Vous êtes sur la page 1sur 11

JUKNIS

PENANGANAN DIFTERI
1. Gejala dan tanda pasien Difteri :
ü Suara Serak
ü Tenggorok terasa sakit
ü Nyeri saat menelan
ü Demam
ü Kesulitan bernapas
ü Pembengkakan di leher
ü Ada bercak putih keabu-abuan di saluran pernafasan atas
ü Pernah kontak dengan penderita difteri (< 2 minggu)
2. Skrining Awal :
Jika ditemukan salah satu gejala, maka :
a. Berikan masker bedah kepada pasien
b. Menghubungi Chief Residen/ PPDS yang sudah ditunjuk (response time 15 menit) dari
Departemen IKA atau Departemen IPD atau Departemen THT (Daftar Nama dan no. Telp
Chief Residen dan PPDS yang dapat dihubungi)
c. Chief Residen/PPDS Anak/IPD/THT yang sudah ditunjuk melakukan pemeriksaan
tenggorok dan hidung dengan menggunakan APD lengkap.
d. Jika ditemukan selaput putih (pseudomembran), pasien diperlakukan sebagai tersangka
Difteri sampai terbukti bukan dan dibawa ke IGD RSCM.
e. Pasien dilakukan swab tenggorok oleh PPDS ANAK/IPD + THT, dan
didokumentasikan dengan video atau photo
3. Klasifikasi Difteri :
a. Suspek difteri adalah orang dengan gejala faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis (atau
kombinasi), tanpa demam atau kondisi subfebris disertai dengan adanya
pseudomembran putih keabu-abuan/ kehitaman pada salah satu atau kedua tonsil yang
berdarah bila terlepas dan dilakukan manipulasi. Sebanyak 94% kasus difteri mengenai
tonsil dan faring.
b. Probable difteri adalah orang dengan gejala laringitis, nasofaringitis, atau tonsilitis
ditambah pseudomembran putih keabu-abuan yang tidak mudah lepas dan mudah
berdarah di faring, laring, tonsil (susp. Difteri) ditambah salah satu dari :
ü Pernah kontak dengan kasus (< 2 minggu)
ü Status imunisasi tidak lengkap, termasuk belum dilakukan booster
ü Stridor dan bullneck
ü Perdarahan submukosa atau petekie pada kulit
ü Gagal jantung toksik, gagal ginjal akut
ü Miokarditis dan/ atau kelumpuhan motorik 1 s/d 6 minggu setelah onset
ü Meninggal


ALUR PENANGANAN PASIEN DIFTERI

Tersangka/Terbukti pasien difteri IGD
dan POLI* Cek list:
• Buka tenggorok**
• APD Lengkap
ISOLASI IGD • Kebersihan
Lingkungan

Keadaan umum tidak stabil Keadaan umum stabil

ISOLASI RESUS DEPAN ISOLASI RESUS BELAKANG

TATALAKSANA:
• Stabilisasi (Pastikan Airway, Breathing dan
Circulation aman)
• Berikan anti difteri serum
• Antibiotik PP 50.000-100.000 IU/Kg/Hari
selama 10-14 hari.

• Lakukan SWAB***
• Notifikasi ke dinkes dan internal****


Keadaan umum tidak stabil Keadaan umum stabil

ISOLASI RESUS/ISOLASI IGD Gedung A Lt. 1


Keterangan:
No telp penting:
*Hubungi Chief Residen IKA atau THT atau PPDS
Litbangkes (021-4288766) Divisi Tropik Infeksi Dept. IPD jika menemukan
PHEOC/Posko KLB 24 jam (021-4257125) kasus tersangka difteri di POLI atau ruang
admisi RSCM
IAL ( Adi 081285553568)
** Cek apakah ada pseudomembaran ataupun
selaput putih pada belakang tenggorokan
***Swab oleh PPDS Anak/IPD + THT. Kirim
sample SWAB ke Litbang (Baca alur pengiriman

sample pasien difteri) dan Mikrobiologi Klinik

****Notifikasi ke DINKES melalu no PHEOC dan


notifikasi internal ke DPJP Infeksi

ADS tersedia di Farmasi

Setiap ADS yang terpakai harus ditukarkan dengan ADS dari Dinas Kesehatan

- Drg. Nina 08158748344


- Ibu Efi 0817148302
- Ibu Leili 081318367759

Koordinasi ADS dengan Farmasi/IAL:

- Pak Adi: 08128553568


- Bu Ela: 085697470454/081617643736

ALUR KOORDINASI INTERNAL DAN EKSTERNAL

Koordinasi Internal:

Hubungi DPJP Infeksi Anak*) atau

Hubungi DPJP THT** atau

Hubungi DPJP IPD***

Koordinasi Eksternal:

1. Buat surat permintaan dari RSCM


2. Isi FORM W1
3. Pastikan seluruh kontak pasien sudah dilaporkan dan ditindaklanjut
oleh Dinas Kesehatan
*) DPJP Infeksi Anak
Dr. Mulya R. Karyanti SpA(K) : 0811963885
Dr. Nina Dwi Putri SpA(K) : 081318508980
Dr. Ari Prayitno SpA(K) : 081349699959

**) DPJP THT
Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K) : 08128907709

***) DPJP Divisi Tropik Infeksi Departemen IPD
1. Jam Kerja:
dr. Robert Sinto, SpPD : 08158835432

2. Diluar Jam Kerja:
Dr. dr. Lie Khie Chen, SpPD-KPTI : 08161983278
dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI : 0811106563
dr. Adityo Susilo, SpPD-KPTI : 08159521495

ALUR PENANGANAN SPESIMEN DIFTERI

Suspek pasien difteri


Identitas pasien

Swab (di bawah membran)
Tanggal&Jam
Pengambilan

Isi form W1
Masukkan ke dalam plastik ber-klip dan
kontainer khusus difteri

Kirim ke lab IGD lantai 2 (PPDS Jaga


Patologi Klinik)

Simpan dalam refrigerator spesimen


(kontainer khusus difteri)


Petugas pengirim spesimen ke

Litbangkes mengambil dari Lab IGD
lantai 2 (dari PPDS Jaga Patologi Klinik)


Kirim ke Litbangkes

SWAB TERSEDIA DI LAB IGD LANTAI 2

SWAB dilakukan hari ke-1, 2, 7

No telp penting:

- Litbangkes (021-4288766)
- PHEOC (021-4257125)
- Drg. Nina Dinkes 08158748344
- Ibu Efi Dinkes 0817148302
- Ibu Leili Dinkes 081318367759

Nomer Telpon Penting


Nama/Bidang No Telpon

PHEOC/Posko KLB 24 jam 021-4257125

Litbangkes 021-4288766

Dinas Kesehatan Propinsi DKI Drg. Nina 08158748344

Ibu Efi 0817148302

Ibu Leili 081318367759

DPJP Infeksi dan Penyakit Dr. Hindra Irawan Satari, SpA (K): 0816988186
Tropis Departemen IKA
Dr. Mulya R. Karyanti SpA(K): 0811963885

Dr. Ari Prayitno SpA(K): 081349699959

Dr. Nina Dwi Putri SpA(K): 08551140441

PIC Imunisasi Departemen IKA Dr. Bernie Endyarni SpA(K): 08158024517

DPJP Divisi Tropik Infeksi Jam Kerja:


Departemen IPD dr. Robert Sinto, SpPD : 08158835432

Diluar Jam Kerja:
Dr. dr. Lie Khie Chen, SpPD-KPTI: 08161983278
dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI :
0811106563
dr. Adityo Susilo, SpPD-KPTI: 08159521495

PIC IGD Dr. Radi Muharris, SpOT 08128197834
Dr. Hadiki Habib, SpPD
PIC Imunisasi Departmen IPD dr. Alvina Widhani, SpPD-KAI : 08121102114
PIC Imunisasi Departmen IKA Dr. Bernie Endyarni SpA(K): 08158024517

DPJP Departemen THT Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K) :


08128907709

Instalasi administrasi logostik Adi Purnawan, SSi, Apt. : 08128553568


(IAL)

Koyanmas IKA Dr. Eka Laksmi SpA(K): 0816719129

Koyanmmas Patologi Klinik Dr. July, SpPK(K) 0818691383

PPIRS Ns. Gortap Sitohang, SKep: 081288591924

Daftar nama PPDS yang bisa


dihubungi untuk pemeriksaan
tenggorok


ALUR KONTAK PETUGAS MEDIS


Petugas medis yang kontak erat

dengan tersangka difteri

1. Lakukan swab tenggorok



2. Lakukan surveilens selama 7 hari
3. Diberikan eritromisin 40

mg/kg/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari
4. Imunisasi Td*)

*) No telpon yang dapat dihubungi:

- PIC Imunisasi:
o Dr Alvina Widani, SpPD, KAI 08121102114
o Dr. Bernie Endyarni SpA(K): 08158024517
- Divisi Infeksi Tropik IPD
o Dr. Erni Nelwan, SpPD, KPTI 0811106563
o Dr. Adityo Susilo, SpPD, KPTI 08159521495
o Dr. Robert Sinto, SpPD 08158835432


Prinsip Pencegahan Infeksi pada Difteri

o Prinsip kewaspadaan infeksi pada difteri adalah kewaspadaan droplet dan kontak
o Ruang Isolasi
o Ruang isolasi yang digunakan adalah ruang isolasi droplet yaitu ruang isolasi tunggal
(dapat bertekanan negatif maupun tidak bertekanan)
o Semua pasien datang dengan klinis difteri dirawat di ruang isolasi resus IGD lantai 1
o Jika pasien membutuhkan resusitasi, pasien tetap dirawat di ruang isolasi resus IGD
lantai 1
o Jika pasien stabil tidak membutuhkan resusitasi, pasien dapat dipindahkan ke ruang
isolasi IGD lantai 1 belakang atau ruang isolasi anak lantai 1 (khusus pasien anak)
o Jika ada pasien dengan klinis meragukan difteri, sementara pasien dapat diisolasi di
ruang gaduh gelisah IGD atau ruang anteroom resus IGD sampai diputuskan pasien
merupakan suspek difteri
o Dalam keadaan ruang isolasi penuh, maka pasien ditempatkan di area tertentu yang
tersendiri dan jauh dari pasien maupun petugas medis lain menggunakan masker
(untuk pasien stabil) dan hepafilter portable, sambil menunggu rujukan
o Dalam keadaan isolasi penuh dan hepafilter portable tidak tersedia, maka pasien
ditempatkan di area tertentu yang tersendiri dan jauh dari pasien maupun petugas
medis lain menggunakan masker (untuk pasien stabil), ditutupi dengan barier sambil
menunggu rujukan
o Penggunaan APD untuk petugas medis
o Masker bedah
o Apron, atau full gown untuk petugas medis yang akan melakukan tindakan
o Google
o Sarung tangan bisa steril dan tidak steril tergantung jenis tindakan
o Penggunaan APD untuk pasien dan pengantar
o Pasien dalam keadaan stabil diminta untuk menggunakan masker bedah
o Pengantar diminta menggunakan masker bedah
o Rujukan
o RSPI Sulianti Saroso
o RSP Persahabatan
o RSPAD Gatot Soebroto

No. telp penting: Ns. Gortap Sitohang, SKep: 081288591924


Algoritma untuk diagnosis, terapi dan follow up tersangka
Ringkasan Tata Laksana Difteri Secara Keseluruhan
difteri dan kontak terinfeksi

• isolasi
Tersangka/terbukti • Kultur c.diphteria hidung, tenggorok, kulit
difteri • Serum untuk pemeriksaan antibodi
• Terapi serum antitoksin diphteria
• Terapi antibiotik
• Imunisasi aktif (Td) pada fase konvalesen
Lapor ke Dinas Kesehatan • Dua pasang kultur hidung dan tenggorok (selang ≥ 24 jam) minimal 2
mgg paska terapi antibiotik. Bila tanpa antibiotik, kultur dilakukan 2
mgg setelah keluhan (-), atau ≥ 2 mgg dari awal sakit

Identifikasi kontak erat Tidak ada Ada

Tetapkan dan Kultur C.diphteria Terapi antibiotik Tetapkan status


monitor vaksinasi difteri
tanda/gejala difteri
minimal 7 hari Positif Negatif
<3 dosis/ ≥3 dosis, ≥3 dosis,
tidak terakhir > terakhir < 5
Stop diketahui 5 tahun yl tahun yl

Hindari kontak erat dgn individu imunisasi tidak lengkap


Segera Segera berikan Bila perlu beri
• identifikasi kontak erat dan lakukan tindak pencegahan
• dua pasang kultur ulangan (selang ≥24 jam) minimal 2 imunisasi booster imunisasi ke-4 /
minggu paska terapi sesuai jadwal booster


B. KEGIATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Imunisasi Petugas Medis
1. Penyelidikan Epidemiologi
o Setiap departemen dan unit mengajukan nama petugas medis yang akan
diimunisasi ke bagian pelayanan medik RSCM berdasarkan urutan prioritas
• Laporan (W1) adanya kasus yang datang dari masyarakat, petugas
o Untuk petugas medis yang belum mendapatkan imunisasi dihimbau untuk
kesehatan, RS , puskesmas bahkan media, harus secepatnya ditindaklanjuti
dengan melakukan konfirmasi informasi
melakukan imunisasi segera
o Imunisasi dilakukan di Poli Madya RSCM atau di IGD
• Konfirmasi informasi diantaranya dengan menanyakan kembali informasi
o PIC imunisasi:
o yang lebih lengkap tentang gejala, jumlah kasus, waktu sakit dan tempatnya,
Dr. Alvina Widhani, SpPD-KAI : 08121102114
melihat data PWS dengan grafik, dll. Untuk saat ini satu kasus Difteri
Dr. Bernie Endyarni SpA(K): 08158024517
o dianggap sebagai KLB.

• Setelah adanya kepastian bahwa informasi tersebut akurat merupakan KLB


suatu penyakit, secepatnya dilakukan laporan W1 ke tingkat hirarkinya.
Selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh Tim Gerak Cepat KLB

• Penyelidikan epidemiologi (pelacakan) harus dilakukan secepatnya (<24 jam)


setelah mendapat laporan adanya KLB
• Petugas yang melaksanakan penyelidikan epidemiologi adalah petugas yang
terlatih ( Pustu, PKM, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Prop, Depkes Pusat) dari
bidang Surveilans dan Imunisasi

• Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) oleh TGC ( Tim Gerak Cepat) KLB saat
melakukan penyelidikan epidemiologi KLB Diphteri, harus menggunakan
masker
2010, No.503 32

Formulir Laporan KLB (W1) :


W1 – Puskesmas
LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA / WABAH
(dilaporkan dalam 24 jam)

No. : ……………………………………....................
Kepada Yth. : …………………………………………………
Pada tanggal/bulan/tahun : ………..…./…………….……./……….……....
Desa/Kelurahan : …………………………………………...…….
Di Kecamatan : …………………………………………...........
Telah terjadi sejumlah : ……………………………………….. penderita
Dan sejumlah : ……………………………………….. kematian
Tersangka penyakit (beri tanda ceklist ( )) :

Kolera Polio Malaria Hepatitis Chikungunya


Avian Influenza Influenza A baru (H1N1)
Pes Difteri
(H5N1) Pandemi 2009 ……………..
DBD Pertusis Antraks Meningitis ……………..
Campak Rabies Leptospirosis Yellow Fever ……………..

Dengan gejala-gejala sebagai berikut (beri tanda ceklist ( )) :


Muntah Panas/demam Bercak putih pada faring
Berak-berak Batuk Meringkil pada lipatan paha/ketiak
Menggigil Pilek Perdarahan
Turgor jelek Pusing Gatal-gatal
Kaku kuduk Kesadaran menurun …………………………………………
Sakit perut Pingsan …………………………………………
Hidrofobi Bercak merah di kulit …………………………………………
Kejang-kejang Lumpuh …………………………………………
Syok Ikterus …………………………………………
Batuk beruntun Mulut sukar dibuka …………………………………………

Tindakan yang telah diambil :


…………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..…

www.djpp.depkumham.go.id

Vous aimerez peut-être aussi