Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan
sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam
berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor
atom 22 sampai dengan 92. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan
kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh
yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme
hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek
khusus pada mahluk hidup. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila
terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat
membangkitkan kanker (karsinogenik). Demikian pula dengan bahan pangan dengan
kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup.
Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari
proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama
hasil limbah industri. Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat
sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut.
Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini
yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang
toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam
berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh
organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek
racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya.
Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat
bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat
tersebut terikat dalam tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Karaktristik Logam Berat Kadmium?
2. Bagaimana Proses Absorpsi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan
Lingkungan?
3. Bagaimana Proses Distribusi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan
Lingkungan?
4. Bagaimana Proses Metabolisme Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan
Lingkungan?
5. Bagaimana Proses Ekskresi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan
Lingkungan?
6. Bagaimana Dampak Kadmium terhadap Linkungan?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Toksikologi Lingkungan II dan untuk mengetahui :
1. Karakteristik Logam Berat Kadmium.
2. Proses Absorpsi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan Lingkungan.
3. Proses Distribusi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan Lingkungan.
4. Proses Metabolisme Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan Lingkungan.
5. Proses Ekskresi Kadmium pada Manusia, Tumbuhan, dan Lingkungan.
6. Dampak Kadmium terhadap Lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK KADMIUM
Kadmium (nama latin cadmia) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48, berat atom 112,4, titik leleh 321 oC,
titik didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3 . Kadmium adalah logam
berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta
menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat
dalam kombinasi dengan klor (Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium
membentuk Cd2+ yang bersifat tidak stabil. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak
dipakai sebagai stabilizer dalam pembuatan (polyvini & clorida). Cd didapat pada
limbah berbagai jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn.
Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain
terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995). Dengan
demikian, Cd dapat ditemukan di dalam perairan baik di dalam sedimen maupun di
dalam penyediaan air minum.
Logam kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam.
Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam yang lunak ductile,
berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya bila berada
dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan mengalami kerusakan bila
dikenai uap amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2). Berdasarkan pada sifat
kimianya, logam kadmium (Cd) didalam persenyawaan yang dibentuknya umumnya
mempunyai bilangan valensi 2+, sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+.
Bila dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan
mengalami proses pengendapan. Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam
larutan OH biasanya dalam bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih (Palar,
2004).
Umumnya Kadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti
Oxigen (Kadmium Oxide), Clorine (Kadmium Chloride) atau belerang (Kadmium
Sulfide). Kebanyakan Kadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran
seng, timah atau tembaga Kadmium yang banyak digunakan berbagai industri,
terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik. Kadmium adalah logam toksik
yang umumnya ditemukan dalam pekerjaan-pekerjaan industri, logam Kadmium
digunakan secara intensif dalam proses electroplating. Kadmium juga ditemukan
dalam industri cat.
B. ABSORPSI KADMIUM
Kadmium yang masuk kedalam lingkungan, tumbuhan dan manusia memiliki
batasan toleransi dan memiliki jalur pendedahan yang berbeda-beda. Pencemar logam
berat tidak dapat didegradasi secara kimia maupun secara biologi. Oleh karena itu
polutan logam berat di dalam tanah, air maupun udara harus dikurangi atau
dihilangkan untuk menghindari terjadinya dampak negatif terhadap proses
kehidupan.
1. Absorpsi Kadmium pada Manusia
Kadmium adalah logam yang sangat toksik dan dapat terakumulasi cukup
besar pada organisme hidup karena mudah diadsorpsi dan mengganggu sistem
pernapasan serta pencernaan. Jika teradsorpsi ke dalam sistem pencernaan dan
sistem paru-paru, kadmium akan membentuk kompleks dengan protein sehingga
mudah diangkut dan menyebar ke hati dan ginjal bahkan sejumlah kecil dapat
sampai ke pankreas, usus, dan tulang. Selain itu, kadmium juga akan
mengganggu aktivitas enzim dan sel. Hal ini akan menimbulkan tetratogenik,
mutagenik, dan karsinogenik (Szymczyk dan Zalewski,2003).
Kadmium masuk kedalam tubuh bisa melalui berbagai cara yaitu dari
pernafasan (dari asap rokok dan kendaraan), bisa melalui oral (makanan), dan bisa
melalui suntikan kedaerah kulit. Menurut WHO jumlah Cd yang dapat diterima
oleh tubuh manusia adalah sebanyak 400-500 mikrogram setiap kilogram berat
badan setiap hari. Batasan toleransi Cd dalam ginjal pda manusia adalah 200 ppm,
bila batas tersebut terlewati akan timbul efek-efek tertentu. Keracunan Cd pada
hewan akan membuat Cd tertimbun didalam hati dan korteks ginjal. Apabila
terjadi keracunan akut akan ditemukan penimbunan logan Cd di dalam hati.
Keracunan kronis Cd akan ditimbun di dalam bermacam-macam organ tubuh
terutama di dalam ginjal, hati, dan paru-paru, tetapi juga ditimbun di dalam
pankreas, jantung, limpa, alat kelamin dan jaringan adiposa. Kadmium yang
masuk ke dalam tubuh biasanya akan tertimbun di dalam organ target yang paling
banyak menyerap Cd yaitu hati dan ginjal.
Pemasukan Cd ke dalam tubuh dapat terjadi melalui traktus digestivus, traktus
respiratorius atau melalui suntikan kedalam tubuh. Kadmium yang ada di dalam
makanan dan air minum akan diserap di dalam saluran pencernaan. Penyerapan
Cd di dalam paru-paru jauh lebih besar dibandingkan dengan di dalam saluran
pencernaan. Menurut (Voogt et al., 1980) penyerapan Cd di dalam paru-paru
berkisar 13-19 % dari jumlah Cd yang terserap dengan rata-rata 16%.
Menurut (Voogt et al., 1980) kadmium yang dihirup melalui saluran
pernafasan biasanya berbentuk aerosol. Kecepatan penyerapan di dalam paru-paru
dipengaruhi oleh diameter partikel Cd yang masuk. Kadmium yang diserap tubuh
akan dibawa oleh darah khususnya di dalam eritrosit. Kadmium yang ada
dalam plasma dan eritrosit akan berikatan dengan protein yang akan mempunyai
berat molekul tinggi, contohnya hemoglobin (Hb). Kadmium yang masuk
biasanya diusahakan tubuh untuk dikeluarkan kembali.
Szymezyk, K. and Zalewski. 2003. Copper, zinc, and cadmium content in liver
and muscles of Mallards and other hunting Fowl spesies in Warnia and Mazury in
1999 – 2000. J. Environ. 12 (3) : 382 – 386.
Voogt, P. De., Hattum, V.B., Fenstra, J.F., Peereboom, C J.W. 1980. Exposure
and Health Effects of Cadmium. To. Enviro. Vhemist. rev., 3: 89-100.