Vous êtes sur la page 1sur 15

TUGAS INDIVIDU

ANALISA PENERAPAN FISIKA PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Maulana Akbar

NIM : PO.62.20.1.17.335

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

PRODI DIV KEPERAWATAN REGULR 4


PEMBAHASAN

1. BIOMEKANIK

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu mekanika
teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan
biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam duaperspektif, yaitu kinematika
yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu menelitigerakan dari segi ruangan yang
digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan.. Studi
kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat objek bergerak beraa
ketinggiannya atau berapa jauh objek menjangkau jarak, posisi, kecepatan dan percepatan.
Kajian kinetika juga menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya
tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan.Dibandingkan
dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang
terlihat adalah akibat dari gaya.

1.1 GAYA PADA TUBUH DAN DI DALAM TUBUH


Ada gaya yang bekerja pada tubuh ada gaya berada di dalam tubuh kita sendiri. Gaya
yang bekerja pada tubuh ini dapat diketahui apabila kita menabrak suatu objek . Sedangkan yang
berada dalam tubuh, sering tidak kita diketahui, padahal gaya itu ada, misalnya gaya otot yang
menyebabkan mengalirnya darah dan paru-paru yang mmemperoleh udara.

Apabila ditinjau dari segi statis dan dinamisnya tubuh manusia maka gaya yang bekerja
pada tubuh munusia ini dibagi dalam 2 tipe yaitu :

1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis


Tubuh dalam keadaan statisioner/statis berartiobjek/tubuh dalam keadaan setimbang
berarti pula jumlah gaya dalam segala arah sama dengan nol, dan jumlah momentum
gaya terhadap sumbu juga sama dengan nol. Sistem saraf otot dan tulang dari tubuh
manusia bekerja sebagai pengumpil. Ada tiga macam system pengumpil yang bekerja
dalam tubuh manusia, yaitu:
a. Klas pertama system pengumpil, contoh kepada dan leher.
b. Klas kedua system pengumpil, contoh tumit menjinjit.
c. Klas ketiga system pengumpil, contoh otot tangan.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
Tubuh dalam keadaan dinamis berartiobjek/tubuh dalam keadaan setimbang berarti
pula jumlah gaya dalam segala arah tidak sama dengan nol, dan atau jumlah
momentum gaya terhadap sumbu juga tidak sama dengan nol.

1.2 PENERAPAN

Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher,
punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala,
tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis:tarikan traksi dan tarikan traksi
lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien
pada saat bertumpu atau berat lain2.5 Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan1.

Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang Punggung
adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam.Dalam keadaan tidur pun,
punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24
buah tulang belakang (vertebrae),dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain
oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga
buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.Lengkung paling atas adalah segmen servikal
(leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah
yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat
seluruh tubuh dan pergerakan.

2. BIOAKUSTIK

Bioakustik adalah ilmu yang mempelajari karakteristik suara, organ suara, analisi suara
dan manfaat pada hewan dan manusia. Bioakustik terdiri dari beberapa jenis yaitu;

1. Bunyi
Bunyi merupakan suatu gelombang vibrasi/getaran dari molekul-molekul zat dan saling
beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan
gelombang serta menstranmisikan energy bahkan tidak pernah terjadi pemindhan
partikel/perambatan.
Daftar intensitas dan dB pada berbagai bunyi
Bunyi Intensitas W/𝑚2 dB
Suara bisik 10−10 20
Keramaian 10−7 50
Bicara jarak 1 meter 10−6 60
Kesibukan lalu lintas 10−5 70
Mobil 10−3 90
Suara yang menghasilkan nyeri 10 120
Pesawat jet 101 130
Roket lepas landas 105 170

2. Ultrasonik dalam kedokteran.


Frekuensi dandaya ultrasonic yang dipakai dalam bidang kedokteran menurut kebutuhan ;
apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagostik maka frekuensiyang digunakan
sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/𝑐𝑚2 . Efek gelombang elektronik ada
4 yaitu mekanik, panas, kimia, dan efek bilogis.

3. Suara.
Suara pada hakikatnya sama dengan bunyi Hanya saja kata sura dipakai untuk mahluk
hidup atau benda yang dimahklukkan. Sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

Frekunsi yang dihasilkan dan dapat didengar oleh beberapa makhluk hidup
Makhluk Suara yang dapat dihasilkan Suara yang dapat didengar
Manusia 85-1.100 Hz 20-20.000 Hz
Belalang 7.000-100.000 Hz 100-15.000 Hz
Kelelawar 10.000-120.000 Hz 1.000-120.000 Hz
Anjing 450.1.080 Hz 15-50.000 Hz

4. Bising
Bising didefinisikan seagai bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam
(berbicara,pidato) dan buatan manusia (bunyi mesin).

5. Vibrasi
Vibrasi adalah getaran, dan dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis
misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Oleh sebab itu vibrasi kita bedakan dalam
2 bentuk :
a. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya terutama pada akustik.
b. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut bergetarnya
alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis pula.
2.1 Alat Pendengaran

Telinga merupakan alat pendengaran manusia, telinga terbagi ayas tiga bagian yaiut
telinga luar, tengah dan dalam.

a. Telinga luar, terdiri atas Auricle dan tympanum


b. Telinga tengah, terdiri atas Eustachian tube, malleus, incus, dan stapes
c. Telinga dalam, terdiri atas organs of balance & semicircular canals, saraf auditorius, dan
koklea

2.2 Penerapan

Suara atau bunyi biasanya paling seringdigunakan untuk men-test atau men-check
pendengaran seorang klien. Tes ini bias berupa tes suara berbisik/noise box, tes garputala, atau
audiometer.

Bioakustik juga dapat diterapkan dalam bidang kedokteran berupa gelombang ultasonik
sebagai pelengkap diagnisi melalui metode A skanning, B skanning, dan M skanning. Bisa juga
sebagai pengobatan untuk terapi diametri/pemanasan dan menghancurkan jaringan ganas
(kanker).

3. TERMODINAMIKA

Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan
dinamika (yang berkenaan dengan gerakan). Jadi, termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tenteng energi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan. Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu disebut thermometer.
Macam-macam thermometer :

1. Thermometer laboratorium
Thermometer ini menggunakan cairan raksa atau alcohol.Jika cairan bertambah panas
maka raksa atau alcohol akan memuai sehingga skalanya bertambah.Agar thermometer
sensitive terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka
terhadap perubahan suhu maka dinding thermometer (reservoir) dibuat setipis mungkin
dan bila memungkinkan dibuat dari bahan konduktor.Tujuannya agar air raksa setelah
memuai , tidak mudah kembali ke kadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup. Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa
dibuat skala yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding belakang yang
berlawanan dengan skala,disebelah luarnya ruangan terdapat/ diberikan lapisan perak agar
dapat memberikan gambaran skala lebih tajam.

2. Thermometer klinis
Thermometer ini khusus digunakan untuk mendiagnosa penyakit dan biasanya diisi
dengan raksa atau alcohol.Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya
yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan kedalam pengukuran tidak
berubah setelah thermometer diangkat dari badan pasien.skala pada termometer ini antara
35̊-42̊c.

3. Thermometer ruangan
Thermometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan.Pada dasarnya
thermometer ini sama dengan thermometer yang lain hanya saja skalnya yang
berbeda.Skala thermometer ini antara -50̊c-50̊c.

4. Thermometer digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah thermometer digital yang prinsip
kerja nya sama dengan thermometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada thermometer
digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan
pemuaian nya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk
angka yang bisa dibaca.

5. Thermokoupel
Dasar tehrmokoupel dalam pengukuran suhu (thermoelectric thermometry) dikemukakan
oleh Seebeck (1821), beliau mengamati suatu gaya gerak listrik (electro motive force)
yang timbul pada hubungan 2 logam yang berbeda (Gb.101). fenomena ini terjadi karena
ada 2 efek yang timbul secara independent.
3.1 Hukum Termofisika

Termodinamika/termofisika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy ke


dalam usaha. Walaupun kerja/usaha dapat ditransformasikan secara komplit ke dalam energy
dalam , namun energy dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit ke dalam usaha. Hal
ini disebabkan adanya hokum termodinamika kedua yang membatasinya. Ada 4 hukum
termodinamika yaitu:

1. Hukum ke nol termodinamika (oleh R.H. Fowler)


2. Hukum pertama termodinamika
3. Hukum kedua termodinamika
4. Hukum ketiga termodinamika

3.2 Penerapan dalam pengobatan

1. Metode Konduksi

Metoda ini merupakan dasar dari fisik kedua benda. Apabila terdapat perbedaan
temperature antara kedua benda maka panas akan di transfer secarakonduksi yaitu dari
benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin.

2. Pemindahan energi panas total tergantung pada :


· luas daerah kontak
· perbedaan temperatur
· lama melakukan kontak
· material konduksi panas

3. Dapat berupa
a. Kantong air panas / botol berisi air panas, cara ini sangat efisien dalam pengobatan
penderita nyeri. Misalnya nyeri padadaerah sekitar abdomen
b. Handuk panas, cara ini sangat berhasil apabila pengobatan dilakukan pada daerah otot
yang sakit.misalnya spasme (kejang) otot, fase akut poliomyelitis.
c. Mandi uap (Turkish Bath), mandi uap ini sangat popular di kalangan masyarakat
tetapi manfaat dari metode ini belum diketahui dengan pasti, hanya dinyatakan
sebagai penyegar atau dikatakan mempunyai efek relaksasi otot.
d. Lumpur panas (Muds Packs), lumpur panas dapat mengkonduksikan panas kedalam
jaringan serta dapat pula mencegah kehilangan panas tubuh (heat loss).
e. Wax bath (paraffin bath), dengan cara ini sangat efisien untuk mentransfer panas pada
tungkai bawah terutama pada orang tua. Caranya letakan wax di dalam bak dan
dipanaskansampai temperature 115 O sampai 120°F. lama merendam kaki berkisar
antara30 menit sampai satu jam.
f. Electric pads, caranya dengan melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes
atauplastic. Untuk amanya dilengkapi dengan termostas. Output berkisar antara 8-10
Watt/ footKe enam metode konduksi tersebut dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : Neuritis,Sprains, Strain, Contusio, Silausitis, Low back pain.

4. BIOLISTRIK

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran electron-electron yang
keluar dari setiap titik tubuh (titik energy) dan muncul akibatnya ransangan penginderaan.pikiran
kita terdiri daya listrik hidup semua daya ini berkumpul di dalam pusat akal di dalam otak dalam
bentuk pontensi daya listrik.Dari pusat akal, daya ini kemudian di arahkan ke seluruh anggota
tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang
tertimbun di pusat akal harus di tuntun oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan
tubuh kita atau bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energy yang di miliki setiap manusia bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) di mana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energy yang bernama
mitochondria melalui proses resprisasi sel.Biolistrik juga merupakn fenomena sel.Sel juga
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis bermuatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membrane.Kemampuan sel syaraf neurons menghantarkan biolistrik sangat penting.

Tranmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang di namakan dendries
yang berfungsi mentranmisikan isyarat dari sensor ke neuron.Aktifitas biolistrik pada suatu otot
dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Ada beberapa rumus atau hukum yang terkait dengan biolistrik antara lain:hukum ohm dan
hokum joule.

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati,berbanding terbaik dengan tahanan dari konduktor.

4.1 Macam-macam Gelombang Arus Listrik

 Arus bolak balik / sinusoidal


 Arus setengah gelombang (telah diserahkan)
 Arus searah penuh tapi masih mengandung ripple/desir
 Arus searah murni
 Faradik
 Surged faradic/sentakan faradic
 Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
 Galvanik yang interuptus
 Arus gigi gergaji
4.2 KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN DALAM TUBUH
1. Kelistrikan dan kemagnetan yang ada dalam tubuh
a. Sistem syaraf dan neuron
System syaraf terbagi dua bagian yaitu system saraf pusat dan otonom. Sistem syaraf
pusat terdiri dari otak, medulla spinalis dan perifer.saraf perifer ini adalah saraf yang
mengirim informasi ke sensoris ke otak atau medulla spinalis di sebut saraf efferen
sedangkan saraf yang menghantarkan dari otak atau medulla spinalis ke otot serta
kalenjar di sebut system saraf efferen sedangkan saraf otonom mengatur organ tubuh
seperti jantung usus dan kalenjar sehingga pengontrolan system ini di lakukan dengan
tidak sadar yakni bekerja sendiri. Sistem syaraf otonom mengatur organ dalam tubuh.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Misalnya jantung, usus dan kelenjar-
kelenjar.

b. Kelistrikan saraf
Dalam bidang neurotami akan dibicarakan kecepatan implus serta saraf,serta yang
berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantarkan implus lebih cepat daripada
serta saraf yang mempunyai diameter lebih kecil.Serat dapat di kelompokan menjadi tiga
bagian diantarannya A,B dan C. Dengan mikrskop electron serat saraf dibagi menjadi dua
tipe serta saraf yang bermenyalim dan serat saraf yang tidak bermenyalim.

c. Perambatan potensial aksi


Potensial aksi dapat terjadi bila apabila suatu membrane saraf atau otot mendapat
ransangan nilai ambang potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk
merangsang daerah sel sekitar membrane untuk mencapai nilai ambang.Dengan demikian
dapat terjadi potensial aksi ke segala jurusan sel membran, keadaan ini di sebut
perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi,sel
membrane akan mengalami repolerasasi.Proses repolerasasi sel membran di sebut sebagai
suatu tingkat refrakter.Tingkat refakter ada dua fase yaitu periode refakter absulot yakni
selama peride ini tidak ada ransangan,tidak ada unsur kekuatan yang menghasilkan
potensi aksi yang lain sedangkan periode refakter relaktif yakni setelah membran
mendekati repolerasasi seluruhnya maka dari periode refakter terabslut akan menjadi
periode refakter relaktif dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan
potensi aksi yang baru.

2. Isyarat kelistrikan dan kemaganetan dalam tubuh


Isyarat listrik (electrical signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel
tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk
memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
 EMG (Elektromiogram)
 ENG (Elektroneurogram)
 ERG (Elektroretionogram)
 EOG (Elektrookulogram)
 EGG (Elektrogastrogram)
 EEG (Elektroensefalogram)
 EKG (Elektrokardiogram)
4.3 Penerapan
1. Elektromiogram
Pencatatan potensial otot/biolistrik selama pergerakan otot disebut elektromiogram.Otot
di ladeni banyak unit motor.Suatu unit motor terdiri dari cabang tunggal neuron/saraf dari
otak atau medulla spinalis. Ada 25-2.000 serat otot (sel),di hubungkan dengan saraf via
motor end plate,sehingga potensi istirahat yang melewati serat otot serupa dengan potensi
istirahat yang melewati serat saraf.

2. ENG (Elektroneurogram)
ENG berfungsi :
 Untuk mengetahui keadaan lengkungan reflex.
 Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris.
 Untuk menentukan penderita miastenia gravis.

3. ERG (Elektroretinogram)
Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang ada pada retina mata yang
dikerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina.

4. EOG (Elektrookulogram)
Suatu pengukuran /pencatatan berbagai potensial pada kornea-retina sebagai akibat
perubahan posisi dan gerakan mata.

5. EGG (Elektrogastrogram)
Merupakan EGM yang berkaitan gerakan peristaltic traktus gastrointestinalis.

6. EEG (Elektroensefalogram)
Pencatatan isyarat listrik otak disebut EEG. Pencatatan potensial listrik otak merupakan
sumasi dari potensial aksi sel saraf di dalam otak.

7. Elektrokardiogram (EKG,ECG)
Merupakan pencatatan isyarat biolistik jantung,di lakukan pada permukaan kulit.
5. BIOOPTIK

Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berrpendapat bahwa benda-benda di
sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini
didukung oleh Plato (429 – 348 ) dan Euclides (287 – 212 SM) oleh karena pada mata binatang
di malam hari tampak bersinar. Pendapat di atas di tentang oleh Aristoteles (384 – 322 SM)
karena pada kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun
demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat benda.
Pada abad pertengahan Alhazan (965 – 1038) seorang Mesir di Iskandria berpendapat bahwa
benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau
memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata . teori ini akhirnya di terima sampai abad ke 20
ini.

5.1 OPTIK GEOMETRI DAN OPTIK FISIKA


1. OPTIK GEOMETRI
Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus, berkas-berkas cahaya
di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah
melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika.

2. OPTIK FISIK
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di jelaskan malui
metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-
ciri fisik dari cahaya tersebut. Sir Isaac Newton (1642-1727), cahaya itu menggambarkan
peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sedangkan
dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu terdiri
atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu.
Dengan menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila
terkena sinar. Thomas Young (1773-1829) dan August Fresnel (1788-1827), dapat
menjelaskan bahwa cahaya dapat melentur berinterferensi. James Clark Mexwell (1831-
1879) berkebangsaan Skotlandia, dari hasil percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat
rambat cahaya (3 X 10 m/detik) sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnetik. Huygens ( 1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari
sebuah sumber cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari
ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah
prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahaya dari satu medium ke
medium lainnya. Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam di sinari dengan
cahaya akan memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetic. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat materi (partikel) dan sifat gelombang.
5.2 LENSA
Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua :
 Lensa yang mempunyai permukaan sferis
 Lensa yang mempunyai permukaan silindris

Permukaan sferis ada dua macam pula yaitu :

 Lensa konvergen / konveks. Yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan
berkumpul menjadi bayangan nyata, juga di sebut lensa positif atau lensa cembung.
 Lensa divergen / konkaf. Yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan
menyebar , lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung.
 Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa silindris. Lensa ini
mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus negatif.

5.3 KESESATAN LENSA

Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan , jarak focus,
radius kelengkungan lensa seerta sinar-sinar yang dating paraksial akan kemungkinan adanya
kesesatan lensa (aberasi lensa).
Aberasi ini ada bermacam-macam :
a. Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa).
Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di P’. aberasi ini
dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau
dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
b. Koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-
tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda
akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki
dengan diafragma.
c. Astigmatisma
Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda membentuk sudut besar
dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder.
Apabila sudut antara sumbu dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan
berbentuk koma.
d. Kelengkungan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu bidang datar
melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan
bidang bayangan.
e. Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena
di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan
tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan
dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.
f. Aberasi kromatis
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-beda untuk tiap-
tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa.
Ada dua macam aberasi kromatis yaitu :

1. Aberasi kromatis aksial/longitudinal : perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks


bias.
2. Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.

Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa
kembar ini disebut “ Achromatic double lens”.

5.4 MATA
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap
atau terang tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga komponen pada penginderaan
penglihatan yaitu memfokuskan bayangan pada retina, system syaraf mata yang memberi
informasi ke otak, dan korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan
tersebut.

5.5 PENYIMPANGAN PENGLIHATAN


Mata yang mempunyai titik jauh/punktum remotum terhingga akan memberi bayangan benda
secara tajam pada selaput retina. Dikatakan mata emetropia. Sedangkan mata yang
mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga , mata demikian disebut mata ametropia.
Mata emetropia mempunyai punktum proksimum sekitar 25 cm, disebut mata normal.
Sedangkan mata emetropia yang mempunyai punktum proksimum lebih dari 25 cm di sebut
mata presbiopia.

1. MIOPIA
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu kecil di sebut mata myopia. Mata myopia ini
bentuk mata terlalu lonjong maka benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam di
depan retina. Mata seperti ini dapat melihat tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi.
Dengan akomodasi kuat akan terlihat benda yang lebih dekat lagi.

2. HIPERMETROPIA
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu besar dikatakan hipermetropia. Kalau
diperhatikan bola mata hipermetropia maka akan terlihat bola mata yang agak gepeng dari
normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di
belakang retina, tetapi kadang kala dengan akomodasi akan terlihat benda-benda yang jauh
tak terhingga secara tajam bahkan dapat melihat benda-benda berada dekat di depan mata.
Baik myopia maupun hipermetropia kelainannya terletak pada poros yang di sebut ametropia
poros. Selain myopia dan hipermetropia, ada salah satu kelainan pada lensa mata yaitu
astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen system lensa menjadi
bentuk telur daripada sferis. Tambahan pula kornea atau lensa kristaline menjadi memanjang
ke salah satu arah. Dengan demikian radius kurvatura menjadi lebih besar pada arah
memanjang. Sebagai konsekwensi berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang panjang
akan difokuskan dibelakang retina sedangkan berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura
yang pendek difokuskan di depan retina. Dengan perkataan lain mata tersebut mempunyai
pandangan jauh terhadap beberapa berkas cahaya dan berpandangan dekat terhadap sisa
cahaya.

5.6 PERALATAN DALAM PEMERIKSAAN MATA

Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan dibahas dalam
kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaaan
mata bagian dalam, pengukuran daya focus mata, penmgukuran kelengkungan kornea.
Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa ada 6 macam yaitu :
 Opthalmoskop
 Retinoskop
 Keratometer
 Tonometer dari schiotz
 Pupilometer
 Lensometer
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F.,2003, Fisika kedokteran, ECG, Jakarta

Cameron, John R.,James G. Skofronick, Rogerick M. Grant, 2006, Fisika tubuh manusia edisi 2,
ECG, Jakarta

http://www.ilmukesehatan.online/2014/09/mekanika-tubuh-body-mechanic.html

Vous aimerez peut-être aussi