PRODUCT AND SERVICE COSTING: A PROCESS SYSTEMS APPROACH
CHAPTER 6
1. PROCESS-COSTING SYSTEMS:BASIC OPERATIONAL AND COST CONCEPT
Untuk jurnal yang lebih baik, system penetapan biaya proses, adalah untuk memahami operasi system. Proses merupakan suatu seri kegiatan (operasi) yang saling berhubungan untuk menghasilkan tujuan spesifik. Pada tiap proses, masukan bahan, tenaga kerja dan overhead mungkin diperlukan (secara khas dalam dosis yang sama). Percampuran terdiri dari empat kegiatan terkait: memilih, menyaring, mengukur, dan mencampur. a. Cost Flows (Arus Biaya) Arus biaya untuk sistem harga pokok proses pada dasarnya serupa dengan sistem perhitungan harga pokok berdasarkan pesanan. Terdapat dua perbedaan kunci, pertama: suatu sistem harga pokok pesanan mengakumulasi biaya produksi berdasarkan pekerjaan dan sistem harga pokok proses mengakumulasi biaya berdasarkan proses. Kedua: untuk perusahaan manufaktur, sistem harga pokok pesanan menggunakan satu akuntansi proses, sedangkan sistem harga pokok proses mempunyai kerja pada akuntansi proses di semua proses. System biaya proses adalah system yang lebih sederhana dan lebih murah untuk dioprasikan daripada system penetapan pesanan pekerjaan. Alas an lain mengapa system proses biaya lebih sederhana adalah para pekerja cenderung mengkhususkan diri pada proses tertentu. b. The Production Report (Laporan Produksi) Laporan produksi merupakan dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan produksi yang terjadi dalam departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan produksi dibagi menjadi bagian informasi unit (dibagi dua subdivisi utama yaitu unit yang dihitung dan unit terhitung) dan bagian informasi biaya (memiliki dua subdivisi utama yaitu biaya yang dihitung dan biaya terhitung). Laporan produksi juga berfungsi sebagai dokumen sumber untuk mentransfer biaya dari pekerjaan akun proses satu departemen kepekerjaan dalam proses akun departemen berikutnya pada tahap pemrosesan, laporan produksi berfungsi sebagai dokumen sumber untuk mentrasfer biaya dari akun proses kerja kea kun barang jadi. Singkatnya, laporan produksi melacak aliran unit melalui departemen, mengidentifikasi biaya yang dikenakan pada departemen, menunjukan perhitungan biaya, dan mengungkap disposisi biaya departemen untuk periode pelaporan. c. Unit Costs (Biaya Unit) Masukan kunci untuk laporan biaya produksi adalah biaya unit. Secara prinsip, perhitungan biaya unit dalam sistem proses sangat sederhana. Pertama, hitung biaya produksi untuk departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Kedua, hitung keluaran dari departemen proses untuk periode waktu tertentu. Terakhir biaya unit untuk proses dihitung dengan membagi biaya-biaya periode tersebut dengan keluaran periode tersebut. Dengan pengecualian proses akhir, biaya unit dihitung untuk unit setengah jadi. Biaya unit untuk proses akhir adalah biaya produk yang spenuhnya selesai. Sementara ciri-ciri dasar tampak relatif sederhana, rincian perhitungan harga pokok proses aktual sedikit lebih rumit. Sumber utama kesulitan berhubungan dengan bagaimana biaya dan keluaran suatu periode didefinisikan saat menghitung biaya unit dari tiap proses. Adanya persediaan barang dalam proses memperumit definisi biaya dan keluaran yang diperlukan untuk perhitungan biaya unit. Kehadiran persediaan awal dan atau akhir yang signifikan dalam persediaan proses menyulitkan definisi biaya dan keluaran yang diperlukan untuk perhitungan biaya unit.
2. PROCESS COSTING WITH NO BEGGINNING OR ENDING WORK-IN-PROCESS
INVENTORIES a. Service Organizations (Organisasi Jasa) Setiap jasa yang ada pada dasarnya homogen dan diproduksi berulangkali dapat memperoleh manfaat dari pendekatan perhitungan harga pokok proses. Prinsip perhitungan harga pokok proses: untuk menghitung biaya unit suatu periode, bagi biaya periode tersebut dengan keluaran periode tersebut.
b. JIT Manufacturing Firms (Perusahaan Manufaktur JIT)
Banyak perusahaan mengadopsi pendekatan produk just-in-time (JIT). Tujuan produksi JIT adalah memasok produk yang diperlukan, saat diperlukan dan dengan jumlah yang diperlukan. c. The Role Of Aktivity-Based Costing ABC dapat berperan dalam pengaturan proses sehingga beberapa produk diproduksi. Peran ABC untuk kedua proses seluler dan proses independen ufactoring adalah untuk menetapkan overhead yang dibagi oleh proses ke masing-masing proses.
3. PROCESS COSTING WITH ENDING WORK-IN-PROCESS INVENTORIES
a. Equivalent Units as Output Measures (Unit Ekuivalen sebagai Pengukur Keluaran) Unit ekuivalen keluaran adalah unit yang diselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha produktif yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menentukan unit ekuivalen keluaran untuk unit yang ditransfer keluar adalah mudah, unit tidak akan ditransfer keluar kecuali unit tersebut telah selesai. b. Cost of Production Report Illustrated (Ilustrasi Laporan Biaya Produksi) Terdapat lima langkah yang harus diikuti dalam menyiapkan laporan biaya produksi: 1) Analisis arus unit fisik 2) Kalkulasi unit ekuivalen 3) Perhitungan biaya unit 4) Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dan persediaan akhir barang dalam proses) 5) Rekonsiliasi biaya c. Nonuniform Application of Productive Inputs Masukan tenaga kerja langsung biasanya diperlukan selama proses berlangsung, dan biaya overhead biasanya ditentukan berdasarkan jam kerja langsung. Bahan langsung, disisi lain, tidak mungkin diterapkan secara seragam. Untungnya, solusinya relative sederhana: perhitungan satuan equivalen dilakukan untuk setiap kategori masukan. Dengan demikian, ada unit setara yang dihitung untuk setiap kategori bahan langsung dan biaya konversi. d. Beginning Work-in-Process Inventories Dalam menghitung biaya satuan periode saat ini untuk sebuah departemen, dua pendekatan telah berkembang untuk menangani keluaran sebelumnya dan biaya periode sebelumnya dapat dimulai pada proses awal: biaya pertama, masuk pertama (fifo) metode dan metode rata-rata tertimbang kostina. Kedua metode tersebut sama langkahnya dijelaskan untuk menyiapkan laporan biaya produksi.
4. FIFO COSTING METHOD (METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK FIFO)
FIFO tidak memasukkan kerja dan biaya periode sebelumnya. FIFO mengasumsikan bahwa unit pada persediaan awal barang dalam proses diselesaikan terlebih dahulu sebelum unit bari mulai dikerjakan. Menurut FIFO dua kategori unit yang diselesaikan yaitu kategori pertama unit yang diselesaikan adalah unit pada persediaan awal barang dalam proses dan yang kedua unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan selama periode sekarang. Untuk unit mulai dikerjakan dan diselesaikan sekarang, biaya unit diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi sekarang dengan keluaran ekuivalen periode sekarang. Untuk persediaan awal barang dalam proses, jumlah biaya produksi yang berkaitan adalah jumlah biaya periode sebelumnya ditambah biaya yang digunakan saat ini untuk menyelesaikan unit tersebut, sehingga biaya unit adalah jumlah biaya dibagi jumlah unit pada persediaan awal barang dalam proses.
5. WEIGHTED AVERAGE COSTING METHOD (METODE PERHITUNGAN HARGA
POKOK DENGAN RATA-RATA TERTIMBANG) Jika biaya produksi stabil dari satu periode ke periode berikutnya, memungkinkan penggunaan metode rata-rata tertimbang. Metode rata-rata tertimbang mengambil biaya persediaan awal bersamaan dengan keluaran ekuivalen dan memperlakukannya seperti keluaran dan biaya tersebut merupakan bagian dari periode sekarang. Penggabungan persediaan keluaran akhir dengan keluaran periode sekarang dilakukan dengan cara dimana unit ekuivalen dihitung. Metode rata-rata tertimbang menggabungkan biaya periode sebelumnya dengan biaya periode sekarang hanya dengan menambahkan biaya produksi persediaan awal barng dalam proses pada biaya produksi yang timbul selama periode sekarang. 6. TREATMENT OF TRANSFERRED-IN GOODS (PERLAKUN BARANG MASUK) Dalam menghadapi barang transfer masuk, tiga hal penting harus diingat. Pertama, biaya bahan baku adalah biaya barang ditransfer keluar yang dihitung pada departemen sebelumnya. Kedua, unit mulai dikerjakan pada departemen berikutnya berkaitan dengan unit yang ditransfer keluar dari departemen sebelumnya. Ketiga, unit departemen pentransfer dapat diukur secara berbeda terhadap unit departemen penerima.
7. OPERATION COSTING (PERHITUNGAN HARGA POKOK OPERASI)
Tidak semua perusahaan manufaktur memiliki lingkungan produksi joborder murni atau lingkungan produksi proses murni. Perusahaan dalam pengaturan hibrida ini sering menggunakan proses produksi batch. a. Basic of Operating Costing (Dasar Perhitungan Harga Pokok Operasi) Perhitungan harga pokok operasi adalah perpaduan prosedur pekerjaan dan proses yang diterapkan pada batch produk homogen. Perhitungan harga pokok operasi menggunakan prosedur pesanan untuk membebankan biaya bahan baku dan prosedur proses untuk membebankan biaya konversi. Pendekatan perhitungan harga pokok hibrid digunakan karena setiap batch menggunakan takaran bahan baku yang berbeda tetapi mempunyai permintaan sumber daya konversi proses individu yang sama (biasanya disebut operasi). b. Operating Costing Example Untuk mengambarkan biaya operasi, pertimbangan perusahaan yang memproduksi produk mineral. Entri pertama mengasumsikan bahwa sebuah bahan yang dibutuhkan untuk batch diminta pada kemungkinan lain adalah meminta bahan yang dibutuhkan untuk batch dalam setiap proses saat batch memasuki proses tersebut.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung Akhirnya Melanjutkan Penyidikan Kasus Korupsi Pemberian Fasilitas Kredit PT Bank Bukopin TBK Yang Sempat Mengendap Selama Empat Tahun