Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kuku harus selalu dipotong pendek, tidak memakai perhiasan dan tidak boleh memakai kuku
palsu saat merawat pasien
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan 7 langkah pada saat :
Sebelum dan setelah melepas srung tangan
Sebelum tindakan aseptis : pemasangan keteter intravena, kateter urin dan vaskuler perifer
Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien saat merawat
Bila tangan beralih dari area tubuh terkontaminasi menuju area bersih, termasuk perawatan
pasien yang sama
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband,
walaupun teah memakai sarung tangan.
Setelah kontak dengan lingkungan dan benda mati ( alt medik, tempat tidur, meja, saklar lampu )
di area pasien
Setelah makan, minum dan menggunakan toilet
Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
Bila kontak dengan diduga spora, karena alkhohol, khlorhexidin, iodofor,aktifitasnya lemah
terhadap spora.
Sebelum keluar ruangan pasien, setelah melepas dan membuang APD
Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalr atau dengan alkhohol handrub (bila
tangan tidak tampak kotor )
Buat SOP untuk menampung, transportasi, pengelolaan, peralatan yang mungkin terkontaminasi
darah atau cairan tubuh
Lepaskan bahan organik dar peralatan dengan bahan pembersih yang sesuai sebelum di
desterilkan
Tangani peralatan pssien yang terkena darah, cairan tubuh sekresi, ekskeri dengan benar
sehingga kulit dan mukus membran terlindungi, cegah baju terkontaminasi, cegah traansfer
mikroba lain dengan lingkungan
Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah dibersihkan dan idak dipakai
untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan dengan cara yang
benar dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar.
Peralatan yang terkontasminasi didisinfeksi setelah dipakai selanjutnya di DTT dan sterilisasi
Permukaan peralatan yang besar di lap dengan cairan disinfektan, setelah keluar dari ruangan
isolasi
Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan, bila perlu memakai sungkup
disposable
Alat makan dicuci dengan deterjen tiap setelah makan.
4. Pengendalian lingkungan
Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan,
dsinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur, peralatan disamping tempat tidur dan
pinggirannya, pastikan kegiatan ini dimonitor.
Pembersihan harus mengawali desinfeksi
Pembersihan di tujukan untuk mencegah aerosolisasi, sehingga menurunkan pencemaran
lingkungan
Mempunyai desinfektan standar untuk menghilangkan patogen secara signifikan, pada
permukaan terkontaminasi, sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
Desinfeksi
5. Penatalaksanaan linen
Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi
harus dilaukan dengan prosedur yang benar untuk mencegah kulit, mukus membran terekspos
dan terkontaminasi linen, atau terjadi transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
Membuang kotoran pada linen, ke toilet dan di letakkan dalam kantong linen
Mencuci dan mengeringkan linen sesuia SOP
Petugas menangani linen dengan menggunakan APD
6. Kesehatan karyawan
Mencegah terjadinya luka/ cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum, scalpel, dan
alat tajam lain, setelah melakukan prosedur, saat membersihkan instrumen dan saat membuang
jarum
Jangan tutup/ recap jarum yang telah dipakai, menekuk jarum, mematahkan dan melepas jarum
dari spuit. Dimasukkan kedalam safety box dan di buang di TPS limbah medis
Pakai mouthpiece, resusitasi bag, atau peralatan ventilasi lain pengganti metoda resusitasi mulut
ke mulut
Tidak mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh, selain akan menyuntik
7. Penempatan pasien
Menempatkan pasien yang potensial mengontaminasi lingkungan, kedalam ruang rawat yang
terpisah
Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, mengupayakan pemisahan.
Penempatan sesuai dengan jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
Mengendalikan penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi untuk transmisi kepada kontak
yang tidak terlindungi. Untuk penyakit yang ditransmisikan melalui droplet nuklei maka etika
batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada saluran nafas.
Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan, untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan injeksi terapi.
Bila memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walupun multidose