Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BANGSA
(Studi Analisis Perilaku Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang)
1
the character of the nation. How a contained in the material character
student's character in MAN 1 PAI later developed in students'
Palembang, and how the behavior of everyday personal forming students
students in Madrasah Aliyah Negeri 1 who adhere to religion and the State.
Palembang. In this case seen from the answers
The research in this thesis using questionnaire distributed to 100
mixed methods research approaches students were included in both
that use both quantitative and categories by 81%, pretty good by 15%
qualitative approaches in the study in and 4% poor. Third, the behavior of
order to understand the research students in Madrasah Aliyah Negeri 1
problem. The technique of collecting Palembang classified in the category of
data are: observation, documentation, good, polite, well-mannered, respectful
and questionnaires. While the analysis to teachers and to worship and obey
of the data were analyzed in two ways, the school rules. It is seen from the
namely qualitative and quantitative answer to a questionnaire distributed
way. The processing of quantitative to 100 students were included in both
data using descriptive statistics and categories by 79%, pretty good by 12%
using SPSS, whereas qualitative data and 10% unfavorable.
through three flow of activities: data
reduction, data presentation and data Keywords: PAI Education, Character
verification / conclusion. nation, Student Behavior.
Based on the findings in the field that I
did it through observation to school in
Madrasah Aliyah Islamic education in Pendahuluan
shaping the character has an important Islam sangat mementingkan
role and the efforts that are pendidikan. Dengan pendidikan yang
systematically designed and benar dan berkualitas, individu-
implemented to help students individu yang beradab akan terbentuk
understand the values of human yang akhirnya memunculkan
behavior which manifested itself in the kehidupan sosial yang berakhlak.
mind, attitude , feelings, words, and Sayangnya, sekalipun institusi-institusi
actions based on religious norms. pendidikan saat ini memiliki kualitas
From the analysis of the data in this dan fasilitas, namun institusi-institusi
thesis found First, Islamic Education in tersebut masih belum memproduksi
the formation of national character is individu-individu yang beradab.
through the subject matter PAI later Sebabnya, visi dan misi pendidikan
developed in everyday student at yang mengarah kepada terbentuknya
school. Character formation manusia yang beradab, terabaikan
systematically implemented to help dalam tujuan institusi pendidikan.
students understand the values and Penekanan kepada pentingnya
character of human behavior anak didik supaya hidup dengan nilai-
associated with gods, themselves, nilai kebaikan, spiritual dan
fellow humans, the environment, and akhlakulkarimah seperti terabaikan.
manners, which supported the Bahkan kondisi sebaliknya yang
establishment of a character terjadi. Saat ini, banyak institusi
appropriate method in coaching youth pendidikan telah berubah menjadi
Islamically. Second, students in the industri bisnis, yang memiliki visi dan
formation of character MAN 1 misi yang pragmatis. Pendidikan
Palembang is to unify the value diarahkan untuk melahirkan individu-
2
individu pragmatis yang bekerja untuk membentuk perilaku-perilaku anak
meraih kesuksesan materi dan profesi didik menjadi lebih beradab, lebih
sosial yang akan memakmurkan diri, santun dan sopan serta tidak
perusahaan dan Negara. Pendidikan termotivasi dan terprovokasi terhadap
dipandang secara ekonomis dan aksi-aksi yang tak beradab seperti
dianggap sebagai sebuah investasi. tawuran pelajar, aksi anarkis, tindakan
Gelar dianggap sebagai tujuan utama, terorisme yang sangat meresahkan
ingin segera dan secepatnya diraih bangsa ini.
supaya modal yang selama ini Lalu sejauh mana pendidikan di
dikeluarkan akan menuai keuntungan. madrasah yang penuh dengan nilai-
Sistem pendidikan seperti ini sekalipun nilai Islam ini mampu membentuk
akan memproduksi anak didik yang perilaku-perilaku siswanya dan
memiliki status pendidikan yang tinggi, menanamkan nilai-nilai kesopanan,
namun status tersebut tidak akan kesantunan dan akhlakulkarimah pada
menjadikan mereka sebagai individu- siswa-siswanya. Uraian pada latar
individu yang beradab. Pendidikan belakang masalah penulisan ini
yang bertujuan pragmatis dan memberi dorongan kepada penulis
ekonomis sebenarnya merupakan untuk mengetahui dan mencari
pengaruh dari paradigma pendidikan informasi faktual mengenai bagaimana
Barat yang sekular. sesungguhnya Pendidikan Agama
Lahirnya pendidikan sekular Islam dalam Pembentukan Karakter.
yang pragmatis dan ekonomis tentunya Oleh karena itu, penulis memilih
mempengaruhi pada perilaku anak judul: “Pendidikan Agama Islam dalam
didik tersebut. Sehingga timbul Pembentukan Karakter Bangsa (Studi
perilaku-perilaku tak terdidik, jauh dari Analisis Perilaku Siswa Madrasah
sopan santun, tidak mencerminkan Aliyah Negeri 1 Palembang)”
siswa yang berpendidikan. Terjadinya
aksi tawuran yang kian hari semakin Masalah
menjadi budaya di kalangan pelajar. 1. Bagaimana Pendidikan Agama
Munculnya pelajar-pelajar yang terlibat Islam dalam pembentukan
aksi anarkis dan kriminal di media- karakter di Madrasah Aliyah
media massa adalah bukan berita baru Negeri 1 Palembang?
lagi. Lalu akan dibawa kemana dan 2. Bagaimana pembentukan
dibentuk seperti apa wajah pendidikan karakter siswa di Madrasah
ini jika siswa-siswanya kerap menjadi Aliyah Negeri 1 Palembang?
sasaran berita hangat di masyarakat 3. Bagaimana perilaku siswa di
dan media karena ulah dan perilaku Madrasah Aliyah Negeri 1
yang tak beradab dan jauh dari Palembang?
cerminan akhlakulkarimah.
Namun yang patut kita Tujuan dan Manfaat
banggakan adalah peran madrasah 1. Untuk mengetahui bagaimana
sebagai lembaga yang senantiasa Pendidikan Agama Islam dalam
mengedepankan akhlakulkarimah pembentukan karakter di
dalam mendidik siswa-siswanya yang Madrasah Aliyah Negeri 1
akan menjadi penyelamat wajah Palembang
pendidikan bangsa ini di masa 2. Untuk mengetahui
sekarang lebih-lebih lagi di masa yang pembentukan karakter siswa di
akan datang. Madrasah yang terbentuk Madrasah Aliyah Negeri 1
dari pendidikan pesantren adalah Palembang
3
3. Untuk mengetahui perilaku data yang dikumpulkan penulis
siswa di Madrasah Aliyah mencakup dua jenis data, yaitu data
Negeri 1 Palembang kuantitatif dan data kualitatif.
Manfaat penelitian ini secara teoritis Populasi dan Sampel Penelitian
maupun praktis adalah sebagai berikut: 1. Populasi
1. Secara teoritis: Populasi adalah wilayah generalisasi
a. Penelitian ini dapat yang terdiri dari obyek atau subyek
menambah Khazanah yang mempunyai kualitas dan
pengetahuan tentang kajian karakteristik tertentu yang ditetapkan
kualitas output pendidikan, oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
khususnya adalah ditarik kesimpulan. Penelitian ini yang
pembentukan karakter menjadi sasaran populasinya adalah
(character building) anak seluruh peserta didik kelas X1, X2, X3,
bangsa. X4, X5, XI1, XI2, XI3, XI4, XI5, XI6,
b. Sebagai bahan referensi bagi dan XII IPA1, XII IPA2, XII IPS1, XII
peneliti-peneliti lain yang IPS2 di MAN 1 Palembang tahun
akan melakukan penelitian pelajaran 2012/2013 terdiri dari 530
serupa di masa yang akan orang siswa.
datang. Sampel Penelitian
2. Secara praktis: Merujuk pada pendapat di atas maka
a. Bagi para pengelola pendidikan, penentuan jumlah sampel yang
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam penelitian ini dengan
digunakan sebagai acuan dalam menggunakan teknik random
menyusun fungsi-fungsi manajemen sampling, dikatakan simple
secara tepat guna mengembangkan (sederhana) karena pengambilan dan
lembaga yang dipimpinnya. penentuan sampel anggota populasi
b. Memberikan informasi bagi para dilakukan secara acak tanpa
pengelola pendidikan dan para memperhatikan strata yang ada dalam
orang tua anak didik tentang hal-hal populasi itu (Arikunto 2007, hlm. 45).
yang berperan dalam proses Dalam hal ini untuk dijadikan sampel
pembentukan karakter siswa. penelitian adalah siswa kelas X1 yang
berjumlah 35 orang siswa, XI4 yang
Metodologi Penelitian berjumlah 35 orang siswa dan dan
Pendekatan Penelitian siswa kelas XII IPA2 yang berjumlah
30 orang siswa, sehingga total sampel
Pendekatan yang digunakan dalam penilitian nya ada 100 orang siswa.
penelitian ini adalah mixed methods Jenis dan Sumber Data
research yaitu penggunaan pendekatan 1. Jenis Data
baik kuantitatif maupun kualitatif Ditinjau dari jenisnya, secara
dalam satu penelitian guna memahami garis besarnya data dalam penelitian ini
masalah penelitian (Sugiyono 2012, ada 2 jenis, yaitu data primer, dan data
hlm. 87). Penggunaan 2 pendekatan ini sekunder. Jenis data primer dalam
tidak hanya terbatas pada penelitian ini berkenaan dengan data
menggabungkan keduanya, akan tetapi tentang Pendidikan Agama Islam
memadukan kedua pendekatan itu dalam membentuk karakter,
sehingga datanya membaur dalam studi pembentukan karakter, dan perilaku
metode gabungan. Penggunaan siswa Mandrasah Aliyah Negeri 1
pendekatan ini didasarkan pada Palembang. Sedangkan jenis data
pertimbangan-pertimbangan karena sekunder berkenaan dengan kegiatan
4
pembelajaran di dalam kelas, dan Teknik angket digunakan untuk
keadaan fasilitas pendukung menggali data tentang bagaimana
pembelajaran yang ada di MAN 1 Pendidikan Agama Islam dalam
Palembang. Pembentukan Karakter Bangsa
2. Sumber Data (Studi Analisis Perilaku Siswa
Sumber data dalam penelitian Madrasah Aliyah Negeri 1
ini terdiri dari sumber data primer dan Palembang), angket ini ditujukan
data sekunder. Sebagaimana uraian kepada 100 orang siswa. Angket
dalam informan penelitian diatas, maka ini terdiri dari 10 item pertanyaan
sumber data primer yakni yang untuk mengetahui pembentukan
menjadi sampel penelitian ada 100 karakter siswa Mandrasah Aliyah
siswa. Sedangkan sumber data Negeri 1 Palembang dan 10 item
sekunder dalam penelitian ini pertanyaan untuk mengetahui
mencakup berbagai dokumen, arsip, bagaimana perilaku siswa
majalah, koran, serta literatur lain Mandrasah Aliyah Negeri 1
yang sesuai dengan pembahasan yang Palembang. Dengan 4 alternatif
dikaji. jawaban yang disesuaikan dengan
pertanyaannya. Sistem
Tehnik Pengumpulan Data
penskorannya sebagai berikut
Setelah mempertimbangkan beberapa
sangat setuju (4), setuju (3), tidak
kenyataan, seperti kondisi sekolah,
setuju (2), dan sangat tidak setuju
kelengkapan administrasi sekolah, dan
(1).
data yang dicari beserta sumber
datanya, maka penulis menggunakan Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil
tehnik pengumpulan data sebagai
peneitian lapangan itu akan diolah
berikut.
dalam dua cara, yakni cara kualitatif
a. Observasi
dan kuantitatif. Adapun pengolahan
Observasi dilakukan dengan
data kuantitatif menggunakan statistik
melakukan pengamatan langsung di
deskriptif dan dengan program SPSS,
MAN 1 Palembang. Observasi
sedangkan cara kualitatif digunakan
diperlukan untuk memperoleh data
awal atau gambaran umum untuk mendapatkan jawaban yang
bersifat deskriptif berdasarkan data
mengenai kondisi objektif MAN 1
wawancara, observasi, dan
Palembang, proses belajar
dokumentasi. Selanjutnya analisis data
mengajar MAN 1 Palembang, dan
kualitatif dalam penelitian ini
prilaku siswa.
mengikuti teknik analisa data yang
b. Dokumentasi
dikemukakan oleh Sugiyono (2012,
Dokumentasi digunakan untuk
hlm. 119), melalui tiga alur kegiatan
memperoleh data mengenai kondisi
yang terjadi secara bersamaan yaitu
objektif atau profil MAN 1
reduksi data, penyajian data, dan
Palembang yang menjadi fokus
penarikan kesimpulan/verifikasi.
penelitian ini, antara lain visi dan
misi, program kerja, keadaan
karyawan, jumlah siswa, fasilitas, Kerangka Teori
Menurut Ahmad Marimba
serta sarana prasarana. Sumber data
(1999, hlm. 43), pendidikan Agama
dokumentasi ini diambil dari
Islam adalah bimbingan jasmani dan
catatan, brosur dan buku induk
rohani berdasarkan hukum-hukum
yang terdapat di MAN 1
agama Islam menuju kepada
Palembang.
terbentuknya kepribadian utama
c. Angket
5
menurut ukuran-ukuran Islam. Adapun Istilah karakter secara harfiah
menurut Zakiah Daradjat (1992, hlm. berasal dari bahasa Latin “charakter”,
23), pendidikan Agama Islam adalah: yang antara lain berarti: watak, tabiat,
pendidikan dengan melalui ajaran- sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
ajaran agama Islam, yaitu berupa kepribadian atau akhlak. Sedangkan
bimbingan dan asuhan terhadap anak secara istilah, karakter diartikan
didik agar nantinya setelah selesai dari sebagai sifat manusia pada umumnya
pendidikan ia dapat memahami, dimana manusia mempunyai banyak
menghayati dan mengamalkan ajaran- sifat yang tergantung dari faktor
ajaran agama Islam yang telah kehidupannya sendiri. Karakter adalah
diyakininya secara menyeluruh, serta sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
menjadikan ajaran agama Islam itu yang menjadi ciri khas seseorang atau
sebagai suatu pandangan hidupnya sekelompok orang (Thimoty Prana
demi keselamatan dan kesejahteraan 2011, hlm. 56).
hidup di dunia dan di akhirat kelak. Karakter merupakan nilai-nilai
Akmal Hawi (2005, perilaku manusia yang berhubungan
hlm. 194) di dalam GBPP PAI di dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sekolah umum, dijelaskan bahwa sendiri, sesama manusia, lingkungan,
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah dan kebangsaan yang terwujud dalam
usaha sadar untuk menyiapkan siswa pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
dalam meyakini, memahami, perbuatan berdasarkan norma-norma
menghayati dan mengamalkan agama agama, hukum, tata krama, budaya,
Islam melalui kegiatan bimbingan, dan adat istiadat. Karakter dapat juga
pengajaran, dan latihan dengan diartikan sama dengan akhlak dan budi
memperhatikan tuntutan untuk pekerti, sehingga karakter bangsa
menghormati agama lain dalam identik dengan akhlak bangsa atau budi
hubungan kerukunan antar umat pekerti bangsa. Bangsa yang
beragama dalam masyarakat untuk berkarakter adalah bangsa yang
mewujudkan persatuan nasional. berakhlak dan berbudi pekerti,
Menurut Yusuf Hamiri (2005, sebaliknya bangsa yang tidak
hlm. 20), menyatakan Pendidikan berkarakter adalah bangsa yang tidak
Agama Islam adalah usaha sadar untuk atau kurang berakhlak atau tidak
menyiapkan siswa dalam meyakini, memiliki standar norma dan perilaku
memahami, menghayati, dan yang baik.
mengamalkan agama Islam melalui Menurut Sarwono (2000, hlm.
kegiatan bimbingan, pengarahan atau 15) mengidentifikasikan perilaku
latihan dengan memperhatikan agama sebagai kesediaan untuk bereaksi
lain dalam hubungan kesatuan secara positif atau negatif terhadap
nasional. obyek-obyek tertentu. (Abud 2009,
Dengan demikian dapat hlm. 87) berpendapat bahwa perilaku
dipahami bahwa PAI merupakan usaha sebagai organisasi yang bersifat
sadar yang dilakukan pendidik (guru menetap dan proses motivasional,
agama) dalam rangka mempersiapkan emosional, perseptual, dan kognitif
peserta didik untuk meyakini, mengenai aspek dunia individu.
memahami,dan mengamalkan ajaran Sedangkan menurut Azwar (2003,
Islam melalui kegiatan bimbingan, hlm. 56) memberikan definisi perilaku
pengajaran atau pelatihan yang telah sebagai suatu pola, tendensi atau
ditentukan untuk mencapai tujuan yang kesiapan antisipatif untuk
telah ditetapkan.
6
menyesuaikan diri dalam situasi sosial orang
atau secara sederhana,. tentu percaya dengan perilaku-perilaku
Sedangkan menurut Kartono yang dimilikinya, yang tentunya
(2010, hlm. 81) perilaku adalah segala memiliki perilaku yang baik. Kalau
sesuatu yang diperbuat oleh seseorang kita lihat kembali perilaku dari kaca
atau pengalaman. Darwis (2006, hlm. mata Al-Qurān, dimana tingkah laku
43) mengemukakan bahwa ada dua disini adalah seruan untuk bertaqwa
jenis perilaku manusia, yakni perilaku kepada Allāh, maka
normal dan perilaku abnormal. siswa sebagai pelaku dan seruan
Perilaku normal adalah perilaku yang tersebut tentunya ia akan berperilaku
dapat diterima oleh masyarakat pada adil,
umumnya, sedangkan parilaku jujur, bergotong royong, suka
abnormal adalah perilaku yang tidak memaafkan, menahan amarah, berkasih
bisa diterima oleh masyarakat pada sayang antar sesama, dan lain
umumnya, dan tidak sesuai dengan sebagainya, yang sesuai dengan seruan
norma-norma sosial yang ada. Perilaku Islam. Dengan demikian jelaslah
abnormal ini juga biasa disebut bahwa perilaku atau tingkah laku
perilaku menyimpang atau perilaku seorang siswa adalah perilaku yang
bermasalah. sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara Pendidikan Agama Islam
sikap dan perilaku adalah adalah Menurut Jalaluddin (2001, hlm.
berbanding lurus, dimana sikap 7), pendidikan Islam yaitu usaha untuk
seseorang dalam menanggapi sesuatu membimbing dan mengembangkan
akan berpengaruh pada perilaku yang potensi manusia secara optimal agar
dihasilkan, dan perilaku positif atau dapat menjadi pengabdi Allah yang
negatif dari seorang siswa dapat setia, berdasarkan dan dengan
ditelusuri berdasarkan sikap yang pertimbangan latar belakang perbedaan
mendasari perilaku tersebut. individu, tingkat usia, jenis kelamin,
Selanjutnya pengertian siswa dan lingkungan masing-masing. Abdul
menurut WJS Poerwadarminto (2009, Majid dan Dian Andayani (2004. Hlm.
hlm. 56) siswa adalah murid atau 180), mengartikan PAI sebagai usaha
pelajar. Sedangkan menurut Roestiyah sadar generasi tua untuk mengalihkan
N.K (2008, hlm. 42) siswa adalah pengalaman, pengetahuan, kecakapan,
pribadi yang unik yang mempunyai dan keterampilan kepada generasi
potensi dan mengalami proses muda agar kelak menjadi manusia yang
berkembang, dimana dalam proses bertakwa kepada Allah SWT.
perkembangannya ia membutuhkan Sedangkan menurut A. Tafsir (1992,
yang sifat dan hlm. 27), PAI adalah bimbingan yang
coraknya tidak ditentukan oleh diberikan seseorang kepada seseorang
pendidik (pembimbing), tetapi oleh lain agar ia berkembang secara
siswa maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
itu sendiri. Azizy (2002, hlm. 69) mengemukakan
Dari uraian di atas, maka dapat bahwa esensi pendidikan yaitu adanya
kita ketahui tentang tingkah laku proses transfer nilai, pengetahuan, dan
atau perilaku siswa sebagai sosok keterampilan dari generasi tua
manusia yang hidup dilingkungan yang kegenerasi muda, agar generasi muda
nantinya akan diterjunkan ke mampu hidup. Oleh karena itu, ketika
masyarakat, apabila dikatakan siswa kita menyebutkan pendidikan Islam,
7
maka akan mencakup dua hal, pertama, terbentuknya insan kamil (manusia
mendidik siswa untuk berperilaku yang sempurna).
sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam. Kedua, mendidik siswa-siswa Pendidikan Karakter
untuk mempelajari materi ajaran Islam, Definisi karakter dalam prinsip
subjek berupa pengetahuan tentang etimologis, kata karakter (Inggris:
ajaran Islam. character) berasal dari bahasa Yunani
Berdasarkan beberapa (Greek), yaitu charassein yang berarti
pengertian di atas, terlihat jelas bahwa “to engrave”. Kata “to engrave” bisa
Islam menekankan pendidikan pada diterjemahkan mengukir, melukis,
tujuan utamanya yaitu pengabdian memahatkan, atau menggoreskan
kepada Allah secara optimal. Dengan (Marzuki tth, hlm. 4). Dalam Kamus
berbekalkan ketaatan itu, diharapkan Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2012,
manusia itu dapat menempatkan garis hlm. 56), kata “karakter” diartikan
kehidupannya sejalan dengan pedoman dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
yang telah ditentukan sang pencipta. akhlak atau budi pekerti yang
Kehidupan yang demikian itu akan membedakan seseorang dengan yang
memberi pengaruh kepada diri lain dan watak. Dalam pusat bahasa
manusia, baik selaku pribadi maupun Depdiknas (2008, hlm. 682)
sebagai makhluk sosial, yaitu berupa sebagaimana dikutip Marzuki (tth, hlm.
dorongan untuk menciptakan kondisi 4), karakter juga bisa berarti huruf,
kehidupan yang aman, damai, sejahtera angka, ruang, simbul khusus yang
dan berkualitas di lingkungannya. dapat dimunculkan pada layar dengan
Tujuan Pendidikan Agama Islam papan ketik. Orang berkarakter berarti
Tujuan pendidikan agama Islam orang yang berkepribadian,
bukanlah semata-mata untuk berperilaku, bersifat, bertabiat, atau
memenuhi kebutuhan intelektual saja, berwatak.
melainkan segi penghayatan juga Dengan demikian karakter juga
pengamalan serta pengaplikasiannya dapat diartikan sebagai kepribadian
dalam kehidupan dan sekaligus atau akhlak. Kepribadian merupakan
menjadi pegangan hidup. Secara umum ciri, karakteristik atau sifat khas dalam
menurut Suryani (2003, hlm. 77), PAI diri seseorang. Karakter bisa terbentuk
bertujuan untuk “meningkatkan melalui lingkungan, misalnya
keimanan, pemahaman, penghayatan, lingkungan keluarga pada masa kecil
dan pengamalan peserta didik tentang ataupun bawaan dari lahir. Ada yang
agama Islam, sehingga menjadi berpendapat baik dan buruknya
manusia muslim yang beriman dan karakter manusia memanglah bawaan
bertakwa kepada Allah SWT serta dari lahir. Jika jiwa bawaannya baik,
berakhlak mulia dalam kehidupan maka manusia itu akan berkarakter
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan baik. Tetapi pendapat itu bisa saja
bernegara. Kemudian secara umum salah. Jika pendapat itu benar, maka
menurut Ramayulis (1998, hlm. 83) pendidikan karakter tidak ada gunanya,
pendidikan agama Islam bertujuan karena tidak akan mungkin merubah
untuk membentuk pribadi manusia karakter orang. Sebenarnya karakter
menjadi pribadi yang mencerminkan juga bisa diartikan sebagai tabiat, yang
ajaran-ajaran Islam dan bertakwa bermaknakan perangai atau perbuatan
kepada Allah, atau hakikat tujuan yang selalu dilakukan atau kebiasaan
pendidikan agama Islam adalah atau bisa diartikan sebagai watak, yaitu
sifat batin manusia yang
8
mempengaruhi segenap pikiran dan Sebagai sumber akhlak, al-Qur’an dan
tingkah laku atau kepribadian. hadits menjelaskan bagaimana cara
berbuat baik. Atas dasar itulah
Karakteristik Akhlak dalam ajaran keduanya menjadi landasan dan
Islam sumber ajaran Islam secara
Secara sederhana akhlak Islami dapat keseluruhan sebagai pola hidup dan
diartikan sebagai akhlak yang menetapkan mana hal yang baik dan
berdasarkan ajaran Islam atau akhlak mana hal yang tidak baik. Al-
yang bersifat Islami. Kata Islam yang Qur’an bukanlah hasil renungan
berada di belakang kata akhlak dalam manusia, melainkan firman Allah yang
hal menempati posisi sebagai sifat (Ali Maha pandai dan Maha bijaksana.
2009, hlm.65). Dengan demikian Oleh sebab itu, setiap muslim
akhlak Islami adalah perbuatan yang berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak
dilakukan dengan mudah, disengaja, dapat dibuat dan ditandingi oleh
mendarah-daging dan sebenarnya yang pikiran manusia. Sebagai pedoman
didasarkan pada ajaran Islam. Dilihat kedua sesudah al-Quran adalah Hadits
dari segi sifatnya yang universal, maka Rasulullah yang meliputi perkataan
akhlak Islami juga bersifat universal. dan tingkah laku beliau. Jika telah jelas
Namun dalam rangka menjabarkan bahwa Al-qur’an dan hadits Rasul
akhlak Islami yang universal ini adalah pedoman hidup yang menjadi
diperlukan bantuan pemikiran akal asas bagi setiap muslim, maka
manusia dan kesempatan sosial yang teranglah keduanya merupakan sumber
terkandung dalam ajaran etika dan akhlak Islam. Dasar akhlak yang
moral. Dengan kata lain akhlak Islami dijelaskan dalam al-Qur’an adalah
adalah akhlak yang disamping sebagai berikut :
mengakui adanya nilai-nilai universal ْﻟ َﻘ َ ْﺪ ﻛَﺎنَ ﻟ َﻜُﻢْ ﻓ ِﻲ رَ ﺳُﻮلِ ﱠﷲ ِ أ ُ ﺳْﻮَة ٌ ﺣَ َﺴﻨ َﺔ ٌ ﻟ ِﻤَ ﻦ
sebagai dasar bentuk akhlak, juga ﻛَﺎنَ ﯾ َﺮْ ﺟُﻮ ﱠﷲ َ وَ ْاﻟﯿ َﻮْ مَ ْاﻵﺧِ ﺮَ وَ ذَ ﻛَﺮَ ﱠﷲ َ ﻛَﺜ ِﯿﺮً ا
mengakui nilai-nilai bersifat local dan
(٢١ :)اﻷﺣﺬاب
temporal sebagai penjabaran atas nilai-
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
nilai yang universal itu. Namun
Rasulullah itu suri teladan yang baik
demikian, perlu dipertegas disini,
bagimu (yaitu) bagi orang yang
bahwa akhlak dalam ajaran agama
mengharap (rahmat) Allah dan
tidak dapat disamakan dengan etika
(kedatangan) hari kiamat dan dia
atau moral, walaupun etika dan moral
banyak menyebut Allah” (QS. Al-
itu diperlukan dalam rangka
Ahzab: 21)
menjabarkan akhlak yang berdasarkan
agama (akhlak Islami). Hal yang
demikian disebabkan karena etika
terbatas pada sopan santun antara
sesame manusia saja, serta hanya
berkaitan dengan tingkah laku lahiriah.
Jadi ketika etika digunakan untuk
menjabarkan akhlak Islami, itu tidak
berarti akhlak Islami dapat dijabarkan
sepenuhnya oleh etika atau moral.
Sumber-sumber akhlak
Sumber ajaran akhlak ialah al-Qur’an
dan hadits (M. Ali 2009, hlm. 45).
9
Hakikat Pendidikan Karakter moral yang bersumber dari taghut
(Thimoty Prana 2011, hlm. 67).
Dari hasil analisa penyebaran
angket, maka terdapat temuan-temuan
sebagai berikut:
10
ada masa depan yang lebih baik yang
bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa
meningkatkan disiplin diri, tanpa
kegigihan, tanpa semangat belajar yang
tinggi, tanpa mengembangkan rasa
tanggung jawab, tanpa memupuk
persatuan di tengah-tengah kebinekaan,
tanpa semangat berkontribusi bagi
kemajuan bersama, serta tanpa rasa
percaya diri dan optimisme.
11
dengan cara mengelompokannya ke itu sendiri. Pribadi Nabi Muhammad
dalam tabel frekuensi perilaku siswa di adalah contoh yang paling tepat untuk
Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, dijadikan teladan dalam membentuk
kemudian mencari nilai rata-rata atau kepribadian. Begitu juga sahabat-
Median, dan Mode. sahabat Beliau yang selalu berpedoman
Berikut digambarkan dalam bentuk kepada al-Qur’an dan as-Sunah dalam
gambar batang prilaku siswa di kesehariannya.
Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.
Penutup
Setelah membahas hasil penelitian
pada bab 4, maka dapat ditarik
kesimpulan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Pertama, Pendidikan Agama
Islam dalam pembentukan karakter
bangsa adalah melalui materi pelajaran
PAI kemudian dikembangkan dalam
keseharian siswa di sekolah.
Pembentukan karakter dilaksanakan
secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai
Bagan 8 : Perilaku Siswa di Madrasah karakter dan perilaku manusia yang
Aliyah Negeri 1 Palembang berhubungan dengan allah, diri sendiri,
Dari tabel frekuensi dan bentuk sesama manusia, lingkungan, dan
gambar batang mengenai prilaku siswa sopan-santun, yang didukung metode
di Madrasah Aliyah Negeri 1 pembentukan karakter yang tepat
Palembang menunjukkan bahwa dalam pembinaan genera muda secara
jumlah terbanyak adalah menyatakan islami.
setuju sebesar 42%, sangat setuju Kedua, Pembentukan karakter
sebesar 37%, tidak setuju 12, dan siswa di MAN 1 Palembang adalah
sangat tidak setuju sebesar 10% atau dengan menyatukan nilai karakter yang
dapat dimasukkan dalam kategori Baik terdapat dalam materi PAI kemudian di
sebesar 79%, Cukup Baik sebesar 12% kembangkan dalam keseharian siswa
dan Kurang Baik sebesar 10%. sehingga terbentuklah pribadi siswa
Akhlak Islam adalah yang taat pada Agama dan Negara.
merupakan sistem moral atau akhlak Dalam hal ini dilihat dari jawaban
yang berdasarkan Islam, yakni bertititk angket yang disebarkan kepada 100
tolak dari aqidah yang diwahyukan orang siswa termasuk dalam kategori
Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya baik sebesar 81%, cukup baik sebesar
yang kemudian agar disampaikan 15% dan kurang baik sebesar 4%.
kepada umatnya. Akhlak Islam, karena Ketiga, perilaku siswa di
merupakan sistem akhlak yang Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang
berdasarkan kepada kepercayaan tergolong pada kategori baik, santun,
kepada Tuhan, maka tentunya sesuai berbudi pekerti, hormat pada guru dan
pula dengan dasar dari pada agama itu taat dalam menjalankan ibadah serta
sendiri. Dengan demikian, dasar atau peraturan sekolah. Hal ini dilihat dari
sumber pokok daripada akhlak adalah jawaban angket yang disebarkan
al-Qur’an dan al-Hadits yang kepada 100 orang siswa termasuk
merupakan sumber utama dari agama dalam kategori baik sebesar 79%,
12
cukup baik sebesar 12% dan kurang Agama Islam, IAIN Raden
baik sebesar 10%. Fatah Press, Palembang.
13