Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja makapenanganan-
penanganan pasien gawat darurat harus dapat dilakukan oleh orang yangterdekat dengan korban se
perti masyarakat
awam
awam khusus
response time
) untukmenyelamatkan jiwa dan atau anggota gerak pasien, maka penanganan harussistematik dan
berskala prioritas.
Tindakan
cepat
tepat
dan
cermat
sesuai standar.
Sebagai contoh : pada kasus sumbatan jalan napas atau serangan jantung, waktu pertolongan terbai
k adalah pada
4menit pertama,
jika sampai tertunda lebih dari 30 menit maka tingkat keberhasilan pertolongan tinggal 20 %,sement
ara jika mengrhapkan pertolongan pertama dilakukan setelah dirumah sakit maka waktu tanggap ser
ingterlambat.
Saat ini terjadi kecenderungan peningkatan kasus gawat darurat yang terjadi diJalanan (KLL), rumah
tangga dan di tempat kerja. Jika terjadi keadaan gawat daruratdi Jalanan (KLL), rumah tangga dan di
tempat kerja maka
penolong tercepat
, bukanhanya petugas kesehatan.Jadi jelas bahwa untuk meminimalkan angka kematian dan kecatat
an akibatkegawatdaruratan medik maka
response time
response time
kurang dari 10 menit maka Departemen Kesehatan pada tingkatkabupaten / kota telah mengemban
gkan Public Safety Center ( PSC ) sebagai ujungtombak safe community dan Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)yang merupakan sarana publik yang menjadi perpaduan dari unsur a
mbulans gawatdarurat 118 , kepolisian 110 , dan pemadam kebakaran 113 .Selain itu sesuai dengan
konsep Departemen Kesehatan yang memprioritaskanpemberdayaan masyarakat maka awam khusu
s yang yang kemungkinan besar seringterpapar oleh kecelakaan lalulintas perlu mendapatkan penget
ahuan dan keterampilanuntuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (first responder) se
belumpenderita tersebut mendapatkan bantuan lanjutan di Sarana kesehatan terdekat(Puskesmas d
an atau RS).