Vous êtes sur la page 1sur 9

1.

Valplast adalah basis gigi tiruan fleksibel yang cocok digunakan pada gigitiruan
sebagian lepasan restorasi unilateral. Bahan ini menggunakan nilon termoplastik yang
biokompatibel. Bahan termoplastik bersifat stabil dan tahan terhadap pemuaian serta
beban yang tinggi. Bahan ini bebas monomer sehingga merupakan pilihan bagi pasien
yang alergi terhadap bahan yang menyisakan monomer dalam polimerisasinya.

Indikasi dan Kontraindikasi Valplast


1) Indikasi penggunaan Valplast
a. Pasien yang tidak dapat dibuatkan bridge tetapi memprioritaskan penampilan atau estetik
karena keuangan pasien yang terbatas.
b. Pasien yang tidak menginginkan prosedur yang invasif.
c. Pasien yang tidak menyukai kunjungan rutin untuk perawatan gigitiruan
d. Pasien yang memiliki tuberositas tulang yang besar
e. Dapat digunakan pada veneer konsmetik untuk menutupi resesi gingiva
f. Bagi pasien yang alergi terhadap akrilik
g. Pada kasus pasien yang rentan terhadap patahnya gigitiruan. Misalnya, pasien yang
berprofesi sebagai polisi, atlet, atau psikiater
h. Sebagai splint oklusal untuk perawatan TMJ.
i. Pasien dengan sklerosis sistemik dan mikrostomia
j. Pada beberapa kasus, seperti pasien pediatrik, kanker mulut, atau palatum-cleft.
2) Kontraindikasi penggunaan Valplast:
a. Ruang yang dibutuhkan kira-kira 5 mm atau lebih, yaitu antara gigi dan ridge lawan, untuk
memaksimalkan retensi elemen gigi
b. Tidak seperti gigitiruan sebagian lepas akrilik konvensional yang ikatan antar elemen
gigitiruan dan basis adalah ikatan kimia, ikatan gigitiruan sebagian lepas fleksibel adalah
secara mekanik. Jika tidak ada ruang yang cukup untuk menempatkan lubang retensi pada
gigi, elemen gigi tiruan dapat berubah tempat.
Keuntungan dan Kerugian Valplast
1) Keuntungan pemakaian
a. Estetik yang baik. Valplast memiliki translusensi yang sangat baik sehingga hampir
menyerupai jaringan gusi pasien.
b. Memberikan kenyamanan pada pasien saat proses mastikasi. Hal ini didukung dengan
desain valplast yang dapat dibuat sangat tipis dan sifatnya fleksibel.
c. Tahan lama. Valplast memiliki tekanan kompresif yang sangat baik dan tidak mudah patah.
Secara kimia, valplast tidak akan memburuk ketika berkontak dengan cairan, bakteri, dan
lingkungan fisik dalam rongga mulut.
d. Biokompatibel. Bahan ini bebas monomer dan hipoalergik.
e. Fungsi stress-breaking. Fleksibilitas pada valplast mencapai efek stress-breaker. Jaringan
gingiva distimulasi secara lembut selama mastikasi, dan mengurangi tekanan yang tidak
dialami pada gigi yang tersisa.

2) Kerugian pemakaian
a. Harga nilon termoplastik lebih mahal dibandingkan dengan resin akrilik.
b. Tidak cukup kuat digunakan sebagai occlusal-rest, dan tidak dapat menyokong dimensi
vertikal saat digunakan dalam gaya-gaya oklusal secara langsung.
c. Bila terjadi kerusakan atau membutuhkan relining dan rebasing, tahap pengerjaannya lebih
sulit dan mahal dibandingkan dengan reparasi resin akrilik.

2. Retainer/penahan
Retainer merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi memberi
retensi sehingga menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dibagi menjadi 2
kelompok (Gunadi, 1982):

1. Retainer langsung (direct retainer).

Yaitu bagian dari gigi tiruan yang berkontak langsung dengan permukaan gigi
abutment, dan dapat berupa cengkeram atau kaitan presisi

2. Retainer tidak langsung (indirect retainer).

Yaitu bagian dari gigi tiruan yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang
cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tak
langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari
garis fulkrum dimana gaya tadi bekerja. Retensi tidak langsung dapat berupa lengan
pengimbang, sandaran/rest.

3. Macam-macam cengkeram (Klammer)

(a) Sandaran; (b). badan; (c). bahu; (d,e,h). lengan; (f,g). konektor minor
Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian (Oosten, 2012):

a. Cengkeram paradental

Cengkeram yang berfungsi selain sebagai dari retensi dan stabilisasi protesa, juga
sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi
penjangkarannya Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang melalui
bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran
dengan gigi tetangganya.

Macam-macam cengkeram paradental

1. Cengkeram 3 jari terdiri dari:

o lengan bukal dan lingual


o body
o bahu
o oklusal rest
o bagian retensi dalam akrilik

Indikasi: gigi molar dan premolar

2. Cengkeram Jackson

Disain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak,
turun ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak,
turun ke lingual masuk retensi akrilik.
Indikasi: Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan
distalnya.

Bila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada waktu
pemasangan protesa.

3. Cengkeram half jackson paradental

Disainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus
ke retensi akrilik

Indikasi: gigi molar dan premolar gigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit
melaluinya ada titik kontak yang baik di anatar 2 gigi

4. Cengkeram S

Disain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak,
turun ke lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam
akrilik

Indikasi: Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak
mengganggu oklusi

4. Cengkeram Kippmeider

Tidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulum

Indikasi: Hanya untuk kaninus. Bentuk cingulum harus baik.

Fungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi


5. Cengkeram rush angker

Disainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual ke


bawah, masuk dalam akrilik

Indikasi: molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baik

Fungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan sebagai
retensi pada pembuatan splin.

6. Cengkeram roach

Disainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan lingual
terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilik

Indikasi: gigi molar dan premolar yang mempunyai kontak yang baik.

b. Cengkeram gingival

Cengkeram gingival yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi
protesa. Jadi, karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima
protesa ke gigi penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang
melalui bagian oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.

Macam-macam cengkeram gingival

1. Cengkeram 2 jari
Disainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai rest

Indikasi : gigi molar dan premolar

2. Cengkeram 2 jari panjang

Disainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatan.

Indikasi : gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat (goyang 10)

2. Cengkeram ½ jacson

Hampir sama dengan cengkeram ½ jacson paradental bedanya cengkeram ini melalui
bagian proksimal dekat diastema dan di bagian lingual lurus ke bawah, tetap di tepi
lingual

Indikasi : gigi molar,premolar dan kaninus

4. Cengkeram vestibular finger

Cengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di vestibulum
bagianm labial, ujungnya ditutupi akrilik

Indikasi: gigi sisa hanya gigi anterior yang tidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian
vestibulum labial harus mempunyai undercut yang cukup

Fungsi: untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif

4. Surveying dalam penentuan desain dan arah pasang GTSL

Tujuan dari surveyor :

a) Menyurvei kast studi

b) Menyurvei kast master

c) Membentuk kontur pola-pola wax untuk mahkota yang disurvei


d) Menempatkan retainer intracoronal

e) Menempatkan rest presisi

Urutan surveying :

a) mengidentifikasi permukaan-permukaan gigi proksimal yang bisa dibuat paralel untuk


bidang pandu

b) mengidentifikasi dan menentukan apakah gigi dan area bertulang interferensi perlu
dimodifikasi atau dihilangkan

c) menempatkan dan mengukur area-area gigi yang bisa digunakan untuk retensi

d) menentukan sebuah posisi “dasar” dengan survei visual, dengan kast di table, sesuaikan
table sampai semua undercut dan bidang pandu separalel mungkin.

e) Dengan batang penganalisis, pastikan keparalelan posisi ini dan lakukan penyesuaian jika
perlu

f) Mengukur retensi gigi penopang

g) mengukur undercut jaringan

h) tripod-mark tiga tiga titik dalam bidang yang sama

Blocking out

Pengertian : Cara menutup undercut area baik pada gigi maupun jaringan lunak yang
menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan.

Daerah yang akan diblock :

Seluruh daerah gerong (undercut) pada gigi dan jaringan lunak yang akan menghalangi
pemasangan dan pelepasan gigi tiruan yaitu di bawah garis survei/lingkaran terbesar.

Cara blocking out :

1. Model masih berada pada meja peninjau

2. Daerah yang akan diblock ditutup dengan gips putih, sesuai dengan batas yang telah
ditentukan
3. Kelebihan gips putih dbuang dengan surveior dan trimmer

Arah pasang GTSL

Arah pasang gigi tiruan didapat setelah pensurveyan model gigi

Adapun faktor yang mempengaruhi arah pasang adalah:

• Retentive maksimal

• Guiding plane maksimal → Pada survey didapat 3 guiding plane

• Interference minimal → terdapat 2 undercut

• Estetik baik

Oleh karena itu:


Jika dilakukan tilting posterior lateral kiri, maka arah pasang dimulai dari
anteriordengan memiringkan gigi tiruan ke kanan. Arah lepas gigi tiruan berkebalikan
denganarah pasang.

Jika dilakukan tilting posterior lateral kanan, maka arah pasang dimulai dari
anteriordengan memiringkan gigi tiruan ke kiri. Arah lepas gigi tiruan berkebalikan
denganarah pasang

Vous aimerez peut-être aussi