Vous êtes sur la page 1sur 2

Angin dan Gelombang Laut 6 September 2013

Posted by Yudha Arie Wibowo in Oseanografi.


trackback

Angin Muson (Musim)

Gerak semu matahari secara periodik di Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di wilayah Indonesia akibat perbedaan sel
tekanan tinggi dan rendah di Benua Asia dan Australia atau sebaliknya. Prawirowardoyo
(dalam Ramlan, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang dipengaruhi oleh
angin monsoon. Monsoon sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab “mausin”
yang bermakna musim. Bagi bangsa Arab, istilah ini digunakan untuk menjelaskan fenomena
pembalikkan arah angin secara musiman di sekitar Laut Arab.

Angin Muson Timur

Angin Muson Timur umumnya terjadi setiap bulan Juni-September. Fenomena tersebut
terjadi pada saat kedudukan semu matahari berada di Belahan Bumi Utara sehingga
menyebabkan munculnya sel tekanan udara tinggi di Australia dan sel tekanan udara rendah
di Asia. Perbedaan tekanan di antara kedua wilayah tersebut yang mengakibatkan angin
bertiup dari Australia ke Asia. Karena angin yang berhembus melalui daratan Australia yang
banyak terdapat gurun dengan udara yang panas, maka massa angin yang bergerak membawa
massa udara panas sehingga selama periode tersebut di Indonesia terjadi musim kemarau atau
biasa disebut musim kering (Gilang, 2011).

Angin Muson Barat

Gilang (2011) kembali menjelaskan bahwa angin Muson Barat terjadi setiap bulan
Desember-Maret. Fenomena tersebut terjadi pada saat kedudukan semu matahari berada di
Belahan Bumi Selatan sehingga menyebabkan munculnya sel tekanan udara tinggi di Asia
dan sel tekanan udara rendah di Australia. Perbedaan tekanan di antara kedua wilayah
tersebut yang mengakibatkan angin bertiup dari Asia ke Australia. Karena angin yang
berhembus melalui Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia, maka massa angin yang bergerak
membawa uap air yang banyak sehingga selama periode tersebut di Indonesia terjadi musim
penghujan atau biasa disebut musim basah.

Angin Peralihan

Periode April-Mei dikenal sebagai musim Peralihan I atau musim pancaroba awal tahun,
sedangkan periode Oktober-November disebut musim Peralihan II atau musim pancaroba
akhir tahun. Pada musim-musim peralihan, matahari bergerak melintasi khatulistiwa,
sehingga angin menjadi lemah dan arahnya tidak menentu. Adapun ciri-ciri musim pancaroba
(peralihan), yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak teratur, sering terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan lebat (Mahfud, 2012).

Gelombang Laut
Gelombang yang terjadi di laut dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam bergantung
pada faktor pembangkitnya. Faktor pembangkit gelombang di antaranya adalah angin,
gravitasi bumi, gempa, atau akibat gerakan kapal. Di Indonesia pembangkit gelombang laut
didominasi oleh faktor angin. Perubahan angin yang terjadi di wilayah Indonesia seperti
angin muson memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap pergerakan berbagai
dinamika laut seperti arus dan gelombang laut (Hutabarat et al, 1985).

Gelombang laut secara umum dapat didefinisikan sebagai pergerakan naik dan turunnya air
secara tegak lurus permukaan laut yang membentuk kurva atau grafik sinusoidal. Terjadinya
gelombang laut diakibatkan oleh hembusan angin yang mentransfer energinya ke permukaan
laut. Transfer energi tersebut menyebabkan terjadinya riak-riak kemudian membentuk
gerakan membentuk lembah dan bukit yang dikenal dengan gelombang laut (Ramlan, 2012).

Dalam mempelajari gelombang laut akan dikenal beberapa istilah seperti ketinggian dan
periode gelombang. Kedua parameter tersebut terjadi bergantung pada fetch pembangkitnya.
Fetch merupakan jarak tempuh perjalanan gelombang dari awal pembangkitnya (angin).
Semakin panjang jarak fetch atau semakin besar hembusan angin maka semakin besar tinggi
gelombang yang terbentuk.

Beberapa pengamatan gelombang menunjukkan bahwa gelombang laut dalam (deep sea)
yang bergerak menuju ke pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan
kedalaman (Ramlan, 2012). Pada saat mendekati pantai, puncak gelombang akan semakin
meninggi dan menajam dan lembah akan semakin datar. Fenomena ini yang disebut dengan
gelombang pecah.

Daftar Pustaka

Lazawardi G., 2011. Angin Muson. http://scientistofsocial.blogspot.com/2011/ 09/angin-


muson.html [8 Agu 2013].

Habibie N., Sasmito A., dan Roni K., 2011. Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku. Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Jakarta.

Hutabarat S. dan Stewart M. Evan, 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia


Press, Jakarta.

Mahfud H., 2012. Makalah Angin Muson. http://habibimahfud.blogspot.com/ 2012/12/v-


behaviorurldefaultvmlo.html [8 Agu 2013].

Ramlan, 2012. Variabilitas Gelombang Laut Jawa dan Selat Karimata Ditinjau dari
Perspektif Dinamika Meteorologi. Pasca-sarjana Ilmu Kelautan Universitas Indonesia,
Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi