Vous êtes sur la page 1sur 14

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR MAMAE

A. PENGERTIAN
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker
bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik, 2007).
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel yang
mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami
malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus
membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat
karsinogen. (Daniele gale 2008).

B. ETIOLOGI
Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam
mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah Tumor payudara. Faktor-
faktor resiko mencakup :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya
perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah
ke arah sel ganas.
2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor payudara.
2

5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.


6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat
menyebabkan Tumor mammae.

C. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase keotak,hati,kelenjar
adrenal,paru,tuang,dan ovarium (Junaidi,2007).

D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payudara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari puting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan
atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah
bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis,
batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,
pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.

E. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker
yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang
terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
3

bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya


kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun sampai bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang
tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4

4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

G. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,
dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak
5

jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian


periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan.

2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena sampai pengangkatan seperempat payudara, pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan
stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh isi
aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.

3. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
6

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan tumor payudara diperoleh data sebagai berikut:
1. Aktifitas/istirahat:
Gejala:aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan
2. Sirkulasi
Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).
3. Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
4. Integritas Ego
Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang
diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi
pada keganasan dini).
6. Keamanan
Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar.
7. Seksualitas
Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan
payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang
tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif
1. Nyeri kronis berhubungan dengan berhubungan dengan Ketidakmampuan
psiko sosial atau fisik secara kronis Ditandai dengan: Perubahan berat badan,
Perubahan pola tidur, KelelahanTakut cedera kembali, Interkasi dengan orang
lain menurun, Perubahan kemampuan dalam melakukan aktifitas.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan: Ketergantungan zat
kimia, Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi, Hilang nafsu makan, Mual
dan muntah, Gangguan psikologis Ditandai dengan Berat badan kurang dari
7

20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi badan dan rangka
tubuh, Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolic, baik kalori total
maupun zat gizi tertentu, Kehilangan berat badan dengan asupan makanan
yang adekuat.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan: Ansietas, Penurunan energy
dan kelelahan, Nyeri, Kelelahan otot-otot pernapasan Ditandai dengan Subjektif
; Dispnea, Napas pendek Objektif ; Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi,
Penurunan kapasitas vital, Nafas dalam, Pengunaan otot bantu asesoris untuk
bernapas
4. Ansietas berhubungan dengan ; Hubungan keluarga, Stress, Ancaman
kematian, Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran,
lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi, Ancaman
terhadap konsep diri Ditandai dengan : Perilaku; Mengekspresikan
kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup, Gelisah, Afektif ;
Kesedihan yang mendalam, Distress, Ketakutan, Marah, Fisiologis ; Wajah
tegang, Gemetar/tremor, Suara bergetar.
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Kesalahan dalam memahami
informasi yang ada, Kurang pengalaman Ditandai dengan Subjektif:
Mengungkapkan masalah secara verbal Objektif; Tidak mengikuti instruksi
yang diberikan secara akurat

Intra Operatif
1. Resiko infeksi berhubungan dengan Penyakit kronis, Pertahanan primer yang
tidak adekuat, Peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen, Prosedur
invasive, Agen farmasi, Kerusakan jaringan

Post Operasi
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Biofisika (penyakit kronis),
kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit, krisis situasional,
trauma/injury, pengobatan (pembedahan, kemoterapi, radiasi) Ditandai dengan:
Depersonalisasi bagian tubuh, Perasaan negatif tentang tubuh, Kehilangan
bagian tubuh, Bagian tubuh tidak berfungsi
8

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Eksternal (lingkungan); Zat


kimia, Factor mekanik (terpotong, tertekan, akibat restrain),Obat, Radiasi
Internal (somatic); Perubahan pigmentasi, Perubahan turgor Ditandai dengan :
Kerusakan pada lapisan kulit, Kerusakan pada permukaan kulit, Invasi struktur
tubuh

C. RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi
No. Tujuan /NOC Intervensi / NIC
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Management
selama 1 x 24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
berkurang dengan kriteria: lokasi,karakteristik,dan
Kontrol Nyeri onset,durasi,frekuensi,kualitas,
a. Mengenal faktor penyebab intensitas/beratnya nyeri, faktor-
b. Mengenal reaksi serangan nyeri faktor presipitasi
c. Mengenali gejala nyeri 2. Kontrol faktor-faktor lingkungan
d. Melaporkan nyeri terkontrol yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan
Tingkat Nyeri 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi
a. Frekuensi nyeri untuk menguragi nyeri (relaksasi,
b. Ekspresi akibat nyeri distraksi)
4. Perhatikan tipe dan sumber nyeri
5. Turunkan dan hilangkan faktor
yang dapat meningkatkan nyeri
6. Lakukan teknik variasi untuk
mengurangi nyeri
7. Tingkatkan istirahat atau tidur
untuk memfasilitasi manajemen
nyeri
Analgetik Administration
1. Cek obat, dosis, frekuensi,
pemberian analgesik
2. Cek riwayat alergi obat
3. Pilih analgetik atau kombinasi
yang tepat apabila lebih satu
analgetik yang diresepkan
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
9

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau nilai laboratotium,


selama 1x24 jam pasien akan khususnya transferin, albumin, dan
memperlihatkan status gizi: asupan elektrolit
makanan dan cairan yang adekuat 2. Tentukan kemampuan pasien untuk
dengan kriteria hasil: memenuhi kebutuhan nutrisi
a. mempertahankan berat badan…. Kg 3. Pantau kandungan nutrisi dan
ata bertambah…kg pada…..(tglnya) kalori pada catatan asupan
b. menjelaskan komponen gizi adekuat 4. Timbang pasien pada interval yang
c. mengungkapkan tekad untuk tepat
mematuhi diet 5. Berikan terapi nutrisi
d. menoleransi diet yang dianjurkan 6. Berikan konseling nutrisi
e. mempertahankan masa tubuh dan 7. Monitor nutrisi
berat badan dalam batas normal 8. Berikan bantuan perawatan diri:
f. memiliki nilai laboratorium dalam pemberian makan
batas normal 9. Ajarkan terapi menelan
g. melaporkan tingkat energy yang 10. Monitor tanda-tanda vital
adekuat 11. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
jumlah kalori, dan jenis zat gizi
yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.

3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Auskultasi suara nafas, catat adanya


selama 1x24 jam pasien menunjukkan · suara tambahan
keefektifan pola nafas dengan kriteria 2. Posisikan pasien untuk
hasil: memaksimalkan ventilasi
a. Mendemonstrasikan batuk efektif 3. Pasang mayo bila perlu
dan suara nafas yang bersih 4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. Tidak ada sianosis dan dyspneu 5. Keluarkan sekret dengan batuk atau
(mampu mengeluarkan sputum, suction
mampu bernafas dengan mudah, 6. Monitor respirasi dan status O2
tidakada pursed lips) 7. Bersihkan mulut, hidung dan sekret
c. Menunjukkan jalan nafas yang paten 8. Pertahankan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama 9. Observasi adanya tanda tanda
nafas, frekuensi pernafasan dalam hipoventilasi
rentang normal, tidak ada suara nafas 10. Monitor adanya kecemasan
abnormal) pasien terhadap oksigenasi
d. Tanda Tanda vital dalam rentang 11. Monitor vital sign
normal (tekanan darah, nadi, 12. Ajarkan pada pasien dan keluarga
pernafasan) tentang tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas.
13. Ajarkan teknik batuk efektif
14. Monitor pola nafas
10

15. Kolaborasi pemberian


bronkodilator

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tingkat kecemasan


selama selama 1x24 jam diharapkan 2. Gunakan pendekatan yang
kecemasan teratasi dengan kriteria menenangkan
hasil: 3. Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
a. Klien mampu mengidentifikasi dan 4. Jelaskan semua prosedur dan apa
mengungkapkan gejala cemas yang dirasakan selama prosedur
5. Temani pasien untuk memberikan
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan keamanan dan mengurangi takut
dan menunjukkan tehnik untuk 6. Berikan informasi faktual
mengontrol cemas mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
c. Vital sign dalam batas normal 7. Libatkan keluarga untuk
mendampingi pasien
a. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa 8. Ajarkan teknik relaksasi
tubuh dan tingkat aktivitas 9. Dengarkan keluhan pasien dengan
menunjukkan berkurangnya penuh perhatian
kecemasan 10. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Kolaborasi pemberian obat anti
cemas
11

5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien


selama 1x24 jam, pasien menunjukkan dan keluarga
pengetahuan tentang proses penyakit 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dengan kriteria hasil: dan bagaimana hal ini berhubungan
a. Pasien dan keluarga menyatakan dengan anatomi dan fisiologi,
pemahaman tentang penyakit, dengan cara yang tepat.
kondisi, prognosis dan program 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
pengobatan biasa muncul pada penyakit,
b. Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang 4. Gambarkan proses penyakit,
dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
c. Pasien dan keluarga mampu 5. Identifikasi kemungkinan
menjelaskan kembali apa yang penyebab, dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 6. Sediakan informasi pada pasien
lainnya tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
7. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
8. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
10. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat

Intra Operasi

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Inspeksi kulit dan membran


selama 1x24 jam pasien tidak mukosa terhadap kemerahan,
mengalami infeksi dengan kriteria hasil: panas, drainase
2. Pertahankan teknik aseptif
b. Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Batasi pengunjung bila perlu
infeksi 4. Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
c. Menunjukkan kemampuan untuk 5. Gunakan baju, sarung tangan
mencegah timbulnya infeksi sebagai alat pelindung
12

d. Jumlah leukosit dalam batas normal 6. Tingkatkan intake nutrisi


7. Berikan terapi antibiotic
e. Menunjukkan perilaku hidup sehat 8. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan local
f. Status imun, gastrointestinal, 9. Pertahankan teknik isolasi k/p
genitourinaria dalam batas normal 10. Monitor adanya luka
11. Dorong masukan cairan
12. Dorong istirahat
13. Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
14. Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam

Post Operasi
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Kaji secara verbal dan nonverbal
selama 2x24 jam, gangguan body respon klien terhadap tubuhnya
image pasien teratasi dengan kriteria b. Monitor frekuensi mengkritik
hasil: dirinya
a. Body image positif c. Jelaskan tentang pengobatan,
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan perawatan, kemajuan dan
personal prognosis penyakit
c. Mendiskripsikan secara faktual d. Dorong klien mengungkapkan
perubahan fungsi tubuh perasaannya
d. Mempertahankan interaksi sosial e. Identifikasi arti pengurangan
melalui pemakaian alat bantu
f. Fasilitasi kontak dengan individu
lain dalam kelompok kecil

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi luka : lokasi, dimensi


selama 1x24 jam diharapkan pasien kedalaman luka,
menunjukkan keutuhan integritas karakteristik,warna, cairan,
jaringan: kulit dan membrane mukosa, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
serta penyembuhan luka primer dan tanda infeksi lokal, formasi traktus
sekunder 2. Anjurkan pasien untuk
ditandai dengan : menggunakan pakaian yang
a. menunjukkan rutinitas perawatan longgar
kulit atau perawatan luka yang 3. Hindari kerutan pada tempat tidur
optimal 4. Jaga kebersihan kulit agar tetap
b. drainase purulen atau bau luka bersih dan kering
minimal 5. Monitor kulit akan adanya
c. tidak ada lepuh atau maserasi pada kemerahan
13

kulit 6. Monitor status nutrisi pasien


d. nekrosis, selumur, lubang, perluasan 7. Ajarkan pada keluarga tentang luka
luka kejaringan dibawah kulit, atau dan perawatan luka
pembentukan saluran sinus 8. Lakukan tehnik perawatan luka
berkurang atau tidak ada dengan steril
e. eritema kulit dan eritema disekitar 9. pertahankan jaringan sekitar
luka minimal terbebas dari drainase dan
kelembaban yang berlebihan
10. Kolaburasi ahli gizi pemberian diet
TKTP, vitamin

D. DISCHARGE PLANNING
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menjelaskan kebutuhan bantuan
dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan
rumah.
14

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, dkk. 2015. Nursing Intervension Classification. Jakarta: EGC.

Daniell, Jane Charette. 2006. Ancologi Nursing Care. Jakarta: EGC.


Heather, Herdman. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Moorhead, dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification. Jakarta: EGC.


Theodore, R. Schrock. 2007. Ilmu Bedah, Edisi 7. Jakarta, EGC
Thomas, F Nelson. 2007. Ilmu Bedah, edisi 4. Jakarta: EGC

Velde, Van de.2006. Ilmu bedah Edisi 5. Jakarta: EGC

Vous aimerez peut-être aussi