Vous êtes sur la page 1sur 1

Kelompok : 3 Ni Nyoman Ari Widnyani 1607532011 (07)

Ni Ketut Rai Riskatari 1607532023 (15)


Ni Putu Laksmi Narayanti 1607532024 (16)
Kadek Gita Amdika Putri 1607532038 (22)

Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial


Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun
yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Tiga komponen sikap: (1) pengertian, pikiran
(kognitif), (2) pengaruh, perasaan (afektif), (3) perilaku (behavior). Kognitif merupakan suatu pernyataan nilai dari suatu
sikap. Afektif adalah segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap yang dicerminkan. Behavior adalah suatu sikap yang
merujuk pada suatu maksud untuk berprilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Konsep terkait
sikap merupakan konsep kepercayaan yang merupakan komponen kognitif dari sikap, opini yang terkait dengan komponen
kognitif, nilai merupakan tujuan hidup sekaligus perilaku, dan kebiasaan adalah respons otomatis. Sikap memiliki 4 fungsi
utama: pemahaman, kebutuhan akan kepuasan, ego yang defensif, dan ungkapan nilai. Sikap dan konsistensi dimana
individu berusaha untuk menghubungkan sikap mereka yang terpisah dengan prilaku mereka sehingga terlihat rasional dan
konsisten. Formasi sikap dan perubahan, dimana sikap dibentuk berdasarkan faktor psikologis, pribadi dan faktor sosial
serta rangsangan dibutuhkan untuk mengubah sikap. Beberapa teori terkait sikap: teori perubahan sikap bahwa sikap
dapat dirubah tanpa dibentuk, teori penguatan dan tanggapan stimulus terfokus pada bagaimana orang menanggapi
rangsangan tersebut, teori pertimbangan sosial yaitu bagimana orang-orang merasa menjadi suatu objek bukan hasil
perubahan mempercayai suatu objek, konsistensi dan teori perselisihan dimana teori ini menekankan pada pentingnya
kepercayaan dan gagasan masyarakat, teori disonansi kognitif menjelaskan hubungan antara sikap dan prilaku, teori
persepsi diri bahwa sikap tidak menentukan prilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah prilaku terjadi guna menawarkan sikap
yang konsisten dengan prilaku.
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang kearah beberapa jenis tindakan.
Motivasi merupakan suatu konsep penting untuk perilaku akuntan karena efektivitas organisasi bergantung pada orang
yang membentuk sebagaimana karyaan mengharapkan untuk dibentuk. Tahun 1950-an konsep motivasi mulai dalam tahap
pengembangan dan menghasilkan tiga teori yakni teori hierarki(anak tangga)kebutuhan, Teori X dan Y, dan teori motivasi
hygene. Dari lingkup yang lebih luas, teori motivasi berkaitan dengan reward(imbalan), dimana setiap individu yang
berbuat akan menerima reward sesuai yang diinginkan dan didasarkan atas prilaku mereka. Persepsi adalah bahagaimana
orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,objek, dan manusia. Persepsi besifat sanget subjektif dan
situasional, oleh karena itu yang menentukan persepsi bukanlah bentuk stimuli, melainkan karakteristik orang yang
memberikan respons terhadap stimuli tersebut serta tergantung pada kerangka ruang dan waktu yang berbeda.
Rangsangan fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan, seperti pengelihatan dan sentuhan. Sedangkan
kecenderungan individu meliputi alasan, kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa lalu dan harapan. Teori atribusi merupakan
penjelasan dari cara-cara manusia menilai orang secara berlainan,bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu
perilaku tertentu. Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang
khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang
berlawanaan. Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. pembelajaran terjadi sebagai hasil dari
motivasi, pengalaman, dan pengulangaan dalam merespon situasi. Walaupun teori pembelajaran sosial merupakan suatu
perpanjangan dari pengondisian operant, di mana teori tersebut mengandalkan perilaku sebagai suatu fungsi dari
konsekuensi-konsekuensi, teori itu juga mengakui eksistensi pembelajaran observasional (lewat pengamatan) dan
pentingnya persepsi dalam belajar. Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah memprediksikan perilaku.
Setiap orang meiliki karakteristik kepribadian masing-masing, tetapi sering kali itu kita campuri dengan emosi.
Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Ada 6 komponen emosi secara universal
yaitu : kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebahasiaan, rasa jijik, dan kaget. Seseorang harus bisa mengendalikan emosinya.
Tampilan emosi sedikit banyaknya dapat diatur oleh norma-norma tempat kerja dan tuntutan dari keadaan tertentu. Contoh:
menangis bukan sesuatu yang pantas dilakukan ditempat kerja. Emosi tenaga kerja merupakan ungkapan karyawan
mengenai emosi tertentu guna untuk memaksimalkan produktivitas organisasi. Dimana orang-orang yang mengetahui
emosi mereka sendiri dan ahli membaca emosi orang lain mungkin lebih efektf dalam pekerjaan mereka. Intelegensi
emosional mengacu pada berbagai keterampilan non-kognitif, kemampuan seseorang dalam tuntutan lingkungan dan
tekanan. Hal ini disusun dari 5 dimensi yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan social.
Emosi negatifdi tempat kerja dapat mengarah pada sejumlah penyimpangan perilaku ditempat kerja. Misalkan: iri
merupakan emosi yang terjadi ketika kita melihat orang lain memiliki sesuatu yang sangat diinginkan yang akan mengarah
pada perilaku dengki yang berujung pada tindakan menyimpang.

Pertanyaan :
- Dalam uraian materi diatas disampaikan bahwa sikap tidaklah sama dengan perilaku, karena perilaku seseorang
tidak sesuai dengan sikapnya. Apa perbedaan antara sikap dan perilaku dan bagaimana hubungannya ?

Vous aimerez peut-être aussi