Vous êtes sur la page 1sur 26

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Waktu : 30 April 2002
Tempat : Ruang OK GBPT Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya .

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 72 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Katolik.
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Pendidikan :S1
Alamat : Pemda II R 5 Kotaraja Jayapura Papua
Tanggal MRS : 29 April 2002
Cara Masuk : Lewat Poliklinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : Benigne Prostat Hyperplasia Grade II
Alasan Dirawat : Akan dioperasi/ tidak dapat buang air kecil
Keluhan Utama : Sulit buang air kecil

2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


a. Riwayat Penyakit Sekarang
Karena susah buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu kemudian berobat ke poliklinik di
Rumah Sakit Jayapura, dilakukan pemeriksaan ternyata ditemukan pembesaran prostat
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya untuk menunggu
rencana operasi tanggal 30 April 2002.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnua tidak pernah mengalami kelainan seperti yang dideritanya sekarang
ini. Hipertensi (+). DM (-), Sesak (-), Asma (-).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang
dideritanya sekarang ini
d. Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih
e. Riwayat Kesehatan Lainnya
Alat bantu yang dipakai adalah kaca mata

3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum baik
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36 0C
Nadi : 92 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 130/90 mmHg.
Respirasi : 16 x/menit
c. Body Systems
1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 16 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak
terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi, hasil thorax foto : Tidak
didapatkan kelainan (normal).

2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 92 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 130/90 mmHg, Suhu 36 0C, perfusi
hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada
Hasil ECG : Tidak didapatkan kelainan (normal).

3) Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik
4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B 4 : Bladder)
Jumlah urine 2000 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.
Genital Hygiene cukup bersih.
Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal)..

5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang
air besar 1 X/hari

6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus
Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal).

d. Head To Toe
1) Kepala : bentuk normal, ukuran normal, posisi simetris, kulit kepala bersih
2) Rambut : kebersihan cukup
3) Mata : sklera tak icteric, konjunctiva tak anemis, pupil isokor, reflex
cahaya ada, tidak memakai alat bantu
4) Hidung : tidak ada benda asing, tidak epistaksis, tidak ada polip,
5) Telinga : tidak ada kelainan.
6) Mulut dan gigi : bibir kering, mukosa mulut agak kering, tidak terdapat stomatitis,
tidak terdapat peradangan faring
7) Leher : Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak ada kaku kuduk
8) Thorax : pernafasan dada, simetris, Ronchi & whezing tidak ada
9) Abdomen : asites tidak ada, umbilikus datar,
10) Genetalia : bersih, tidak tampak kelainan
11) Extremitas : atas dan bawah tak ada kelainan
12) Integumen : keadaan kulit bersih, tonus baik, turgor baik, akral hangat.
e. Pola aktivitas sehari-hari
1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Klien jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, kecuali bila sangat terpaksa
Klien terbiasa meminum jamu-jamuan dan obat-obat tradisional.
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Klien dirumah biasa makan 3X/ hari dengan lauk yang cukup. Klien tidak alergi
makanan tertentu. Saat ini klien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan
dan minum air putih sekitar 2 – 3 liter perhari.
3) Pola Eliminasi
Klien buang air besar 1 X/hari. Klien buang air kecil saat ini dengan menggunakan
polly kateter, Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.
4) Pola tidur dan Istirahat
Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien tampak
terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang ramai.
5) Pola Aktivitas dan latihan
Klien biasanya bekerja diluar rumah, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah
Sakit sambil menunggu rencana operasi.
6) Pola Hubungan dan Peran
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya biasa sangat baik dan akrab.
7) Pola Sensori dan Kognitif
Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak mengalami
disorientasi.
8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit,
pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
9) Pola mekanisme/ Penanggulangan Stress dan koping
Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan operasi. karena kurangnya
pengetahuan tentang Type pembedahan dan Jenis anesthesi.
10) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Terpasangnya kateter memerlukan adaptasi klien dalam menjalankan ibadahnya.
f. Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1
X/minggu.

g. Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol.

h. Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi
tindakan operasi.

i. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus dengan dunia luar, kehilangan pencari
nafkah (bagi keluarganya), biaya mahal.

j. Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama katolik, ajaran agama dijalankan
setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama
yang diselenggarakan oleh gereja di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh
masyarakat setempat. Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan
spiritualnya

4. TES DIAGNOSTIK
Laboratoriun
Darah lengkap:
 HCT : 40,6 (L 40 – 47 P 38 – 42)%
 Hb :14,6 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
 LED : 29 – 52 (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam
 Leukosit : 7.720 4000 – 11.000
Gula darah
 Glukosa Puasa : 108 mg/dl (< 126 mg/dl)
 Glukosa 2 jam pp : 128 mg/dl (< 140 mg/dl)
Faal Hati
 Bilirubin Direk : 0,21 (< 0,25)
 Bilirubin Total : 1,08 (< 1,00)
 SGOT : 18,4 (L < 37 P < 31) U/L
 SGPT : 10,7 (L < 40 P < 31) U/L
Faal Ginjal
 Ureum/BUN : 8,8 mg/dl (10 – 45)
 Serum Creatinin : 1,48 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
Elektrolit
 Natrium : 137,8 mmol/l (135 – 145 mmol/l)
 Kalium : 4,27 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l)
B. Analisa Data
Nama Klien : Tn. R (72 tahun) Ruang : OK GBPT LT 4
Register : 10157280
No. Data Penyebab Masalah
S. : Klien mengatakan semalam Situasi/lngkungan operasi Ansietas
saya tidur sering terbangun, saya

membayangkan bagaimana
Ansietas/takut
operasi nanti, klien bertanya di

ruang premedikasi apakah ini
Stressor
ruang operasinya, dimana ruang

operasinya, berapa lama saya
Hypothalamus
dioperasi
(adrena,pituitary)
O: Klien kelihatan tegang saat

diruang premedikasi, Tekanan
Medulla Adrenal
darah 130/90 mmHg. Nadi

92X/menit, RR: 16X/menit
Peningkatan
Adrenalin
Histamin
Katekolamin
Perubahan Tanda-tanda
fisik Tegang Psiko Gelisah
Nadi cepat Tdk. Tenang
palpitasi Marah Tdk.
berkeringat berdaya
respirasi cepat
C. Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan situasi/ lingkungan ruang premedikasi dan operasi, ditandai dengan
klien mengatakan tidur malam sering terbangun membayangkan operasi, klien kelihatan tegang,
bertanya saat di ruang premedikasi apakah ini ruang operasinya dimana kamar operasinya,
berapa lama saya dioperasi. Nadi 92X/menit, Tekanan darah 130/90 mmHg. RR. 16X/menit.
D. Rencana Asuhan keperawatan
Nama Klien : Tn. R (72 tahun)
Ruang : OK GBPT LT 4
No. Register: 10157280
Diagnosa Keperawatan Tujuan-Kriteruia hasil Intervensi Rasional
Cemas berhubungan dengan Klien menunjukan rasa Mandiri :
Situasi/lingkungan ruang cemas berkurang dalam 1. Beri penjelasan dengan singkat Dengan penjelasan diharapkan klien dapat
premedikasi dan waktu 30 menit sebelum dan jelas tentang ruang mengerti
operasi ditandai klien operasi dengan kriteria : premedikasi dan OK.
mengatakan semalam tidur Klien mampu 2. Kaji tingkat kecemasan klien. Tingkat kecemasan sebagai dasar
saya sering terbangun mengungkapkan pasrah perencanaan perawatan
membayangkan operasi, kepada Tuhan YME. 3. Berikan penetraman hati dan
klien bertanya saat diruang Klien mampu tindakan kenyamanan:
premedikasi apakah ini mengungkapkan siap di a. Temani klien selama di ruang Mengurangi rasa takut
ruang operasinya, dimana operasi. premedikasi
ruang operasi dan berapa Klien dapat beradaptasi b. Berikan kesempatan pada Eksplorasi perasaan dapat mengurangi
lama dioperasi, klien saat di ruang premedikasi klien mengungkapkan ketegangan
kelihatan tegang saat di maupun di OK. perasaannya
ruang premedikasi tekanan Tanda-tanda vital stabil c. Kenalkan kembali pada Suport untuk koping yang positip
darah, 130/90 mmHg/ Nadi (Tekana Darah 120/80 kenyataan yang ada
92X/menit,RR16X/menit mmHg., Nadi 60- 4. Kurangi stimulus sensori
100X/menit, RR: 12- a. Berikan ketenangan Mengurangi ketegangan
20X/menit, wajah rileks. b. Gunakan kalimat pendek dan Menenangkan jiwa
sederhana
c. Berikan petunjuk singkat. Mengurangi kebingungan
d. Pusatkan pada saat ini dan Mengurangi kebingungan
disini.

5. Ajak klien untuk mengadakan Penyelesaian terfokus diharapkan


pendekatan spritual sesuai dengan mengurangi kecemasan
kemampuan dan situasi
6. Perjelas informasi dokter tentang Mengurangi ketakutan/kecemasan.upaya
rencana tindakan operasi dan menenangkan jiwa.
kemungkinan-kemungkinannya.
7. Orientasikan klien pada ruang Harapan klien sesuai dengan kenyataan dan
operasi dan peralatannya. tidak menimbulkan kekecewaan.
8. Minimalkan keributan dan lalu- Mengurangi kecemasan
lalang di ruang premedikasi &OK.
9. Tinggalah dengan pasien selama Mengurangi kecemasan.
induksi
10. Tunjukan perhatian dan sikap Mengurangi kecemasan.
mendukung
11. Tetap matikan lampu sampai Mengurangi kecemasan
pasien tertidur
12. Catat respon yang tak terduga Mengurangi kecemasan
13. Kolaborasi, pemberian Mengurangi ketegangan
premedikasi: Morfin 5 mg.
Dormicum 2,5 mg. SA. 0,25 mg.
IM
E. Tindakan dan Evaluasi Preoperasi
Nama Klien : Tn. R (72 tahun)
Ruang : OK GBPT LT 4
No. Register: 10157280

Diagnosa
Tanggal/
Keperawatan Implementasi Evaluasi
hari/jam
Tanggal/Hari/Jam
Cemas 1. Memberikan penjelasan tentang ruang Selasa, S : Klien mengatakan siap untuk dilakukan
berhubungan premedikasi dan OK. 30-04- operasi, pasrah dan menyerahkan
dengan kurangnya 2. Mengkaji tingkat kecemasan klien 2002 sepenuhnya pada Tuhan, klien tahu ruang
pengetahuan 3. Memberi kesempatan untuk mengungkapkan Jam persiapan untuk operasi
tentang tindakan perasaannya. 08.05 O : wajah tenang, Nadi 88X/menit, RR,
operasi 4. Menemani klien di ruang premedikasi 16X/menit, Tekanan Darah 120/90 mmHg.
30-04-2002 5. Menjelaskan keadaan , tempat sekarang. A: Cemas berkurang
Jam 6. Mengajak klien untuk mendekatkan P : Rencana No. 7, 9,10,11 dan 12
07.30 diri kepada Tuhan YME, dengan cara dilanjutkan di ruang OK, sampai pasien
berdoa dan pasrah. diinduksi.
7. Memperjelas penjelasan dokter tentang rencana
pengangkatan batu pada ginjal kanannya.
8. Mengukur tanda-tanda vital : nadi, 92X/menit,
RR. 16X/menit
9. Memasang sketzel agar tenang, meminimalkan
melihat kesibukan pasien lain.
08.00 10. Memberikan obat premedikasi sesuai dengan
catatan di status: Morfin 5 mg, Dormicum 2,5
mg, SA. 0,25 mg.
F. Pengkajian Intra Operatif
Jenis Operasi : TUR P
Tanggal : 30 April 2002
Pre Medikasi : Sudah diberikan: Morfin5 mg, Dormicum 2,5 mg, SA. 0,25 mgIM.
Jenis Anestesi : General Anestesi
Golongan Operasi : Besar
Ronde :I
Urgensi Operasi : Elektif
Waktu Operasi :
Operator : Dr. Y

Persiapan Operasi
Linen Set, terdiri dari :
1. Duk Besar berlubang : 1 buah
2. Duk kecil : 6 buah
3. Baju Operasi : 1 buah
4. Sarung penutup meja instrument : 1 buah.

Alat Operasi Set Dasar Endourologi, terdiri dari :


1. Duk klem 2 buah
2. Desinfeksi klem
3. Sarung tangan 2 pasang
4. Mangkok kecil 2 buah, satu untuk larutan desinfektan, mangkok yang kedua diisi larutan
campuran lidocain dan jelly.
5. Kocker 1 buah untuk mengambil chips di luar elik.
6. Saringan air untuk menyaring chips
7. cairan irigan : aquades dan glisin.
8. Kasa secukupnya
9. Spuit 20 cc/Syringe uretra.
10. Katheter Three Way 24 F.
11. Infus set (Blood Tranfustion Set)
12. Jelly steril
Penunjang yang lain
1. Tempat sampah
2. Tempat penampung air.
3. Standart infus.
4. Standart irigan.
5. Diatermie elektrode.

Teknik Pelaksanaan Trans Urethral Resection Prostatic :


1. Pasang foto-foto pada light box.
2. Setelah dilakukan anestesi regional atau general klien diletakkan dalam posisi lithotomi.
3. Dilakukan desinfeksi dengan povidone jodine di daerah penis scrotum dan sebagian dari
kedua paha, perut sebatas umbilikus.
4. Persempit lapangan operasi dengan memasang sarung kaki dan doek kecil di bawah
scrotum, doek besar berlubang sehingga penis dan perut kelihatan.
5. Kabel fiber optik di pasang pada cold light fountin standar dan slang irigasi pada
resevoir/tabung air atau pada glisin.
6. Dilatasi uretra dengan bougie roser dari 21 sampai 29 F.
7. Seath 24 F atau 27 F dengan obturator dimasukkan lewat uretra sampai masuk buli-buli.
8. Evaluasi buli-buli apakah ada tumor, batu dan vertikel buli.
9. Working elemen ditarik keluar untuk mengevaluasi prostat (panjangnya prostat yang
menutupi uretra dan leher buli).
10. Selanjutnya dilakukan reseksi prostat sambil merawat perdarahan.
11. Waktu reseksi paling lama 60 menit (bila menggunakan irigan aquades). Dan waktu bisa
lebih lama bila menggunakan irigan glisin. Hal ini untuk menghindari terjadinya Sindroma
TUR.
12. Chips prostat dikeluarkan dengan menggunakan elik evakuator sampai bersih, selanjutnya
dilakukan perawatan perdarahan.
13. Kateter Tree Way disiapkan no 24 F tetapi sebelum dipasang balon kateter diisi air 30 – 40
cc untuk mengetahui balon kateter bocor atau tidak.
14. Setelah selesai kateter Tree Way no 24 F terpasang, balon kateter diisi 30 sampai 40 cc
kemudian dilakukan traksi kateter pada paha klien dengan menggunakan plaster.
15. Dipasang Spoel Natrium Klorida (PZ) atau Aquades pada kateter Tree Way dengan
menggunakan slang infus (blood tranfution set) dan bag urine.
16. Posisi klien dikembalikan pada posisi semula (sebelum posisi lithotomi).
17. Chips prostat ditimbang untuk mengetahui berat prostat tersebut.
18. Alat sistoskopi dan endourologi dibereskan
19. Klien dirapihkan, dipindahkan ke ruang pemulihan anestesi.lantai III
 Data tambahan lain: Klien puasa sudah kurang lebih 9 jam, tanda-tanda vital pada monitor :
RR.20X/menit, Nadi 104X/menit, tekanan darah. 110/80 mmHg, perdarahan selama operasi.
200CC., produksi urine: selama operasi 1300CC.
G. Analisa Data Intra Operatif
Nama Klien : Tn. R (72 tahun)
Ruang : OK
No. Data Penyebab Masalah
1 S. : tak terkaji, klien dalam Tindakan operasi Resiko terjadi
pembiusan  cedera (corpus
O : Klien dilakukan operasi Membuka jaringan alienum)
menggunakan instrumen dasar 
ditambah instrumen operasi TUR Menggunakan alat-alat
P instrumen&perlengkapan lain

Resiko tertinggal/ cedera

2 S. Tak terkaji Perdarahan selama operasi & Resiko


O. : Perdarahan 200 CC, pasien puasa kekurangan
puasa kurang lebih 9 jam, cairan
Tekanan darah 110/80
mmHg.Nadi 104X/menit,RR
20X/menit
3. S.: Tak terkaji Pemasangan alat diatermi Resiko cedera
O.: Klien menggunakan alat luka bakar

diatermi di pasang pada daerah
Aliran listrik
betis.

Permukaan tubuh

Cedera luka bakar
S. Tak terkaji Intubasi Resiko aspirasi
4.
O.Narkose dihentikan Klien 
dilakukan ekstubasi, terdapat Peningkatan sekresi sekunder
banyak lendir.
H. Prioritas dan Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi cedera (corpus alienum) berhubungan dengan penggunaan instrumen dan
pelengkapan lain selama operasi TUR P.
2. Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan pasien puasa kurang lebih 9 jam,
perdarahan selama operasi kurang lebih 200cc. Produksi urine 1300cc (selama operasi)
3. Resiko terjadi cedera luka bakar berhubungan dengan penggunaan alat diatermi selama
operasi TUR P.
4. Resiko terjadi aspirasi berhubungan dengan peningkatan sekresi sekunder terhadap intubasi
I. Rencana Asuhan Keperawatan Intra Operatif
Nama Klien : Tn. R (72 tahun)
Ruang : OK

No Diagnosa Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional


1. Resiko terjadi cedera Klien tidak 1. Hitung dan amati perlengkapan Mengetahui jumlah, bentuk
(corpus alienum) mengalami cedera alat-alat instrumen, kain kasa, dan kualitas alat yang
berhubungan dengan (corpus alienum) depers sedang, depers kacang, digunakan untuk operasi.
penggunaan imstrumen selama tindakan jarum dan benang, kateter ureter,
dan perlengkapan lain operatif. kateter nelaton dan perlengkapan
selama operasi TUR P. Dengan kriteria : lain, sebelum operasi dimulai
Jumlah, jenis, bentuk 2. Atur alat-alat secukupnya pada Meminimalkan cedera
alat sesuai dengan meja instrumen sesuai dengan sekaligus memudahkan cara
persiapan sebelum urutan kerja pelaksanaan operasi kerja.
dilakukan operasi. TUR P.
3. Simpan kain kasa atau alat yang Memudahkan menghitung.
yang sudah tidak digunakan lagi
pada tempat yang telah tersedia.
4. Kalau perlu minta bantuan Menghindarkan tertinggalnya
perawat umloop (sirkulasi) untuk alat./bahan.
mencatat alat atau bahan yang
dipakai dalam tubuh pasien saat
operasi. Berlangsung
5. Hitung kembali perlengkapan Koreksi ulang.
alat, amati bentuk sesudah
operasi selesai.
2. Resiko terjadi Kekurangan cairan Mandiri
kekurangan cairan tidak terjadi. Dengan 1. Kaji perubahan tanda vital Deteksi dini perubahan tanda
berhubungan dengan kriteria : melalui monitor. vital
pasien puasa kurang lebih a. Turgor kulit 2. Kaji turgor kulit, kelembaban Evaluasi/observasi kekurangan
9 jam, perdarahan selama baik membran mukosa (bibir dan cairan
operasi 200cc b. Membra lidah)
mukosa lembab. 3. Pantau masukan dan haluaran, Menjaga keseimbangan
Tanda vital stabil catat warna dan karakter urine.
(RR: 16-20X/menit, Kolaborasi
Nadi: 60-100 X 4. Berikan cairan RL 20 tetes/menit Menjaga keseimbangan cairan
/menit, tekanan darah sesuai dengan program dr.
120/80 mmHg) anestesi..
3 Resiko terjadi cedera Klien tidak 1. Pastikan bahwa alat diatermi Menghindari cedera
luka bakar berhubungan mengalami cedera dapat berfungsi dengan baik, (cek
dengan penggunaan alat luka bakar dengan & recek)
diatermi pada betis. kriteria : 2. Tentukan daerah bagian tubuh Pemasangan yang tepat, dapat
Jaringan kulit yang yang akan dipasang diatermi berfungsi dengan baik
tertempel plat 3. Pastikan aliran darah jangan Cairan sebagai salah asatu
diatermi tidak sampai terganggu. bahan penghantar listrik.
terbakar.: 4. Hindari cairan membasahi lokasi
diatermi.
5. Observasi alat diatermi 10-15
menit sekali.
6. Lepaskan perhiasan dari loga dan Penghantar arus listrik
bahan dari nilon.
4 Resiko terjadi aspirasi Klien tidak Lakukan penghisapan dengan cara :
berhubungan dengan mengalami aspirasi. 1. Perhatikan tehnik aseptik, Mencegah infeksi nosocomial
peningkatan sekresi Dengan kriteria : gunakan sarung tangan steril,
terhadap sekunder Bunyi nafas terdengar kateter penghisap steril .
intubasi. bersih. 2. Berikan oksigenasi dengan Memberi cadangan O2, untuk
Ronchi tidak O2 100%, sebelum dilakukan menghindari hipoksia.
terdengar penghisapan dan minimal
Tracheal tube bebas penghisapan 4 - 5X.
hambatan. 3. Masukan kateter ke dalam selang Aspirasi lama dapat
endotracheal tube dalam keadaan menimbulkan hipoksia karena
tidak menghisap (ditekuk) lama tindakan penghisapan akan
penghisapan tidak lebih dari 10 mengeluarkan sekret dan O2.
detik.
4. Atur tekanan penghisap tidak Tekanan negatif yang
lebih dari 100-120 mmHg. berlebihan dapat merusak
mukosa jalan nafas, Menjamin
kefektifan jalan nafas.
5. Lakukan penghisapan berulang- Membersihkan jalan nafas.
ulang sampai suara nafas bersih.
Lepaskan endotracheal tube
dengan mengempiskan balon
terlebih dahulu
6. Kalau perlu lakukan suction
kembali. 10 - 15 menit sekali
7. Observasi vital sign. Deteksi dini peru. patologis
J. Tindakan Dan Evaluasi Intra Operatif
Nama Klien : Tn. R (72 tahun)
Ruang : Ok.
Diagnosa
Tanggal
NO. keperawatan Implementasi Evaluasi
/Jam
Tgl/jam
1. Diagnosa 1 1. Menyiapkan alat dan perlengkapan operasi 30-04- S : Tidak dapat dikaji
30-04-2002 2. Menghitung dan mengamati, memeriksa 2002 O : Alat lengkap baik jumlah, maupun
08.20 perlengkapan alat-alat operasi. 10.20 bentuknya.
3. Mengatur alat pada meja operasi. A : Resiko cedera (corpus alienum) tidak
4. Menyimpan kain kasa dan alat-yang tidak terjadi.alat lengkap sesuai dengan persiapan
terpakai pada tempat yang tersedia. waktu operasi.
5. Menghitung kembali perlengkapan alat, P : Rencana dihentikan.
mengamati bentuk.

10.20
Diagnosa 2
08.40 1. Memonitor tanda-tanda vital 10.25 S : Tidak dapat dikaji
07.30 2. Mengkaji turgor kulit dan membran O : Tekanan darah, 110/80 mmHg., Nadi.
mukosa. 104/menit
09.00 3. Memberi cairan RL. 4 kolf sesuai dengan RR20X/menit, mukosa membaran bibir agak
instruksi dr. Anestesi (20tetes/menit) kering, mulut lembab, turgor kulit baik.
4. Menghitung cairan keluar,urine (urobag) RL. 2000 cc, Urine 1300 cc.
10.00 1300 cc A : Resiko keseimbangan cairan tetap dipantau.
P : Perencanaan diteruskan.

Diagnosa 3
07.45 1. Mengecek alat diatermi 10.20 S : Tidak dapat dikaji
07.40 2. Memeriksa barang logam atau bahan nilon O : Alat diatermi terpasang dan berfungsi baik
pada tubuh pasien Pada area pemasangan plat tidak terjadi tanda-
08.10 3. Memasang plat diatermi pada bagian betis tanda luka bakar.
4. Memasang fiksasi, pada plat diatermi A : Cedera luka bakar tidak terjadi
(tidak terlalu kuat) P : Rencan dihentikan.
5. Menjaga lokasi diatermi tetap kering.
6. Memeriksa alat diatermi setiap 10 - 15
menit
08 40
4. Diagnosa 4 1. Melakukan penghisapan/suction pada 10.30 S : Tidak dapat dikaji
10.20 endotracheal tube O : Bunyi nafas bersih ronchi -/-, tracheal tube
10.25 2. Melepaskan endorakheal tube (ekstubasi) bebas hambatan.
3. Memberikan oksigen 6L/menit, sampai A : Resiko aspirasi tidak terjadi
nafas spontan dan pasien dipindah ke P : Perencanaan dilanjutkan/observasi sampai
ruang pemulihan anestesi. pasien ke ruang pemulihan anestesi.
K. Pengkajian Pemulihan Pasca Anestesi
Nama Klien : Tn. R
Ruang :Pemulihan Anestesi/Jam ………..
Jam/tanggal : 30 April2002/…………

1. Keadaan Umum ;
Klien dalam keadaan lemah, kesadaran samnolen, GCS:3-4-6 sudah dilakukan ekstubasi di
OK. menggunakan oksigen 6l/menit, tidur terlentang dengan kepala ekstensi, terpasang infus
RL( sisa dari OK.), terpasang dower kateter.
2. Body System:
a. Breathing :
Pernafasan spontan, pergerakan dada simetris, tidak sianotik, RR:20X/menit(monitor ),
teratur, suara nafas bersih, tidak terdengar ronchi ataupun wheezing.
b. Kardiovaskuler
Bentuk precordium simetris, bunyi jantungS1, dan S2 tunggal, reguler, tidak terdengar
bising jantung TD: 110/80mmHg., nadi 88X/menit,akral hangat
c. Persyarafan
Kesadaran samnolen,GCS: 3-4-6, klien belum merasakan nyeri pada daerah operasi.
d. Eliminasi urine
Produksdi urine 1350 CC ( . - . ),
e. Muskuloskeletal
Tangan kanan terpasang infus, klien belum mampu bergerak atif, turgor baik
f. Sistem digestif
Bising usus positip, klien masih puasa, bibir agak kering.
g. Integumen
Tidak terdapat tanda perdarahan.
L. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah


1. S, :Tidak terkaji. Efek Genaral anestesi Resiko terhadap
O. : Klien post operasi TUR P, perubahan fungsi
dengan general anestesi( pernafasan dan
Pentotal, N2O, Halothan dan sirkulasi..
Norcuron) kesadaran samnolen,
GCS: 3-4-6, TD.110/80 mmHg.
Nadi 88X/menit, RR 20X/menit)
nafas spontan.

M. Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan dan sirkulasi berhubungan dengan efek general
anestesi
N. Rencana Asuhan keperawatan
Nama Klien : Tn. Robertus
Ruang Pemulihan Pasca anestesi

Diagnosa Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional


Resiko terjadi Setelah dilakukan tindakan 1. Atur posisi dan berikan posisi Mencegah aspirasi pada waktu
perubahan fungsi keperawatan resiko ekstensi pada kepala, sampai pasien sadar. muntah
pernafasan dan perubahan fungsi 2. Monitor vital sign (Tekanan darah, Deteksi dini perubahan patologis.
sirkulasi berhubungan kardiopulmonal tidak nadi RR, dan suhu )
dengan efek narkose terjadi. 3. Monitor tingkat kesadaran. Berurangnya efek narkose.
(GA) Kriteria : 4. Berikan O2 masker Membantu oksigenasi
a. Klien sadar, GCS 4-5-6 6l/menit.(sesuai dengan program terapi
b. Tanda-tanda vital stabil dr.anestesi)
(Tekanan darah; 110- 5. Kaji patency jalan nafas dengan Perubahan pernafasan sebagai tanda
120/80-90 mmHg., Nadi 60- meletakan tangan diatas mulut atau depresi narkotic
100X/menit. RR16- hidung.
20X/menit, 6. Kaji keadekuatan ekspansi paru., Retraksi sternal efek anestesi yang
c. Nafas spontan pergerakan dinding dada, penggunaan otot berlebihan.
d. Akral hangat bantu pernafsan
e. Klien tidak sianotik 7. Kaji sirkulasi darah, nadi, dan Penurunan tekanan darah, nadi dan
suara jantung. kelainan suara jantung sebagai
tanda depresi miokard.
8. Kaji sirkulasi perifer (kualitas Perubahan sirkulasi perifer sebagai
denyut, warna dan temperatur) tanda gangguan sirkulasi.

O. Tindakan dan Evaluasi Pasca Pemulihan Anestesi


Nama Klien : Tn. Robertus
Ruang : OK

Diagnosa Kep. Jam/Implementasi Tanggal/jam Evaluasi


Resiko terjadi 10.40. Mengkaji patency jalan nafas,dan 30-04-2002 S.: Klien mengeluh agak pusing.
perubahan pada Memberikan oksigen 6 l/menit s/d program 11.45 O.: Klien sadar, GCS;4-5-6, Tekana
fungsi pernafasan dan terapi. darah 110/80mmHg.
sirkulasi berhubungan 10.45. Mempertahankan posisi ekstensi pada Nadi.88X/menit, RR. 16X/menit, suhu,
dengan efek narkose kepala. 36.8C, akral hangat, klien tidak sianotik,
umum. 10.50. memonitor vital sign( tekanan darah, nafas spontan.
nadi, suhu, dan RR.) A.: Resiko perubahan pada pernafasan
11.00. Inspeksi & auskultasi pada rongga dan sirkulasi tidak terjadi
dada P.: Rencana diteruskan no.5,6 7 dan 8
11.20. Memantau sirkulasi perifer sampai pasien benar-benar sadar .
11.45. Monitor tingkat kesadaran(klien sadar)

Vous aimerez peut-être aussi