Vous êtes sur la page 1sur 10

1.

Pencegahan Infeksi Mata Pada BBL


Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir
dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersikan kedua mata bayi segerah setela lahir
dengan kapas atau sapu tangan yang halus dan bersih yang telah dibersikan dengan air hangat.
Dalam waktu satu jam setelah bayi lahir berikan salep atau obat tetes mata untuk mencegah
optalmia neonatorium (tertrasiklin 1%, eritrozin 0,5% atau nitras argensi) biarkan obat tetap pada
mata bayi dan obat yang ada disekitar mata jangan dibersikan setelah selesai merawat mata bayi
cuci tangan kembali.Bayi yang baru lahir ketika tidak mendapatkan salep mata dalam waktu
kurang dari 1 jam menyebabkan infeksi mata bayi baru lahir. Bila keadaan ini tidak diobati atau
terlambat diobati bisa timbul kerusakan kornea, mulai dari bentuk ulkus hingga perforasi
(Depkes, 2000).
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat
setelah lahir. Pada bayi baru lahir, saluran air mata belum terbuka sempurna, selain mata tampak
merah, bayi akan terlihat seperti mengeluarkan air mata terus (di bagian mata dekat hidung)
walaupun sedang tidak menangis. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat
mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 % atau cloramfenikol Obat mata yang biasa digunakan
untuk bayi baru lahir biasanya gentamicyn 0,3 %.
Ø Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata yaitu :
1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat
disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas
dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas
akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ. (Remingthon
pharmauceutical,1990). Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan
pembuatan uji dibawah LAF.
2. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri
sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata.
Zat anti mikroba yang dapat digunakan
a. klorbutanol
b. paraben
c. senyawa Hg organik OTT dengan halide
Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan.Wadah
salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
Ø Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
11. Handschoen
12. Lembar Observasi
13. Alat Tulis
14. Bengkok
15. Buku Catatn Pemberian Obat
16. Penlight
b. Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan Menjelaskan Prosedur tindakan
2. Meminta Persetujuan Pasien
3. Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat
4. Persiapan Lingkungan :
5. Menutup korden/ jendela
6. Memasang sampiran / sketsel
7. Mempersiapkan penerangan
8. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
c. Penatalaksanaan :
1. Membaca buku daftar pemberian obat salep mata, yang menyatakan nama obat dan nama
pemberian
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung,
apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
7. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas
tulang orbita.
8. Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar
dan berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira - kira ¼ inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada
sakus konjungtiva.
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur sebentar.
11. Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan
12. Cuci tangan.
13. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
14. Dokumentasikan
2. Manfaat Dan Cara Pemberian Vitamin K pada BBL
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang
berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah,
seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti
protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah.
ü Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis
a. Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis
1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.
2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan
ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml.
3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :
Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling
lambat 2 jam setelah lahir.
Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan selang
waktu 1-2 jam.
4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama.
5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan
neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.
v Persiapan Melakukan Suntikan Intra Muskular
1. Letakan bayi dengan posisi punggung di bawah.
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan intramuskular (IM).
Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena resiko kecil terinjeksi
secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus).
Muskulus deltoideus (Mengandung sedikit lemak atau jaringan subkutan sehingga memudahkan
penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk pemberian imunisasi bukan untuk pemberian obat
lain.
v Cara Memberikan Suntikan Intra Muskular
1. Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi suntikan vitamin K1 di
paha kiri dan suntikan imunisasi HB0 di paha kanan.
2. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah direndam dalam larutan
antiseptik dan biarkan mengering.
3. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
4. Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.
5. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk.
6. Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit.
7. Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak menusuk dalam vena.
- Bila dijumpai darah : Cabut jarum tanpa menyuntikkan obat, Pasang jarum steril yang
baru ke semprit, Pilih tempat penyuntikkan yang lain, Ulangi prosedur diatas
Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan tekanan kuat dalam waktu 3-6 detik.
8. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan dengan bola kasa steril
kering.
9. Catat tempat penyuntikan untuk memudahkan identifikasi.

ü Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K


Untuk pemberian vitamin K pada bayi yang baru lahir adalah dengan cara suntikan.
Untuk lokasi yang jauh dari rumah sakit atau bidan pun tetap harus diberikan suntikan vitamin K
agar mengurangi angka kematian pada bayi dan kecatatan. Untuk itu vitamin K suntik dosis 10
mg/1 ml. Diberikan biasanya setelah 1 jam setelah melahirkan. Cara pemberiannya yaitu
disediakan 1 injeksi suntik baru, dengan ukuran 1 ml dan masukkan dosis 1 mg vitamin K1.
Kemudian disinfeksi dilakukan dengan alkohol 75% seperlunya.Suntikan diberikan pada paha
kiri bayi secara intra muskular. Kemudian tanda vital bayi di periksa untuk mengetahui adanya
efek akibat pemberian vitamin K1 ini setelah 1 jam pemberian obat. Perlu diperhatikan cara
pemberian ini mintalah dokter atau bidan yang melakukannya.
Dengan demikian, pentingnya pemberian vitamin K pada bayi sudah anda ketahui.Untuk
itu jagalah ibu hamil serta masa persalinan dan bayi serta balita anda untuk tumbuh kembang
sehat serta terhindar dari berbagai macam jenis kecatatan fisik maupun mental serta jauh dari
penyakit.Artikel ini dimaksudkan agar semakin banyak yang paham bahwa makanan sehat
bervitamin penting bahkan sejak bayi.

Ø Bentuk vitamin K
1. Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah
cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM)
2. Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan
beberapa strain E. coli.
3. Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang merupakan vitamin K sintetik tetapi
jarang diberikan lagi pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik
Jenis vitamin K yang digunakan untuk penyuntikan ke bayi baru lahir adalah vitamin K1
(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10mg Vitamin K1 per 1 ml
ü Manfaat Vitamin K
Manfaat Vitamin K adalah:
- Berperan Penting Dalam Proses Pembekuan Darah
Tentu dalam pemenuhan kebutuhan vitamin K pada tubuh juga penting. Walau tidak seperti
vitamin yang lain yang dibutuhkan dalam jumlah besar, namun jika vitamin K ini tidak dipenuhi
dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa fungsinya
untuk membantu pembekuan darah. Jika tidak terpenuhi vitamin K maka proses pembekuan darah
akan terganggu. Logikanya, jika sebuah luka sayatan karena pisau ukuran luka kecil bisa sembuh
dalam waktu 1 hari (sembuh total), pada orang yang kurang vitamin K dalam tubuhnya akan
memiliki lebih dari 1 hari untuk (sembuh totalnya).
Pada bayi, vitamin K sangat sedikit sekali asupannya. Hanya dari ibu saat menyusui vitamin
K pada bayi terpenuhi. Walaupun dinilai kurang karena bayi rentan mengalami luka dan akan sulit
sekali sembuh, maka dari itu pemberian vitamin K diperlukan untuk pemenuhan kekuatan pada
bayi agar pembekuan darah akibat luka bisa diatasi. Selain itu, fungsi vitamin K sebagai kofaktor
enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Kemudian pada
penelitian terbaru ternyata vitamin K ternyata dapat juga mengobati penyakit jantung dan stroke.
Pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut fungsi vitamin K yang berkenaan tentang tulang, resiko
diabetes, pendarahan pada hati, penyakit hemoragik pada bayi yang baru lahir, dan yang lainnya.
- Berperan Penting Dalam Pertumbuhan Tulang dan Pencegahan Osteoporosis
Dalam pembentukan tulang dan pencegahan osteoporosis, ternyata vitamin K juga dapat
melakukannya. Tubuh perlu mengikat kalsium dalam sumber makanan yang kita makan. Karena
jika kalsium dibiarkan begitu saja, tulang tidak bisa berkembang dengan baik. Nantinya akan
timbul banyak penyakit tentang tulang. Untuk itu vitamin K diperlukan untuk pengerasan tulang
karena vitamin K dapat mengikat kalsium. Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K
membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
Dalam jangka panjang jika kalsium ini tidak dapat dipenuhi, bisa mengakibatkan osteoporosis atau
pengeroposan tulang. Hindari hilangnya kepadatan tulang karena jarang mengkonsumsi vitamin
K. Hal ini sering terjadi pada orang yang sering mengalami patah tulang seperti patah tulang
pinggul walaupun dalam kasus sederhana karena kekurangan kalsium yang diikat oleh vitamin K
ini.
- Mengontrol Kadar Gula Darah Hingga Mengurangi Resiko Diabetes
Gula darah berlebih merupakan sebab dari banyaknya orang mengalami diabetes. Kemudian
vitamin K digunakan untuk mengatur kadar gula dalam darah. Ternyata hal ini bisa. Pada
prinsipnya vitamin K ini mengontrol produksi protombin di hati. Secara khusus vitamin K1 dapat
dapat mengurangi adanya resistan terhadap insulin. Dimana hal tersebut melawan diabetes.
Kemudian kadar gula dalam darah bisa dikontrol.
- Menekan Proses Pendarahan pada Hati
Fungsi lain pada vitamin K ini yang tidak bisa kita lihat secara langsung adalah menekan proses
pendarahan pada hati. Apakah dihati ada pendarahan juga? Tentu. Akibat dari seseorang
mengkonsumsi suatu jenis obat tertentu, maka hati akan mengalami pendarahan. Obat tersebut
seperti obat sakit kepala berkepanjangan dan antibiotik yang tidak kunjung diselesaikan.
- Mencegah Penyakit Hemoragik pada Bayi Baru Lahir
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ternyata bayi yang baru lahir butuh banyak asupan vitamin
untuk tubuhnya. Bahkan sang ibu saat menyusui pun setidaknya harus mengkonsumsi banyak
vitamin agar air ASInya menjadi berkualitas untuk si bayi. Penyakit hemoragik adalah adalah
penyakit pendarahan akibat kekurangan vitamin K.
Pada bayi ada dua jenis penyakit ini. Yaitu pertama, berlaku saat bayi selepas lahir. Penyakit ini
jenis klasikal. Kedua, berlaku saat selepas umur sebulan hingga enam bulan. Pendarahan ini
biasanya terjadi di otak. Gejalanya tentu akan timbul saat menyusui. Jika bayi muntah darah,
kencing darah ataupun membuang air besar darah, maka dapat disimpulkan sang bayi
mengalami defisiensi vitamin K.
Untuk itu, mencegah hal ini terjadi, sang ibu harus mengkonsumsi banyak makanan bergizi saat
hamil dan menyusui. Karena sang bayi yang mengkonsumsi ASI sang ibu dimana ASI tersebut
berkualitas atau tidaknya tergantung dari konsumsi makanan harian sang ibu. Transfer gizi melalui
ASI lah yang menyebabkan sang bayi bisa kekurangan vitamin K atau berkecukupan.
Kedua, tentu saat bayi sudah lebih usianya dari 6 bulan, disegerakan untuk mengkonsumsi susu
bubuk formula yang sudah bisa memenuhi konsumsi vitaminnya secara optimal terutama vitamin
K-nya. Karena ASI sang ibu saja belum tentu memenuhi kebutuhan vitamin sepenuhnya
- Membunuh Sel Kanker
Menurut penelitian, kemampuan Vitamin K dalam memperlambat atau membunuh sel tumor
sama kuatnya dengan obat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan Vitamin K
dengan obat antikanker standar dapat membantu obat tersebut bekerja lebih baik.

v Waktu pemberian vitamin K


Vitamin K yang diberikan adalah vitamin K1, diberikan pada saat bayi baru lahir sampai usia 2
minggu karena risiko terjadinya perdarahan bertambah terutama pada usia 1-2 minggu dan
menurun menjelang usia 6 bulan setelah bayi mulai dapat memproduksi vitamin K sendiri. Cara
pemberian dapat dilakukan baik secara suntikan di otot (intra muskular) ataupun di minum (oral)
Suntikan di otot, dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir
Diminum, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada saat bayi baru lahir, pada
umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8 minggu.
Pada bayi yang terlambat mendapat vitamin K dan mengalami perdarahan akibat kekurangan
vitamin K, dokter akan memberikan pengobatan berupa suntikan vitamin K dan transfusi darah.
Pemberian vitamin K tidak perlu dilakukan ulangan, karena semakin bertambah umur bayi,
semakin baik kemampuan tubuhnya untuk menghasilkan vitamin K dan semakin bervariasi asupan
makanan yang didapatkan.

3. Pemeriksaan Fisik

Prosedur /hal –hal yang harus di perhatikan atau di nilai dalam Pemeriksaan fisik bayi
baru lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat
ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di
luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar
bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak
sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir


a. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
b. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
c. Pastikan pencahayaan baik
d. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan
cepat
e. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

Peralatan dan perlengkapan


1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan,
sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk
bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
Pengukuran anthopometri
1. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
2. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
3. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
4. Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui
kedua puting susu)

Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.


- Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura
yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel
yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
1. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
2. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya
- Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom
piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

- Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
a. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
b. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
c. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea
d. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak
bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina
e. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
f. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
g. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

- Hidung
a. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
b. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
c. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital
d. Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan

- Mulut
a. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
b. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
c. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
d. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s
pearl atau gigi
e. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
f. Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)

- Telinga
a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
b. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
c. Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
d. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada
bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
e. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas
ginjal

- Leher
a. Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
b. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
c. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis
d. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.

- Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

- Tangan
a. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
b. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur
c. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
d. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
e. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan
luka dan perdarahan

- Dada
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan
b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
c. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

- Abdomen
a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
c. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
d. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten

- Genetalia
a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)

- Anus dan rectum


Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
- Tungkai
a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
b. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
c. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
- Kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi.
a. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
b. Periksa adanya pembekakan
c. Perhatinan adanya vernik kaseosa
d. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

Vous aimerez peut-être aussi