Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Parotitis
Oleh:
Sintia Mardhasafitri 1110312098
Pembimbing:
dr. Emilzon Taslim, Sp. An, KAO, KIC, M. Kes
dr. Versiana
dr. Rini Afni
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Parotitis merupakan penyakit infeksi pada anak-anak yang pada 30-40 %
kasusnya merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus.
Infeksi terjadi pada anak-anak kurang dari 15 tahun sebelum penyebaran
imunisasi. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah,
bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi pada
orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Pada
umumnya parotitis epidemika dianggap kurang menular jika dibanding dengan
morbili atau varicela, karena banyak infeksi parotitis epidemika cenderung tidak
jelas secara klinis.1
Dalam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan
komplikasi walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa:
Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis, ooporitis, orchitis, mastitis,
dan ketulian.1,2
Insidensi parototis epidemika dengan ketulian adalah 1:15.000.1 Meningitis
yang terjadi berupa Meningitis aseptik. Insidensi dari parotitis
Meningoencephalitis sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar 10% dari kasus ini
penderitanya berumur kurang dari 20 tahun. Angka rata-tata kematian akibat
parotitis Meningoencephalitis adalah 2%.2 Kelainan pada mata akibat komplikasi
parotitis dapat berupa neutitis opticus, dacryoadenitis, uveokeratitis, scleritis dan
trombosis vena central retina.1,2 Gangguan pendengaran akibat paroitis epidemika
biasanya unilateral, namun dapat pula bilateral. Gangguan ini seringkali bersifat
permanen.2,4
1.2 Definisi
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis. Pada saluran kelenjar ludah
2
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan
saluran. Menyerang pada anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).2,3,4,5
1.3 Etiologi
mµ. Virus ini mempunyai dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu :
antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat
bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu
<4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.2
1.4 Epidemiologi
Virus menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur
dengan saliva, dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya
endemik pada komunitas besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun.
Relatif jarang terjadi epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat,
yang hidup dalam rumah, perkemahan, barak-barak tentara, atau sekolah. Ada
penurunan insiden sejak pengenalan vaksin parotitis epidemika pada tahun 1968.3
3
Dalam setahun, parotitis banyak terjadi pada musim dingin. Golongan umur
yang terkena 5 – 15 tahun. Juga ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Parotitis
kadang juga terjadi pada usia dibawah 4 tahun dan diatas 40 tahun. Namun
meskipun demikian, pada daerah yang terisolasi atau daerah yang tidak ada
sejarah pernah endemik parotitis ditemukan kejadian parotitis pada usia dibawah 1
tahun sebesar 17% dan umur 3 – 4 tahun sebesar 70% - 80%. Gender juga
1.5 Patogenesis
traktus respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus menyebar
melalui aliran darah ke organ-organ lain, termasuk selaput otak, gonad, pankreas,
atau memperbanyak diri dalam sel epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju
Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel
nekrosis jaringan.6
4
1.6 Manifestasi klinik
dan rata-rata selama 18 hari. Batasan paling lama untuk masa inkubasi yaitu 8
sampi 30 hari. Pada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin bersama
dengan demam, nyeri otot (terutama pada leher), nyeri kepala, anorexia, dan
malaise.8
perabaan, terlebih-lebih jika penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini
merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Ciri khas lain adalah
Pembengkakan dapat terjadi dengan cepat biasanya puncaknya pada 1-3 hari
dari sudut mandibula tidak lagi dapat dilihat. Kulit diatas kelenjar yang
membengakak tidak hangat atau eritem, berlawanan dengan tanda yang ditemukan
Satu kelenjar parotis biasanya membengkak sehari atau dua hari sebelum yang
5
1.7 Diagnosis
1. Anamnesis
sakit kepala, muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot. Kadang dengan keluhan
pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan maupun dengan
perabaan, terlebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam.7
2. Klinik5,6
2. Keluhan nyeri didaerah parotis satu atau kedua sisi, disertai nyeri
3. Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa
malas.
4. Kontak dengan penderita kurang lebih 2-3 minggu sebelumnya (masa inkubasi
14-24 hari).
5. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif
2. Laboratorium
a. Darah rutin
6
b. Amilase serum
minggu.2,6,8
c. Pemeriksaan serologis
Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat
dan serum yang satunya di ambil pada hari ketiga. Jika perbedaan titer spesimen 4
fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi hemadsorpsi.
antibodi parotitis epidemika. Uji netralisasi asam serum adalah metode yang
paling dapat dipercaya untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak
mahal.2,6,8
bulan dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan kemudian menurun secara
lambat 2 tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada. Peningkatan 4 kali
7
lipat dalam titer dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang baru
dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12 minggu.8
d. Pemeriksaan Virologi
Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus dilakukan
dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau
darah.6 Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang
diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun.6
1.8 Komplikasi
1. Meningoensepalitis
kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi
(hiperpireksia).6
Insiden yang sebenarnya sukar diperkirakan karena infeksi subklinis sistem syaraf
sentral. Manifestasi klinis terjadi pada lebih dari 10% penderita patogenesis
encephalitis
8
Meningoencepalitis parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dengan
meningitis sebab lain, ada kekakuan leher sedang, tetapi pemeriksaan lain
meninggi, pemeriksaan Nonne dan Pandy positif, jumlah sel terutama limfosit
berisi sel kurang dari 500 sel/mm³ walaupun kadang-kadang jumlah sel dapat
melebihi 2.000. Selnya hampir selalu limfosit, berbeda dengan meningitis aseptik
penyakit.2,6
2. Ketulian
3. Orkitis
Komplikasi dari parotitis dapat berupa orkitis yang dapat terjadi pada masa
setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut
bagian bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi
dengan atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena infeksi maka terdapat
parotitis. Keadaan ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari.1 Testis yang terkena
menjadi nyeri dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata
lamanya 4 hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi. Gangguan
9
4. Ooforitis
5. Pankreatitis
Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis.
Biasanya gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam
asimptomatik mungkin terdapat lebih sering (sampai 40% kasus), terjadi pada
6. Nefritis
viruria terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum
diketahui. Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis.2 Nefritis
ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna tanpa meninggalkan
7. Tiroiditis
Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat
terjadi pada umur sekitar 1 minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan
8. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering dari pada yang diketahui.2 Miokarditis ringan
10
dapat terjadi dan muncul 5 – 10 hari pada parotitis. Gambaran elektrokardiografi
dari miokarditis seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi gelombang T.
9. Artritis
Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang
berkurangnya parotitis. Biasanya yang terkena adalah sendi besar khususnya paha
atau lutut. Penyakit ini berakhir 1 sampai 12 minggu dan sembuh sempurna.7
dengan fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan
sentral.2
Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa infeksi ibu menciderai janin,
11
1.9 Diagnosis Banding
dan sitomegalovirus.2
4. Parotitis supuratif
Disebabkan oleh bakteri dan ditemukan pus yang keluar dari duktus kelenjar.
5. Parotitis berulang
Suatu keadaan yang sebabnya belum diketahui, tapi mungkin bersifat alergi
6. Kalkulus salivarus
8. Reaksi obat
parotid dan kelenjar salivaria lain disertai nyeri tekan.5 Parotitis iodium,
12
10. Sindroma Sjorgen
Merupakan inflamasi kronik parotis dan kelenjar liur lainnya yang seringkali
disertai dengan atrofi kelenjar lakrimalis dan paling sering terjadi pada wanita
pascamenopause.7
1.10 Tatalaksana
sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu.1 Tidak ada terapi
spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis
Penderita baru dapat dirawat jalan bila: tidak ada komplikasi, keadaan
c. Medikamentosa
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat,
b. Analgetik-antipiretik
13
c. Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya.5
a. Encephalitis
b. Orkhitis
- pemberian analgetik
hari.1,4,8
1.11 Pencegahan
1. Pasif
mengurangi komplikasi.2,3
2. Aktif
yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme)
diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan. Vaksin ini tidak menyebabkan
panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan tidak menular.
Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak
dan rubella.4,6
14
Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat efektif dalam
vaksin terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis atau vaksinasi variola yang
diberikan serentak.8
akut; selama kehamilan; leukimia dan keganasan; limfoma; sedang diberi obat-
15
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : An. K
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalumbuk
1.2 Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan Keluarga
1. Keluhan Utama
17
yang dirasakan sepanjang hari dan bertambah berat bila pasien membuka
rahangnya dan mengunyah, nyeri agak berkurang bila pasien tidak
berbicara, menutup mulut dan istirahat. 5 hari yang lalu, pasien juga
mengeluh demam, batuk dan pilek. Demam tidak disertai dengan
menggigil dan berkeringat. Demam tidak terlalu tinggi, ibu pasien
mengaku demamnya turun setelah diberi paracetamol. Batuk pada pasien
tidak berdahak, dan ingus pasien encer dan berwarna bening. Ibu pasien
mengatakan bahwa nafsu makan pasien juga berkurang dari biasanya
karena bengkak pada pipi kiri nya menyulitkan pasien untuk makan dan
terasa nyeri saat mengunyah. Hal seperti ini juga dialami oleh kakak
kandung pasien dan sepupunya, ketika pasien bermain ke rumah
sepupunya 2 hari yang lalu, sepulang dari sana pasien mengeluh demam
kemudian disusul dengan bengkak pada kedua pipinya. mimisan (-),
bercak-bercak kemerahan (-), minum baik. BAK (+). tidak ada gusi yang
bengak atau gigi yang berlubang (-), dan pasien juga tidak mengalami
trauma pada daerah yang bengkak.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Keluhan yang sama sebelumnya disangkal
- Batuk pilek sering
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (+), kakak kandung dan
sepupu pasien juga mengalami bengkak pada kedua pipinya
- Riwayat asma (-)
- Riwayat alergi obat (-)
4. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : CMC
Nadi : 90x/ menit
Nafas : 24x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 37,30C
BB : 22 kg TB : 120 cm
18
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Thorax
Paru Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing
Jantung Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Abdomen Inspeksi : tidak tampak membuncit, Distensi (-),
Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, NT(-), NL (-),
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Status lokalis:
Regio angulus mandibula sinistra
Terdapat massa dengan diameter sebesar ± 4-7 cm, bentuk bulat
oval, konsistensi lunak, batas tegas, kemerahan (-) dan tidak hangat saat
dipegang, tidak ada pus. Nyeri tekan (+)
5. Laboratorium
7. Manajemen
a. Promotif
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya dan cara
penularannya.
19
Menyarankan pasien untuk beristirahat.
Menyarankan pasien makan makanan yang bergizi dan teratur
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat sembuh
sendiri.
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien akan pentingnya
imunisasi MMR dimana imunisasi berperan untuk membentuk
antibody dan kekebalan tubuh.
b. Preventif
Imunisasi MMR
Hindari kontak dengan pasien parotitis
Menjaga higienitas, dan kebersihan personal
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker untuk
menghindari droplet
c. Kuratif
Non Farmakologi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang
bergizi dan beristirahat yang cukup
Diet lunak dan cairan yang cukup
Kompres dengan air dingin dan air hangat selang-seling pada
parotitis
Sistemik
Anti piretik-analgetik: Parasetamol tablet 3 x 375 mg
Roboransia : Vitamin C 3 x 1 tablet
Ekspektoran : Glyceryl Guaiacolate 3 x 100 mg
d. Rehabilitatif :
- Meningkatkan daya tahan tubuh.
20
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Kuranji
Pro : An. K
Umur : 8 tahun
Alamat : :Kalumbuk
21