Vous êtes sur la page 1sur 43

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan sumber daya manusia untuk mewujudkan bangsa dan
negara yang maju dan mandiri.
Keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain adalah mutu pendidikan, yang dimana institusi pendidikan
kesehatan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kemajuan
pembangunan bangsa dan negara.
Sesuai dengan program pemerintah yakni mewujudkan Indonesia
sehat 2010 telah ditetapkan misi dan strategi yang meliputi Pembangunan
Nasional berwawasan Kesehatan yang dilandasi pandangan baru dan
paradigma sehat, profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat dan desentralisasi..
Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan
yang terjadi dewasa ini. Kaitannya dengan Institusi Pendidikan Kesehatan
mempunyai peranan yang strategis dalam menyiapkan/mendidik tenaga
kesehatan yang bermutu.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tekhnologi dan atau
kesenian.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram dalam
melaksanakan pendidikan, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak
hanya terbatas pada ruang kelas saja, namun proses pembelajaran diluar
kelas baik di lahan praktik maupun di masyarakat merupakan bagian yang
tidak terpisahkan sebagai pengklasifikasian dari apa yang telah diperoleh
di dalam kelas, lahan praktek baik di rumah sakit, puskesmas atau daerah

1
2

binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan


Profesionalisme bagi Mahasiswa dan juga sebagai wahana untuk
meningkatkan ketrampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah
mendapatkan pelajaran teori di kelas atau praktek di laboratorium.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan YARSI Mataram Program Pendidikan Profesi Ners melakukan
Praktik Kerja Lapangan di Kelurahan Dasan Agung Lingkungan Gapuk
Selatan. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 14
November 2016 sampai 24 Desember 2016. Adapun kegiatan atau
langkah- langkah Praktik Kerja Lapangan ini adalah pengumpulan data,
tabulasi data, Minilokakarya, presentasi kelurahan, pelaksanaan
pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga serta melakukan evaluasi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan
kesehatan masyarakat serta mampu menanggulangi masalah
kesehatan tersebut bersama masyarakat dengan memanfaatkan
sumber daya dan potensi yang terdapat di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat berdasarkan analisa epidemiologi, biostatistik,
demografi serta ilmu sosial budaya dan perilaku.
2. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dalam penerapan
asuhan keperawatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam
penerapan asuhan keperawatan keluarga, kelompok dan
masyarakat.
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap semua
kegiatan dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
3

5. Mahasiswa mampu menerapkan pendidikan kesehatan bagi


keluarga, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan.
6. Mahasiswa mampu membina peran serta masyarakat dan
mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
1.3 Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan
S1 kepada masyarakat/komunitas.
b. Menimba pengalaman belajar langsung dimasyarakat/komunitas
dalam mengenal masalah dan menentukan langkah
penyelesaiannya.
2. Untuk Masyarakat
a. Masyarakat mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan
keperawatan yang ada dimasyarakat dan mencari jalan
pemecahannya.
b. Masyarakat mendapatkan gambaran tentang status kesehatannya.
3. Untuk Pendidikan
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Program
Studi Profesi Ners.
4

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Menurut McKenzie, dkk (2007) komunitas adalah sekelompok orang
yang mempunyai karakteristik yang sama, yang dapat ditentukan berdasarkan
ras, etnik, usia, pekerjaan, minat, atau memiliki ikatan yang sama.
Menurut Efendy dalam Huda (2008) komunitas adalah sekumpulan
individu yang menempati wilayah dengan bats-batas tertentu, mempunyai adat
istiadat kebudayaan dan identitas yang sama, saling berinteraksi dan memiliki
rasa saling ketergantungan.
2.2 Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Association (ANA,1980) didasarkan pada asumsi :
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
sistem pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan
komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik.

5
5

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat


mendukung maupun menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktek
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap
kesehatan komunitas, memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 poin penting
yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Dalam praktek keperawatan komunitas, ada tiga model pengorganisasian
masyarakat yang dapat digunakan yaitu : locality development, social planning
dan social action. Locality development menekankan pada peran serta
masyarakat dimana masyarakat terlihat secara langsung dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga hal ini dapat menumbuhkan
kondisi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif dan
penuh percaya diri dalam menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi. Hal
ini dijumpai dalam model pengorganisasian social planning maupun social
action. Dalam sosial planning perencanaan untuk berubah dibuat oleh para ahli
dan menggunakan birokrasi, sedangkan model pengorganisasian sosial action
proses perubahan berfokus pada korban atau program yang dibuat oleh
pemerintah untuk perubahan yang mendasar.
Melihat ketiga model pengorganisasian diatas dan dikaitkan dengan
konsep keperawatan komunitas, maka yang paling tepat digunakan dalam
praktek keperawatan komunitas adalah model locality development.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah membina
hubungan kerjasama dengan masyarakat dan sistem pendukung, membuat
kontrak kerjasama, pembentukan kelompok kerja kesehatan, mengidentifikasi
data yang perlu dikumpulkan dan membuat alat atau format pengumpulan data
6

dasar dan interpretasi data untuk menentukan masalah kesehatan serta diagnosa
keperawatan.
Pada tahap perencanaan, strategi intervensi keperawatan komunitas
mencapai tiga aspek yaitu : proses kelompok, pendidikan kesehatan dan
kerjasama. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan intervensi yang dilakukan
difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu : pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tertier sesuai dengan lingkungan praktek
keperawatan komunitas. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan yang dicapai keluarga atau masyarakat dalam jangka waktu yang
pendek atau jangka waktu yang panjang, sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Hasil evaluasi dilakukan guna diadakan tindakan koreksi untuk
rencana selanjutnya.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu : mengenal masalah,
mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu
melalui proses keperawatan. Proses keperawatan komunitas dilakukan melalui
lima tahap yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
MC.Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi : demografi,
populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah : lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan
dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal-hal diatas perlu dikaji
untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah
selanjutnya.
7

2. Analisa dan Diagnosa Keperawatan Komunitas


Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul
dikomunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan.
Menurut Mueke (1987) yang terdiri dari :
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual atau ancaman /
resiko. Diagnosa dirumuskan menggunakan skoring khusus dalam asuhan
keperawatan keluarga dan komunitas.
3. Menentukan Masalah Dan Skala Prioritas
Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan :
.a Masalah yang ditetapkan dari data umum.
.b Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat.
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat.
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas :
a. Perhatian masyarakat, yang meliputi : pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu.
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan
8

masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia


dan kesulitan yang mungkin timbul (Nasrul Efendi, 2005).
4. Perencanaan
Prosesnya meliputi :
a. Penyusunan menurut masalah atau diagnosa keperawatan
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan).
b. Menetapkan sarana dan tujuan.
c. Menetapkan strategi intervensi / tindakan (klien & perawat).
d. Rencana evaluasi.
5. Intervensi dan Tindakan Keperawatan
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas
terdiri dari :
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit dan diaplikasikannya ke
dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki lagi. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari
upaya menghambat proses penyakit sendiri. yaitu mengembalikan
individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
6. Evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (out put). Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
9

b. Perkembangan atau kemajuan proses.


c. Efisiensi biaya.
d. Efektifitas kerja.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka
waktu berapa ?.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

Keterangan :
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan
klien/ masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya
peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien
lebih besar daripada perawat.
10

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI KELURAHAN DASAN
AGUNG LINGKUNGAN GAPUK SELATAN

3.1 Pengkajian
1. Gambaran Umum Wilayah
a. Keadaan Geografis
a) Luas wilayah Kelurahan : 2,9 Hektar
b) Batas-batas wilayah
- Sebelah Utara : Gapuk Utara
- Sebelah Timur : Gapuk Tengah
- Sebelah Barat : Lingkungan Pelita
- Sebelah Selatan : Arong Arong Barat
b. Keadaan Demografis
Lingkungan Gapuk selatan terbagi atas 4 RT dengan jumlah kepala
keluarga 226 dan jumlah penduduk 816 jiwa, dengan mayoritas
penduduk memeluk agama Islam. Sebagian besar mata pencaharian
masyarakat Lingkungan Gapuk selatan adalah pedagang, selain itu ada
juga beberapa mata pencaharian yang lain seperti buruh, tukang, PNS,
dan lain-lain.
Lingkungan Gapuk selatan terdiri atas 4 RT diantaranya yaitu :
No Lingkungan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah
Penduduk KK

1 RT 01 253 123 130 79


2 RT 02 170 90 80 50
3 RT 03 328 168 160 101
4 RT 04 197 97 100 56
Jumlah

c. Keadaan Agama
11

Sebagian besar di Lingkungan Gapuk selatan beragama islam.


Pengkajian data Kelurahan Dasan Agung dimulai dari tanggal 14
November 2016 sampai dengan 18 November 2016, dengan cara
mengunjungi masing-masing keluarga dan melakukan wawancara dan
observasi langsung keadaan keluarga sesuai dengan format pengkajian
asuhan keperawatan keluarga dan masyarakat yang disediakan.

2. Tabulasi Data Dan Analisa Data


Tabulasi data dilakukan dari tanggal 14 sampai dengan 18
November. Berikut adalah hasil tabulasi data asuhan keperawatan
komunitas Lingkungan Gapuk Selatan.
a. Tabulasi data
1) Data Demografi Penduduk
Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur
No Kelompok Umur Jumlah %
1 0 – 11 bulan 21 4,3
2 1–4 tahun 64 6,7
3 5 – 14 tahun 327 34,5
4 15 – 49 tahun 430 43,3
5 ≥ 50 tahun 106 11,2
Jumlah 948 100

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 507 53,5
2 Perempuan 441 56,5
Jumlah 948 100

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


No Pendidikan Jumlah %
12

1. Tidak Sekolah
150 15,8
2. Tidak Tamat SD
73 7,7
3. Tamat SD 215 22,7
4. Tamat SLTP 176 18,6
5. Tamat SLTA 257 27,1
77 8,1
6. Perguruan Tinggi
Jumlah 339 100

Tabel 4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah %
1 Pedagang 12 3,5
2 PNS 25 7,4
3 ABRI/Polisi 1 0,3
4 Pensiunan 34 10,0
5 Lain-lain 98 28,9
6 Siswa/Pelajar/Mahasiswa 55 16,2
7 Swasta 114 33,6
Jumlah 339 100

Tabel 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


No Agama Jumlah %
1 Islam 948 100
2 Katholik 0 0
3 Protestan 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Jumlah 948 100
13

2) Data KIA – KB
Tabel 1. Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Kehamilan

No Status KB Jumlah %
1 Hamil 4 9,5
2 Tidak hamil 38 90,5
Jumlah 42 100

Tabel 2. Distribusi Bumil Berdasarkan Usia Kehamilan


No Status KB Jumlah %
1 Trimester I 0 0
2 Trimester II 1 25
3 Trimester III 3 75
Jumlah 3 100

Tabel 3. Distribusi Bumil Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan


No Status KB Jumlah %
1 a. Trimester I
1) Tdk penah periksa 0 0
2) 1 kali 0 0
3) 2 kali 0 0
4) 3 kali 0 0
5) >3 kali 0 0
Jumlah 0 0
No Status KB Jumlah %
2 b. Trimester II
1) tidak pernah periksa 0 0
2) 1 kali 0 0
3) 2 kali 1 25
4) 3 kali 0 0
5) >3 kali 0 0
Jumlah 100
No Status KB Jumlah %
3 c. Trimester III
1) tidak pernah periksa 0 0
2) 1 kali 1 25
14

3) 2 kali 2 50
4) 3 kali 0 0
5) >3 kali 0 0
Jumlah 3 100
Tabel 4. Penyakit Yang Diderita Ibu Hamil
No Penyakit Yang Diderita Ibu Hamil Jumlah %
1 Riwayat KET 1 25
2 Gamelly 1 25
3 Kista 1 25
4 Anemia 1 25
Jumlah 4 100

Tabel 5. Distribusi Ibu Hamil Menurut Status Imunisasi TT


No TT Jumlah %
1 Lengkap sesuai usia 3 23
kehamilan
2 Tidak lengkap 1 75
Jumlah 4 100

Tabel 6. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pemberian Tablet Zat Besi


No Pemberian tablet zat besi Jumlah %
1 Dapat, dan diminum 4 100
2 Dapat, tidak diminum 0 0
3 Tidak dapat 0 0
Jumlah 4 100

Tabel 7. Status Gizi Ibu Hamil


No Gizi ibu hamil Jumlah %
1 Baik 3 75
2 Cukup 1 25
3 Kurang 0 0
4 Anemia 0 0
Jumlah 3 100
15

Tabel 8. Distribusi Bayi Menurut Penolong Persalinan


No Penolong persalinan Jumlah %
1 Dokter 4 19.0
2 Bidan 12 57.0
3 Dukun 0 0
4 Lain-lain 5 24.0

Jumlah 21 100

Tabel 9. Distribusi Bayi Menurut Tempat Persalinan


No Tempat persalinan Jumlah %
1 Rumah sakit 5 24.0
2 Puskesmas 10 47.7
3 Polindes 5 24.0
4 Rumah bidan 0 0
5 Rumah sendiri 0 0
6 Lain-lain 1 4.8
Jumlah 21 100

Tabel 10. Distribusi Bayi Menurut Kepemilikan KMS


No Kepemilikan KMS Jumlah %
1 Punya dan diisi lengkap 14
2 Punya dan tidak diisi lengkap 7
3 Punya tidak diisi 0
4 Tidak punya 0
Jumlah 21 100

Tabel 11. Distribusi Bayi Menurut Status Gizi


No Status gizi Jumlah %
1 Baik 5 100
2 Sedang 0 0
3 Buruk 0 0
Jumlah 5 100
16

Tabel 12. Kunjungan Ke Posyandu


No Posyandu Jumlah %
1 Rutin 8 38
2 Jarang 2 10
3 Tidak pernah 11 52
Jumlah 21 100

Tabel 13. Distribusi Bayi Menurut Status Imunisasi


No Status imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 0 0
2 Belum lengkap 5 100
3 Tidak lengkap 0 0
Jumlah 5 100

Tabel 13. Distribusi Menurut Pemberian ASI


No Pemberian Asi Jumlah %
1 Diberi (ekslusif 0-4 bulan) 5 100
2 Tidak diberi 0 0
3 0-2 tahun 0 0
4 lebih dari 2 tahun 0 0
Jumlah 5 100

Tabel 14. Distribusi Bayi Yang Diberi ASI Menurut Pemberian ASI
No Kelompok umur mulai diberi Asi Jumlah %
1 <2 jam (segera setelah lahir) 5 100
2 2-12 jam 0 0
3 12 jam- 1 hari 0 0
4 1-2 hari 0 0
5 2-3 hari 0 0
6 3.7 hari 0 0
7 >7 hari 0 0
Jumlah 5 100
17

Tabel 15. Distribusi Bayi Yang Tidak Diberikan ASI Menurut Alasannya
No Pemberian Asi menurut alasannya Jumlah %
1 ASI tidak keluar 0 0
2 Ibu tidak mu menyusui 0 0
3 Bayi tidak mau mengisap 0 0
4 Ada alasan lain 0 0
Jumlah 0 0

Tabel 16. Distribusi Bayi Menurut Mulai Diberi Pasi/Makanan Padat


No Pemberian PASI/ makanan padat Jumlah %
1 <2 minggu 0 0
2 2 minggu – 1 bulan 0 0
3 1-2 bulan 0 0
4 2-3 bulan 0 0
5 3-4 bulan 0 0
6 >4 bulan 2 100
Jumlah 2 100

Tabel 17. Distribusi Bayi Menurut Jenis Makanan Padat Yang Diberikan
No Jenis makanan padat yag diberikan Jumlah %
1 Bubur saring / susu 1 50
2 Bubur 0 0
3 Nasi 1 50
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 2 100

Tabel 18. Distribus Balita Menurut Kepemilikan KMS


No Kepemilikan KMS Jumlah %
1 Punya 10 63
2 Tidak punya 6 37
Jumlah 16 100

Tabel 19. Distribusi Balita Menurut Status Gizi


No Status gizi Jumlah %
1 Baik 16 100
2 Sedang 0 0
18

3 Kurang 0 0
Jumlah 16 100

Tabel 20. Distribusi Balita Menurut Status Imunisasi


No Status imunisasi (dilihat KMS bayi) Jumlah %
1 Lengkap 7 44
2 Belum lengkap 3 18
3 Tidak lengkap 6 38
Jumlah 16 100

Tabel 21. Distribusi PUS Menurut Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB


No Akseptor KB menurut alasannya Jumlah %
1 Ya/Akseptor 6 14
2 Tidak/Non Akseptor 36 86
Jumlah 42 100

Tabel 22. Distribusi PUS Non Akseptor KB Menurut Alasannya


No Alasan Jumlah %
1 Ingin punya anak lagi 0 0
2 Belum punya anak 1 2
3 Dilarang suami 0 0
4 Takut 0 0
5 Trauma akibat KB 0 0
6 Lagi hamil 4 11
7 Lain-lain 31 87
Jumlah 36 100

Tabel 23. Distribusi PUS Akseptor KB Menurut Jenis Alat Kontrasepsi Yang
Digunakan

No Alat kontrasepsi yang digunakan Jumlah %


1 Kondom 0 0
2 Pil 0 0
3 Suntik 2 33
4 Implant 3 50
5 MOW 0 0
19

6 MOP 0 0
7 AKDR 0 0
8 Lain-lain 1 17
Jumlah 6 100

3) Data Kesehatan Remaja


Tabel 1. Kegiatan Waktu Luang
No Waktu luang Jumlah %
1 Olah raga 3 10
2 Keagamaan 0 0
3 Interaksi social 21 68
4 Kesenian 0 0
5 Menganggur/tidak ada kegiatan 1 3
6 Lain-lain 6 19
Jumlah 31 100

Tabel 2. Alasan Remaja Tidak Ada Kegiatan


No Alasan tidak ada kegiatan Jumlah %
1 Tidak kuliah/sekolah 0 0
2 Tidak ada pekerjaan 0 0
3 Malas 0 0
4 Lain-lain 1 100
Jumlah 1 100

Tabel 3. Masalah Remaja


No Masalah remaja Jumlah %
1 Kenakalan 0 0
2 Narkoba 0 0
3 Pergaulan bebas 0 0
4 Krisis perkembangan 0 0
5 Masalah kejiwaan 0 0
6 Lain-lain 0 0
Jumlah 0 0
20

4) Data Kesehatan Lansia

Tabel 1. Keluhan Saat Ini


No Keluhan saat ini Jumlah %
1 Pusing 53 42,4
2 Batuk 24 19,2
3 Kesemutan 6 4,8
4 Sesak 1 0,8
5 Lain-lain 41 32,8
Jumlah 125 100

Tabel 2. Keluhan 1 Tahun Terakhir


No Keluhan 1 tahun terakhir Jumlah %
1 Pusing 37 29,6
2 Batuk 13 10,4
3 Kesemutan 3 2,4
4 Sesak 2 1,6
5 Lain-lain 70 56
Jumlah 125 100

Tabel 3. Penyakit Saat Ini


No Penyakit saat ini Jumlah %
1 Darah tinggi 28 22,4
2 Sesak nafas 1 0,8
3 Kencing manis 0 0
4 Stroke 0 0
5 Asam urat 6 4,8
6 Lain-lain 90 72
Jumlah 125 100

Tabel 4. Penyakit 1 Tahun Terakhir


No Penyakit 1 tahun terakhir Jumlah %
1 Darah tinggi 37 29,6
2 Sesak nafas 0 0
21

3 Kencing manis 6 4,8


4 Stroke 4 3,2
5 Asam urat 5 4,0
6 Lain-lain 73 58,4
Jumlah 125 100

Tabel 5. Kegiatan Waktu Luang


No Kegiatan waktu luang Jumlah %
1 Membantu rumah tangga 29 23,2
2 Mengasuh cucu 14 11,2
3 Nonton TV 9 7,2
4 Tidak ada kegiatan 28 22,4
5 Lain-lain 45 36,0
Jumlah 125 100

Tabel 6. Kebutuhan Nutrisi Frekuensi


No Kebutuhan frekuensi nutrisi Jumlah %
1 Kurang 0 0
2 Normal 125 100
3 Berlebihan 0 0
Jumlah 125 100

Tabel 7. Kualitas Makan


No Kualitas makan Jumlah %
1 Baik 96 76,8
2 Cukup 29 23,2
3 Kurang 0 0
Jumlah 125 100

Tabel 8. Kebiaasaan Makan


No Kebiaasaan makan Jumlah %
1 Tinggi garam 0 0
2 Tinggi lemak 0 0
3 Tinggi purin 0 0
4 Tinggi gula 0 0
Jumlah 0 0
22

Tabel 9. Produktifitas Lansia


No Produktifitas lansia Jumlah %
1 Ada 74 59,2
2 Tidak ada 51 40,8
Jumlah 125 100

Tabel 10. Jenis Pekerjaan Lansia


No Jenis pekerjaan lansia Jumlah %
1 Wira usaha 27 21,6
2 Organisasi 0 0
3 Social 25 20
4 Keagamaan 15 12
5 Lain-lain 58 46,4
Jumlah 125 100

Tabel 11. Kunjungan Posyandu Lansia


No Kunjungan posyandu lansia Jumlah %
1 Rutin 0 0
2 Jarang 30 24
3 Tidak Pernah 85 76
Jumlah 125 100

Tabel 12. Alasan Tidak Pernah


No Alasan tidak pernah Jumlah %
1 Malas Keluar Rumah 20 23,6
2 Tidak ada yang mengantar 0 0
3 Tidak ada sempat 0 0
4 Lain-lain 65 76,4
Jumlah 85 100
23

5) Data Tempat Tinggal


Tabel 1. Distribusi KK Menurut Status Kepemilikan Rumah
No Status kepemilikan rumah Jumlah %
1 Rumah Sendiri 102 96,2
2 Kontrak / sewa 3 2,8
3 Menumpang 1 1
Jumlah 106 100

Tabel 2. Distribusi KK Menurut Pencahayaan Sinar Matahari


No Pencahayaan sinar matahari Jumlah %
1 Bisa membaca tanpa 82 77,4
menyalakan lampu
2 Tidak bisa membaca tanpa 24 22,6
lampu
Jumlah 106 100

Tabel 3. Distribusi KK Menurut Ventilasi Rumah


No Ventilasi rumah Jumlah %
1 Baik (ventilasi ada dan 70 66,0
dibuka)
2 Cukup (ventilasi ada dan 35 33
tidak dibuka)
3 Kurang (tidak ada ventilasi) 1 1
Jumlah 106 100

Tabel 4. Distribusi KK Menurut Keadaan Lantai Rumah


No Lantai rumah Jumlah %
1 Teraso / Keramik 75 70,8
2 Tegel / Plester / Ubin 30 28,3
3 Tanah 1 1
4 Kayu 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 5. Kebersihan Rumah


No Kebersihan rumah Jumlah %
24

1 Baik 67 63,2
2 Cukup 38 35,8
3 Kurang 1 1
Jumlah 106 100

Tabel 6. Keberadaan Jentik Nyamuk


No Keberadaan jentik nyamuk Jumlah %
1 Ada 4 3,8
2 Tidak ada 102 96,2
Jumlah 106 100

Tabel 7. Tempat Jentik


No Tempat jentik Jumlah %
1 Bak mandi 0 0
2 Gentong 0 0
3 Kolam 0 0
4 Lain-lain 4 100
Jumlah 4 100

Tabel 8. Kondisi Kamar Mandi/WC


No Kondisi kamar mandi/wc Jumlah %
1 Bersih tidak licin 72 67,9
2 Bersih licin 32 30,2
3 Kurang bersih licin 2 1,9
4 Kotor 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 9. Kualitas Air Yang Digunakan


No Kualitas air yang digunakan Jumlah %
1 Baik 105 99
2 Kurang 1 1
Jumlah 106 100

Tabel 10. Distribusi KK Menurut Pemanfaatan Halaman atau Pekarangan Rumah


No Pemanfaatan Halaman Atau Jumlah %
25

Pekarangan Rumah
1 Tidak punya halaman 3 2,8
2 Ada tidak dimanfaatkan 43 40,6
3 Ada dimanfaatkan 60 56,6
Jumlah 106 100

Tabel 11. Distribusi KK Menurut Keadaan Pembuangan Air Limbah


Keadaan pembuangan air
No Jumlah %
limbah
1 Tidak ada saluran pembuangan 0 0
2 Ada tertutup 100 94,3
3 Ada terbuka tergenang 4 3,8
4 Ada 0 0
5 Tidak ada 2 1,9
Jumlah 106 100

Tabel 12. Distribusi KK Menurut Tempat Pembuangan Sampah Di


Rumah
Tempat pembuangan
No Jumlah %
sampah di rumah
1 Lobang sampah 22 20,8
2 Bak/tong sampah 83 78,3
3 Sungai 1 0,9
4 Kebun 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 13. Distribusi KK Menurut Keadaan Hewan Peliharaan


No Keadaan hewan peliharaan Jumlah %
1 Tidak memiliki hewan 53 50
peliharaan
2 Memiliki di dalam rumah 9 8,5
3 Memiliki diluar rumah 44 41,5
Jumlah 106 100

Tabel 14. Distribusi KK Menurut Jarak Kandang dengan Rumah


26

No Jarak kandang dengan rumah Jumlah %


1 10 meter 25 46,3
2 7 meter 20 37,0
3 5 meter 9 16,7
4 < dari 5 meter 0 0
Jumlah 54 100

Tabel 15. Kondisi Kandang Ternak


No Kondisi kandang ternak Jumlah %
1 Kotor, berbau 0 0
2 Cukup bersih 53 98
3 Bersih 1 2
Jumlah 54 100

Tabel 16. Distribusi KK Menurut Kepemilikan Jamban


No Kepemilikan jamban Jumlah %
1 Punya 106 100
2 Tidak punya 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 17. Distribusi KK Menurut Tempat BAB


No Menurut tempat bab Jumlah %
1 Jamban 106 100
2 Kebun/sawah 0 0
3 Kolam 0 0
4 Sungai 0 0
5 Lain-lain 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 18. Distribusi KK Menurut Sumber Air Bersih yang Digunakan


No Sumber air bersih yang digunakan Jumlah %
1 PAM 89 84,0
2 Sumur pompa 2 2,0
3 Sumur gali 15 14,0
4 Air hujan 0 0
5 Mata air 0 0
Jumlah 106 100
27

Tabel 19. Distribusi KK Menurut Jarak Sumber Air Minum dengan WC/SPAL
No Jarak sumber air minum dengan wc Jumlah %
1 10 meter 55 51,9
2 7 meter 34 32,1
3 4 meter 17 16,0
4 <dari 5 meter 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 20. Distribusi Menurut Keadaan Air Minum Yang Dikonsumsi


Keadaan air minum yang
No Jumlah %
dikonsumsi
1 Direbus 58 54,7
2 Direbus dan dicampur air mentah 31 29,2
3 Tidak direbus 17 16,1
Jumlah 106 100

Tabel 21. Distribusi KK Menurut Kebiasaan Pemeliharaan Personal Hygiene


No Personal hygiene Jumlah %
1 Mandi
a. 1 kali sehari 1 1
b. 2 kali sehari 104 98
c. 3 kali sehari 1 1
Jumlah 106 100
2 Tempat Mandi
a. Kamar mandi 106 100
b. Pancuran 0 0
c. Kali 0 0
d. Kolam 0 0
Jumlah 106 100
3 Kebersihan gigi dan
mulut
3.1 frekuensi sikat gigi
a. Tidak pernah 0 0
b. 1 kali sehari 1 1
c. 2 kali sehari 104 98
28

d. 3 kali sehari 1 1
e. Lebih dari 3 kali 0 0
sehari
Jumlah 106 100
3.2 Pola menyikat gigi
a. Sebelum makan 43 40,6
b. Sesudah makan 14 13,2
c. Sebelum tidur 9 8,5
d. Setiap bangun 40 37,7
tidur
e. Dan lain-lain 0 0
Jumlah 106 100
3.3 Jenis pasta gigi yang
digunakan
a. Pasta gigi 106 100
b. Batu bata 0 0
c. Sabun 0 0
d. Lain-lain 0 0
Jumlah 106 100

No Personal hygiene Jumlah %


4 Frekuensi cuci rambut
a. 1 kali seminggu 38 35,8
b. 2 kali seminggu 52 49,1
c. 3 kali seminggu 16 15,1
d. Tidak pernah 0 0
/kadang-kadang
Jumlah 106 100
5 Jenis bahan untuk cuci
rambut
a. Shampo 106 100
b. Parutan kelapa 0 0
c. Lain-lain 0 0
Jumlah 106 100

6) Data Kesehatan Keluarga


29

Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Penyakit Yang Diderita


No Jenis penyakit yang diderita Jumlah %
1 Penyakit kulit: Panu, Kadas, 2 0,6
Kurap, Alergi dan lain-lain
2 Penyakit cacingan 0 0
3 Penyakit Saluran Pernafasan
- Asma
- Tuberculosis
- Bronchitis
- Influenza 227 67,0
4 Penyakit kurang gizi 0 0
5 Penyakit gigi dan mulut 0 0
6 Penyakit Jantung: (.......... 0 0
sebutkan) Hypertensi, IMA dan
lain-lain
7 Penyakit lain (syaraf dan lain- 68 20,0
lain)
8 Tidak Pernah Sakit 42 12,4
Jumlah 339 100

Tabel 2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Kebiasaan Berobat


No Kebiasaan berobat Jumlah %
1 Kerumah Sakit 50 47,2
2 Ke Puskesmas 24 22,6
3 Dokter Praktek 31 29,2
4 Perawat 0 0
5 Bidan 0 0
6 Dukun 0 0
7 Lain-lain 1 0,9
Jumlah 106 100

Tabel 3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jarak Rumah dengan Tempat


Berobat
No Jarak rumah dengan tempat berobat Jumlah %
30

1 Kurang dari 1 Km 75 70,8


2 1.5 Km 31 29,2
3 Lebih dari 5 Km 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 4. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pernah Tidaknya Dirawat di RS


No Pernah tidaknya dirawat di RS Jumlah %
1 Tidak Pernah 82 77,4
2 Pernah (berapa kali dalam setahun) 24 22,6
Jumlah 106 100

Tabel 5. Distribusi Kepala Keluarga Yang Dirawat Menurut Besarnya Perkiraan


Biaya Berobat/Perawatan
No Biaya berobat/ perawatan Jumlah %
1 10.000-50.000 19 17,9
2 50.000-100.000 18 17,0
3 100.000-250.000 53 50,0
4 250.0 atas 16 15,1
5 Lainnya 0 0
Jumlah 106 100

Tabel 6. Distribusi Kepala Keluarga Yang Dirawat Menurut Cara Pembayaran


Untuk Berobat
No Cara pembayaran untuk berobat Jumlah %
1 Langsung 97 91,5
2 Tidak Langsung 9 8,5
Jumlah 106 100

Tabel 7. Distribusi Pendapat Kepala Keluarga Tentang Pengorganisasian


Pelayanan Kesehatan
Pengorganisasian pelayanan
No Jumlah %
kesehatan
1 Setuju 6 6
2 Tidak Setuju 100 94
Jumlah 106 100
31

Tabel 8. Distribusi Pendapat Kepala Keluarga Yang Setuju Menurut Jenis Iuran
Dana Sehat
No Jenis iuran dana sehat Jumlah %
1 Iuran Rutin berupa uang 0 0
2 Iuran Rutin berupa barang 0 0
3 Iuran Tidak rutin berupa uang 6 100
4 Iuran Tidak rutin berupa barang 0 0
Jumlah 6 100

7) Data Kematian
Tabel 1. Distribusi Kematian Penduduk Yang Meninggal (1 Tahun
Terakhir)
Kematian penduduk 1 tahun
No Jumlah %
terakhir
1 Tidak ada 0 0
2 Ada penyebab 3 100
Jumlah 3 100

Tabel 2. Distribusi Kematian Penduduk Menurut Penyebab Kematian


No Penyebab kematian Jumlah %
1 Ispa 0 0
2 Diare 0 0
3 Penyakit Jantung 0 0
4 Malaria 0 0
5 DHF 0 0
6 Typoid 0 0
7 Hepatitis 0 0
8 Lain-lain 3 100
Jumlah 3 100

8) Partisipasi Dana Sosial


32

Tabel 1. Sarana Pendidikan


No Sarana pendidikan Jumlah %
1 Bangunan PAUD 3 50
2 Bangunan Sekolah Dasar 3 50
3 Bangunan Madrasah Ibtida’iyah 0 0
4 Bangunan Madrasah Tsanawiyah 0 0
5 Bangunan SLTP 0 0
6 Bangunan SLTA 0 0
7 Bangunan Perguruan Tinggi 0 0
8 Bangunan SD-SMP satu atap 0 0
Jumlah 6 100

Tabel 2. Sarana Peribadatan


No Sarana peribadatan Jumlah %
1 Bangunan Musholla 5 33,3
2 Bangunan Masjid 7 46,6
3 Bangunan Vihara 2 13,3
4 Bangunan Pura 1 6,6
Jumlah 15 100

Tabel 3. Sarana Kegiatan Sosial


No Kegiatan sosial Jumlah %
1 Beras Perelek 1 25
2 Dana Kematian 0 0
3 Lumbung Bahagia 0 0
4 Jimpitan 0 0
5 Kelompok Arisan 3 75
Jumlah 4 100

Tabel 4. Organisasi Potensial


No Organisasi potensial Jumlah %
1 Karang Taruna 5 71,4
2 Dasa Wisma 0 0
3 Kelompok Tani 0 0
4 Kelompok Capir 0 0
33

5 Lain-lain 2 38,6
Jumlah 7 100

Tabel 5. Sarana Kesehatan


No Sarana kesehatan Jumlah %
1 Puskesmas 0 0
2 Puskesmas Pembantu 0 0
3 Balai Pengobatan Swasta 0 0
4 Jumlah Posyandu 6 19,4
5 Jumlah Kader Posyandu 25 80,6
6 Jumlah Dukun Paraji 0 0
7 Jumlah Dukun Sunat 0 0
8 Perawat Desa 0 0
9 Bidan Desa 0 0
Jumlah 31 100
34

b. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 Data Obyektif - Kurangnya Kurang
1 - 125 (seratus dua puluh pengetahuan efektifnya
lima) lansia (76%) lansia terhadap kegiatan
tidak pernah mengikuti kegiatan pelayanan
posyandu lansia. posyandu kesehatan lansia
- Sebagian besar lansia - Tingkat
memiliki tingkat Pengetahuan
pengetahuan kurang lansia akan
tentang posyandu pentingnya
lansia. kesehatan
sangat
Data Subyekitf kurang
- Dari 125 (seratus dua
puluh lima) lansia yang
tidak pernah mengikuti
posyandu lansia
mengatakan malas
keluar rumah dan lain-
lain

Data Subyektif :
Berdasarkan hasil Kurangnya Resiko
wawancara oleh pengetahuan terjadinya
mahasiswa : masyarakat penularan
- 35 KK (33%) memiliki terhadap dampak penyakit (kulit,
35

ventilasi rumah cukup yang bisa timbul ,influenza,) di


dan tidak pernah di akibat lingkungan masyarakat
. buka yang kurang sehat. Kelurahan
- 1 KK memiliki Bintaro
ventilasi kurang (tidak
ada ventilasi).
- 1 KK keadaan lantai
rumah masih dari
tanah.
- 2 KK tidak ada
pembuangan air
limbah.
- 1 KK yang membuang
sampah di kali.
- Ada 17 KK (16,1%)
minum air yang tidak
direbus.
- 227 (67%) jiwa yang
menderita penyakit
saluran pernapasan
(influenza dan batuk).

Data Obyektif
- Sebagian Besar lansia Tidak ada kegiatan Potensial dapat
mempunyai minat posyandu lansia ditingkatkannya
membentuk pembinaan
kelompok/posyandu kesehatan lansia
lansia di Kelurahan
Data Subyektif Bintaro
- Setelah dilakukan
Minilokakarya di
Kelurahan Bintao
36

tanggal 14 Mei
mendapat dukungan
dari tokoh masyarakat
setempat.

Berdasarkan analisa data di atas di dapatkan masalah kesehatan sebagai berikut :


1. Kurang efektifnya kegiatan pelayanan kesehatan lansia di Kelurahan
Bintaro.
2. Resiko terjadinya penularan penyakit (kulit, influenza) di masyarakat
Kelurahan Bintaro.
3. Potensial dapat ditingkatkannya pembinaan kesehatan lansia di Kelurahan
Bintaro.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kurang efektifnya kegiatan pelayanan kesehatan
lansia berhubungan dengan kurangnya pengetahuan lansia terhadap
kegiatan posyandu ditandai dengan jumlah kader lansia dari puskesmas
kurang memadai, 125 (seratus dua puluh lima) lansia (76,4%) tidak pernah
mengikuti posyandu lansia, dari 125 lansia yang tidak pernah mengikuti
posyandu lansia mengatakan tidak ada fasilitas pelayanan posyandu lansia
di Kelurahan Bintaro.
2. Resiko terjadinya penularan penyakit (kulit,
influenza) di masyarakat Kelurahan Bintaro berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak yang dapat timbul
akibat lingkungan yang kurang sehat ditandai dengan 35 KK (33%)
memiliki ventilasi rumah cukup dan tidak pernah dibuka, 1 KK memiliki
ventilasi kurang (tidak ada ventilasi), 1 KK keadaan lantai rumah masih
dari tanah, 2 KK tidak ada pembuangan air limbah, 1 KK yang membuang
sampah di kali, 17 KK (16,1%) minum air yang tidak direbus, 227 (67%)
jiwa yang menderita penyakit saluran pernapasan (influenza dan batuk).
3. Potensial dapat ditingkatkannya pembinaan
kesehatan lansia di Kelurahan Bintaro berhubungan dengan tidak ada
kegiatan posyandu lansia di tunjang dengan sebagian besar lansia
mempunyai minat membentuk kelompok/posyandu lansia, setelah
37

dilakukan Minilokakarya di Kelurahan Bintaro tanggal 14 Mei 2015


mendapat dukungan dari tokoh masyarakat setempat.

3.3 Prioritas Masalah


KEMUNGKINAN
NO. PERHATIAN POIN TINGKAT NILAI
UNTUK
DX MASYARAKAT PREVALENSI BAHAYA TOTAL
DIKELOLA
1 4 2 3 3 72
2 2 5 3 2 60
3 4 2 2 4 64

Keterangan :
Skore 0-5
0 = Paling Rendah
5 = Paling Tinggi
Berdasarkan diatas Diagnosa No. 1 mempunyai skor paling tinggi sehingga
menjadi prioritas utama dalam prencanaan asuhan keperawatan asuhan
keperawatan komunitas.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan


No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Lansia mengerti tentang a
1. Beri penyuluhan
pentingnya posyandu lansia 1. Tercapainya
tentang kesehatan
dengan kriteria hasil : perubahan prilaku
1. Tetap mengontrol pada lansia.
lansia dalam
2. Jelaskan pentingnya
kesehatannya ke
perawatan kesehatan
mengontrol
posyandu/pustu atau sarana
2. Mengetahui keadaan
kesehatan pada
pelayanan kesehatan
lansia
lansia.
terdekat
3. Motivasi masyarakat 3. Menjaga kesehatan
khususnya keluarga lansia.
dengan anggota
keluarga lansia untuk
memberikan
perawatan maksimal
38

pada lansia

2 Dx 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan 1. Mengetahui keadaan


keperawatan lansia mampu : pemeriksaan fisik umum lansia.
2. Meningkatkan
1. Mengenal tindakan yang pada lansia
2. Lakukan senam koordinasi sendi
dapat meningkatkan
3. Menjaga
lansia
kesehatan pada lansia
3. Motivasai untuk keseimbangan gizi
2. Lansia termotivasi untuk
mengontrol pola
melakukan kegiatan
makan
yang dapat
meningkatkan kesehatan
lansia

Dengan kriteria hasil


1. Sebagian besar lanjut
usia hadir dalam
pemeriksaan kesehatan
yang diadakan di
Kelurahan Bintaro
39

3 Dx2 Tujuan jangka panjang : 1. Berikan penyuluhan 1 Tercapainya


masyarakat mengerti tentang bahaya perubahan prilaku
pentingnya menerapkan pola penyakit menular. masyarakat dalam
2. Berikan penyuluhan
hidup sehat dan terbebas dari mencegah penyebaran
tentang pola hidup
penyebaran penyakit menular. penyakit infeksi.
sehat dan rumah 2 Tercapainya
sehat. perubahan prilaku
Tujuan jangka pendek
3. Tingkatkan
masyarakat dalam
masyarakat di Kelurahan
pengetahuan
menerapkan pola
Bintaro mampu :
masyarakat akan
hidup
1. Memelihara kesehatan
pentingnya ventilasi 3 Dengan meningkatnya
individu dan keluarga
pengetahuan
2. Tidak terjadi penyebaran
masyarakat tentang
penyakit menular.
Kriteria hasil :
ventilasi adalah suatu

1. Masyarakat dapat upaya peningkatan

menerapkan pola hidup kesehatan lingukgan

sehat. terutama rumah sehat


2. Masyarakat dapat terbebas
dari penyakit menular.

3.5 Implementasi Dan Evaluasi


No Tanggal Implementasi Evaluasi
1. 17-12-12 Diagnosa 1 S:
- Memberi penyuluhan Sebagian lansia dapat
tentang kesehatan pada mengerti dengan
lansia penjelasan yang
- Menjelaskan pentingnya diberikan oleh
mengontrol kesehatan penyuluh
pada lansia. O:
- Memotivasi masyarakat Lansia cukup antusias
khususnya keluarga untuk menerapkan
dengan anggota keluarga pengetahuan yang di
lansia untuk memberikan dapatkan.
perawatan maksimal A :
40

pada lansia Masalah lansia masih


sangat perlu
diperhatikan
P:
Perlu perencanaan
lebih lanjut

17-12-12 Diagnosa 3 S:
- Melakukan pemeriksaan Lansia sangat antusias
fisik pada lansia untuk mengikuti
- Melakukan senam lansia pemeriksaan kesehatan
- Memotivasai untuk O :
mengontrol pola makan Sebagian besar lansia
yang datang ke
pemerikasaan
kesehatan menderita
hipertensi
A:
Masalah lansia masih
sangat perlu
diperhatikan
P:
Posyandu lansia
direncanakan lebih
lanjut
41

11-12-12 Diagnosa 2 S:
- Berikan penyuluhan Dari peserta yang hadir
tentang bahaya penyakit saat penyuluhan
menular mengerti dengan
- Memberikan penyuluhan
materi penyuluhan
tentang pola hidup sehat
yang di tandai dengan
dan rumah sehat.
adanya diskusi dan
- Meningkatkan
respon dari
pengetahuan masyarakat
masyarakat.
akan pentingnya ventilasi
O:
Masyarakat cukup
antusias untuk
menerapkan
pengetahuan yang di
dapatkan.
A:
Masih perlu dilakukan
penyuluhan lebih
lanjut karena warga
masih belum sadar.
P:
Perlu perencanaan
lebih lanjut
49 42

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di
Kelurahan Dasan Agung Lingkungan Gapuk Selatan Kota Mataram oleh
Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI Mataram gerbong keperawatan
komunitas dan keluarga dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yaitu mampu
menerapkan asuhan keperawatan komunitas secara profesional dengan
melibatkan peran serta masyarakat maka kami dapat memberikan kesimpulan
berikut :
1. Pengkajian
a. Berdasarkan data geografi di dapatkan batas-batas wilayah Kelurahan
Dasan Agung Lingkungan Gapuk Selatan.
b. Berdasarkan hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dijumpai di
Kelurahan Dasan Agung Lingkungan Gapuk Selatan adalah kurang
efektifnya kegiatan pelayanan kesehatan lansia, resiko terjadinya
penularan penyakit (kulit dan influenza) di masyarakat Kelurahan
Dasan Agung Lingkungan Gapuk Selatan, potensial dapat
ditingkatkannya pembinaan kesehatan lansia di Kelurahan Dasan
Agung Lingkungan Gapuk Selatan.
2. Perencanaan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijumpai kami telah menyusun
rencana keperawatan pemecahan masalah dalam bentuk POA dimana
rencana yang telah tersusun dalam POA sudah dilaksanakan seluruhnya.
3. Pelaksanaan
Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan POA dan
masyarakat cukup antusias serta aktif dalam semua kegiatan tersebut,
namun dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat sehari-hari
43

sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah di


tentukan.

4. Evaluasi
Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan dan disepakati oleh
masyarakat, semua telah dilaksanakan sesuai POA, dimana dalam
pelaksanaannya masyarakat Kelurahan Dasan Agung Lingkungan Gapuk
Selatan telah menunjukkan adanya perubahan sikap dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan, terbukti dengan kehadirannya dalam acara dan kegiatan
yang kami adakan.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberikan saran-saran kepada :
.1 Dinas Kesehatan Kota Mataram dan Puskesmas
Puskesmas dan Dinas Kesehatan hendaknya selalu memantau
kesehatan masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader- kader yang ada
di setiap kelurahan dan menjalankan program-program Puskesmas secara
rutin diwilayah kerjanya
.2 Desa/Lingkungan
Kepada Kepala Kelurahan Dasan Agung mohon untuk menjelaskan
keadaan lingkungannya kepada seluruh masyarakat dan mengadakan
pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk Kelurahan
Dasan Agung tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
.3 Lembaga Pendidikan
Diharapkan kepada pembimbing akademik agar selalu menyamakan
persepsinya didalam membimbing sehingga tidak terjadi kerancuan dan
kesalah pahaman pada waktu melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas.

Vous aimerez peut-être aussi