jam atau lebih se- daan umum pasien.
ring.

3. Memberikan penjelasan tentang Penjelasan tentang kondisi


penyebab demam atau pening- yang dialami pasien dapat
katan suhu tubuh. membantu pasien/keluarga
mengurangi kecemasan yang
timbul.

4. Memberikan penjelasan pada Keterlibatan keluarga sangat


pasien/keluarga tentang hal-hal berarti dalam proses penyem-
yang dapat dilakukan untuk buhan pasien di rumah sakit.
mengatasi demam & mengan-
jurkan pasien/keluarga untuk
kooperatif.

5. Menjelaskan pentingnya tirah Penjelasan yang diberikan


baring bagi pasien & akibatnya pada pasien/keluarga akan
jika hal tersebut tidak dilaku- memotivasi pasien untuk koo-
kan. peratif.

6. Menganjurkan pasien untuk ba- Peningkatan suhu tubuh


nyak minum 2,5 l/24 jam & mengakibatkan penguapan
jelaskan manfaatnya bagi pasi- tubuh meningkat sehingga
en. perlu diimbangi dengan asup-
an cairan yang banyak.

7. Memberikan kompres dingin Kompres dingin akan mem-


(pada daerah axila & lipat pa- bantu menurunkan suhu tubuh
ha).

8. Menganjurkan untuk tidak me- Pakaian yang tipis akan mem-


makai selimut & pakaian yang bantu mengurangi penguapan
tebal. tubuh.
9. Mencatat asupan & keluaran. Untuk mengetahui adanya ke-
tidakseimbangan cairan tubuh.

10. Memberikan terapi cairan in- Pemberian cairan sangat pen-


travena & obat-obatan sesuai ting bagi pasien dengan suhu
dengan program dokter (masa- tinggi. Pemberian cairan me-
lah kolaborasi). rupakan wewenang dokter
sehingga perawat perlu ber-
kolaborasi dalam hal ini.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit Untuk menetapkan cara me-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- menelan & muntah yang diala- ngatasinya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- mi oleh pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di-
butuhkan. 2. Mengkaji cara/bagaimana ma- Cara menghidangkan makan-
kanan dihidangkan. an dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien.

3. Memberikan makanan yang Membantu mengurangi kele-


mudah ditelan seperti: bubur, lahan pasien & meningkatkan
tim & dihidangkan saat masih asupan makanan karena mu-
hangat. dah ditelan.

4. Memberikan makanan dalam Untuk menghindari mual &


porsi kecil & frekuensi sering. muntah.

5. Menjelaskan manfaat makanan/ Meningkatkan pengetahuan


nutrisi bagi pasien terutama sa- pasien tentang nutrisi sehing-
at pasien sakit. ga motivasi untuk makan me-
ningkat.

6. Memberikan umpan balik posi- Memotivasi & meningkatkan


tif saat pasien mau berusaha semangat pasien.
menghabiskan makanannya.

7. Mencatat jumlah/porsi makanan Untuk mengetahui pemenuhan


yang dihabiskan oleh pasien se- nutrisi pasien.
tiap hari.

7. Memberikan nutrisi Nutrisi parenteral sangat ber-


parenteral (kolaborasi dengan manfaat/dibutuhkan pasien te-
dokter). rutama jika intake per oral sa-
ngat kurang. Jenis & jumlah
pemberian nutrisi parenteral
merupakan wewenang dokter.

obat antasida (anti emetik)


8. Memberikan obat-obat membantu pasien mengurangi
antasi-da (anti emetik) sesuai rasa mual & muntah. Dengan
prog- pemberian obat tersebut diha-
ram dokter. rapkan intake nutrisi pasien
meningkat.

Untuk mengetahui status gizi


pasien.
9. Mengukur berat badan
3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga pasien setiap hari (bila Untuk memberikan informasi
proses penyakit, diet, perawatan tentang proses penyakit, diet, mungkin). pada pasien/keluarga, perawat
& obat-obatan pasien sehubung- perawatan & obat-obatan bagi perlu mengetahui sejauh mana
an dengan kurangnya informasi. penderita DHF meningkat 1. Mengkaji tingkat pengetahuan informasi atau pengetahuan
serta pasien/keluarga mampu pasien/keluarga tentang penya- tentang penyakit yang diketa-
menceritakannya kembali. kit DHF. hui pasien serta kebenaran in-
formasi yang telah didapatkan
sebelumnya.

Agar perawat dapat memberi-


kan penjelasan sesuai dengan
tingkat pendidikan mereka se-
2. Mengkaji latar belakang pendi- hingga penjelasan dapat dipa-
dikan pasien/keluarga. hami & tujuan yang direncana
kan tercapai.

Agar informasi dapat diterima


dengan mudah & tepat sehing-
ga tidak menimbulkan kesalah
3. Menjelaskan tentang proses pe- pahaman.
nyakit, diet, perawatan & obat-
obatan pada pasien dengan ba-
hasa & kata-kata yang mudah Dengan mengetahui prosedur
dimengerti/dipahami. atau tindakan yang akan diala-
mi, pasien akan lebih koopera-
4. Menjelaskan semua prosedur tif & kecemasannya menurun.
yang akan dilakukan & manfaat
nya bagi pasien. Mengurangi kecemasan &
memotivasi pasien untuk koo-
peratif selama masa perawat-
5. Memberikan kesempatan pada an atau penyembuhan.
pasien/keluarga untuk mena-
nyakan hal-hal yang ingin dike-
tahui sehubungan dengan pe- Gambar-gambar atau media
nyakit yang dialami pasien. cetak seperti leaflet dapat
membantu mengingat penje-
6. Menggunakan leaflet atau gam- lasan yang telah diberikan ka-
bar-gambar dalam memberikan rena dapat dilihat atau dibaca
penjelasan (jika ada/memung- berulang kali.
kinkan).
4. Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda per- Penurunan jumlah trombosit
lebih lanjut sehubungan dengan darahan lebih lanjut (secara merupakan tanda-tanda ada-
trombositopenia. klinis). nya kebocoran pembuluh da-
-Jumlah trombosit meningkat. 1. Memonitor tanda-tanda penu- rah yang pada tahap tertentu
runan trombosit yang disertai dapat menimbulkan tanda-tan-
dengan tanda-tanda klinis. da klinis berupa perdarahan
(nyata) seperti epistaksis, pe-
tikiae, dll.
Agar pasien/keluarga menge-
tahui hal-hal yang mungkin
terjadi pada pasien & dapat
2. Memberikan penjelasan tentang membantu mengantisipasi
pengaruh trombositopenia pada terjadinya perdarahan karena
pasien. trombositopenia.

Dengan jumlah trombosit


yang dipantau setiap hari, da-
pat diketahui tingkat kebocor-
3. Memonitor jumlah trombosit an pembuluh darah & ke-
setiap hari. mungkinan perdarahan yang
dapat dialami pasien.

Aktivitas pasien yang tidak


terkontrol dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan.
4. Menganjurkan pasien untuk ba-
nyak istirahat. Keterlibatan keluarga dengan
segera melaporkan terjadinya
perdarahan (nyata) akan mem-
5. Memberikan penjelasan pada bantu pasien mendapatkan pe-
pasien/keluarga untuk segera nanganan sedini mungkin.
melapor jika ada tanda-tanda
perdarahan lebih lanjut seperti:
hematemesis, melena, epistak- Dengan mengetahui obat-
sis. obatan yang diminum & man-
faatnya, maka pasien akan ter-
6. Menjelaskan obat-obat yang di motivasi untuk mau minum o-
berikan & manfaatnya serta a- bat sesuai dosis atau jumlah
kibatnya bagi pasien. yang diberikan.

7. Mengantisipasi/mencegah terja-
dinya perlukaan atau perdarah-
an:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
- memelihara kebersihan
mu-lut.
- menghindari tindakan
inva-sif melalui rektum
seperti: pemberian obat
suppositoria, enema, rektal
termometer.
- menggunakan pencukur
lis-trik (jika pasien butuh
bercu-kur).
5. Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- - memberikan tekanan 5-10 Untuk mengidentifikasi masa-
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi. menit setiap kali selesai me- lah-masalah pasien.
yang lemah. -Pasien mampu mandiri sete- ngambil darah.
lah bebas demam. Untuk mengetahui tingkat ke-
1. Mengkaji keluhan pasien. tergantungan pasien dalam
memenuhi kebutuhannya.

2. Mengkaji hal-hal yang mampu/


tidak mampu dilakukan oleh Pemberian bantuan sangat di
pasien sehubungan dengan ke- perlukan oleh pasien pada saat
lemahan fisiknya. kondisinya lemah & perawat
mempunyai tanggung jawab
3. Membantu pasien memenuhi dalam pemenuhan kebutuhan
kebutuhan aktifitasnya sehari- sehari-hari pasien tanpa mem-
hari sesuai dengan tingkat ke- buat pasien mengalami keter-
terbatasan pasien seperti mandi, gantungan pada perawat.
makan, eliminasi.
Dengan melatih kemandirian
pasien maka pasien tidak me-
ngalami ketergantungan pada
perawat.
4. Membantu pasien untukk man-
diri sesuai dengan perkembang- Dengan penjelasan yang dibe-
an kemajuan fisiknya. rikan kepada pasien, maka pa-
sien termotivasi untuk koo-
peratif selama perawatan ter-
5. Memberi penjelasan tentang utama terhadap tindakan yang
hal-hal yang dapat membantu dapat meningkatkan kekuatan
& meningkatkan kekuatan fisik fisiknya seperti pasien mau
pasien. menghabiskan porsi makan-
nya.

Akan membantu pasien untuk


memenuhi kebutuhannya sen-
diri tanpa orang lain.

6. Meletakkan barang-barang Agar pasien dapat segera me-


ditempat yang mudah terjang- minta bantuan perawat saat
kau oleh pasien. membutuhkannya.

6. Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 7. Menyiapkan bel di dekat pasien Untuk mengetahui berapa be-
sehubungan dengan mekanisme hi. rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit). -Nyeri berkurang atau hilang.

1. Mengkaji tingkat nyeri yang di


alami pasien dengan memberi
rentang nyeri (0-10), biarkan
pasien menentukan tingkat nye-
ri yang dialaminya, tetapkan ti-
pe nyeri yang dialami pasien, Reaksi pasien terhadap nyeri
respons pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berba-
yang dialami. gai faktor, dengan mengetahui
faktor-faktor tersebut maka
2. Mengkaji faktor-faktor yang perawat dapat melakukan in-
mempengaruhi reaksi pasien tervensi yang sesuai dengan
terhadap nyeri (budaya, pendi- masalah klien. Respon indi-
dikan, dll). vidu terhadap nyeri sangat
berbeda atau bervariasi, se-
hingga perawat perlu mengka-
ji lebih lanjut menghindari
kesalahan persepsi terhadap
kondisi yang dialami pasien.
Misalnya pasien yang berteri-
ak karena nyeri belum tentu
mengalami nyeri yang lebih
hebat dari pasien lain yang
menutup mata, menggigit bi-
bir atau berpegangan erat.

Untuk mengurangi rasa nyeri.

3. Memberikan posisi yang nya- Dengan melakukan aktifitas


man, usahakan situasi ruangan lain, pasien dapat sedikit me-
yang tenang. lupakan perhatiannya terhadap
nyeri yang dialami.
4. Memberikan suasana gembira
bagi pasien, alihkan perhatian
pasien dari rasa nyeri (libatkan
keluarga). Menganjurkan pa-
sien untuk membaca buku, Tetap berhubungan dengan
mendengar musik, nonton TV orang-orang terdekat/teman
(mengalihkan perhatian). membuat pasien gembira/ba-
hagia & dapat mengalihkan
5. Memberikan kesempatan pada perhatiannya terhadap nyeri.
pasien untuk berkomunikasi
dengan teman-temannya/orang Obat-obatan analgetik dapat
terdekat. menekan/mengurangi nyeri
pasien. Perlu adanya kolabo-
rasi dengan dokter karena
5. Memberikan obat- pemberian obat merupakan
obat analge-tik wewenang dokter.
(kolaborasi dokter).
7. Potensial terjadi syok hipovole- -Tidak terjadi syok hipovole- Untuk memantau kondisi pa-
mik sehubungan dengan perda- mik. sien selama masa perawatan
rahan hebat. -Tanda-tanda vital dalam ba- terutama saat terjadi perdarah-
tas normal. an. Dengan memonitor kea-
-Keadaan umum baik. 1. Monitor keadaan umum pasien. daan umum pasien, perawat
dapat segera mengetahui jika
terjadi tanda-tanda pre syok/
syok sehingga dapat segera di
tangani.

Tanda vital dalam batas nor-


mal menandakan keadaan u-
mum pasien baik, perawat
perlu terus mengobservasi tan-
2. Observasi tanda-tanda vital tiap da-tanda vital selama pasien
2-3 jam. mengalami perdarahan untuk
memastikan tidak terjadi pre
syok/syok.

Perdarahan yang cepat diketa-


hui dapat segera diatasi, se-
hingga pasien tidak sampai ke
tahap syok hipovolemik akibat
3. Monitor tanda-tanda perdarahan perdarahan hebat.

Dengan memberi penjelasan


& melibatkan keluarga diha-
rapkan tanda-tanda perdarah-
an dapat diketahui lebih cepat
4. Jelaskan pada pasien/keluarga & pasien/keluarga menjadi
tentang tanda-tanda perdarahan kooperatif selalma pasien di
yang mungkin dialami pasien. rawat.

Keterlibatan keluarga untuk


segera melaporkan jika terjadi
perdarahan terhadap pasien
sangat membantu tim pera-
5. Anjurkan pasien/keluarga untuk watan untuk segera melaku-
segera melapor jika ada tanda- kan tindakan yang tepat.
tanda perdarahan.
Pemberian cairan intravena
sangat diperlukan untuk me-
ngatasi kehilangan cairan tu-
buh yang hebat yaitu untuk
6. Pasang infus, beri terapi cairan mengatasi syok hipovolemik.
intravena jika terjadi perdarah- Pemberian infus dilakukan
an (kolaborasi dengan dokter). dengan kolaborasi dokter.

Puasa membantu mengistira-


hatkan saluran pencernaan un-
tuk sementara selama perda-
rahan berasal dari saluran cer-
7. Segera puasakan jika terjadi na.
perdarahan saluran pencernaan.
Untuk mengetahui tingkat
kebocoran pembuluh darah
yang dialami pasien & untuk
acuan melakukan tindakan le-
8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito). bih lanjut terhadap perdarahan
tersebut.
Untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh perdarahan ter-
sebut pada pasien sehingga
tim kesehatan lebih waspada.
9. Perhatikan keluhan pasien se-
perti mata berkunang-kunang, Untuk menggantikan volume
pusing, lemah, ekstremitas di- darah serta komponen darah
ngin, sesak nafas. yang hilang.

10. Berikan tranfusi sesuai dengan Pengukuran & pencatatan sa-


program dokter. ngat penting untuk mengeta-
hui jumlah perdarahan yang
dialami pasien. Untuk menge-
10. Monitor masukan & tahui keseimbangan cairan tu-
keluaran, catat & ukur buh.
perdarahan yang terjadi, Produksi urin yang lebih pekat
produksi urin. & lebih sedikit dari normal
(sangat sedikit) menunjukkan
pasien kekurangan cairan &
mengalami syok. Hati-hati
terhadap perdarahan di dalam.

Untuk membantu menghenti-


kan perdarahan.
Untuk menghindari kondisi
11. Berikan obat-obatan untuk yang lebih buruk.
mengatasi perdarahan sesuai
dengan program dokter.
Pemberian O2 akan membantu
12. Bila terjadi tanda-tanda oksigenasi jaringan, karena
syok hipovolemik, baringkan dengan terjadinya perdarahan
pasien terlentang atau posisi hebat maka suplai oksigen ke
datar. jaringan terganggu.

13. Berikan terapi oksige Untuk mendapatkan pena-


sesuai dengan kebutuhan. nganan lebih lanjut sesegera
mungkin.

15. Segera lapor dokter jika tam-


8. Koping individu yang tidak efek- Pasien dapat: pak tanda-tanda syok hipovo- Hubungan saling percaya
tif sehubungan dengan perawatan -mengungkapkan perasaannya lemik & observasi ketat pasien antar pasien-perawat sangat
di rumah sakit. selama dirawatdi rumah sakit. serta percepat tetesan infus penting & merupakan hal
-mengidentifikasi kekuatan di- sambil menunggu program yang mendasar dalam pembe-
rinya. dokter selanjutnya. rian asuhan keperawatan.
-mengidentifikasi koping yang
efektif. 1. Membina hubungan saling per- Bahasa yang sederhana, jelas
-mengidentifikasi & meman- caya dengan pasien. & mudah dimengerti akan
faatkan sumber-sumber eks- sangat membantu pasien me-
ternal. mahami setiap penjelasan atau
-menetapkan cara mengatasi informasi yang diterimanya
masalah selama dirawat di sehingga terhindar dari kesa-
rumah sakit. 2. Bekomunikasi dengan bahasa lahpahaman informasi yang
yang mudah dimengerti oleh dapat memperburuk kondisi-
pasien & melindungi pasien da- nya.
ri situasi stress.
Stressor yang meningkat da-
pat menambah beban bagi pa-
sien sehingga perawat perlu
melindungi pasien dari situasi
stres yang tidak perlu. Pera-
wat dapat membantu meng-
3. Beri kesempatan & dorongan hindari stres dengan melibat-
pada pasien untuk mengungkap kan keluarga karena seringkali
kan perasaaan & persepsinya. sumber dari stressor tersebut
adalah keluarganya.

Pasien butuh seseorang untuk


mendengarkan & mengerti
perasaannya sehingga perawat
harus mampu menunjukkan
rasa empati & menjadi pende-
ngar yang baik.
4. Membantu pasien mengkaji &
mengidentifikasi situasi & ma- Identifikasi masalah adalah
salah yang timbul saat ini. hal yang penting bagi pasien
& dengan bantuan perawat
maka pasien menyadari masa-
lah yang dihadapinya.
Hal ini dapat membantu pasi-
5. Membantu pasien mengidenti- en menentukan tindakan mana
fikasi koping sebelumnya baik yang baik & mana yang buruk
yang efektif maupun yang tidak dalam mengatasi masalahnya.
efektif.
Pasien perlu menyadari keku-
atan yang dimilikinya atau
hal-hal positif yang dapat di
lakukannya untuk memecah-
kan masalahnya.

6. Bantu pasien menilai kekuatan Diskusi tentang koping efektif


dirinya & kemungkinan peme- yang akan digunakan oleh pa-
cahan masalah. sien akan sangat berarti bagi
pasien & akan memberikan
dampak yang positif bagi pa-
sien.
7. Mendiskusikan koping yang e-
fektif yang akan digunakan. Hal ini akan mendorong pasi-
en untuk bersikap kooperatif
& merasa lebih berarti.

Dengan mengetahui kondisi-


nya, pasien akan dapat meng-
8. Libatkan pasien dalam perawat- antisipasi hal-hal yang akan di
an dirinya. alaminya.
9. Jelaskan proses penyakit, hasil Penjelasan informasi sebelum
pemeriksaan laboratorium, test tindakan dilakukan akan
diagnosis lain & pengobatan membantu mengurangi kece-
yang diberikan (kolaborasi de- masan pasien.
ngan dokter).
Dukungan keluarga/orang ter-
10. Jelaskan tiap tindakan kepera- dekat akan sangat berarti bagi
watan yang akan dilakukan pasien & memberikan sema-
pada pasien & beritahukan ngat bagi pasien.
manfaatnya.

9. Potensial terjadi reaksi tranfusi Reaksi tranfusi tidak terjadi. 11. Libatkan keluarga terutama Golongan darah yang tidak se-
sehubungan dengan pemberian dalam memberikan dorongan suai akan membahayakan pa-
tranfusi. pada pasien. sien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.

Pengecekkan ulang amat di


1. Pesan darah/komponen darah perlukan untuk meyakinkan
sesuai dengan instruksi medis. bahwa permintaan darah sesu-
ai dengan yang ditulis pada
formulir permintaan.
2. Cek ulang formulir permintaan Untuk meyakinkan bahwa
darah sebelum dikirim. tranfusi dapat diberikan deng-
an lancar.

Agar darah dapat menetes de-


3. Sebelum pemberian tranfusi ya- ngan lancar & tidak membeku
kinkan bahwa daerah tusukan (infus set biasanya tidak dapat
infus tidak tampak tanda-tanda dipaksa untuk pemberian tran-
plebitis & aliran infus lancar. fusi.

4. Gunakan Blood Set untuk pem-


berian tranfusi.
PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa : Subhan


Tempat Praktek : Ruang Tropik Laki Tanggal : 16 s/d 20 April 2001

I. Identitas Klien
Nama : Tn. R.
Umur : 24 tahun
TTL : 15 Desember 1974
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Lama bekerja : 2 tahun
MRS : 15 April 2001
Keluarga terdekat : Kakak Perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Makam Peneleh 86 Surabaya.
II. Status Kesehatan Saat Ini:
1. Alasan kunjungan ke RS. Badan panas tinggi 4 hari, pusing, keluar darah
dari hidung dan mulut sewaktu dibatukkan.
2. Keluhan utama saat ini: Badan lemah, nyeri pada otot persendian dan nyeri
kepala, pada lengan dan dada banyak terdapat bintik merah.
3. Lama keluhan : Sudah 4 hari.
4. Timbulnya keluhan: Mendadak.
5. Faktor yang memperberat: Bila banyak melakukan aktifitas.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: Beli obat penurun panas di
warung.
7. Diagnosa medik: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) derajat I.

III. Riwayat Penyakit Dahulu: Ketika berusia 13 tahun pernah menderita penyakit Typhus
Abdominalis.
IV. Pengkajian Fisik
Tgl. 16 April 2001 :
1. Sistem pernafasan (B 1):
RR= 20 X/mnt, sesak napas tidak ada, batuk lama tak pernah, tidak ada riwayat asma,suara
napas normal.
2. Sistem hemodinamika (B 2):
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 84 X/mnt, Suhu = 36,5 oC, Suara jantung vesiculer,
Perfusi perifer: baik, Turgor: baik, intake & output: seimbang, infus RL terpasang 20
tetes/mt.
3. Sistem kesadaran dan otak (B 3):
Keluhan nyeri kepala, konjunctiva pucat. Bentuk kepala simetris. GCS 4 5 6. Pupil
normal. Orientasi baik, klien agak gelisah.
4. Sistem perkemihan (B 4):
Klien sering BAK (4-5 kali), warna urine kuning pekat.
5. Sistem pencernaan (B 5):
Klien ada nafsu makan, terlihat dari jatah makanan yang bisa dihabiskan. Klien sering
merasa haus dan banyak minum. Kadang-kadang klien merasa mual. Terdengar bising
usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran hati. BAB 2x/hari (pagi &
sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga
memikirkan pekerjaannya.
3. Suasana hati: gelisah dan khawatir.
4. Hubungan/komunikasi: bicara jelas, mampu mengekspresikan. Klien
tinggal dirumah kakak perempuannya.
5. . Kehidupan keluarga:
- Adat istiadat yang dianut: adat Jawa dan Sunda.
- Pembuatan keputusan dalam keluarga: kakak ipar.
- Pola komunikasi: terbuka (setiap ada masalah selalu dibicarakan dengan
kakaknya).
- Keuangan: memadai.
VI. Data Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 April 2001:
- Hb 14,0 gr%
- Trombosit 106x1000/UL
- PCV 42 %
- Leukosit 2,9x1000/UL
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2001:
- Hb 13,5 gr%
- Trombosit 81x1000/UL
- PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.

Analisa Data :

TGL KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
16/4/01 DS: Klien mengatakan Kondisi tubuh yang Sindrom ku- Sindrom kurang
tubuhnya lemah, lemah. rang perawat- perawatan diri
nyeri pada otot & an diri. berhubungan
sendi. dengan kondisi
DO: Hb: 14,0 gr% tubuh yang le-
PCV: 40,5 % mah.
Trombosit:
106x1000/UL

16/4/01 DS: Klien mengatakan Trombositopenia. Resiko terjadi Resiko terjadi


bintik merah pada perdarahan perdarahan/per-
lengan & badannya berlanjut. lukaan berlan-
masih banyak. jut berhubungan
DO: Bintik merah pa- dengan trombo-
da ekstremitas atas sitopenia.
& bawah, di
badan /dada
banyak.
Trombosit:
106x1000/UL.
Hb: 14,0 gr%
PCV: 40,5 %
16/4/01 Perdarahan & ke- Resiko terjadi Resiko terjadi
DS: - bocoran plasma di renjatan. renjatan berhu-
DO: -Bintik merah di daerah intravasku- bungan dengan
lengan & dada lar. perdarahan &
banyak. kebocoran plas-
-Trombosit: ma didaerah in-
106x1000/UL. travaskular.
-Hb: 14,0 gr%.
- PCV: 40,5 %
- Nadi: 64x/mt.
- Temp: 36,5oC
- TD: 110/80 mm
Hg.
16/4/01 Pemasangan infus. Resiko terjadi Resiko terjadi
DS: Klien mengatakan infeksi. infeksi berhu-
infusnya sering bungan dengan
macet & terasa pemasangan in-
nyeri. fus.
DO: -Infus sudah 2 ha-
ri terpasang.
-Klien sering
BAK (memin-
dahkan letak cair
an/botol infus.
-Infus macet ka-
rena bekuan da-
rah.
Rencana Intervensi dan Rasional :

N TGL DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


O
1. 16/4/01 Sindrom kurang perawatan diri Kebutuhan akti- Klien mampu mandiri 1. Kaji keluhan klien. Untuk mengidentifi-
berhubungan dengan kondisi tu- fitas/self care setelah bebas demam kasi masalah klien.
buh yang lemah. terpenuhi. seperti makan/mi-
num, BAB & BAK, 2. Kaji hal-hal yang Untuk mengetahui
mandi, berpakaian, mampu/tidak dilaku- tingkat ketergantung
instrumentasi. kan berhubungan de- an klien dalam me-
ngan kelemahan fi- menuhi kebutuhan-
siknya. nya.

3. Bantu klien untuk Dengan melatih ke-


mandiri sesuai deng- mandirian, maka kli-
an perkembangan ke en tidak mengalami
mampuan fisiknya. ketergantungan pada
perawat & keluarga.

4. Bantu klien untuk Pemberian bantuan


memenuhi kebutuh- sangat diperlukan o-
an aktifitas sesuai leh klien saat kondi-
dengan tingkat keter si fisiknya lemah.
batasannya.

2. 16/4/01 Resiko terjadi perdarahan/perluka- Tidak terjadi Jumlah trombosit 1. Monitor tanda-tanda Penurunan jumlah
an lebih lanjut berhubungan deng- perdarahan le- meningkat. penurunan trombo- trombosit merupa-
an Trombositopenia. bih lanjut (seca- sit disertai tanda- kan tanda adanya
ra klinis). tanda klinis. kebocoran pembu-
luh darah.

2. Berikan penjelasan Agar klien menge-


tentang pengaruh pe- tahui hal yang mu-
nurunan trombosit ngkin terjadi sehing-
pada klien & keluar- ga dapat membantu
ga. mengantisipasi per-
darahan karena pe-
nurunan trombosit.

3. Anjurkan klien un- Aktifitas yang tidak


tuk banyak istirahat/ terkontrol dapat me-
meminimalkan akti- nyebabkan terjadi-
fitas yang tidak perlu nya perdarahan.

4. Berikan penjelasan Keterlibatan klien &


pada klien & keluar- keluarga akan mem-
ga untuk melapor ji- bantu klien menda-
ka ada tanda perda- patkan penanganan
rahan seperti: hema- sedini muingkin.
temesis, melena &
mimisan.

3. 16/4/01 Kemungkinan terjadi renjatan Tidak terjadi Trombosit mening- 1. Observasi tanda-tan Segera diketahui apa
berhubungan dengan perdarahan renjatan sela- kat, vital sign normal, da vital & perdarah- bila terjadi renjatan.
dan kebo-coran plasma didaerah lama 5 hari tidak ada tanda per- an.
intravaskuler. bebas panas darahan.
2. Batasi aktifitas kli- Untuk menghindari
en. kondisi yang lebih
buruk & aktifitas
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
terjadinya perdarah
-an.

3. Cek Hb, Ht, Throm- Untuk mengetahui


bosit. tingkat kebocoran
pembuluh darah
yang dialami klien
& untuk acuan me-
lakukan tindakan le-
bih lanjut terhadap
perdarahan tersebut.

4. Segera hubungi Untuk mendapatkan


dokter jika tampak penanganan lebih
tanda-tanda renjatan lanjut sesegera mung
& ob-servasi ketat kin.
klien.

4. 16/4/01 Resiko terjadi infeksi berhubung- Tidak terjadi Tidak tampak tanda- 1. Observasi tanda- Menetapkan data da-
an dengan pemasangan infus. infeksi. tanda infeksi. tanda vital. klien, terjadinya pe-
radangan, infeksi
dapat diketahui dari
penyimpangan nilai
tanda-tanda vital.

2. Observasi daerah Monitor tanda-tanda


pemasanganinfus. infeksi pada daerah
pemasangan. Rawat
daerah tusukan ja-
rum dengan meng-
ganti kassa balutan
& dioles betadine.

3. Amati kelancaran Dengan memperha-


tetesan infus. tikan kelancaran in-
fus, dapat segera di
–ketahui ketidaklan-
caran yang mungkin
terjadi sehingga kli-
en terhindar dari ple-
bitis.
4. Segera cabut infus Untuk menghindari
jika terjadi pembeng kondisi yang lebih
kakan & plebitis. buruk atau penyulit
lebih lanjut.

NO TANGGAL & JAM IMPLEMENTASI/TINDAKAN EVALUASI


TINDAKAN
1. 17-4-2001: Tanggal, 17-4-2001.
o
07.30 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 36,5 C, TD= 140/80 mmHg, Klien mampu memenuhi kebutuhan
Nadi= 64x/mnt, RR= 18x/mnt. self care terpenuhi,klien mampu ma-
08.00 WIB - Mengkaji keluhan klien seperti adanya rasa mual, muntah, kan/minum,BAK dan berpakaian
pusing, nyeri pada ulu hati. sendiri.
08.15 WIB - Mengkaji kemampuan klien untuk duduk,
berjalan,makan/minum, mandi, BAB/BAK, berpakaian dll.
09.00 WIB - Membantu klien untuk melakukan aktivitas seperti duduk &
BAK.
09.20 WIB - Memeriksa tanda perdarahan berupa bintik-bintik merah di
lengan, dada dan kaki.
11.00 WIB - Menjelaskan akibat penurunan thrombosit seperti: terjadinya
shock yang ditandai dengan:
- Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari &
kaki.
12.00 WIB - Gelisah & penurunan kesadaran.
- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat & BAK dengan
12.15 WIB menggunakan urinal saja.
- Menganjurkan klien/keluarga agar segera melapor kepada
dokter /perawat bila terjadi perdarahan pada hidung, mulut &
12.45 WIB bila kotor
an berwarna hitam.
13.45 WIB - Mengobservasi daerah pemasangan infus & kelancaran tetesan
infus.
- Mengukur tanda-tanda vital: Suhu= 36,8 oC, TD= 130/80
mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.

2. 18-4-2001
07.20 WIB - Mengukur tanda vital: Suhu= 37 oC, TD= 130/80 mmHg, Tanggal, 18 April 2001.
Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt. Sampai hari ke-3 bebas panas tidak
08.15 WIB - Mengkaji keluhan klien seperti adanya rasa mual, muntah, pu- terjadi renjatan, perda-
sing, nyeri pada ulu hati. rahan/perlukaan serta plebitis
08.55 WIB - Memeriksa tanda perdarahan berupa bintik-bintik merah di le-
/infeksi akibat pemasangan infus
tidak terjadi, trombosit cenderung
meningkat.

ngan, dada dan kaki.


09.15 WIB - Menganjurkan klien untuk banyak istirahat & BAK dengan
menggunakan urinal saja.
09.20 WIB - Mengingatkan klien/keluarga agar segera melapor kepada
dokter /perawat bila terjadi perdarahan pada hidung, mulut &
bila kotor
an berwarna hitam.
11.00 WIB - Mengobservasi daerah pemasangan infus & kelancaran tetesan
infus.
12.00 WIB - Melepas infus.
12.25 WIB - Mengambil spesimen darah untuk pemeriksaan Hb, Ht dan
Thrombosit.
12.45 WIB - Mengukur tanda-tanda vital: Suhu= 36,5oC, TD= 140/8
mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
13.20 WIB - Mempersiapkan klien pulang setelah menerima hasil laborato-
rium terakhir.
(2) DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta.


Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI.
Jakarta
Nancy and Beckle. 1987. NCP for Pediatric Patient ; p. 230-233. The C.V. Mosby
Company, St. Laouis, Washington, Toronto.
RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF.
Soedarmo, SP. 1995. Demam Berdarah Dengue. Medika No. 10 Tahun XXI, Oktober
1995.

Catatan Perkembangan :

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.

Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.

Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.

Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.

Tanggal, 18 April 2001.


Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.

Diagnosa III:
S: -
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi .
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.

Diagnosa IV:
S: -
O: - Infus dilepas.
- Suhu= 36,5oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis, klien boleh pulang.

SOLICHIN, SST. NURSALAM, M.Nurs (Hons)

Vous aimerez peut-être aussi