Vous êtes sur la page 1sur 5

1.

1 Sejarah Perkembangan Fungsi Pengauditan

Sejarah Fungsi Pengauditan

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahirab pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris.

Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900

Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan
belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit
sebagaimana yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan
publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan
model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak
sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua
perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang
disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai
manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak adanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yang
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke semblin belas
menjadi beraneka-ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari
dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada para pemegang saham.

Perkembangan di Abad Keduapuluh

Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu
jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga
semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan
pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan
kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan
keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant
(yang selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau
AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yanng seragam,
tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit
neraca.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan
yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil
audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan
merupakan proses pengambilan keputusan.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia
pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi
seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia
setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi
sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut
hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika
Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu
oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di
pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan
yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit
atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan
kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan
perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun
yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan peran
akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di
pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi
demikian nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti.

Definisi dan Jenis-jenis Pengauditan

Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi


bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tingakan dan kejadian-kejadian
ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Definisi dari pengertian pengauditan mempunyai arti yang luas dan berlaku untuk
segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Dalam makalah ini
pembahasan mengenai definisi anak kalimat adalah dalam lingkup audit atas lapran dari suatu
organisasi bisnis, atau disebut audit laporan keuangan.\
Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu audit laopran
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

1. Audit laporan keuangan ( financial statement audit ). Audit laporan keuangan adalah
audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk
memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar
perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit ). Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah
yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu . Kriteria-
kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang
berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-
prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal,
karena oleh pegawai perusahaan.

3. Audit operasional (operational audit ). Audit operasional merupakan penelahaan


secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang
obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu

1.7 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)


Standar professional yang berlaku di Indonesia telah berkali-kali mengalami perubahan
sejalan dengan perkembangan dunia pengauditan dan organisasi Ikatan Akuntan Indonesia.
Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standar ini disusun oleh suatu
komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Norma
Pemeriksaan Akuntan. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis awal dekadee tahun
Sembilan-puluhan, menuntut profesi akuntan public untuk meningkatkan mutu jasa audit atas
laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan review. Pada tanggal 1
Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang pertama. SPAP
tersebut terdiri dari:
1. Standar Auditing
2. Standar atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
1. Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang
terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)
termasuk interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat
mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan
publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

2. Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe
perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaaannya bersifat wajib.

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat
akuntan publik sehingga pelaksanaannya wajib.

4. Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam
melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.

Sejalan dengan datangnya era globalisasi, dan sejalan pula dengan komitemen sebagai
anggota IFAC , setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB) sebagai standar audit yang
baru. Langkah pertama yang dilakukan IAPI adalah menerjemahkan ISA ke dalam bahasa
indonesia secara resmi mengadopsi ISA.
http://richank-meister.blogspot.co.id/2012/09/auditing-i-sejarah-auditing.html]

http://khairunnisa1994.blogspot.co.id/2014/06/auditing-audit-dibagi-menjadi-tiga.html

Jusuf,Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta:STIE

Vous aimerez peut-être aussi