Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEHAMILAN KEMBAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
AFFANY SEPTI LEGY
APRILLIA DHEANA PUTRI
KARMILA
LARASATI AKJULIMA
MARTINA WISDAYANTI
NUSRAT AHMATUL ISRA
RAUKA HILLIAH
WILDA SARI ASTUTI
Halaman judul...............................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belekang.................................................................................................2
B. Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan Kembar.......................................................................,.3
B. Klafikasi Kehamilan Kembar............................................................................4
C. Etiologi Kehamilan Kembar..............................................................................4
D. Proses Terjadinya Kehamilan Ganda................................................................5
E. Pathway Keperawatan.......................................................................................6
F. Gambaran Klinik...............................................................................................7
G. Komplikasi........................................................................................................8
H. Pemeriksaan Diagsnotik....................................................................................8
I. Penatlaksanaan..................................................................................................9
J. Prognosis...........................................................................................................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar dapat
memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam
menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif..
Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun
pemindahan sifat heriditer kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal
itu disini terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi bentuk persalinan
menjadi 3 yaitu : persalinan spontan bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri,
persalinan buatan bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk
persalinan, dan persalinan anjuran (Manuaba. 1998)
Persalinan normal adalah persalinan yang : terjadi pada kelahiran aterm (bukan prematur
atau post matur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentasi verteks
dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forsep),
tidak mencakup komplikasi dan mencakup pelahiran plasenta yang normal(Farrer. 1999).
B.TUJUAN
1.Mengetahui pengertian dari kehamilan kembar
2.Mengetahui teologi dari kehamilan kembar
3.Mengetahui patofisiologi
4.Mengetahui tentang pertumbuhan janin kembar
5.Mengetahui cara mendiagnosis kehamilan kembar
6.Mengetahui pengaruh kehamilan kembar terhadap ibu dan janin.
7.Mengetahui cara penanganan hamil kembar dalam kehamilan dan persalinan.
8.Mengetahui istilah, indikasi, jenis, kompliksi dalam gemell
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Manuaba,
1998 : 265).
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari
satu (Saifuddin, 2001 : 311).
Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Mochtar,
1990).
Kembar siam adalah keadaan anak kembar dimana tubuh keduanya bersatu yang
terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Kehamilan ganda adalah suatu keadaan kehamilan dengan jumlah janin dua atau
lebih.(Taber, 1994 : 282).
Kehamilan ganda adalah kehamilan dimana terdapat dua atau lebih janin dalam
satu uterus pada waktu kehamilan tersebut (sewaktu hamil). (Wikipedia
Indonesia, 2003).
B. KLASIFIKASI
Jenis kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi:
1. Kehamilan kembar monozigote (identik).
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebutkan
juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar
uniovuler. Kehamilan kembar monozigote dapat terjadi karena:
a. Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b. Hambatan pada tingkat segmentasi.
c. Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum primitive strike (4 – 5
minggu kehamilan).
Hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut:
Jenis kelamin sama.
Biasanya kembar identik.
Mempunyai gen yang sama.
Pada kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
Pada hamil kembar monozigote dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar
siam.
Letak Janin
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya
letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi; yang paling sering dijumpai adalah:
1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala; (44-47%);
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%);
3. Keduanya presentasi bokong (8-10%);
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%);
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%);
6. Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%);
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi “kunci
mengunci” (interlocking).
C. ETIOLOGI
Dalam berbagai literatur disebut insiden kehamilan kembar adalah 1 kehamilan kembar
dibanding 89 kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1 berbanding 89 pangkat dua,
dan kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga, dan seterusnya. Beberapa faktor
berikut menurut Mariono ikut berperan dalam menyebabkan terjadinya kehamilan
ganda:
1. Ras/bangsa
Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih
besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belum
dapat dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan
ganda lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang
berkulit putih.
2. Usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda semakin
besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas terjadinya kehamilan ganda
akan menurun lagi.
3. Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari
garis keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar
lebih besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa
menimbulkan kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis
maternal lebih besar dibanding dari garis paternal.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut
sel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya
diberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitas
indung telur. Itulah mengapa, pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapat
momongan kemudian menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi
kehamilan, biasanya merupakan kehamilan kembar.
5. Prosedur fertilisasi in vitro
Di sini beberapa embrio yang sudah dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika
semua berkembang dengan baik, maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu. Di atas
usia kehamilan 30 minggu, berat badan masing-masing janin ini umumnya lebih
ringan dibanding janin pada kehamilan tunggal di usia kehamilan yang sama.
Perbedaan berat saat persalinan bisa mencapai 1000-1500 gram. Penyebabnya
diperkirakan adalah regangan berlebih pada uterus, hingga sirkulasi darah di
plasenta mengalami penurunan.
E. PATHWAY KEPERAWATAN
1 sel Sperma membuahi 1 Bangsa, umur, peritas,
ovum (1 zigot) keturunan, obat penginduksi
ovulasi
Mual, muntah,
anoreksia
Mal presentasi Bayi prematur
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
Presentasi janin normal dari kebutuhan
tubuh
Ancaman kematian
ibu & janin
Kurang informasi
Tekanan abdomen
meningkat
Kurang pengetahuan
Perubahan eliminasi
urine (sering
berkemih)
F. GAMBARAN KLINIK
Pada kehamilan ganda dengan distensi uterus yang berlebihan dapat terjadi
persalinan prematur. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan janin lebih besar sehingga
terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat menggangu pertumbuhan
janin dalam rahim. Frekuensi terjadinya hidramnion pada hamil ganda sekitar 10 kali
lebih besar dari kehamilan tunggal. Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemik
uteri dapat meningkatkan kemungkinan pre eklampsia dan eklampsia.
Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot
rahim yang berlebihan, perjalanan persalinan dapat berlangsung lebih lama, karena
ketegangan otot rahim yang melampaui batas setelah persalinan, terjadi gangguan
kontraksi otot rahim yang menyebabkan atonia uteri, menimbulkan perdarahan, retensio
plasenta dan plasenta rest.
Dengan janin yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas yang
tinggi. Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering ingin
kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam perawatan
antenatal pada kehamilan kembar dapat di tingkatkan.
(Manuaba, 1994)
G. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut :
1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih sering
dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar bagi kehamilan
kembar / ganda.
2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong, oblik, atau
lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.
3. Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang berlebihan.
4. Malformasi janin.
5. Prolaps tali pusat.
6. Hidramnion.
7. Anemia defisiensi besi pada bumil.
8. Pre eklampsia atau eklampsia.
9. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta, yang dapat
terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.
10. Perdarahan post partum.
11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan
dengan kehamilan tunggal.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Ultrasonografi memudahkan diagnosis kehamilan ganda, evaluasi pertumbuhan
janin dan identifikasi presentasi janin.
2. Foto abdimen dapat membantu bila USG tidak tersedia.
3. Pemantauan frekuensi jantung janin memberikan penilaian kesehatan janin
I. PENATALAKSANAAN
1. Penanganan dalam Kehamilan
1) Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa ulang akan
lebih sering (1 kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
2) Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan
merangsang partus prematurus.
3) Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
4) Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.
5) Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan dilaksanakan lebih
sering dalam jumlah lebih sedikit.
6) Bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam dengan pemberian
betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin.
7) Anjurkan rawat inap bila:
- ada kelainan obstetri,
- ada his/pembukaan serviks,
- adanya hipertensi,
- pertumbuhan salah satu janin terganggu,
- kondisi sosial yang tidak baik,
- profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik,
- pemasangan jerat (Shirodkar’s operation).
2. Penanganan dalam Persalinan
1) Bila anak I letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti
biasa dengan episiotimi mediolateralis.
2) Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan
keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah ibu dan lain-lain.
3) Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letak membujur,
ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.
Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti biasa.
4) Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya
dipasang infus profilaksis.
5) Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang atau terjadi prolaps talipusat
dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik;
a) Pada letak lintang coba versi luar dahulu.
b) Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi;
c) Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau
forceps.
d) Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
6) Indikasi sectio caesarea hanya pada:
a) Janin I letak lintang;
b) Terjadi prolaps talipusat;
c) Plasenta previa;
d) Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak I letak sungsang dan
anak II letak kepala.
J. PROGNOSIS
Mochtar (1998 : 265) menyatakan bahwa prognosis gemelli pada ibu dan janin adalah :
1. Pada ibu prognosis jelek dibandingkan kehamilan tunggal karena sering terjadi
taksania gravidarum, hidramnion anemia, pertolongan obstetric operatif dan
perdarahan post partum.
2. Pada janin menyebabkan angka kematian peri natal tinggi karena prmature,
prolapsus tali pusat, solutio plasenta, tindakan obstetric karena kelainan letak janin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam keluarga, umur dan
paritas ibu hamil juga diperhatikan.
Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari semestinya kehamilan, dan pergerakan
anak mungkin lebih sering terasa.
Kaji keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak napas, bengkak kaki dan lain –
lain.
2. Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi
Perut lebih besar dari tuanya kehamilan.
b. Palpasi
Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan. Teraba 3 bagian
besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan – gerakan janin yang lebih
banyak, serta teraba banyak bagian – bagian kecil
c. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau sama – sama dihitung
dan berselisih 10.
d. Vaginal toucher
Mungkin teraba kepala yang sudah masuk kedalam rongga pinggul diatas simphisis
teraba bagian besar. Pengkajian pada kehamilan kembar
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan eliminasi urine
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko tinggi infeksi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Manajemen nutrisi
1. Tentukan status gizi pasien
dan kemampuan [pasien]
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. Identifikasi [adanya] alergi
atau intoleransi makanan
yang dimiliki pasien
3. Tentukan apa yang jadi
prefensi makanan bagi
pasien
4. Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi ( yaitu: membahas
pedoman diet dan piramida
makanan)
5. Berikan pilihan makanan
ambil menawarkan
bimbingan terhadap
pilihan (makanan) yang
lebih sehat, jika diperlukan
6. Atur yang diperluka
(yaitu : menyediakan
makanan protein tinggi,
menyerankan
menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai
alternatif untuk garam,
menyediakan pengganti
gula, menambah atau
mengurangu kalori)
7. Ciptakan lingkungan yng
optimal pada saat
mengkonsumsi makan
(misalnya, bersih,
berventilasi, santai, dan
bebas dari bau yang
menyengat)
8. Lakukan atau bantu pasien
terkait dengan perawatan
mulut sebelum makan
9. Pastikan pasien
menggunakan gigi palsu
yang pas, dengan cara
yang tepat
10. Anjurkan pasien untuk
duduk pada posisi tegak
dikursi, jika
memungkinkan
11. Bantun pasien membuka
kemasan makan,
memotong makanan, dan
makan, jika diperlukan
12. Anjurkan pasien terkait
dengan kebutuhan diet
untuk kondisi sakit (yaitu:
untuk pasien dengan
penyakit ginjal,
pembatasan natrium,
kalium, dan cairan)
13. Tawarkan makanan ringan
yang padat gizi
14. Pastikan diet mencakup
makanan tinggi kandungan
serat untuk mencegah
konstipasi
15. Monitor kalori dan asupan
makanan
16. Monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
17. berikan arahan, bila
diperlukan
Perlindungan Infeksi
Aktivitas-aktivitas :
1. monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
2. monitor kerentanan
terhadap infeksi
3. tingkatkan asupan nutrisi
yang cukup
4. anjurkan asupan cairan,
yang tepat
5. anjurkan istirahat
6. pantau adnya perubahan
tingkat energi
9. Hematokrit (2-3)
2) Manajemen energi
10. Glukosa darah (2-3)
Aktivitas - aktivitas :
11. Serum elektrolit
1. Kaji status fisiologis pasien
darah (2-3)
yang menyebabkan kelelahan
12. Tenaga yang terkuras
2. Anjurkan pasien
(2-3)
mengungkapkan perasaan secara
13. Latergi (2-3) verbal mengenai keterbatasan
yang di alami
14. Kelelahan (2-3)
3. Gunakan instrument yang valid
15. Peningkatan jumlah
sel darah putih untuk mengukur kelelahan
3. Takipnea demam ).
4. Takikardi 9. Pahami bahwa keterlambatan
5. Bradikardi pemberian imunisasi pada satu
6. Aritmia seri bukan berarti harus
7. Hipotensi mengulang jadwal
8. Hipertesi 10. Pastikan telah ada informed
9. Wajah pucat consent untuk pemberian vaksin
11. Kulit berbintik - 11. Beritahu pada orangtua untuk
biktik memeprhatikan tingkat
12. Sianosis kenyamanan anak stelah divaksin
13. Intoleransimakan 12. Observasi anak selama
14. Letharghy beberapa waktu tertentu stelah
15. Gelisah pemberian vaksin
13. Jadwalkan imunisasi sesuai
16. Kejang
tenggang wkatu yang ada
17. Kulit kemerahan 14. Jadwalkan munisasi sesuai
tenggang waktu yang ada
18. Kolonisasi kultur
15. Tentukan status imunisasi
darah
setiap kali kunjungan ke
19. Kolonisasi kultur pelayanan kesehatan ( termasuk
area luka ruang gawat darurat ) dan berikan
imunisasi sesuai kebutuhan
20. Infiltrasi x-ray dada
16. Advokasi pasien terkait
21. Peningkatan jumlah program dan kebijakan yang
sel darah putih menyediakan imunisasi murah
atau bahkan gratis ke seluruh
22. Depresi jumlah sel
populasi
darah putih
17. Bantu pencatatan secara
nasional untuk melacak status
imunisasi
2) Kontrol Infeksi
Aktivitas - aktivitas :
1. bersihkan lingkungan dengan
baik stelah digunakan untuk
pasien
2. Ganti peralatan perawtan per
pasien sesuai protokol institusi
3. Isolasi orang terkena penyakit
menular
4. Tempatkan isolasi sesuai
tindakan pencegahan yang sesuai
5. Pertahankan teknik isolasi yang
sesuai
6. Anjurkan pasien mengani
teknik mencuci tanga dengan tepat
7. Gunakan sabun anti mikroba
untuk cuci tangan yang sesuai
8. Cuci tangan sesuah dan
sebelum tindakan perawatan pasie
9. Lakukan tindakna- tindakan
pencegahan yang bersifat
universal
10. Paakai sarung tangan steril
yang tepat
11. Gososk kulit pasien dengan
agen antibakteri yang sesuai
12. Jaga lingkungan aseptik yang
optimal selama penusukan
disamping tempat tidur dari
saluran penghubung
13. Ganti IV perifer dan tempat
saluran penghubung serta
balutannya sesuai dengan pedoma
CDC saat ini
14. Pastikan teknik perawatan
luka yang tepat
15. Dorong untuk bersitirahat
16. Berikan terapi antibiotik yang
sesuai
17. Berikan imunisasi yang sesuai
18. Anjurkan pasien untuk
meminum antibiotik seperti yang
diresepkan
19. Ajarkan pasien dan keluarga
bagaiman menghindari infeksi
3) Perlindungan infeksi
Aktivitas aktivitas :
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih
embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda atau kehamilan kembar terjadi apabila
dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi
membelah secara dini sehingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium masa
sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik,
kehamilan dizigotik. Faktor –faktor yang mempengaruhi yaitu faktor ras, keturunan,
umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya mengalami
sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, endema dan varises, hiperemesis, preklamasi
eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu diantisipasi untuk terjadinya
kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga perlu pengawasan yang lebih intensip
dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan lebih sering agar bisa
dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta kelainan yang ditimbulkan akibat
kehamilan kembar.
B. Saran
Penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat membantu
ibu dalam menghadapi persalinan, dan lebih memahami betapa pentingnya menjaga
kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada pada kelainan dan komplikasi yang dapat
membahayakan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2, EGC, Jakarta.
Hacker, Neville F, Moore, J. G., 2001, Essential Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2,
Hipokrates, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi & KB,
EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam, 1990, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, EGC,
Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 1984, Pengantar Ilmu dan Praktek Kebidanan Bag. I, FKUI,
Jakarta.
Taber, Ben Zion, 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2, EGC,
Jakarta.
Wikrojosastro, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Ed. 3, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta