Vous êtes sur la page 1sur 15

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN “Tn. I” DENGAN FRAKTUR PATELLA SINISTRA

OLEH:
1. TITIK ZUMAROH 201701132
2. LELY DWI MELDIANA 201701133
3. AHMAD ARIS ABDILLAH 201701152
4. ALIMATUL MISBAH ALMUNIROH 201701162

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BINA SEHAT PPNI
KAB. MOJOKERTO

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “Tn. I”
DENGAN FRAKTUR PATELLA SINISTRA.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasia meridoi
segala usaha kita. Amin

Mojokerto, 24 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN “Tn. I” DENGAN FRAKTUR PATELLA SINISTRA

I. BIODATA
Nama : Tn.Imron Rosadi
Umur : 43 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Ngrambut Ds. PadangasrihKec. JatirejoKab. Mojokerto
Diagnosa :Fraktur patella sinistra
Tanggal pengkajian : 23 April 2018
Oleh : Kelompok

II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan
Keluhan Utama
Pasien Tn. I mengeluh nyeri pada lutut sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Tn. I mengeluh nyeri pada lutut sebelah kiri setelah operasi pelepasan pen
beberapa minggu lalu. Nyeri terasa saat hawa dingin seperti tertimpa benda berat.
Pasien Tn. I di rawat di rumah oleh sang istri dengan terpasang perban elastis. Pasien
tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri dan tidak dapat bekerja seperti
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien Tn. I dua tahun lalu pernah dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang
lutut sebelah kiri akibat kecelakaan tunggal dan dipasang pen.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti penyakit pasien dan penyakit
kronis lainnya.

2. Pola Nutrisi/ Metabolisme


Menggambarkan masukan nutrisi & keseimbangan cairan
Intake nutrisi ( frekuensi, jumlah& komposisi)
Sebelum Sakit : Frekuensi makan teratur,sekitar 3 kali sehari. Makanan yang di
konsumsi mengandung karbohidrat,lemak, dan protein.
Saat Sakit : Tidak ada perubahan nafsu dan pola makan pada pasien Tn. I.
Intake cairan ( frekuensi,jumlah & jenis )
Sebelum Sakit : Tn. I minum air putih lima gelas per hari.
Saat Sakit : Jumlah air yang di konsumsi oleh pasien Tn. I tetap.

Nafsu makan
Sebelum Sakit : Normal
Saat Sakit : Normal
Masalah dengan makan :
Tidak Ada

3. Pola Eliminasi
Eliminasi Uri
Pola BAK ( frekuensi, waktu, jumlah )

Karakteristik ( warna, kejernihan, bau, endapan )


Sebelum Sakit : Berwarna kuning dan berbau khas
Saat Sakit : Berwarna kuning dan berbau khas
Faktor yg mempengaruhi BAK
Tidak Ada
Masalah eliminasi uri
Tidak Ada

Eliminasi alvi
Pola BAB ( frekuensi,waktu)
Pasien Tn. I BAB rutin satu kali sehari di waktu pagi
Karakteristik keluaran feses (bau , jumlah )
Sebelum Sakit : Warna kecoklatan, lembek, dan berbau khas.
Saat Sakit : Berwarna kecoklatan ,lembek dan berbau khas.
Masalah dengan BAB
Sebelum sakit : Tidak mengalami kesulitan BAB.
Saat sakit : Tidak mengalami kesulitan BAB.
Penggunaan laksanti
Tidak Ada
4. Pola Aktivitas – Latihan
Pola aktivitas yg dilakukan
Sebelum Sakit : Aktivitas sehari hari yang dilakukan pasien Tn.I yaitu melakukan
pekerjaan sebagai petani dan jarang berolahraga,Pasien dapat melakukan aktivitas
kesehariannya seperti personal hygiene,makan dan minum dengan mandiri.
Aktivitas diwaktu luang
Istirahat tidur
Masalah dalam aktivitas
Sebelum Sakit : Tidak Ada Masalah.
Saat Sakit : Pasien Tn.I tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisinya yang
patah tulang dan terpasang perban elastis. Gerakan pasien menjadi sangat terbatas
Penggunaan alat bantu
Tongkat kruk selama 3 hari (saat ini sudah tidak menggunakan)
Aktivitas sejak sakit
Pasien Tn.I sering dibantu oleh istrinya dalam pemenuhan kebutuhannya.

5. Pola Istirahat Tidur


Kebiasaan pola tidur ( waktu, jumlah, kualitas )
Sebelum Sakit : Pasien Tn.I tidur dengan jumlah jam tidurnya sekitar 8 jam dan tidak
ada masalah
Saat Sakit : Pasien Tn.I sering mengalami kesulitan tidur akibat nyeri, sehingga jam
tidur menjadi kurang
Dampak pola istitrahat tidur terhadap aktivitas sehari – hari
Pasien nampak sering menguap
Kesulitan tidur
Sebelum Sakit : Tidak Ada
Saat Sakit : Ny.S mengeluh terganggu pola tidurnya karena sering terbangun pada
malam hari dan pasien lebih banyak tidur pada siang hari daripada malam hari.
Alat bantu tidur
Tidak Ada.

6. Pola Kognitif Perseptual


Kemampuan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman)
Tidak Ada Masalah
Pemakaian alat bantu pendengaran, penglihatan
Tidak Ada.
Masalah sensori perseptual
Tidak Ada
Perubahan memori
Tidak Ada
Presepsi Nyeri & penanganan nyeri ( P, Q, R, S, T )
P : Nyeri akibat fraktur patella sinistra
Q :Nyeri seperti tertimpa benda berat
R : Nyeri pada lutut bagian kiri dan area sekitarnya
S : 10 (nyeri berat sekali)
T : Nyeri terjadi secara tiba-tiba terutama saat hawa dingin.
7. Pola Presepsi – Diri / Konsep Diri
Konsep diri
a. Body Image : Pasien tidak malu dengan keadaan dirinya dan gambaran diri pasien
baik.
b. Self Ideal : Pasien percaya diri akan kesembuhan penyakitnya dan pasien
cukup sabar dalam menghadapi keadaannya
c. Self esteem : Pasien tidak menarik diri dari lingkungannya.
d. Role : Pasien adalah seorang kepala keluarga yang tau akan perannya
dalam keluarga.
e. Identitas : Pasien mengetahui akan dirinya dengan kondisi yang saat ini.

8. Pola Peran – hubungan


Keefektifan peran
Klien nampak memperhatikan dan kooperatif saat ditanya
Hubungan dengan orang terdekat
Klien nampak harmonis dengan keluarganya
Efek perubahan peran terhadap hubungan
Tidak Ada
9. Pola Seksualitas – Reproduksi
Dampak sakit terhadap seksualitas

Tindakan pengendalian kelahiran


............................................................................................................................. .......
Riwayat penyakit hubungan seksual
............................................................................................................................. .......

10. Pola Koping – Toleransi Stress


....................................................................................... .............................................
Penggunaan sistem pendukung
............................................................................................................................. .......
Stressor sebelum sakit
....................................................................................................................................
Metode koping yg biasa digunakan
.................................................................................................................... ................
Faktor – faktor yg mempengaruhi koping
............................................................................................................................. .......
Efek penyakit terhadap tingkat stress
Pasien mengatakan bersedih ketika mengetahui kondisinya tersebut. Namun, seiring
berjalannya waktu pasien cukup sabar dan mampu menerima keadaannya
Penggunaan alkohol& obat lain untuk mengatasi stres
Tidak Ada

11. Pola Nilai – Kepercayaan


Agama: Spiritualitas
Pasien Tn.I beragama islam dan taat beribadah
Kegiatan keagamaan & budaya
Sebelum sakit :melaksanakan sholat 5 waktu
Sesat sakit :sering dibantu keluarga untuk melakukan beribadah
III. PEMERIKSAAN
Keadaan Umum
Kondisi lemah ,kebersihan diri cukup, bergerak sulit,Kesadaran penuh
Antopometri : BB pasien 51kg
TB pasien168 cm
Tanda vital : ......................... TD :120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit Suhu : 36,7 o C
RR : 20 kali/menit
Secara khusus (Chepalo – Cauda)
1. Kepala dan leher
a. Rambut : warna rambut hitam, merata, bersih,
ketombe tidak nampak, tidak ada kerontokan
b. Kulit kepala :halus, warna sawo matang, turgor dapat
kembali dalam 2 detik
c. Mata :klien dapat menggerakkan bola mata ke
segala arah, konjungtiva berwarna merah muda, sklera tampak
putih
d. Hidung : lubang hidung kanan dan kiri simetris,
warna hidung sama dengan kulit wajah, tidak nampak sekret,
bersih
e. Telinga : daun telinga kanan dan kiri simetris, serumen
tidak ada, fungsi pendengaran baik
f. Mulut & gigi : warna bibir hitam, mukosa bibir lembab
2. Leher
a. Asimetris/simetris : simetris
b. Pembesaran kelenjar lymfe : tidak ada
c. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
3. Pemeriksaan Thorak
a. Pulmonum
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
b. Cor
Irama jantung reguler
4. Abdoment
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

5. Inguinal – genetalia dan anus


.........................................................................................................................
................................................................................................................... ......
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
6. Ekstremitas
Ekstremitas bawah kiri tidak dapat digerakkan dengan bebas dan terpasang perban
elastis
7. Integumen
Tekstur kulit halus, warna kulit sawo matang, turgor dapat kembali dalam waktu 2
detik setelah dicubit
BAB II. PENGERTIAN INTERVENSI / PERENCANAAN
Intervensi (perencanaan) adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
BAB III. DIAGNOSA YANG MUNCUL DAN INTERVENSI

DIAGNOSA
KRITERIA
KEPERAWAT INTERVENSI RASIONAL
HASIL
AN
Gangguan Individu akan : A. Identifikasi faktor-faktor 1. Tidur meliputi dua
pola tidur  Menjelaskan penyebab dan penunjang tahap yang berbeda:
berhubungan faktor-faktor  Nyeri REM dan NREM.
dengan nyeri pehambat atau  Takut Pasien Tn. I
kronis ditandai pencegah  Stress atau ansietas mengeluh nyeri
dengan pasien tidur.  Immobilitas atau pada lutut sebelah
Tn. I mengeluh  Mengidentifik penurunan aktifitas kiri setelah operasi
nyeri pada asi teknik- B. Kurangi atau hilangkan pelepasan pen
lutut sebelah teknik untuk distraksi lingkungan dan beberapa minggu
kiri setelah mempermudah penghentian tidur lalu NREM
operasi tidur.  Tutup pintu ruangan menggunakan 75%
pelepasan pen  Melaporkan  Tutup gordin atau tirai dari waktu tidur;
beberapa REM hanya 25%
keseimbangan  Lepaskan hubungan
minggu lalu. yang optimal dari waktu tidur.
telepon
antara aktifitas 2. Satu siklus tidur
 Berikan penerangan
dan istirahat. berlangsung 10-100
selama 24 jam
menit. Siklus
 Tutup lampu yang
berulang 4-5 waktu
berkedip dengan
selama satu pola
plester
tidur.
 Kurangi suara alarm
dan televisi
C. Bantu keluarga dan
individu untuk
mengurangi efek depresi
pada kehidupan
 Dorong individu dan
keluarga
mengungkapkan
secara verbal tentang
situasi yang sulit
 Dengarkan dengan
cermat
 Jelaskan hubungan
antara nyeri kronis dan
depresi
D. Konsul dengan individu
untuk menentukan
metode yang dapat
digunakan untuk
mengurangi intensitas
nyerinya
E. Berikan penurunan nyeri
individual dengan
analgesik yang
diresepkan

BAB IV. JURNAL PENELITIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA


NO. NAMA TAHUN JUDUL HASIL
PENYUSUN
1. Milla Fitri, Mira 2012 Hubungan Pada pasien post partum dengan
Trisyani1, Ida Intensitas Nyeri sectio caesarea sering mengalami
Maryati Luka Sectio gangguan
Caesarea tidur.
Dengan Kualitas Gangguan tidur ini
Tidur Pada Pasien kemungkinan dapat dipengaruhi oleh
Post Partum intensitas nyeri luka sectio. Hasil
Hari Ke-2 Di analisis univariat dengan persentase
Ruang Rawat Inap menunjukkan (85,7% ) responden
Rsud Sumedang memiliki kualitas tidur yang buruk
dan (48,2%) memiliki intensitas
nyeri yang sedang. Hasil analisis
bivariat dengan spearman rank
didapat terdapat hubungan antara
intensitas nyeri luka sectio caesarea
dengan kualitas
tidur ( P value = 0.037 dan X2
hitung = 0,279). Berdasarkan hasil
penelitian, disarankan
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat memperhatikan
aspek rasa nyaman nyeri sehingga
kualitas tidur pada pasien post
partum dengan sectio caesarea
menjadi
baik.

2. Tuti Nuraini, Efy 2001 Gangguan Pola Hasil penelitian ini


Afifah, Sri Tidur Pasien 2 – 11 menunjukkan bahwa terdapat
Sugiwati Hari Pasca Operasi gangguan pada pasien 2-11 hari
pasca operasi dengan berbagai
penyebab terjadinya gangguan
tersebut. Berbagai cara telah mereka
lakukan untuk memenuhi kebutuhan
tidurnya. Setelah dianalisis, ternyata
manajemen pola tidur yang mereka
lakukan masih kurang tepat.
Tentunya akan lebih baik bila
perawat membantu pasien memenuhi
kebutuhan tidurnya, seperti dengan
mengajarkan teknik relaksasi, pijat
punggung/ back rub, petunjuk
imaginasi/ guided imagery, batuk
efektif, pengaturan jadwal tindakan
perawat, dan lain-lain.
3. Indriani 2016 Hubungan Kualitas Hasil uji statistik Chi-Square
Lumantow, Tidur Dengan test dengan tingkat kemaknaan 95 %
Sefty Rompas, Tekanan Darah (α = 0,05) disajikan dalam tabel 3x2
Franly Onibala Pada Remaja Di diperoleh nilai p = 0,000 yakni lebih
Desa Tombasian kecil dibandingkan α (0,05) dengan
Atas Kecamatan Ho ditolak dan Ha diterima.
Kawangkoan Barat Kesimpulan yaitu terdapat hubungan
kualitas tidur dengan tekanan darah
pada remaja. Saran penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
referensi bagi perkembangan dan
kajian ilmu pendidikan pada remaja.
4. Pesta Corry 2016 Hubungan Pola Hasil dari penelitian ini
Sihotang, Elifah Makan Dan didapatkan adanya hubungan pola
Ihda Kecukupan makan dengan kejadian hipertensi
Rahmayanti, Istirahat Tidur pada ibu hamil dengan nilai p-value
Juwita Meldasari Dengan Kejadian 0,000 dan ada hubungan kecukupan
Tebisi, Fani Hipertensi Pada Ibu istirahat tidur dengan kejadian
Mirnawati Hamil Di Wilayah hipertensi pada ibu hamil dengan
Bantulu Kerja Puskesmas nilai p-value 0,036. Kesimpulan
Biromaru penelitian ini adalah ada hubungan
pola makan dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Biromaru dan ada
hubungan kecukupan istirahat tidur
dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Biromaru.
5. Ira Suwartika, 2015 Hasil multivariat didapatkan tingkat
Peni Cahyati Analisis Faktor keparahan penyakit merupakan

Yang Berpengaruh faktor paling dominan yang

Terhadap Kualitas berpengaruh terhadap kualitas tidur

Tidur Pasien Gagal pasien gagal jantung p = 0,001 (p

Jantung Di RSUD < 0,05). Diskusi: Efek kafein dan

Kota Tasikmalaya nikotin menyebabkan peningkatan


aktivitas kardiovaskuler seperti
peningkatan denyut jantung dan
tekanan darah sehingga
menyebabkan pasien dalam keadaan
terjaga. Perubahan pada kualitas
tidur pada pasien gagal jantung juga
dipengaruhi oleh tingkat keparahan
penyakit yang menyebabkan
Perubahan secara patologis pada
pasien seperti timbulnya sesak nafas
dan adanya pembatasan pada saat
aktivitas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi