Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Ny.Y umur 23 tahun, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, klien menikah dengan Tn. S 26 tahun, agama islam, pendidikan SMA, pekerjaan
wiraswasta (penjaga toko), suku Sunda dan tinggal bersama mertuanya. Kehamilan ini
merupakan kehamilan yang pertama. Usia kehamilan 8 Bulan. Ny.Y mendapat informasi
tentang kehamilan dari mertuanya. Ny.Y merasa pusing, lemas dan pucat selama 3 hari.
Kemudian Ny.Y memeriksakan keadaan dan kehamilannnya di rumah sakit. Setelah diperiksa
keadaannnya, seperti tensi, berat badan, tinggi badan, lingkar panggul, USG dan lain-lain.
Lalu, dokter memberi advis untuk cek darah yang dapat menunjang diagnosis ny.Y. Dari
hasil, pemeriksaan tersebut didapatkan bahwa kadar Hemoglobin (Hb)nya 8 mg/dl dan dari
hasil USG tersebut didapatkan bahwa bayi ny.Y adalah seorang perempuan dan sungsang.
Dokter menyimpulkan bahwa Ny.Y menderita anemia. Kemudian Dokter mengkaji pola
makan, istirahat, pola aktivitas dan lain-lainnya.
Dari hasil pengkajian tersebut, di daerahnya masih percaya pada sihir dan hal-hal
gaib. Pada saat istrinya hamil, suaminya maupun semua anggota keluarganya tidak boleh
membunuh binatang yang mengakibatkan nantinya anaknya lahir cacat dan didapatkan
pantangan makanan pada ibu hamil yang di yakini di daerahnya yaitu ibu hamil tidak boleh
makan ikan laut karena bisa menyebabkan Asinya menjadi Asin. Ny.Y sering mengkonsumsi
jamu yang dianjurkan mertuanya agar setelah bayinya lahir tidak amis. Kepercayaan tersebut
diyakini dan dipatuhi oleh mertua dan semua anggota keluarganya dari pihak laki-laki.
Dokter menganjurkan Ny.Y untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan, sering berolahraga
(jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan senam hamil, istirahat yang cukup dan diberi obat/
vitamin penambah darah (Zat Besi). Dari hasil USG menyatakan bahwa bayi ny.Y sungsang
kemudian ny.Y dan mertuanya membawa ke dukun bayi untuk dipijatkan perutnya. Setelah
beberapa hari, keadaan ny.Y tidak membaik karena ny.Y tidak bisa atau jarang minum obat
yang diberikan oleh dokter. Akhirnya, ibu di rawat inap di RS. S.
3.2 Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Pada Budaya Sunda
A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
Klien memeriksakan kehamilannya di dokter dan berencana akan melahirkan di
sana, Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien mengeluh
mengalami pusing, lemas dan pucat selama 3 hari. Klien biasa berobat ke dokter,
Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib pada saat wanita itu hamil.

2. Faktor agama dan filsafah hidup


a. Agama yang dianut yaitu agama islam
b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut aturan
yang dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para laki-laki
yang istrinya hamil dilarang membunuh binatang.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa membunuh binatang pada saat hamil bisa
membuat nantinya anaknya cacat (lahir tidak sempurna) klien merencanakan
akan berobat ke dokter. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik,
seperti tidak boleh memakan ikan laut, sedangkan suaminya pantang untuk
membunuh binatang.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan


a. Nama lengkap : Ny. Y
b. Nama panggilan : Ny.Y
c. Umur : 23 tahun
d. Jenis kelamin : perempuan
e. Status : sudah menikah
f. Tipe keluarga : intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)
g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : ada pada pihak laki-laki

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup


a. Makanan pantangan yaitu ikan laut. Ny.Y makan habis dengan 1 porsi 3x
sehari. Ibu jarang makan buah. Ibu sesekali minum jamu agar anaknya tidak
bau amis pada saat melahirkan. Ny.Y pergi ke dukun bayi untuk
membenahkan keadaan kehamilannya yang letak sungsang. Suaminya tidak
boleh membunuh binatang yang mengakibatkan anaknya lahir cacat (tidak
sempurna)
b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu:
1) Pasien memeriksakan kehamilannya di dokter dan berencana akan
melahirkan disana. Pasien jarang minum vitamin, pasien jarang
berolahraga.
2) Pasien mengeluh mengalami pusing, lemas dan pucat selama 3 hari, pasien
dianjurkan untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan, sering berolahraga
(jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan senam hamil, istirahat yang
cukup dan diberi obat/ vitamin penambah darah (Zat Besi).

5. Faktor politik
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu:
a. Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh pusing, lemas, dan pucat selama 3 hari.
b. Kebijakan yang didapat di RS
Klien di periksa keadaannnya seperti tensi, berat badan, tinggi badan, lingkar
panggul, USG, cek darah dan disuruh untuk mengurangi aktivitas yang
berlebihan, sering berolahraga (jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan
senam hamil, istirahat yang cukup dan diberi obat/ vitamin penambah darah
(Zat Besi).

6. Faktor ekonomi
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin

7. Faktor pendidikan
a. Pendidikan Ny.Y adalah SMP dan suaminya adalah SMA. Pekerjaan Ny.Y
adalah sebagai ibu rumah tangga dan suaminya sebagai wiraswasta (penjaga
toko).
b. Setelah di diagnosis anemia dan keadaan bayinya sungsang. Klien tidak
menerima dan merencanakan akan pergi ke dukun bayi. Kemampuan klien
masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada medis

B. Analisa Data
No Data Masalah (P)
1. DS :
Klien mengatakan bahwa klien
lebih memilih untuk pergi ke
dukun bayi dan minum jamu Ketidakpatuhan dalam pengobatan
daripada minum obat setelah
disarankan untuk minum
vitamin secara teratur,
mengurangi aktivitas yang
berat, mengikuti senam hamil.
Ny.Y menganggap bahwa
minum jamu itu agar anaknya
tidak bau amis dan pergi ke
dukun bayi untuk membenahi
perutnya agar anaknya tidak
sungsang.
DO : - USG (bayi sungsang, jenis
kelamin perempuan).
- HB 8mg/dl

2. DS :
 Klien percaya dengan sihir
dan hal-hal gaib.
 Pasien tidak percaya dan Kurang pengetahuan
tidak menerima diagnosa dari
dokter.
 Klien mempunyai pantangan
makan ikan laut.
 Klien minum jamu sesekali
supaya anaknya tidak amis.
DO :
 Pendidikan klien SMP.
 Klien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari
dokter.

C. Diagnosa keperawatan
NO Diagnosa
1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut
klien tentang kehamilan.
D. Rencana Keperawatan
NO Dx Tujuan Rencana Kegiatan
1. Ketidakpatuhan Setelah diberikan asuhan Lakukan pendekatan dengan cara
dalam keperawatan selama (1x24 Cultural Care Preserventation/
pengobatan jam) diharapkan klien mau Maintenance :
patuh dalam mengikuti  Pelihara komunikasi yang sedang
pengobatan, dengan terjalin dengan baik (tanpa ada
Kriteria Hasil: masalah karena budaya) antara
 Klien bersedia untuk klien dengan perawat maupun klien
minum vitamin, dengan dokter atau klien dengan
makan yang tenaga kesehatan lain.
mengandung zat besi  Gunakan interaksi yang tenang dan
seperti ikan laut. tidak terburu – buru
 Klien menerima  Identifikasi perbedaan konsep
diagnosa anemia antara perawat dan pasien tersebut
 Diskusikan perbedaan budaya yang
dan letak sungsang
dimilikinya dengan pasien yang
oleh dokter.
masih percaya kepada dukun serta
sihir dan hal-hal gaib.
2. Kurang Setelah diberikan asuhan Lakukan pendekatan dengan cara
pengetahuan keperawatan selama Cultural Care Repartening /
(1x24jam) diharapkan Reconstruction:
klien memahami tentang o Berikan informasi mengenai
penyakit yang dialaminya kondisi klien dengan membantu
dan cara penanganannya. klien memilih serta menyarankan
Dengan Kriteria Hasil : hal-hal yang dapat meningkatkan
 Klien bersedia
derajat kesehatan klien.
dilakukan tinndakan
o Libatkan keluarga untuk turut serta
kuretase.
memberikan pengertian kepada
 Klien mengetahui
klien bahwa makanan yang bergizi
dan mengerti jenis
membantu meningkatkan kondisi
makanan yang dapat
kesehatannya.
meningkatkan
o Berikan kesempatan pada klien
kondisi
untuk memahami informasi yang
kesehatannya.
telah diberikan dan melakukannya.
o Tentukan tingkat perbedaan klien
melihat dirinya dari budaya
kelompoknya sendiri.
o Jelaskan kondisi kesehatan klien ke
dalam bahasa kesehatan yang
mudah dipahami klien dan keluarga
o Berikan informasi pada klien
tentang sistem pelayanan
kesehatan.

E. Implementasi Keperawatan
Tanggal/ Dx Tindakan perawatan Respon
Hari/
Jam
4/10/2018 Ketidakpatuhan Melakukan pendekatan 1. Pasien dapat
Kamis dalam dengan cara Cultural Care menerima
10:00 pengobatan Preserventation/ kehadiran
Maintenance : perawat.
1. Memelihara komunikasi 2. Interaksi berjalan
yang sedang terjalin dengan secara perlahan
baik (tanpa ada masalah tenang dan tidak
karena budaya) antara klien terburu – buru
dengan perawat maupun 3. Keluarga dan
klien dengan dokter atau klien masih
klien dengan tenaga mempercayai
kesehatan lain. sihir dan hal-hal
2. Mengunakan interaksi yang
gaib.
tenang dan tidak terburu –
4. Pasien mau
buru
mendiskusikan
3. Mengidentifikasi perbedaan
perbedaan
konsep antara perawat dan
budaya yang
pasien tersebut
4. Mendiskusikan perbedaan dimilikinya.
budaya yang dimilikinya Sedangkan
dengan pasien yang masih kelurga pasien
percaya kepada dukun serta tidak mau
sihir dan hal-hal gaib. mendiskusikan
perbedaan
budaya yang
dimilikinya

4/10/2018 Kurang 1. Memberikan informasi 1. Klien


Kamis penngetahuan mengenai kondisi klien mendengarkan
10:00 berhubungan 2. Membantu klien memilih serta dengan seksama
dengan menyarankan hal-hal yang dapat 2. Klien memilih
kepercayaan meningkatkan derajat kesehatan hal-hal yang
dan sistem nilai klien. dapat
yang dianut 3. Melibatkan keluarga untuk turut meningkatkan
klien tentang serta memberikan pengertian derajat kesehatan
kehamilan. kepada klien bahwa makanan 3. Kelurga pasien
yang bergizi membantu tidak
meningkatkan kondisi memperbolehkan
kesehatannya. pasien untuk
4. Memberikan kesempatan pada tidak boleh
klien untuk memahami makan ikan dan
informasi yang telah diberikan dianjurkan untuk
dan melakukannya. minim jamu, biar
5. Menentukan tingkat perbedaan tidak amis.
klien melihat dirinya dari 4. Klien
budaya kelompoknya sendiri. mendengarkan
6. Menjelaskan kondisi kesehatan perawat.
klien ke dalam bahasa 5. Klien berfikir
kesehatan yang mudah bahwa budaya
dipahami klien dan keluarga yang dianut sama
7. Berikan informasi pada klien dengan budaya
tentang sistem pelayanan disekitarnya
kesehatan. 6. Klien
mendengarkan
penjelasan
perawat, tetapi
klien tetap
mempertahankan
budayanya
sendiri.
7. Klien dan
keluarga dapat
menerima
tentang system
pelayanan
kesehatan.

F. Evaluasi Keperawatan
Tanggal/Ha Dx Evaluasi
ri/Jam
04/10/2018 Ketidakpatuha S: klien mengatakan bahwa klien lebih memilih minum
n dalam jamu dan pergi kedukun bayi dari pada minum obat dan
pengobatan pergi kedokter
O: - klien masih mempertahankan pendapatnya tentang
minum jamu dan pergi kedukun.
- USG(sungsang,jenis kelamin perempuan}
- HB 8mg/dl.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi.

Kurang S: klien mengatakan mulai menerima bahwa kondisinya


pengetahuan sedang sakit
O: - klien masih mempercayai hal-hal sihir
- klien mulai menerima diagnosa dari dokter
- Klien mendengarkan pada saat perawat
memberikan penyuluhan kesehatan
A: masalah sebagian teratasi
P: lanjutkan intervensi

 Perbedaan konsep perawat dan Ny.Y terletak pada kepercayaan Ny.Y yang masih percaya
pada sihir dan hal-hal gaib.
 Perawat harus tenang dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan Ny.Y. Perawat bisa
perlahan-lahan untuk berkomunikasi dengan Ny.Y.
 . Misalnya :
 Ikan Laut yang kaya akan Zat besi yang berguna untuk pembentukan myoglobin, yang
membawa oksigen ke jaringan otot dan hemoglobin yang memberi oksigen ke darah
dan menjaga asupan yang cukup.
 Pergi ke dukun bayi, hal ini tidak di benarkan karena memijat perut pada saat
kehamilan dapat mengakibatkan hal yang membahayakan bayi yang ada di dalam
perutnya.
Minum jamu, hal ini tidak dibenarkan karena jamu mengandung campuran-campuran /
ramuan-ramuan yang berbahaya yang bisa mengakibatkan bayi menjadi kuning bahkan
meninggal dalam kandungan.
o Sebagai contoh klien mempunyai pantangan untuk mengkonsumsi makanan ikan laut
dimana ikan laut itu sangat baik dikonsumsi karena mengandng zat besi yang dibutuhkan
oleh wanita hamil. Kita bisa menyarankan klien untuk lebih banyak makan daging,
buncis, sayuran hijau, kacang, kerang dan produk padi yang diperkaya zat besi.
Sedangkan jamu bisa kita ganti dengan vitamin dari buah-buahan maupun resep dokter.

Vous aimerez peut-être aussi