Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi:
Terjadi proliferasi jalur sel granulosit tanpa kehilangan kemampuan untuk berdiferensiasi yang
menyebabkan peningkatan jumlah granulosit tanpa kehilangan cell-blast pada hapusan darah.
Patofisiologi:
Translokasi pada t(9;22)(q34;q11) yang disebut sebagai Philadelphia chromosome -> terjadi
jukstaposisi dari gen ABL di kromosom 9 dan gen RBC di kromosom 22 -> kromosom 22
memendek ujungnya dan kromosom 0 menyatu -> fusi gen RBC-ABL -> mengkode transkipsi
BRC-ABL -> penggabungan protein dengan aktivitas tyrosin-kinase yang abnormal ->
menyebabkan perkembangan dari fenotip CML.
Fase:
Fatigue, penurunan berat badan, penurunan energy, low grade fever, peningkatan sel leukosit,
splenomegali, perut tidak nyaman karena perbesaran limpa, hepatomegaly -> fase kronik
Perdarahan, ptekie, ekimosis, nyeri tulang demam -> blast phase
Anemia, trombositopenia, basofilia -> blast crisis
Diagnosis:
- Hapusan darah tepi -> peningkatan jumlah sel granulosit (sel leukosit: 20.000-60.000
sel/µL dengan peningkatan basophil dan eosinophil, anemia normokrom normositik taraf
sedang, (+) sel myeloid yakni myeloblast, myelosit, metamyelosit, eritrosit bernukleus)
- Pemeriksaan Philadelphia chromosome -> mutasi BRC-ABL
Tata laksana:
- Interferone alfa
- Imanitib -> inhibisi BRC-ABL tyrosin kinase dengan competitive binding pada ATP
binding site