Vous êtes sur la page 1sur 36

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN TN.

M
DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
IBU HAMIL DI KELURAHAN PETUKANGAN

Disusun oleh :
1. Bella Safitri NIRM : 16007
2. Eka Rahayu NIRM : 16012
3. Fira Mawaddah NIRM : 16013
4. Gusti Nyoman Ardane NIRM : 16015
5. Siti Ulfa Nurjanah NIRM : 16042

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


JAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien Tn. M dengan Tahap Perkembangan
Keluarga Ibu Hamil di Kelurahan Petukangan”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
tetapi berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat di selesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B.,Sp.BTKV(K).,MH Direktur Utama Rumah
Sakit Pelni.
2. Achmad Samdani, SKM Ketua Yayasan Samudra Apta.
3. Buntar Handayani, SKp.,M.Kep.,MM Direktur Akademi Keperawatan Pelni
Jakarta
4. Ritanti, Ns M.Kep.Sp.Kep.Kom sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan keluarga di Akademi Keperawatn Pelni Jakarta
5. Eni hastuti.,Ns.,.Kep.,MM sebagai dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
keluarga di Akademi keperawatan Pelni Jakarta

Akhir kata kami penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua yang
membaca.

Jakarta, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................ 3
A. Konsep Kehamilan ............................................................................................ 3
B. Konsep Dasar Keluarga................................................................................... 11
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 32
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 32
B. SARAN ........................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) Merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat.
kesehatan perempuan.Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. berdasarkan
SDKI survey terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes RI, 2011) sedangkan target MDGs pada tahun
2015,AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes
RI, 2008).

Penyebab terjadinya AKI di Indonesia adalah perdarahan dan eklampsi selain itu
ada factor pendukung yaitu “4 Terlalu” terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak
anak dan terlalu sering hamil ( Saifudin,2002).Anemia dan pada ibu hamil
menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan yang merupakan factor kematian
utama ibu di Indonesia ( Depkes RI,2008).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis ingin memperoleh pengalaman secara nyata dalam menerapkan
“Asuhan Keperawatan dengan Ibu hamil trimester I .
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan“Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M khususnya Ibu.
N dengan Ibu hamil trimester I, diharapkan penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan Pada ibu dengan kehamilan trimester
satu
b. Menganalisa data untuk Menentukan diagnosa Pada ibu dengan
kehamilan trimester satu

1
c. Merencanakan diagnosa tindakan keperawatanPada ibu dengan
kehamilan trimester satu

C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, penulis batasi dengan menerapkan rencana
keperawatan yaitu “Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M khususnya Ibu. N
dengan Ibu kehamilan trisemester satu di RT 11 RW 01 Kelurahan Petukangan
Utara Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan”

D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan membuat asuhan keperawatan komunitas keluarga dengan ibu hamil serta
mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu krisis maturnitas yang dapat menimbulkan stress,
tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengembangkan tanggung jawab yang besar.

2. Tanda-tanda kehamilan
Tanda-tanda kehamilan dibagi 3 yaitu Presumsi yaitu perubahan yang
dirasakan wanita misalnya: amenore, keletihan, anoreksia,fatigue (lelah),
sering miksi (kencing),Perubahan payudara. Kemungkinan yaitu
perubahan yang di observasi oleh pemeriksa misalnya: tanda hegar
,ballottement, tes kesehatan. Pasti misalnya ultrasonografi, bunyi denyut
jantung janin.

3. Perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil.


a. Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen ditempat tertentu,
pada wajah, pipi dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga
menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum).
Pada areola mamae dan puting susu, daerah yang berwarna hitam
di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar aerola yang
biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut
areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar
sehingga lebih menonjol. Pada area suprapubis, terdapat garis
hitam yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat.Warnanya
lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang
memanjang ditengah atas pusat (linea nigra).Pada perut, selain
hiperpigmentasi, terjadi stria gravidarum yang merupakan garis
pada kulit.Terdapat dua jenis stria gravidarum, yaitu stria livida

3
(garis yang berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna putih)
.Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore stimulating hormone
lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
b. Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti
leher pria.Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
c. Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk
memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan
yang terlihat pada payudara adalah :
1) Payudara membesar, tegang, dan sakit.
2) Vena dibawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas.
3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting sususerta
muncul areola mamae sekunder.
4) Kelenjar montgomery yang terletak didalam areola membesar
dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan
lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas
sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kemahamilan 32
miggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental,
berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan
disebut kolesterum.
d. Perubahan perut.
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin membesar.
Biasanya, hingga kehamilan empat bulan, pembesaran perut belum
kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut mulai kehitan
membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tengang dan pusat
menonjol keluar. Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi
pada linea alba serta line nigra.

4
e. Perubahan alat kelamin luar.
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya
kongesti pada peradaran darah.Kongesti terjadi karena pembuluh
darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai
dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi
makanan janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami
kongesti hitam kebiruan tersebut disebut Chadwick.
f. Perubahan pada tungkai.
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai.Pada hamil
tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi
karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah
kanan atau kiri.
g. Perubahan pada sikap tubuh.
Sikap tubuh ini menjadi lordosis karena perut membesar.
Perubahan yang tidak dapat dilihat:
h. Perubahan pada alat pencernaan.
Alat pencernaan lebih kendur, peristaltic kurang baik, terjadi
hipersekresi kelenjar dalam alat pencernaan sehingga menimbulkan
rasa mual, muntah, hipersalivasi dan lain-lain.Peristaltic yang
kurang baik dapat menimbulkan kontipasi atau obstipasi.
i. Perubahan pada peredaran darah dan pembuluh darah.
j. Perubahan pada darah.
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar
dari pada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi).
k. Perubahan pada jantung
Selama hamil, jantung memompa untuk dua orang, yaitu ibu dan
janin. Bertambahnya cairan darah menambah volume darah, tetapi
kepekatan darah berkurang dan pembuluh darah membesar .oleh
karena itu, kerja jantung bertambah berat.
l. Perubahan tekanan darah
Biasanya tekanan darah tidak tinggi meskipun volume darah
bertambah, bahkan sedikit turun.Turunnya tekanan darah ini
disebabkan oleh kepekatan darah berkurang.

5
m. Perubahan pada paru
Paru juga bekerja lebih berat karena menghisap zat asam untuk
kebutuhan ibu dan janin.Turunnya tekanan darah ini disebabkan
oleh kepekatan darah yang berkurang.
n. Perubahan pada perkemihan
1) Ginjal bekerja lebih cepat karena harus menyaring ampas dua
orang, yaitu ibu dan janin.
2) Ureter tertekan oleh uterus apabial uterus keluar dari rongga
panggul. Ureter juga semakin berkelok-kelok dan kendur
sehingga menyebabkan perjalanan urine ke kandung kemih
melambat. Kuman dapat berkembang di kelokan itu
menimbulkan penyakit.
3) Pada kedua kehamilan, ibu lebih sering berkemih karena ureter
lebih antefleksi dan membesar.
o. Perubahan pada tulang.
Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami perubahan,
bentuk tulangbelakang menyesuaikan diri dengan keseimbangan
badan Karena uterus membesar.Oleh karena itu, pada kehamilan
lebih dari 6 bulan, sikap tubuh ibu tampak menjadi lordosis.
p. Perubahan pada jaringan pembentuk organ
Jaringan menjadi lebih longgar dan mengikat garam
q. Perubahan pada alat kelamin dalam.
Perubahan poada alat kelamin dalam sudah pasti terjadi karena alat
kelamin dalam merupakan alat reproduksi.
r. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr menjadi
1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm , lebar 24 cm dan ukuran
muka belakang 22 cm. ( Helen Varney, 2007).
s. Ovarium
Ovulasi berhenti, masih terdapat korpusloteum graviditas sampai
terbentuknya uri (plasenta) yang mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesterone.

6
4. Adaptasi psikologi pada ibu hamil
Menurut Rubin perubahan psikologis yang terjadi pada trimester I
meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan kwatir.Pada trimester II, perubahan
meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari
perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat.Kadang tampak
egosentris dan berpusat pada diri sendiri.Pada trimester III, perubahan
yang terjadi meliputi memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert
dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

5. Pemeriksaan kehamilan
a. Umur kehamilan 1- 4 bulan setiap 4 minggu
b. Umur kehamilan 5 -7 bulan setiap 3 minggu
c. Umur kehamilan 7 - 9 bulan setiap 2 minggu
d. Umur kehamilan 9 -10 bulan setiap minggu
Pemeriksaan umum terdiri dari pemeriksaan fisik yaitu :
1) Timbang berat
2) Tinggi badan
3) Warna konjungtiva ( ikterus, edema, kloasma gravidarum)
4) Mulut, tengorok (karies, dentis, tonsil, faring)
5) Ukur tanda – tanda vital tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
6) Kondisi jantung dan paru
7) Palpasi hati dan limfa

1. Trimester I : menerima kehamilan


Pada wanita dipengaruhi oleh usia, suasana dalam pernikahannya,
serta kultur untuk melangkah atau menerima kehidupan lebi lanjut,
kadangkadang kehamilan ini tidak direncanakan atau tidak
diperkirakan, sehingga wanita ini tidak memilikirencana, tidak banyak
wanita yang percaya diri bahwa dirinya dapat melewai fase ini sampai
akhir, apabila wanita ini sadar adanya perubahan yang terajadi, seperti
mual-muntah, nyeri pada payudara, dan memiliki perasaan bahwa
dirinya pasti akan hamil, wanita ini akan segera mengkonfirmasikan
keadannya pelayanan kesehatan, petugas kesehatan sebaiknya
memberikan dukungan dengan ikut merasakan gerakan bayi sehingga

7
calon ibu ini pun dapat mengubah perilakunya selama hamil kearah
yang lebih postif. Pada pria ada perasaan bangga dan gembira,
memiliki perasaan yang sama dengan wanita, membayangkan role
model sebagai seorang ayah, menerima kehamilan tidak hanya berarti
menerima kehamilan saja dan adanya kehadiran seorang anak, tetapi
menerima perubahan keadaan status wanita tersebut
2. Trimester II : menerima bayi
“ quickening “ atau gerakkan Bayi yang dirasakkan ibu, menambah
keyakinan ibu akan kehadiran bayi yang berkembang dan merasa
nyaman didalam dibandingkan di luar tubuhnya, petugas kesehatan
yang memerikan informasi bayi ibu laki-laki atau perempuan, mmbuat
ibu membayangkan dirinya sebagai seorang ibu laki-laki atau
perempuan, membuat ibu membayangkan dirinya sebagai seorang ibu,
berharap mungkin kelak dapat bermain bersama, seperti bermain
sepeda atau belajar bersama, hal itu ternyata membantu ibu
menyadarkan bahwa ada bayi didalam tubuhnya.
Pada pria, merasakkan gerakkan dalam perut pasangannya membuat
yakin bahwa ada bayi dalam perut yang hidup, berkembang,
betumbuh, dan aktif
3. Trimster III : menerima bayi
Pasangan ini akan melakukan aktivitas seperti merencanakan kamar,
membeli baju, memilih nama, dan meyakinkan diri bahwa dapat
melahirkan dengan normal, pasangan akan tertarik untuk datang pada
kelas antenatal, seperti : senam hamil pijat bayi
Pemeriksaan umum terdiri dari pemeriksaan fisik yaitu :
a) Timbang berat
b) Tinggi badan
c) Warna konjungtiva ( ikterus, edema, kloasma gravidarum)
d) Mulut, tengorok (karies, dentis, tonsil, faring)
e) Ukur tanda – tanda vital tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
f) Kondisi jantung dan paru
g) Palpasi hati dan limfa

8
Pemeriksaan fisik dengan cara:
Palpasi
1) Tinggi fundus uteri
2) Keadaan dinding perut
3) Masa, cairan bebas/nyeri tekan abdomen
4) Menurut Leopold
a) Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terletak di fundus uteri.
b) Leopold II : menentukan letak punggung janin.
c) Leopold III : menentukan bagian yang terletak dibagian bawah
uterus.
d) Leopolod IV : menentukan apakah janin sudah masuk PAP atau
berapa jauh masuknya bagian terbawah dalam PAP.
Inspeksi
1) Atur posisi sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail.
2) Berikan pencahayaan yang cukup.
3) Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan,
posisi,dan abnormlitas.
Auskultasi
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
yang dihasilkan dengan tubuh melalui alat stetoskop. Dalam melakukan
auskultasi beberapa hal yang perlu didengarkan di antaranya:
1) Frekuensi atau siklus gelombang bunyi.
2) Kekerasan atau amplitudobunyi.
3) Kualitas bunyi dan lamanya bunyi.
Perkusi
Perkusi merupakan cara pemeriksaan dengan melakukan pengetukan pada
bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan,
konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam
ronggo tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu cara langsung dan cara
tidak langsung. Cara langsung dengan mengetuk secara langsung
menggunakan satu atau dua jari dan cara tidak langsung dengan
menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan
lain dan telapak tidak pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan

9
ditarik kebelakang. Hasil perkusi secara umum dibagi menjadi tiga
macam, diantaranya sonor yakni suara yang terdengar pada perkusi paru
normal, pekak suara yang terdengar pada perkusi otot dan timpani suara
yang terdengar pada abdomen bagian lambung, selain itu terdapat suara
yang terjadi diantara suara tersebut, seperti redup suara antara sonor dan
pekak dan hipersonor antara sonor dan timpani.

6. Kategori yang termasuk factor – factor beresiko tinggi


Yang factor kehamilan resiko tinggi menurut Bobak, 2005 adalah:
a. Jumlah anak lebih dari 4 orang
b. Usia kurang dari 20 tahun lebih dari 35 tahun
c. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun persalinan terakhir
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm
e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
7. Akibat kekurangan gizi pada ibu hamil
a. Berat lahir rendah
b. Kelahiran premature
c. Kelahiran anak yang meninggal
d. Anemia
e. Mudah terkena infeksi dan dapat mengakibatkan abortus
8. Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil pada tri mester II :
a. Pada kehamilan trimeste I kebutuhan energy masih sedikit tetapi pada
akhir trimester terjadi peningkatan.
b. Pada trimester II energi dibutuhkan untuk penambahan darah,
perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mamae, dan penimbunan
lemak.
c. Pada trimester III energy digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.

10
B. Konsep Dasar Keluarga
1. Konsep Keluarga
a. Pengertian
Keluarga merupakan kumpulan dari orang – orang yang terkait
dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal
dalam satu rumah (Friedman, 1998). Bailon & Maglaya (1989)
menyatakan bahwa keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu
yang tergabung karena hubungn darah, hubungan perkawinan,
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing – masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Sedangkan Dep Kes RI (1988) mengungkapkan bahwa keluarga


adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit


terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan
yang terkumpul dan tinggal satu atap untuk mempertahankan
kebudayaan.

b. Tipe Keluarga
Friedman (1998) menguraikan bahwa tipe keluarga terdiri atas
beberapa tipe, antara lain :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
b) Keluarga Besar (Ekstended Family) adalah keluarga yang
ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagiannya.
c) Keluarga Berantai (Sereal Family) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.

11
d) Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian dan kematian.
e) Keluarga Berkomposisi (Composite Family) adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama.
f) Keluarga Kabitas (Cohabitation Family [SIC]) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

c. Struktur Keluarga
Keluarga menurut Friedman (1998) mempunyai berbagai struktur
diantaranya adalah:
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e) Matriokal, adalah keluarga dimana dalam mengambil keputusan
ada dipihak istri.
f) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan dan beberapa sanak saudara yang menjadi
keluarga.

d. Peran Keluarga
Berbagai peran yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a) Peranan Ayah
Sebagai suami dari istri dan anak – anak. Ayah berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungan.

12
b) Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga. Sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c) Peranan Anak
Anak – anak melaksanakan peranan psiko – sosial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.

e. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut
Friedman (1998) antara lain :
a) Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga
yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b) Fungsi Sosialisasi dan tempat sosialisasi adalah fungsi
mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan social
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain diluar rumah.
c) Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function) adalah fungsi
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d) Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care
Function) yitu fungsi untuk mempertahankan keadaankesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi.

13
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.

f. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap – tahap kehidupan keluarga menurut Duvall (1997), yaitu :
a) Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam bentuk
rumah tangga dengan landasan cinta dan kasih sayang
b) Tahap menjelang kelahiran anak
Keluarga dimana suami dan istri menunggu kelahiran anak
sebagai tugas melangsungkan keturunan, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat –
saat yang sangat dinantikan.
c) Tahap keluarga dengan mempunyai bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh bayi, mendidik dengan penuh
kasih sayang, karena pada tahap ini kebutuhan bayi tergantung
pada kedua orang tuanya.
d) Tahap keluarga menghadapi anak dengan usia prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya,
sudah mulai bergaul dengan sebayanya tetapi sangat rawan
dalam masalah kesehatan. Tugas keluarga terhadap anak usia
prasekolah adalah menanamkan norma – norma kehidupan
agama dan social budaya.
e) Tahap keluarga menghadapi anak usia sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak untuk
masa depannya, membiasakan anak untuk belajar teratur,
menyelesaikan tugas – tugas sekolahnya, memberikan
pengertian pada anak tentang pentingnya belajar pada anak –
anak.
f) Tahap keluarga menghadapi anak remaja
Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,
tahap ini adalah tahap rawan, karena pada tahap ini anak
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya. Untuk

14
itu orang tua harus memberikan contoh yang baik dan mampu
mendekati remja dengan cara yang dapat diterima mereka.
g) Tahap keluarga melepaskan anak ke masyarakat
Setelah menjalani tahap remaja dan anak telah dapat
menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memnuhi kehidupan
yang sesungguhnya dalam memulai hidup baru untuk bekerja
dan berkeluarga.
h) Tahap keluarga berdua kembali
Anak – anak yang sudah berkeluarga tentunya mulai kehidupan
baru dengan tinggal berpisah dari orang tuanya, sedangkan
orang tuanya akan kembali kepada siklus kehidupan dimana
mereka akan berdua lagi dalam menempuh kehidupan
selanjutnya.
i) Keluarga dengan tahapan masa tua
Keluarga dengan tahapan lansia akan mengalami kesendirian,
kesepian dan mencoba untuk melalui hari – harinya dengan
menyibukkan diri seperti berkebun, berolahraga atau menimang
cucu. Tetapi masa ini akan mempersiapkan diri untuk
meninggalkan kehidupan.

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga


a. Pengkajian Keperawatan
Pengakajian merupaakan suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibina. Metode yang digunakan adalah wawancara keluarga
adalah wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan
fisik dan data sekunder, misal hasil laboratorium hasil X Ray dan lain-
lain.
Friedman memberikan batasan 6 kategori dalam memberikan
pertanyaan saat melakukan pengkajian. Untuk mempermudah perawat
keluarga saat melakukan pengkajian dipergunakan istilah penjajakan :

15
1) Penjajagan satu yang dikumpulkan yaitu :
a) Data pengenalan keluarga
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pendidikan kepala
keluarga, pekerjaan kepala keluarga, komposisi keluarga, tipe
keluarga, suku bangsa, agama, status sosial, ekonomi
keluarga, aktifitas rekreasi keluarga.
b) Riwayat dan tahapan pengembangan
Meliputi Tahap perkembangan keluarga saat ini, Tugas
perkembangan keluarga, Riwayat keluarga inti, Riwayat
keluarga sebelumnya.
c) Data lingkungan
Meliputi Karakteristik rumah, Karakteristik tetangga dan
komunitas RW, Mobilitas keluarga, Perkumpulan keluarga
dan interaksi dengan masyarakat, Sistem pendukung
keluarga.
d) Struktur keluarga
Meliputi Pola komunikasi keluarga, Struktur kekuatan
keluarga, Struktur peran, Nilai dan norma budaya.
e) Fungsi keluarga
Meliputi Fungsi afektif, Fungsi sosial, Fungsi reproduksi,
Fungsi perawatan, Fungsi ekonomi.
f) Koping keluarga
Meliputi Stresor jangka pendek dan jangka panjang,
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, Strategi
koping yang digunakan, Strategi koping disfungsional.
g) Pemeriksaan fisik.
h) Harapan keluarga

2) Penjajagan dua berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam menghadapi keluarga :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal kesehatan.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

16
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan
menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi
sampai aktual. (Agus Citra. 2004. Hal : 51).

Diagnosa keperawatan yang digunakan mengaccu pada kriteria North


America Nursing Diagnosis Association (NANDA). Sedangkan
etiologi mengacu pada 5 tugas pokok keluarga yaitu ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,
ketidakmampuan keluarga merawat anggotaa keluarga yang saakit,
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga, ketidaakmampuaan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan keluarga, terdapat tipologi


diagnosa keperawatan keluarga yang dibagi dalam 3 kelompok
(Suprajitno. 2004. Hal : 43).
1) Diagnosa Aktual
Masalah keperawatan yang dialami keluarga dan memerlukan
bantuan perawat.
2) Diagnosa Resiko Tinggi
Masalah keperawatan yang belum terjadi, tanda untuk menjadi
masalah keperawatan aktual, dapat terjadi dengan cepat bila tidak
segera mendapat bantuan perawat.

3) Diagnosa Potensial
Keadaan ketika keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang yang

17
memungkinkan dapat ditingkatkan. Keadaan ketika keluarga
tidaak mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang yang memungkinkan dapat
ditingkatkan.

c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan
keluarga. Pada tahap ini perawat memutuskan sasaran, tujuan dan
tindakan keperawatan yang diharapkan dapat membantu keluarga
mengatasi hambatan agar dapat berfungsi dengan baik.

Rencana keperawatan kesehatan keluarga, terdiri dari tujuan dan


tindakan keperawatan. Tujuan jangka panjang adalah akhir yang
dituju dari semua usaha. Tujuan jangka pendek merupakan spesifik
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria adalah gambaran
tentang faktor – faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk
bahwa telah tercapai, sedangkan standar menunjukan tingkaat
pelaksanaan yang sebenarnya. Dlam tahap perencanaan, rencana
perawatan dibuat sesuai dengan prioritas masalah.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, kemungkinan


ditemukan lebih dari 1 diagnosa keperawatan maka sebelum
merencanakan tindakan terlebih dahulu dilakukan penapisan
masalah untuk memprioritaskan masalah keperawatan.

Menurut Yura dan Walsh (1998) pengkajian adalah tindakan


pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data
tentamg klien.
d. “ Scoring” bertujuan menentukan prioritas masalah sesuai dengam
hasil perhitungan yang diprioritaskan. Adapun penilaian yang
digunakan pada “Scoring” berdasarkan pada table 2.1

18
Table 2.1 Kriteria Penilaian / “Scoring”
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah
Skala : Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
Skala : Tinggi 2
Sedang 1
Rendah 0 2
3 Prioritas masalah untuk dicegah
Skala : Mudah 3
Cukup 2
Tidak dapat 1 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala : Masalah dirasakan dan perlu penanganan 2
segera
Masalah dirasakan tidak perlu ditangani 1
segera
Masalah tidak dirasakan 0 1

Penentuan skor untuk memprioritaskan masalah kesehatan dengan cara :


1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dnegan angka tertinggi dan dikalikan bobot
Skor
x Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalah 3, sama
dengan seluruh bobot.
Penapisan Masalah
Menurut Baylon & Maglaya (1998) dalam Suprajitno 2004. Hal : 45,
untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatn keluarga dapat
menggunakan kriteria penapisan masalah sebagai berikut :

19
a. Sifat masalah dengan bobot 1
1) Aktual dengan nilai 3
2) Resiko tinggi dengan nilai 2
3) Potensial dengan nilai 1
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru
menunjukan taanda dan gejala atau bahkan dalam kondisi
sehat.
4) Kemungkinan masalah untuk dapat diubah dengan bobot 2
a) Mudah dengan nilai 2
b) Sebagian dengan nilai 1
c) Tidak dapat dengan nilai 0
Pembenaran mengacu pada : masalah, sumber daya
keluarga, sumber daya perawat dan lingkungan.
5) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 3
a) Tinggi dengan nilai 3
b) Cukup dengan nilai 2
c) Rendah dengan nilai 1
Pembenaran mengacu pada berat ringan masalah, jangka
waktu terjadinya masalah, tindakan yang dilakukan,
kelompok resiko tinggi yang dapat dicegah.
6) Menonjolnya masalah dengan bobot 1
a) Segera diatasi dengan nilai 2
b) Tidak segera diatasi dengan nilai 1
c) Tidak dirasakan ada masalah dengan nilai 0
Pembenaran mengacu pada persepsi keluarga terhadap
masalah.

Penentuan skor untuk memprioritaskan masalah kesehatan


dengan cara :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot.

Skor
x Bobot
Angka tertinggi

20
3) Jumlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 3,
sama dengan seluruh bobot.

d. Pelaksanaan Keperawatan
Adapun hasil tindakan keperawatan yang dapat dilakukan sesuai
dengan keperawatan yang meliputi :
1) Menstimulasi kesadaran dan penerimaan keluarga tentang
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi
informasi, menilai daampak situasi yang ada, mengklasifikasi,
kebutuhan dan harapan masalah.
2) Memutuskan cara merawat yang tepat dengan cara identifikasi,
konsekuensi tidak melakukan tindakan.
3) Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara merawat
dengan sumber daya yang ada dirumah, mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemuka cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, menemukan sumber – sumber yang
dapat digunakan keluarga dalam melakukan perubahan
lingkungan seoptimal mungkin.
5) Membantu keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan dan membantu keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan tersebut.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan tersebut perawat
bekerja sama dengan klien, keluarga serta tim kesehatan
lainnya, maka tujuan dari asuhan keperawatan akan tercapai
pada upaya kesehatan ini dilakukan, mengikuti tindakan
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

e. Evaluasi Keperawatan
1) Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
keluarga, evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah

21
tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan
direncana perawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan
tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu
ditinjau kembali yaitu :
a) Tujuan tidak realitas
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c) Faktor – faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi
2) Kriteria dan Standar
Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor – faktor tidak
tepat yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Standar menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.
3) Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif
kelemahannya hanya mementingkan jumlah padahal belum tentu
banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus
dengan hasil yang memuaskan.
Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :
a) Evaluasi Struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan
dalam suatu kegiatan.
b) Evaluasi Proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung
c) Evaluasi Hasil
Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan
4) Metode – metode Evaluasi
a) Observasi langsung
b) Memeriksa laporan atau dokumentasi
c) Wawancara atau angket
d) Latihan stimulasi
5) Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan
indikator

22
keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga.
Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan
tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :
a) Subyektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain
tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau
kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan.
b) Obyektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui tehnik observasi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi sehingga dapat dilihat
kemajuan atau kemunduran pada sasaran. Perawatan sebelum
dan sesudah diberikan tindakan keperawatan.
c) Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauh mana masalah
keperawatan dapat tertanggulangi.
d) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana
tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi dari
perawat.

23
BAB III
PEMBAHASAN

1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bp. M
b. Usia : 24 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : RT.003/RW.012 Kelurahan Petukangan Utara
f. Komposisi Anggota Keluarga :
Hub
Jenis
No. Nama dengan Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
KK
1. Ibu. N Perempuan Istri 24 tahun SMA SPG
2. An. J Laki-laki Anak 2 tahun - -

Genogram :

Keterangan :
= meninggal = garis keturunan

24
= laki laki = garis pernikahan

= perempuan = tinggal serumah

g. Tipe Keluarga :
Keluarga inti. Keluarga Bp. M terdiri dari Bp. M, Ibu. N dan anak yaitu An. J.
keluarga Bp. M sebenarnya keluarga yang cukup harmonis. Ibu.N baru
mempunyai anak satu yaitu An.J dan saat ini Ibu.N sedang mengandung anak
kedua dengan usia kehamilan 3 bulan dan Ibu mengatakan badan terasa lemas,
lesu, sering muntah setelah selesai makan, dan nafsu makan menurun.
h. Suku Bangsa :
Bp. M dan Ibu. N merupakan penduduk asli jawa timur, Ibu N mengatakan
tidak ada kebiasaan khusus dalam keluarga yang mempengaruhi status
kesehatan. Ibu N mengatakan Bp. M dan Ibu N sangat memanjakan An. J
karena merupakan putra dan cucu pertama laki-laki didalam keluarganya.
k. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah ada jadwal rekreasi yang tetap. Ibu N mengatakan
rekreasi biasanya dilakukan mendadak apabila ada jadwal senggang. Ibu N
mengatakan An. J lebih sering diajak pergi jalan-jalan sekitar rumahnya.
2. Riwayat dan Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :


Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak batita.
Keluarga dapat melakukan pemenuhan kebutuhan perkambangan keluarga
dengan anak batita. Tugas Ibu.N sebagai seorang ibu merawat anak dan suami
dan tugas Bp.M sebagai seorang ayah mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Sejauh ini Bp.M dan Ibu.N memperhatikan pola tumbuh kembang anak seperti
seharusnya dan penuh kasih sayang orang tua kepada anak. Selama ini orang
tua selalu memanjakan dan menuruti kemauan An. J karena baru memiliki satu
anak dan baru berumur 2 tahun.

25
c. Riwayat Keluarga Inti
Bp. M dan Ibu.N merupakan orang jawa timur yang saat ini tinggal di
kelurahan petukangan utara, menempati rumah milik sendiri yang dibangun
oleh ayah Bp.M.
d. Riwayat keluarga sebelumnya :
Keluarga Bpk.M dan Ibu.N berasal dari keluarga sederhana, Pernikahan Bp. M
dan Ibu N sangat direstui oleh kedua orang tuanya. Tidak ada riwayat penyakit
dan keluhan penyakit yang diderita keluarga saat ini.

3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah terletak di perkampungan padat penduduk dan merupakan milik
sendiri/ luas rumah 30 m2 tipe rumah permanen terbuat dari semen, berpagar
dan sudah memiliki ventilasi yang cukup. Cahaya dalam rumah cukup,
penerangan menggunakan listrik dengan lantai keramik, kondisi rumah bersih,
terdapat tempat pembuangan sampah diluar rumah dan pengolahan sampah
diambil oleh petugas. Sumber air yang digunakan keluarga menggunakan
PAM, terdapat wc pribadi bertipe jamban leher angsa. Terdapat fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas kelurahan petukangan utara yang cukup dekat
dengan rumah.
Denah rumah :

U Teras
Ruang keluarga Dapur
S Ruang
Tamu KT KM

b. karakteristik tetangga dan komunitas


Rumah Bp. M masuk kedalam gang yang cukup besar. Bp. M dan Ibu N
bersosialisai dengan tetangga hanya jika berpapasan dijalan. Tetangga keluarga
Bp. M rata-rata berprofesi sebagai karyawan, pedagang, dan konveksi.

26
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Bp. M dan Ibu N sudah menempati rumah tersebut sejak awal menikah sejak 3
tahun yang lalu sampai sekarang dan tidak pernah pindah-pindah.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi keluarga
Komunikasi keluarga Bp. M cukup efektif.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mampu memecahkan masalah bersama.
c. Struktur peran
Dalam Keluarga Peran Bp. M berjalan dengan baik sebagai Kepala keluaga
mencari nafkah untuk membiayai keluarga. Dan peran Ibu N sebagai Ibu
rumah tangga,
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarkan kepercayaan yang dianut
yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif dan koping
Merupakan keluarga yang harmonis dan pada dasarnya saling menyanyangi
satu sama lain.
b. fungsi sosialisasi
Ibu N mengatakan memperbolehkan An.J bermain dengan anak seumurannya.
c. fungsi reproduksi
Keluarga Bp. M masih dalam masa reproduksi aktif. Ibu N saat ini masih
dalam masa reproduksi tetapi menggunakan alat kontrasespsi pil KB.
d. Fungsi ekonomi
Ibu N mengatakan sebenarnya kebutuhan ekonomi keluarganya dicukupi oleh
Bp M namun Ibu N mengatakan kebutuhannya masih kurang untuk tabungan
sekolah masa depan kedua anaknya.

27
e. Fungsi fisik dan perawatan keluarga
Keluarga Bp. M mengatakan sehat merupakan hal utama dalam kehidupannya.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit mereka langsung berobat minimal ke
puskesmas dan tidak pernah mengkonsumsi obat warung.

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stress jangka pendek
Masalah yang dihadapi oleh Bp. M dan Ibu N dalam waktu pendek
adalah khawatir dan cemas dengan An J akan pertumbuhan dan
perkembangan anak karena masih butuh pengawasan dari orang tua sedangkan
saat ini Ibu.N sedaang hamil anak kedua.
b. Stress jangka panjang
Bp.M dan ibu.N saat ini tidak memiliki beban untuk jangka panjang.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada Ibu.N:
a. Identitas
- Nama : Ibu.N
- Umur : 24 tahun
- L/P : Perempuan
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : SPG
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:
Badan terasa lemas, lesu, sering muntah setelah selesai makan, dan nafsu
makan menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Badan terasa lemas, lesu, sering muntah setelah selesai makan, dan nafsu
makan menurun.
d. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

28
f. Tanda-tanda vital:
TD: 110/80mmHg RR: 18 x/mnt
N : 75 x/mnt S : 37,0 oC
g. System Cardio Vascular
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : PMI teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : S1, S2 terdengar bunyi tunggal
h. System Respirasi
- Inspeksi : dada datar, simetris, terdapat penggunaan otot bantu
napas
- Palpasi : fokal fremitus kanan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikular
i. System Gastrointestinal (GI Tract)
- Inspeksi : Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada bekas
operasi, tidak terlihat pembuluh darah
- Auskultasi : bissing usus positif
- Perkusi : timpani
- Palpasi : hepar lien tidak tetaba, gastritis negative, apendisitis
negative
j. System Persyarafan
- Kesadaran : composmentis (3-4-6)
k. System Muskuloskeletal
- Inspeksi : lengan dan tungkai simetris
- Palpasi : tidak ada odem
l. System Genitalia
- Inspeksi : skrotum simetris
- Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada mass

8. harapan keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan keluarga


Harapannya Ibu dapat melahirkan cukup bulan dan memiliki anak yang sehat.

29
9. Fungsi Perawatan
Mengenal masalah : Keluarga mengatakan tidak mengetahui masalah mengenai
mual dan muntah berlebih saat hamil.
Mengambil keputusan : Bp.M mengatakan bila istrinya rutin melakukan control
ke bidan
Merawat : Ibu N selama ini merawat anaknya bila sakit.
Modifikasi Lingkungan : Ibu N mengatakan bila merawat terkadang Ibu N
menuruti kemauan anaknya
Memanfaatkan fasilitas : Keluarga Bp. M memanfaatkan layanan puskesmas
apabila memiliki keluhan sakit.

10. Analisa Data


No. Data Problem Etiologi
1. DS : Keluarga mengatakan tidak Kurang KMK dalam
mengetahui masalah mengenai pengetahuan mengenal
mual dan muntah berlebih saat hiperemesis
hamil dan sering muntah setelah gravidarum.
selesai makan

DO : Badan terlihat lemas, lesu,


dan nafsu makan menurun.

11. Prioritas Masalah


Diagnosa : Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal hiperemesis gravidarum.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Keluarga


aktual mengatakan tidak
mengetahui
masalah
hiperemesis
gravidarum.
Kemungkianan ½x2 1 pengetahuanya

30
maslah dapat yang terbatas
diubah : sebagian tentang hiperemesis
gravidarum
Potensi masalah 3/3 x 1 1 Bp.M mengatakan
untuk dicegah : Ibu.N susah makan
tinggi karena mual
Menonjolnya 2/2x1 1 Ibu.N takut gizi
masalah : Masalah janinnya kurang.
dirasakan dan harus
segera ditangani
TOTAL 4

12. Rencana Keperawatan Keluarga


N Dx Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi
Rencana
o Kel. Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurang Setelah Setelah Menjelaskan Perkembang Diskusikan
pengetahua dilakuka dilakukan apa itu an ibu hamil dengan
n n 1x hiperemesis merupakan keluarga
berhubunga kunjunga kunjungan gravidarum suatu fase tentang
n dengan n 3x rumah dan tanda dimulainya hiperemesis
ketidakma kunjunga selama 45 gejala dan saat gravidarum
mpuan n rumah, menit penanganan trimester
keluarga keluarga setiap nya. pertama Beri pujian
dalam mengena kunjungan, sampai atas
mengenal l apa itu diharapkan trimester kemampuan
hiperemesi hipereme keluarga ketiga. keluarga
s sis mengetahui
gravidarum gravidar tanda dan
. um. gejala dan
penanganan
hiperemesis
gravidarum

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia dalam
rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau menciptakan keturunan
yang ada dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir pada proses persalianan
dimana banyak terjadi permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada
keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses persalinan, seperti
cemas yang dirasakan keluarga serta persiapan yang dilakukan keluarga dalam
mempersiapkan proses persalinan. Oleh karena itu penulis merasa bahwa Asuhan
Keperwatan Keluarga ini sangat tepat dilakukan pada keluarga Bp.M khususnya Ny.N.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba mengemukakan saran untuk
menjadi pertimbangan dan untuk meningkatkan kualitas dalam Asuhan Keperawatln
Keluarga. Adapun saran tersebut adalah :
1. Diperlukaan keterampilan dalam pendekatan dengan keluarga dan teknik-teknik
observasi serta wawancara sehingga diperlukan data-data yang lengkap.
2. Perlu ditingkatkan wawancara dan keterampilan dalam menentukan rencana
tindakan dalam Asuhan Keperawatan Keluarga.
3. Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan diharapkan selalu berlandaskan pada
konsep teoritis tanpa mengabaikan kondisi klien dan keluarga itu sendiri.

32
DAFTAR PUSTAKA

Heather Herdman, (2012), Nanda International Diagnosa Keperawatan Definisi &


Klarifikasi 2012-2014, EGC, Jakarta.
Nurarif, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medik &
Nanda NIC-NOC, Med Action, Yogyakarta.
Sheryl Mara & Nellie,( 2004), Manual Perawatan di Rumah, EGC, Jakarta.
Suprajitno, (2014),Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik, EGC,
Jakarta.
Tantut Susanto, (2012), Buku Ajar kepada Keluarga, Aplikasi Teori pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga, Trans Info Media, Jakarta.
Saminem,hajjah.2008.Kehamilan Normal.Jakarta:EGC

Bobak,lowdermik,Jensen.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC

33

Vous aimerez peut-être aussi