Vous êtes sur la page 1sur 38

WAJAH KELAS MENENGAH

MUSLIM INDONESIA :
Antara Materi Dan Religiusitas

THE FACE OF INDONESIAN


MIDDLE CLASS MUSLIM :
Between Materialism And
Religiosity

Februari 2017
About Alvara Research Center

Inspired by the first alphabet of Greek and also one of the


sacred symbols in research, ALVARA is always striving to be
THE MOST ADVANCE in producing research with MEASURED
and TESTED validity.
ALVARA also has a meaning of fairy elf, and thus ALVARA
will always give INSPIRING INSIGHTS to your company and
institution as the guidance in decision making.
ALVARA is supported by professional individuals who have
MORE THAN 10 YEARS EXPERIENCE in research industry, both
SOCIAL, MARKETING, AND MEDIA in various companies and
institutions.
The ALVARA research approach is based on advanced
research methodology andproven statistic method. Research
methodology is derived from conventional ones (FGD, IDI,
Survey) till the most advanced (Ethnography, Phone and online
Survey).
Our researchers has many experiences in handling various
research in any industries and institutions.

PT ALVARA STRATEGI INDONESIA


Jl. Tebet Raya No. 27A. Tebet – Jakarta Selatan
Phone +62 21 22792292
Fax +62 21 83786455
www.alvara-strategic.com
email: research@alvara-strategic.com
Table of Content
WAJAH KELAS MENENGAH MUSLIM INDONESIA:
Antara Materi Dan Religiusitas..................................................1
THE FACE OF INDONESIAN MIDDLE CLASS MUSLIM :
Between Materialism And Religiosity......................................1

Gambaran Persebaran Muslim Indonesia..............................3


Overview Of Indonesian Muslim Distribution.....................3

Kelas Menengah Muslim..............................................................6


Middle Class Muslim......................................................................6

Wajah Ekonomi Kelas Menengah Muslim ............................8


Economic Face Of Middle Class Muslim................................8

Wajah Religiusitas Kelas Menengah Muslim......................12


Religious Face Of Middle Class Muslim...............................12

Filantropi Kelas Menengah Muslim.......................................19


Middle Class Muslim Philanthropy........................................19

Kesimpulan Dan Implikasi.........................................................23


Conclusion And Implication.....................................................23
WAJAH KELAS MENENGAH THE FACE OF INDONESIAN
MUSLIM INDONESIA : MIDDLE CLASS MUSLIM:
Antara Materi Dan Religiusitas Between Materialism And
Religiosity

T idak dipungkiri lagi bahwa saat


ini Indonesia adalah Negara
dengan penduduk muslim terbesar
T oday, Indonesia ranks as the
country with the world’s largest
Muslim population. Pakistan, India,
di dunia. Lima negara dengan jumlah Bangladesh, Egypt, and Nigeria are
penduduk muslim terbesar di dunia the next five countries respectively
berikutnya adalah Pakistan, India, to have the largest population
Bangladesh, Mesir dan Nigeria. of Muslim. Pew Research Center
Prediksi Pew Research Center pada predicted that by 2030, Indonesia
tahun 2030, jumlah penduduk muslim will no longer hold the top position
terbesar dunia tidak lagi berada di as it will be surpassed by Pakistan.
Indonesia tetapi Pakistan. Meskipun Still, the current status of Indonesian
begitu, posisi masyarakat muslim di Muslim society is interesting to
Indonesia tetaplah menarik untuk study.
menjadi bahan kajian.
Indonesia is arguably the most stable
Indonesia menjadi negara yang country compared to other Muslim
relatif paling stabil dibandingkan majority nations, either economically,
dengan Negara yang mayoritas socially, and politically. Despite inter
muslim di belahan bumi lainnya, religious as well as intra religious
baik dari sisi ekonomi, sosial conflicts that sparked, most of them
maupun politik. Meskipun terjadi can be solved in peaceful ways to
konflik antar agama atau di internal prevent prolonged conflicts.
muslim, tetapi konflik tersebut relatif
bisa diatasi dengan cara-cara damai The middle class drive economic
sehingga tidak menimbulkan konflik growth with their increased
yang berkepanjangan. purchasing power, while Muslims
encourage the formation of social
Masyarakat kelas menengah values based on religious beliefs and
adalah masyarakat yang berperan norms.

1
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

dalam mendorong lokomitif The economic profile and religious


perekomian karena memiliki daya values embraced by the Muslim
beli. Sedangkan masyarakat muslim society, especially Indonesian middle
adalah masyarakat yang mendorong class muslim, is very interesting to
pembentukan nilai-nilai sosial yang understand. The values adhered are
bertumpu pada keyakinan dan nilai- quite decisive in the development
nilai agama. and stability of Indonesia in the
future. The middle class muslim have
Memahami profil ekonomi dan relatively strong economic capacity
nilai-nilai religiusitas yang dianut with good purchasing power.
oleh masyarakat muslim, khususnya They are also information literate,
kalangan kelas menengah muslim which makes them quite sensitive
Indonesia, sangatlah menarik. to economic, social, and political
Nilai-nilai yang dianut cukup changes.
menentukan perkembangan dan
stabilitas Indonesia di masa depan. To understand the face of Indonesian
Masyarakat kelas menengah muslim middle class muslim, we need to
juga dikenal dengan “middle class understand to entities attached to
moslem“ adalah masyarakat muslim them: middle class and Muslim.
dengan kemampuan ekonomi The middle class have their own
cukup mapan. Mereka memiliki characteristics, while Indonesian
daya beli cukup baik, dan melek Muslims also have their own
informasi sehingga mereka cukup characteristics. The middle class
peka terhadap perubahan, baik itu are attached to materialism, while
perubahan ekonomi, sosial dan Muslims are attached to religiosity.
politik. To understand the uniqueness of
Indonesian middle class muslim,
Untuk memahami wajah kelas Alvara Research Center conducted a
menengah muslim di Indonesia maka survey to 1,200 respondents scattered
kita harus memahami dua entitas in 6 major cities in Indonesia: Greater
yang melekat pada kelas menengah Jakarta area, Surabaya, Bandung,
muslim yaitu kelas menengah dan Makassar, Medan, and Semarang.
muslim. Kelas menengah memiliki But before we discuss more about
ciri-ciri tertentu yang melekat, the result, we will first talk about the
begitu juga dengan entitas muslim distribution of Indonesian Muslim
Indonesia dengan ciri-ciri yang khas. population as well as the definition
Kelas menengah lekat dengan materi of middle class muslim.

2
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

dan muslim lekat dengan religiusitas. OVERVIEW OF


Untuk memahami bagaimana INDONESIAN MUSLIM
kekhasan kelas menengah muslim DISTRIBUTION
Indonesia, Alvara Research Center The population census conducted
melakukan survey kepada 1200 by Central Bureau of Statistics (BPS)
responden yang tersebar di 6 Kota in 2010 revealed that there are
besar di Indonesia yang meliputi 207.176 million adherents of Islam
Jabodetabek, Surabaya, Bandung, in Indonesia, or 87.13 % of the
Makassar, Medan dan Semarang. total population. The distribution
Namun, sebelum kita membahas of Indonesian Muslim population
hasil survey, kami akan membahas follows the pattern of population
terlebih dahulu bagaimana distribution according to the region.
persebaran muslim di Indonesia Java Island has the largest Muslim
serta definsi dari kelas menengah population, followed by Sumatra,
muslim. Kalimantan, Sulawesi, Bali - Nusa
Tenggara, and Maluku – Papua.
GAMBARAN PERSEBARAN
MUSLIM INDONESIA Based on the region, Java Island has
Sensus penduduk (SP) tahun 2010 the largest proportion of Muslim
yang dilakukan oleh Badan Pusat population, reaching 95.64 %.
Statistik (BPS) menemukan bahwa The next islands with the largest
persentase penduduk muslim di proportions of Muslims are Sumatra
Indonesia sebesar 87,13 % atau (87.12 %), Sulawesi (80.89 %),
207,176 juta jiwa. Persebaran Kalimantan (78.23 %) Bali - Nusa
penduduk muslim Indonesia Tenggara (40.42 %), and finally
mengikuti persebaran jumlah Maluku - Papua (37.13 %). The
penduduk menurut daerah di fact that Java and Sumatra have
Indonesia. Pulau Jawa memiliki jumlah the largest proportions of Muslim
penduduk muslim terbesar, diikuti populations is understandable since
pulau Sumatra, pulau Kalimantan, the spread of Islam was concentrated
pulau Sulawesi kemudian pulau Bali, in these two regions.
Nusa Tenggara dan Maluku Papua.
Islam first arrived in Indonesia
Jika dilihat per pulau, proporsi through the trading process. For
muslim di Pulau Jawa paling besar centuries, Malacca strait has been
dibanding pulau lain, yakni mencapai a major sea trading route. Thus, it
95.64%. Pulau dengan penduduk is logical that the biggest Muslim

3
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

muslim terbesar berikutnya adalah communities are found not far from
Pulau Sumatra dengan proporsi Malacca straits and other trading
penduduk muslim mencapai 87.12%, centres visited by Arab and Gujarat
kemudian Pulau Sulawesi (80.89%), merchants. The symbol of Islamic
Pulau Kalimantan (78.23%), Bali- missionary in Indonesia (called
Nusa Tenggara (40.42%), kemudian Nusantara in the past) is Wali Songo,
Maluku-Papua (37.13%). Proporsi the nine Islamic saints who spread
penduduk muslim terbesar berada Islam in Java and left many historical
di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra trails accross the island. No wonder
karena memang konsentrasi that Java today has the largest
penyebaran agama Islam berada di Muslim population.
kedua wilayah tersebut.
Geographically, East Java is the
Islam datang ke Indonesia berawal province with the largest Muslim
dari proses perdagangan, dimana adherents in Java, and even in
Selat Malaka sebagai jalur utama Indonesia. North Sumatra becomes
perdagangan. Oleh karena itu, the province with the largest Muslim
sangat logis jika muslim terbesar population in Sumatra, while the
tidak jauh dari Selat Malaka dan jalur same position in Sulawesi is held by
perdagangan lain yang dilewati oleh South Sulawesi. If we take a look at
pedagang Arab dan Gujarat. Simbol Picture 2, it can be seen that in Java
penyebaran Islam di Indonesia and Sumatra, the distribution of
(dulunya Nusantara) adalah Wali Muslim population is roughly similar
Songo yang semua bukti sejarahnya in all provinces. East Indonesia
ada di Pulau Jawa. Dengan demikian, regions (Nusa Tenggara, Maluku,
wajar di Pulau Jawa memiliki jumlah Papua) have the lowest rate of
penduduk muslim terbesar. Muslim adherents compared to West
Indonesia regions.
Jika dilihat dari gerografis provinsi,
Provinsi Jawa Timur menjadi
“ The symbol of Islamic missionary in
provinsi di Pulau Jawa dan bahkan Indonesia (called Nusantara in the
di Indonesia dengan jumlah muslim past) is Wali Songo, the nine Islamic
terbesar. Provinsi Sumatera Utara saints who spread Islam in Java and
menjadi provinsi dengan jumlah left many historical trails accross the
muslim terbesar di Pulau Sumatera, island. No wonder that Java today has
Provinsi Sulawesi Selatan menjadi the largest Muslim population.”
provinsi dengan jumlah penduduk

4
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

Gambar 1: Grafik Proporsi Picture 1: The Proportion of Muslim


Penduduk Muslim Menurut Pulau Population according to Island

muslim terbesar di Sulawesi. Jika kita perhatikan gambar 2, maka terlihat bahwa
di Pulau Jawa dan Sumatera persebaran muslim hampir sama banyaknya di
setiap provinsi. Jumlah penduduk muslim di wilayah Indonesia Timur (Nusa
Tenggara, Maluku, Papua) menjadi yang paling rendah jika dibandingkan
dengan wilayah Indonesia Barat.

Gambar 2: Penduduk Muslim Picture 2: Muslim Population by


Menurut Provinsi Provinces

5
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

KELAS MENENGAH MIDDLE CLASS MUSLIM


MUSLIM The middle class muslim carry two
Kelas menengah muslim merupakan intities: “middle class” and “Muslim”.
masyarakat yang memiliki dua According to Asian Development
entitas, yakni “kelas menengah” Bank (ADB), middle class is a group
dan “muslim”. Menurut Asian of population who spend $2 up to
Development Bank (ADB), kelas $20 per capita per day. Based on the
menengah adalah kelompok expenditure range, middle class can
penduduk yang memiliki pengeluaran be divided into 3 categories: lower
$2 hingga $20 per kapita per hari. middle class (having expenditure
Berdasarkan rentang pengeluaran, range of $2 to $4 per capita per
kelas menengah dibedakan menjadi day), middle middle class (having
3 kategori, yaitu lower middleclass expenditure range of $4 to $10 per
(dengan rentang pengeluaran capita per day) and upper middle
per kapita per hari $2 hingga class (having expenditure range of
$4), kemudian middle-midleclass $10 to $20 per capita per day). Middle
(dengan pengeluaran per kapita class is defined from economic point
per hari $4 hingga $10) dan upper of view, based on daily expenditure.
middleclass (dengan pengeluaran
perkapita per hari $10 hingga $20). Indonesian middle class have grown
Kelas menengah didefinisikan dari to reach fantastic number. A report
sudut pandang ekonomi, yaitu from BCG mentioned that in 2012,
berdasarkan pengeluaran per hari. there were 74 million MAC (Middle-
Class and Affluent Consumers) in
Secara jumlah, kelas menengah Indonesia. A more conservative
Indonesia memang fantastis. data from McKinsey mentioned that
Laporan BCG menyebutkan tahun in 2012, some 45 million people
2012 jumlah MAC (Middle-Class and in Indonesia could be categorized
Affluent Consumers) di Indonesia as middle class. Several domestic
berjumlah 74 juta jiwa. McKinsey institutions even mentioned more
yang lebih konservatif menyebutkan fantastic number. According to them,
kelas menengah Indonesia tahun at least 141 million of Indonesians
2012 sebanyak  45 juta jiwa. will be middle class by 2020. A more
Beberapa lembaga domestik bahkan detailed definition of middle class
menyebutkan jumlah lebih fantastis. has been discussed in a white paper
Menurut mereka paling tidak 141 titled “Indonesia 2020: The Urban
juta penduduk Indonesia adalah Middle-Class Millenials”.

6
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

kelas menengah di tahun 2020. The majority of middle class people


Pembahasan definisi kelas menengah live in cities which are the centers
sudah kami bahas dalam white paper of economic and business activities.
berjudul “Indonesia 2020: The Urban Cities provide easier access to
Middle-Class Millenials”. employment, education, resources,
and else. Since they live in cities, the
Mayoritas kelas menengah hidup middle class cannot be separated
di kota karena merupakan pusat from urban culture, cognitively as
ekonomi dan bisnis. Di kota ada well as behaviorally. Urban society
kemudahaan terhadap akses is characterized by individualism
lapangan kerja, akses pendidikan, and materialism since they tend to
akses sumber daya dan sebagainya. measure success based on the things
Karena hidup di kota maka kelas they have.
menengah tidak bisa lepas dari
budaya kota, dari sisi aspek pemikiran Meanwhile, the Muslim society
dan perilaku. Masyarakat kota embraced Islam as their religion.
adalah masyarakat yang memiliki Muslim society is defined from
karakter individualis dan materialisti religious point of view, where
karena mereka cenderung mengukur religion serves as a set of beliefs
kesuksesan dari materi yang mereka on the relationship between human
miliki. and their creator, also as a guide
on social interaction. Islam indeed
Masyarakat muslim adalah has distinctive teachings which
masyarakat yang beragama Islam. differentiate it from other religions.
Masyarakat muslim didefinisikan The Muslim society look to Islamic
berdasarkan sudut pandang agama, values and their unique attitudes and
dimana agama merupakan keyakinan ideas. In Indonesia alone, Islam is
hidup tentang hubungan manusia expressed in quite diverse ways, from
dengan sang pencipta dan juga puritans and moderates to liberals
panduan hidup tentang bagaimana and radicals. Discussing Indonesian
hubungan manusia dengan manusia Muslim society is interesting because
lain. Agama Islam tentu memiliki of this diversity.
ajaran khas yang membedakan
antara agama Islam dengan agama From the two definitions above,
yang lain. Masyarakat muslim adalah we can conclude that “Middle class
masyarakat yang berpedoman muslim” is a group of population
pada nilai-nilai yang diajarkan oleh who has both purchasing power

7
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Islam, dengan kekhasan perilaku and a degree of religiosity. Religious


dan pemikirannya. Di Indonesia teachings are highly decisive for
sendiri, aliran keagamaan Islam their mindset and behavior pattern.
cukup beragam, dari mulai yang Religious teachings also affect
puritan, moderat hingga liberal dan their purchasing and consumption
juga radikal. Membahas masyarakat pattern since Islam has concepts
muslim Indonesia, tentunya menjadi such as zuhud (modesty) and also
hal menarik karena keberagaman the doctrine of halal (allowed) and
aliran keagamaan yang ada. haram (forbidden). How are these
values adhered by the middle class
Dari dua definisi ini maka “kelas muslim? Here is the analysis.
menengah muslim” adalah masyarakat
yang memilki daya beli dan juga ECONOMIC FACE OF
religiusitas. Ajaran agama sangat MIDDLE CLASS MUSLIM
menentukan pola pikir, pola perilaku According Asian Development Bank
dari masyarakat kelas menengah (ADB), the middle class people are
muslim. Ajaran agama telah menuntun those who spend $2 to $20 per day.
cara hidup mereka. Ajaran agama If we identify the family expenditure
juga menentukan daya beli dan per month, the survey found that the
pola konsumsi karena ajaran agama majority are spent for daily needs
Islam mengenal istilah “zuhud” atau (43.7%). This finding reveals that most
kesederhanaan dan juga mengenal of the middle class muslim people in
“halal” dan “haram”. Lalu, bagaimana Indonesia are still classified as lower
nilai-nilai yang dianut oleh kelas middle class, since the proportion
menengah muslim? Berikut ulasannya. of their family expenditure for daily
needs is still high. The spending for
WAJAH EKONOMI KELAS installment payment is also quite
MENENGAH MUSLIM high, reaching 9.8 %. It means that
Masyarakat kelas menengah the middle class muslim take various
menurut definisi Asian Development loans, such as for vehicles, housing,
Bank (ADB) adalah masyarakat and other purposes.
dengan jumlah pengeluaran perhari
antara $2 hingga $20 per hari. Jika
kita identifikasi pengeluaran dari sisi “Middle class muslim” is a group of
keluarga per bulannya, hasil survey population who has both purchasing
power and a degree of religiosity.
menemukan bahwa mayoritas
pengeluaran keluarga masyarakat

8
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

kelas menengah muslim untuk kebutuhan sehari-hari (43,7%) . Temuan ini


menunjukkan bahwa mayoritas kelas menengah muslim masih termasuk
masyarakat kelas menengah middle low karena dari penghasilan keluarga
mereka yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih
tinggi. Pengeluaran untuk cicilan hutang juga cukup tinggi yaitu 9.8. Artinya
masyarakat kelas menengah muslim memiliki berbagai cicilan, seperti cicilan
kendaraan, cicilan rumah, maupun cicilan yang lain.

Gambar 3: Distribusi Pengeluaran Picture 3: Distribution of Family


Keluarga per Bulan Expenditure per Month

Pengeluaran tabungan tertinggi Spending for savings is the highest


setelah pengeluaran untuk after family needs, reaching 12.6 %.
kebutuhan keluarga yaitu 12.6%. Spending for zakat/ charity, phone,
Pengeluaran untuk zakat/amal, internet, and investment are in the
telepon, dan internet serta investasi same range, around 5 % from the
hampir sama yaitu dikisaran 5% total family income per month.
dari total pendapatan keluarga per
bulan. Beside asking about family
expenditure, we also asked about
Selain melihat sisi pengeluaran financial product usage, be it
keluarga, kami juga menanyakan conventional or sharia financial
tentang penggunaan produk product. Regarding the knowledge
keuangan, baik itu produk keuangan

9
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

konvensional maupun produk on financial product, the majority


keuangan syariah. Dilihat dari of middle class muslim in Indonesia
sisi pengetahuan tentang produk are still not aware of sharia financial
keuangan, mayoritas kelas menengah products. The findings of Alvara
muslim masih belum terlalu aware Research Center can be seen in Table
pada produk keuangan syariah. 1.
Hasil temuan Alvara Research Center
disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Awareness dan Table 1. Awareness and


Kepemilikan Produk Keuangan Ownership of Financial Product

10
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

Tabel 1 menunjukkan bahwa produk Table 1 shows that the most


keuangan yang paling diingat adalah remembered financial product is
produk keuangan konvensional. Top conventional financial product.
of mind (TOM) tertinggi dan juga Conventional savings product
total awareness tertinggi adalah becomes the highest both in top
produk tabungan konvensional of mind (TOM) at the percentage
dengan top of mind sebesar 76.9 % of 76.9 % and total awareness at
dan total awareness sebesar 98.1%. the percentage of 98.1 %. The next
Total awareness tertinggi setelah products with the highest total
tabungan konvensional berturut- awareness respectively are health
turut adalah asuransi kesehatan insurance (93.3 %), time deposit
(93.3%), produk simpanan deposito (86.5 %), housing loan (86.4 %) and
berjangka (86.5%), kredit kepemilikan credit card (84.7 %).
rumah (86,4%) dan kartu kredit
(84.7%). The level of awareness on sharia
financial product is still low, with
Tingkat awareness produk keuangan sharia savings and hajj savings
syariah masih rendah, hanya produk products reach the highest
tabungan syariah dan tabungan percentage of total awareness (74.1%
haji yang paling tinggi dengan total for sharia savings and 69.6% for hajj
awareness mencapai 74.1% untuk savings). Regarding the ownership
tabungan syariah dan 69.6% untuk of financial product, the majority of
tabungan haji. Untuk kepemilikan financial products owned by the
produk keuangan, mayoritas middle class muslim are still
produk keuangan yang dimiliki dominated by conventional
oleh kelas menengah muslim masih products. This shows that the middle
merupakan produk konvensional. class muslim in Indonesia are not
Hal ini menunjukkan bahwa kelas fans of sharia products. They have
menengah muslim tidak fanatik rational view in choosing financial
dengan produk-produk syariah, product. Borrowing Yuswhohadi’s
mereka memiliki pandangan yang segmentation of the middle class
rasional dalam memilih produk muslim as explained in his book
keuangan. Meminjam segmentasi “Marketing To The Middle Class
kelas menengah muslim yang di Muslim”, there are four types of
tulis oleh Yuswohadi dalam bukunya middle class muslim based on Islamic
“Marketing To The Middle Class value (vertical axis) and product
Muslim” ada empat sosok kelas benefit (horizontal axis). The four

11
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

menengah muslim yang mereka types of middle class muslim are the
kelompokkan dari sisi Islamic “apathist”, “rationalist”, “conformist”
Value (sumbu vertikal) dan dari sisi and “universalist”. From these four
produk benefit (sumbu horizontal). types, we suspect that the majority
Empat kelompok kelas menengah of middle class muslim in Indonesia
muslim tersebut adalah “apathist”, can be categorized as rationalists
“rationalist”, “conformist” dan based on their ownership of financial
“universalist”. Dari 4 sosok kelas product. Among the charactertistics
menengah muslim tersebut jika of rationalist is being open minded,
dilihat dari indikator kepemilikan where they are highly critical in
produk keuangan tersebut, kami product ownership. Their main
menduga bahwa mayoritas kelas consideration is the benefit of the
menengah muslim ada pada product they buy.
kelompok rationalist. Adapun ciri dari
sosok rationalist adalah open minded RELIGIOUS FACE OF
dimana mereka sangat kritis dalam MIDDLE CLASS MUSLIM
kepemilikan produk, pertimbangan The religious side of the middle class
utama mereka lebih kepada benefit muslim, according to our data, can
dari produk yang akan mereka beli. be traced by seeing their closeness
with Islamic mass organization.
WAJAH RELIGIUSITAS Islamic mass organizations have
KELAS MENENGAH been parts of Indonesian society. The
MUSLIM closeness of the middle class muslim
Sisi religiusitas kelas menengah and Islamic mass organizations
muslim menurut kami data dilihat will determine thier mindset and
dari profil kedekatan masyarakat attitude/ behavior pattern in seeing
kelas menengah terhadap ormas their relationship with God as well
Islam. Ormas Islam tidak bisa as with other humans. Each Islamic
dilepaskan dari bagian masyarakat mass organization carries different
Indonesia. Kedekatan dengan kelas understanding of Islam, which
menengah muslim dengan ormas arises from different approaches on
Islam akan menentukan bagaimana Quranic exegesis and affects the
pola pikir dan pola sikap/ perilaku mindset and behavior pattern of
kelas menengah muslim dalam each organization.
memandang hubungan dirinya
dengan Tuhan-nya dan juga dirinya The survey conducted by Alvara
dengan sesama manusia. Tiap ormas Research Center found that more

12
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

Islam mengusung pemahaman than half of the middle class


keIslaman yang berbeda karena muslims (59.7%) are close with the
disebabkan oleh perbedaan Nahdlatul Ulama (NU), followed by
pemahaman terhadap tafsir-tafsir Al Muhammadiyah (11.0%). Meanwhile,
Qur’an sehingga akan berdampak those who don’t feel close to any
pada pola pikir dan pola perilaku Islamic mass organization reach
pada kelompok ormas tersebut. 26%. The closeness of the middle
class muslim with NU can be caused
Hasil survey Alvara Research Center by the influence of family or parents
menemukan bahwa lebih dari who are already close with NU, or
separuh kelas menengah muslim because they are attracted and
(59.7%) dekat dengan ormas comfortable with the moderate
Nahdlatul Ulama (NU), kemudian teachings of Islam upheld by NU.
diikuti oleh ormas Muhammadiyah All this time, NU mass is closely
(11.0%) sedangkan yang merasa associated with traditionalists, those
tidak dekat dengan ormas manapun who tend to live in rural areas and
sebesar 26%. Kedekatan kelas with lower education. Thinking about
menengah muslim dengan ormas it, this survey presents an interesting
NU bisa disebabkan memang finding since it reveals that modern
karena pengaruh keluarga dekat (middle class) society is also close
atau orang tua yang sudah dekat with NU.
dengan NU, maupun karena tertarik
dan nyaman dengan ajaran-ajaran NU as an organization upholds
moderasi keIslaman yang di usung the teaching of Ahlussunah Wal
oleh NU. Masyarakat NU selama ini Jamaah with moderate mindset.
lebih identik dengan masyarakat Theologically, NU follows the
tradisionalis, yaitu masyarakat yang teaching of Abu Al-Hasan Al-Ash’ari
cenderung tinggal di desa dan juga and Abu Mansur Al-Maturidi, and
masyarakat dengan pendidikan legally, they tend to follow the Shafi’i
rendah. Melihat temuan hasil riset School while still acknowledging the
ini tentunya ini menjadi hal yang three other Sunni schools: Hanafi,
menarik, bahwa masyarakat modern Maliki, and Hanbali. In tasawwuf
(masyarakat kelas menengah) juga (esoteric) aspect, NU follows the
dekat dengan NU. tradition of Imam Al-Ghazali and
Sheikh Juneid Al-Baghdadi who
NU merupakan organisasi yang integrated Sufism and sharia.
mengusung ajaran Ahlussunah Wal

13
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Jamaah dengan menganut pola The teachings of NU tend to be


pikir jalan tengah (moderat). Dalam moderate and flexible. Ritually,
tauhid, NU menganut ajaran Abu this organization practice tahlilan
Al Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur (ritual for the dead), commemorate
Al Maturidi dan dalam bidang fikih the Prophet’s birthday, add qunut
cenderung menganut mahzab Imam ritual during morning prayer, visit
Syarii walaupun mengikuti 3 imam the graves of Islamic saints, and
mahzab lain yaitu Imam Hanafi, Imam perform 23 raka’ah of tarawih prayer.
Maliki dan Imam Hambali. Dalam bi- The teaching is blended with local
dang tasawuf NU menganut tasawuf culture, following the example of
Imam Al-Ghazali dan Syeikh Juneid Wali Songo.
Al-Bagdadi yang mengintegrasikan
antara tasawuf dan syariat. NU embrace a moderate attitude.
They are unrigid in religious issues,
Ajaran NU merupakan ajaran yang not easy to accuse others of
moderat dan tidak kaku. Dari sisi heresy, apostasy, and other labels.
ritual keagamaan, kelompok NU NU tend to respect the khilafiyya
melakukan tahlilan, memperingati (disagreement) arose in religious
maulid nabi, melakukan qunut saat matters. This is different from other
sholat subuh, melakukan ziarah ke Islamic organizations that embrace
kubur makam ulama, melakukan the trans-national ideology from
sholat tarawih sebanyak 23 rakaat. Middle East such as Hizbut Tahrir
Ajaran ini berbaur dengan budaya Indonesia and others. These trans-
masyarakat setempat sebagaimana national organizations tend to be
juga ajaran Islam yang dilakukan rigid in religion, causing them to
oleh Walisongo. disunite easily just as their countries
of origin.
NU menganut sikap moderat,
mereka cenderung tidak kaku dalam Besides being close with NU, the
beragama, tidak mudah menghakimi middle class muslim in Indonesia are
bid’ah, kafir dan label yang lain. Di NU also close with the Muhammadiyah.
perbedaan pada masalah khilafiyah This organization is among the
tidak menjadi perbedaan yang more moderate Islamic brands of
tajam dan cenderung menghargai Indonesia, though their teaching
perbedaan tersebut. Hal ini is more conservative than NU.
berbeda dengan ormas Islam yang Muhammadiyah tend to be
menganut ideologi transnasional puritanical in religious rituals. They

14
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

dari Timur Tengah seperti Hizbut reject tahlilan, visiting the graves of
Tahrir Indonesia, maupun yang lain. the saints, and qunut ritual during
Mereka cenderung kaku dalam morning prayer.
beragama, sehingga mudah dipecah
belah seperti negara tempat ajaran Seeing the result of this study, it
tersebut tumbuh. can be concluded that the religious
face of the middle class muslim in
Masyarakat kelas menengah Indonesia today is moderate Islam.
muslim, selain dekat dengan NU They show a friendly face of Islam,
juga dekat dengan Muhammadiyah. not an angry one as in the Middle
Muhammadiyah juga termasuk East. The religious values embraced
gerbang Islam moderat di Indonesia, by NU and Muhammadiyah still
walaupun ajaran lebih konservatif dominate Indonesian middle class
dari ajaran NU. Muhammadiyah lebih muslim.
cenderung puritan dalam hal ritual
“NU menganut sikap moderat, mereka
keagamaan. Mereka tidak mengenal
cenderung tidak kaku dalam beragama,
tahlilan, ziarah ke makam ulama dan tidak mudah menghakimi bid’ah, kafir
qunut saat sholat subuh. dan label yang lain.”

Gambar 4. Kedekatan Terhadap Picture 4. Closeness with


Ormas Islam Islamic Mass Organization

Melihat hasil riset ini maka dapat kita simpulkan bahwa wajah religiustitas kelas
menengah muslim saat ini masih merupakan wajah Islam moderat. Mereka
menampilkan wajah Islam yang santun, bukan wajah Islam yang garang seperti
yang ada di Timur Tengah. Nilai-nilai keagamaan yang diusung oleh NU dan
Muhammadiyah saat ini masih menghiasi kelas menengah muslim Indonesia.

15
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Temuan menarik lain dari riset ini Another interesting finding in this
adalah 26.0% masyarakat kelas study is that some 26.0% of the
menengah muslim di Indonesia ini middle class muslim in Indonesia
tidak dekat dengan ormas manapun. are not close to any Islamic mass
Hal ini bisa disebabkan karena organization. This is due to urban
dalam kehidupan di kota pendidikan life where they tend to be less
mereka cenderung pendidikan umum exposed to religious matters,
sehingga wacana keagamaan masih causing them to be aware less about
kurang akibatnya mereka kurang Islamic organization. Another factor
aware dengan ormas Islam. Sebab is because they are busy working,
yang lain adalah karena mereka which makes them have not enough
sibuk bekerja sehingga mereka tidak time to interact with religious
memiliki waktu yang cukup untuk communities, especially those that
berinteraksi dengan komunitas are affiliated with certain Islamic
keagamaan, khususnya komunitas mass organization.
keagamaan yang berafiliasi dengan
ormas Islam tertentu. In this study, we also asked about
their frequency in attending
Pada riset ini kami juga menanyakan religious activities, which include
bagaimana frekuensi kelas menengah activities related to religion such
muslim dalam menghadiri acara as majelis ta’lim (a type of religious
keagamaan. Acara keagamaan community), but not include funerals.
yang dimaksud disini adalah acara The finding reveals that quite a lot
yang terkait dengan keagamaan, of the middle class muslim attend
misalnya majelis ta’lim tetapi tidak religious activities more than once
termasuk acara pemakaman. Hasil a week (34.4%). Some 36.6% attend
riset menunjukkan bahwa cukup religious activities once a week, while
banyak kelas menengah muslim 16.5% attend religious activities once
yang menghadiri acara keagamaan or twice a month. It shows that the
kebih dari sekali dalam seminggu middle class in Indonesia still attend
(34,4%). Kemudian yang menghadiri religious activities quite often.
acara keagamaan seminggu sekali
ada sebanyak 36,6%. Sedangkan
yang menhadiri acara keagamaan
sekali atau dua kali dalam sebulan

16
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

ada sebanyak 16.5%. Temuan ini menunjukkan kelas menengah muslim masih
intensif dalam menghadiri acara-acara keagamaan.

Gambar 5. Frekuensi Menghadiri Picture 5. Frequency of Attending


Acara Keagamaan Religious Activity

Wajah religiusitas seorang muslim A Muslim’s level of religiosity can be


salah satunya bisa dilihat dari cara known by, among the other things,
mereka melakukan ibadah wajib, seeing how they perform obligatory
misalnya sholat lima waktu. Sholat rituals such as daily prayer. Praying
lima waktu adalah ibadah wajib five times a day is considered to be
bagi seorang muslim yang sudah obligatory for every Muslim who has
memenuhi aqil baliq. Di kalangan reached puberty. Among the middle
masyarakat kelas menengah muslim class muslim, praying five times
sholat 5 waktu adalah kewajiban yang a day is an obligation that must
harus dilaksanakan dan merupakan be performed, and an indicator of
salah satu indikator religiusitas. Hasil religiosity level. The study found that
temuan riset menyatakan bahwa 53.6% of the middle class muslim
sebanyak 53,6% kelas menengah reported to perform the daily prayer
muslim mengaku sering dalam often. Meanwhile, 32.6% reported to
melaksanakan sholat lima waktu. perform it very often, 10.7% reported

17
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Kemudian, 32,6% menyatakan sangat to perform it rather often, 2.6 %


sering, 10,7% menyatakan agak reported to perform it rarely, and
sering, 2,6 % menyatakan jarang 0,5% to be very rarely. The finding
dan 0,5% menyatakan sangat sering. shows that not every muslim in the
Temuan di atas menunjukkan bahwa middle class performs obligatory
tidak semua kelas menengah muslim prayer consistently.
melaksanakan kewajibannya.

Gambar 6. Sholat 5 Waktu Kelas Picture 6. Praying Five Times a


Menengah Muslim Day among Muslim Middle Class

Sumber informasi keagamaan The source of religious information


memiliki peranan penting dalam plays an important role in Islam,
Islam, karena dalam Islam mengenal since the religion has the concept of
istilah sanad keilmuan. Sanad sanad. In Islam, sanad refers to the
keilmuan adalah silsilah guru dalam chain of knowledge transmission that
keilmuan, dimana sanad keilmuan passed from one teacher to another
tersebut harus nyambung dengan for centuries. Sanad should not be
Nabi Muhammad sebagai panutan broken until it reaches the Prophet
seorang muslim. Jadi belajar agama Muhammad as the first source of
dalam Islam harus memiliki guru religious knowledge. When learning

18
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

sebagai sanad keilmuan. Hasil riset Islam, someone needs to have a


menunjukkan bahwa mayoritas teacher with no broken sanad. The
responden menyatakan bahwa study found that an overwhelming
sumber informasi keagamaan majority of respondents stated their
berasal dari TV (68,4%). Kemudian source of religious information to be
acara pengajian dekat rumah (54%), TV (68.4 %), followed by pengajian
broadcast akun messenger (17%), (religious activity involving
artikel di sosial media (14,1%) dan preaching) nearby home (54 %),
artikel di internet (13.9%) . Hal ini broadcast on messaging apps (17
menunjukkan bahwa peran acara %), article on social media (14,1 %)
keagamaan di televisi dan juga and article on websites (13.9 %) .
pengajian di dekat rumah sangat This shows that television and local
besar dalam memberikan informasi pengajian play very important roles
keagamaan. Acara keagamaan di in providing religious information.
televisi memiliki peran yang vital Religious shows on television have
dalam mengedukasi masyarakat vital role in educating the Muslim
kelas menengah muslim dalam middle class on religious matters.
hal keagamaan. Temuan lain yang Another interesting finding is the
menarik adalah mulai munculnya role of broadcast on messaging
peranan broadcast di messenger dan apps and social media as sources of
juga sosial media sebagai sumber religious information. Though the
informasi keagamaan, meskipun percentage is still less than 20 %, it
jumlahnya kurang dari 20%, tetapi is expected to grow in the future,
mengingat meningkatnya konsumsi considering the growing trend of
internet maka jumlahnya akan internet consumption in Indonesia.
meningkat di masa mendatang. According to Indonesian Association
Konsumsi internet di Indonesia of Internet User (APJII), the internet
menurut Asosiasi Pengguna Jasa consumption in Indonesia always
Internet Indonesia (APJII) selalu increases every year.
meningkat dari tahun ke tahun.

“The source of religious information plays an important role in Islam,


since the religion has the concept of sanad. In Islam, sanad refers to the
chain of knowledge transmission that passed from one teacher to another
for centuries. Sanad should not be broken until it reaches the Prophet
Muhammad as the first source of religious knowledge.”

19
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Gambar 7. Sumber Informasi Picture 7. Source of Religious


Keagamaan Information

FILANTROPI KELAS MIDDLE CLASS MUSLIM


MENENGAH MUSLIM PHILANTHROPY
Islam menjujung tinggi ajaran untuk Islam upholds the teaching to share
berbagi kepada sesama. Ajaran with others. This teaching is actualized
berbagi tersebut teraktualisasi dari in the doctrine of obligatory zakat for
ajaran kewajiban membayar zakat those who afford to pay it, and also
bagi yang mampu, anjuran untuk advice to donate infaq and sadaqat
mengeluarkan infaq dan sedekah money or goods to those who are
kepada orang yang membutuhkan. in needs. Such act of generosity is
Istilah kedermawanan (berbagi called philanthropy. The word comes
dengan sesama) ini juga sering from Greek vocabulary: “philo” and
disebut dengan filantropi. Istilah “anthropos” which means “love
filantropi sendiri berasal dari bahasa human”. Philanthropy is an act of
Yunani yaitu “philo” dan “antropos” sharing to someone or some group
yang berarti “cinta manusia”. based on humanity.

20
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

Filantropi adalah kepedulian kepada In Islamic tradition, philanthropy


seseorang atau sekelompok orang traces its root back to the dawn of
yang didasari cinta kepada sesama. Islam in the 6th century through
Filantropi dalam Islam telah mengakar the concept of zakat, infaq, and
sejak Islam dilahirkan pada abad ke sadaqat (ZIS). We are interested in
5 masehi, melalui zakat, infaq dan discussing this topic since it is quite
sedekah (ZIS). Kami tertarik untuk contrary with the characteristics of
membahas ini karena ini merupakan middle class who often embrace
kutub yang agak berseberangan materialism, reflected in the amount
dengan konsep kelas menengah yang of money they spend for daily
diukur dengan besarnya materi yang consumption. The study conducted
dimiliki yang tertuang dalam uang by Alvara Reseach Center found
yang dikeluarkan untuk pengeluaran that out of 1,200 responden, 100
konsumsi dalam sehari. Hasil riset % said they ever donated ZIS
Alvara Reseach Center menemukan through local mosque, 40.5 % ever
bahwa dari 1200 responden 100% donated it directly to those who are
menyatakan pernah menyalurkan in needs, and 20.9 % ever donated
ZIS melalui musholla, 40,5% it through zakat institution. Of the
menyalurkan langsung kepada 20 % who reported to ever donated
yang membutuhkan dan 20,9% ZIS through zakat institution, 31.5
pernah menyalurkan ZIS melalui % said they donated it to Dompet
lembaga zakat. Dari 20% kelas Dhuafa, 23.9 % to Rumah Zakat,
menengah yang menyatakan pernah and 12.7 % to Rumah Yatim. The
menyalurkan ZIS melalui LAZIS Muslim middle class currently prefer
mereka menyatakan menyalurkan to pay ZIS through mosque or local
ZIS melalui Dompet Dhuafa (31,5%), mosque, and distribute it directly to
Rumah zakat (23,9%) dan Rumah those who are in needs.
yatim (12,7%). Masyarakat kelas
menengah muslim saat ini masih
lebih suka untuk menyalurkan ZIS “Filantropi adalah kepedulian
melalui masjid atau musholla dan kepada seseorang atau sekelompok
juga memberikan secara langsung orang yang didasari cinta kepada
kepada yang membutuhkan. sesama. Filantropi dalam Islam telah
mengakar sejak Islam dilahirkan pada
abad ke 5 masehi, melalui zakat, infaq
dan sedekah (ZIS). “

21
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

Gambar 8. Tempat Menyalurkan ZIS Picture 8. Method of Paying ZIS

Awareness kelas menengah muslim The middle class muslim’s awareness


terhadap lembaga zakat masih of zakat institution is still low. It can
kurang. Hal ini terlihat dari total be seen from the total awareness
awareness dari lembaga zakat yang of zakat institution, with Dompet
mereka kenal yaitu Dompet dhuafa Dhuafa collecting 33.5 %. Dompet
sebesar 33.5%. Dompet Dhuafa Dhuafa has the highest percentage
memiliki top of mind paling tinggi for the top of mind, reaching 18.5
dibanding lembaga zakat yang lain %. It means that when mentioning
dengan top of mind sebesar 18.5%. zakat institution among the middle
Artinya jika menyebut lembaga zakat class muslim, Dompet Dhuafa is
di kalangan kelas menengah muslim, remembered the most. The next
maka yang paling mereka ingat zakat institutions to be remembered
adalah Dompet Dhuafa. Lembaga are Rumah Zakat (23.8 % of total

22
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

zakat yang dikenal berikutnya adalah awareness), Rumah Yatim (14.8


rumah zakat (total awareness 23,8%), % of total awareness) and Baznas
Rumah yatim (total awareness (14.2 %). It is interesting to note
14,8%) dan Baznas (14,2%). Yang that zakat institution owned by NU
menarik adalah jika kita lihat profil is not familiar among the middle
kelas menengah muslim yang secara class muslim, despite the fact that
kultural dekat dengan NU (59,7%) more than half of them (59.7 %) are
ternyata lembaga zakat yang dimiliki culturally close with NU.
ormas NU tidak banyak dikenal oleh
kelas menengah muslim.

Gambar 9. Awareness Kelas Menengah Picture 9. Middle Class Muslim


Muslim Terhadap LAZIS Awareness of Zakat Institution

Jika kita lihat transformasi lembaga If we look at the history of zakat


zakat dengan pengelolaan modern management transformation from
di Indonesia, memang Dompet traditional to modern system in
Dhuafa dan Rumah Zakat yang Indonesia, we can understand how
mempeloporinya, sehingga wajar Dompet Dhuafa and Rumah Zakat
jika kelas menengah muslim lebih gained more popularity, since they
banyak mengenal keduanya. pionireed the form of modern zakat
Sampai hari ini jika kita lihat website institution. Information from the
Dhompet Dhuafa maka di sana website of Dompet Dhuafa tells

23
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

tertera memiliki cukup banyak that they already have quite a lot
kantor cabang, baik kantor cabang of branches in Indonesia as well as
di dalam negeri maupun kantor abroad. Domestically, the branches
cabang di luar negeri serta kantor of Dompet Dhuafa are present
cabang perwakilan. Di luar negeri in many provinces. Meanwhile,
mereka memilki kantor cabang di internationally, their branches are
Hongkong, Korea Selatan, Amerika, open in Hong Kong, South Korea,
Jepang dan Australia. Cabang di USA, Japan, and Australia.
dalam negeri juga cukup banyak di
berbagai provinsi. CONCLUSION AND
IMPLICATION
KESIMPULAN DAN Conclusion
IMPLIKASI The study concludes that:
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari 1. Economically, the majority
hasil riset meliputi : of Indonesian middle class
muslim are still categorized
1. Secara Ekonomi kelas as lower middle class. This is
menengah muslim sebagian evident in the proportion of
besar masih merupakan family income spent on daily
kelas menangah bawah. Hal needs.
ini terindikasi dari besarnya
proporsi penghasilan 2. Related to the choice of
keluarga yang digunakan financial product, the middle
untuk kebutuhan sehari-hari. class muslim are rationalists.
They consider more about
2. Dari sisi pemilihan the benefit they get. This is
produk keuangan kelas indicated by the percentage
menengah muslim masih of conventional financial
merupakan masyarakat product used by the middle
yang rasionalis. Mereka class muslim, which is so
lebih mempertimbangkan much higher compared to
benefit yang didapat. sharia financial product.
Hal ini terindikasikasi
dari besarnya produk 3. The face of Indonesian
keuangan konvensional middle class muslim is the
yang digunakan oleh kelas face of moderate Islam.

24
The Face Of Indonesian Middle Class Muslim

menengah muslim jauh It can be seen from their


lebih besar jika dibanding level of closeness with
dengan penggunaan produk moderate Islamic mass
keuangan syariah. organizations such as NU
and Muhammadiyah.
3. Wajah kelas menengah
muslim Indonesia masih 4. The majority of middle class
merupakan wajah Islam muslim people still distribute
moderat. Hal ini terlihat dari their ZIS through mosque or
besarnya kedekatan kelas local mosque, followed by
menengah muslim dengan those who distribute it directly
ormas Islam NU dan juga to the needy, and those who
Muhammadiyah. distribute it through zakat
institution. The most familiar
4. Mayoritas kelas menengah zakat institutions among
muslim masih menyalurkan the middle class muslim are
ZIS melalui masjid atau Dompet Dhuafa, Rumah
musholla dan juga Zakat and Rumah Yatim.
menyalurkan langsung
kepada yang membutuhkan Implication :
dilanjutkan ke LAZIS. LAZIS
yang menjadi tempat • Currently, the majority of
menyalurkan ZIS adalah Indonesian middles class
Dompet Duafa, Rumah Zakat muslim are close with
dan Rumah Yatim. moderate Islamic mass
organizations (NU and
Implikasi : Muhammadiyah), but a
• Saat ini mayoritas kelas significant number of them
menengah muslim dekat are not affiliated with any
dengan ormas moderat Islamic organization. In the
(NU dan Muhammadiyah), future, the number middle
tetapi cukup banyak juga class muslim people who are
yang tidak dekat dengan not affiliated with moderate
ormas Islam. Ke depan Islamic organization may
jumlah kelas menengah rise along with the increase
muslim yang tidak dekat of religious contents
dengan ormas Islam shared on messaging apps

25
Wajah Kelas Menengah Muslim Indonesia

yang moderat bisa saja and social media with no


meningkat seiring dengan verified source and sanad.
meningkatnya broadcast
ajaran keagamaan • The majority of financial
lewat messeging dan products owned by the
sosial media yang tidak middle class muslim are
terverikasi dengan sumber conventional financial
penulisnya dan juga sanad products. Any sharia
keilmuannya. financial institution that
• Produk keuangan yang wants to seize the market
dimiliki oleh kelas menengah of Indonesian middle class
muslim mayoritas masih muslim should be able to
merupakan produk compete with conventional
keuangan konvensional. financial products.
Jika lembaga keuangan
syariah ingin merebut pasar • The awareness and
kelas menengah muslim distribution of ZIS to
harus memberikan benefit zakat institution is still low
yang mampu bersaing among the middle class
dengan produk keuangan muslim, despite the fact
konvensional. that the income proportion
allocated for zakat or
• Awareness dan juga charity is quite big (5 %).
penyaluran ZIS kelas The chance to manage
menengah muslim terhadap zakat for the sake of public
LAZIS masih rendah. Padahal welfare is still wide open.
proporsi alokasi zakat atau
amal yang dialokasikan oleh
kelas menengah muslim
cukup besar (5%) sehingga
potensi untuk mengelola
zakat demi kemasyahatan
umat masih terbuka.

26
Authors - Profi Penulis

H asanuddin Ali mendedikasikan


15 tahun karirnya di bidang
riset, lulusan Statistika ITS ini sejak
H asanuddin Ali. dedicating 15
years of his career in the field
of research, graduated from ITS
awal memulai karirnya di bidang riset Statistics, his career began in the field
bergabung dengan konsultan riset of research and joined the leading
pemasaran terkemuka, MarkPlus marketing research consultant,
Insight. Setelah mencapai posisi Mark Plus Insight. After reaching
puncak sebagai Chief Executive di the top position as Chief Executive
perusahaan tersebut, tahun 2012 of the company, in 2012 resigned
mengundurkan diri dan mendirikan and founded the Alvara Research
perusahan riset Alvara Research Center, a firm engaged in marketing,
Center yang bergerak di riset social, and political research. In his
pemasaran, sosial, dan politik.Disela spare time, Hasanuddin Ali also
kesibukannya Hasanuddin Ali juga a columnist in several paper and
menyempatkan menjadi kolumnis online media, his writings can also
di beberapa media cetak dan online, be accessed in hasanuddinali.com
tulisan-tulisannya juga bisa di akses
di hasanuddinali.com

L ilik Purwandi Lahir di Rembang


Jawa Tengah, setelah menamatkan
SMA melanjutkan studi di Jurusan
L ilik Purwandi. Born in Rembang,
Central Java, after graduated
from high school then he continued
Statistika ITS. Tahun 2011 diterima his studies in the Department of
menjadi mahasiswa Pascasarjana IPB Statistics, ITS. 2011, he was accepted
pada prodi Statistika. Minat pada in Magister Degree IPB majoring
dunia tulis menulis dan dunia riset in Statistics. His interest in writing
sudah sejak menjadi mahasiswa and research started when he was a
S1 dengan menjadi pengurus college student of bachelor degree
UKM Penalaran dan menjadi ketua (S1) also in charge of UKM Penalaran
organisasi kemahasiswaan. Awal and became the chairman of the
karirnya dimulai menjadi tim peneliti student organization. Beginning his
pada sebuah lembaga Konsultan career as a member of researchers
Marketing dan Sosial Politik di at an institute of Social and Political
Surabaya, serta sempat pula Marketing Consultants in Surabaya,
mengajar di Universitas Sunan Giri and also taught at the University of
sebelum memutuskan bergabung Sunan Giri before deciding to be
menjadi bagian Alvara Research part of Alvara Research Center.
Center.
Alvara
Research
Product

O ur Research product should help companies to understand its


customers and market, and also to evaluate their brand and service

ALVARA SIGNATURE PRODUCT AND SERVICES ON


MARKETING RESEARCH

[IB]³ MEASUREMENT

[IB]³ Measurement is the most advanced and holistic approach to measure


brand and product performance in consumers’ point of views
BRAND EQUITY MODEL

Brand Equity Model is measure brand equity based on three indicators: brand
knowledge, brand image, and brand engagement

SERVICE QUALITY MONITORING

Service Quality Monitoring is measured and monitor service quality delivered


to customer for service improvement
OTHE RS U AI Research, Segmentation Research,
Potential Market Estimation, Consumer
PRODUCT Habit and Behavior Research, Pre and Post
Ads Evaluation, Product and Concept Test,
Product Acceptance Research, Product
Portfolio Research

T
oday in every political contest in Indonesia has used the concept of
political marketing as a method to win and reach voters

ALVARA SIGNATURE PRODUCT AND SERVICES ON


POLITICAL MARKETING RESEARCH
WHITE PAPER BY ALVARA
RESEARCH CENTER

Indonesia 2020:The Urban


Middle-Class Millennial

White papers that discuss


predictions about the
character of Indonesian
population in 2020

The Potrait of Urban


Moslem: Gairah Religiusitas
Masyarakat Kota

White papers that discuss


the potential of the Muslim
population living in urban areas
Survey on Indonesia Government
Performance Monitoring

The half yearly survey to evaluate


and monitor the performance of the
Indonesian government

Indonesia Mobile and Internet Survey

The annual survey to portrait habits and


behavior of Internet users in Indonesia

Vous aimerez peut-être aussi