Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
i
KATA PENGANTAR
KELOMPOK III
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
AQIDAH ISLAMIYAH ............................................................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
BAB II.......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan indera (akal) digunakan untuk menguji dan membuktikannya1 (Shihab). Inilah tahap yang
benar, karena akal sesuai dengan makna kebahasannya ’aql yang berarti tali pengikat. Tanpa
akal, seseorang akantersesat meskipun memliki pengetahuan teoritis yang mendalam 2 .
Fungsi akal sebagai pengikat ini didampingi oleh agama sebagai tuntunan dalam menjalani
kehidupan.
I.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian aqidah sehingga mampu mengimplementasikan
dikehidupan sehari-hari.
2. Mahasiswa mengetahui ruang lingkup apa saja yang dibahas didalam aqidah.
3. Mahasiswa mengetahui sumberaqidah Islam
4. Mahasiswa tau bagaimana kaidah-kaidah aqidah yang akan memperjelas sejauh mana fitrah
dan kinerja akal berperan dalam permasalahan aqidah.
5. Mahasiswa mengetahui fungsi aqidah dalam kehidupan sehingga fungsi-fingsi tersebut dapat
dioptimalkan dikehidupan sehari-hari.
1
Ibid
2
M.Quraish Shihab. Loc. Cit
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Yunahar Ilyas. 2001.Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta
4
Atabik Ali.1999.Kamus Arab Kontemporer.Yogyakarta:Yayasan Maksum
3
3. Mahmud Syaltouth menyatakan bahwa aqidah merupakan cara pandang
keyakinan yang harus diyakini terlebih dahulu sebelum segala perkara yang
lainnya dengan suatu keyakinan yang tidak diliputi keraguan dan tidak
dipengaruhi oleh kesamaran yang menyerupainya”
4. Muhammad Husein Abdullah menyatakan aqidah adalah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam, manusia, kehidupan, serta hubungan semuanya
dengan sebelum kehidupan (Sang Pencipta) dan setelah kehidupan (Hari
Kiamat), serta tentang hubungan semuanya dengan sebelum dan setelah
kehidupan (syari’at dan hisab)
5
Mahmud Syatut 1984.Akidah dan syariah Islam (terj.fahruddin HS) Jakarta
4
supranatural ini masuk dalam katagori pokok ajaran Islam, bahkan semua agama
sekaligus menjadi wilayah yang hanya bisa didekati dengan keimanan atau
kepercayaan
4. Sam’iyat : Pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui
sam’i (wahyu) yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Seperti alam barzakh, akhirat, hari
kiamat dan lain sebagainya.
Selain objek pembahasan diatas, pembahasan aqidah juga bisa mengikuti sistematika
arkan al-iman yaitu:6
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat Allah SWT
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada Rasul Allah SWT
5. Iman kepada hari Akhir SWT
6. Iman kepada taqdir Allah SWT
Dasar pokok dari aqidah Islam adalah Arkanul Iman didasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khatab; ketika itu Malaikat Jibril datang
kepada Nabi SAW dan bertanya: “Coba ceritakan apa iman itu? Lalu Rasullah SAW
menjawab: Iman itu percaya kepada adanya Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
Rasul-Nya, hari Kiamat dan percaya kepada takdir baik dan buruknya berasal dari Allah
SWT.” (HR. Muslim).
6
Yunahar Ilyas. Op. Cit
7
Mahmud Syaltut. Loc . Cit
5
disertai dalil-dalil. Dalil ini adakalanya bersifat aqli atau naqli, tergantung perkara apa yang
diimani. Jika sesuatu itu masih dalam jangkauan panca indera maka dalilnya adalah aqli,
tetapi jika sesuatu itu di luar jangkauan panca indera, wajib disandarkan pada dalil naqli.
Dengan demikian dalil aqidah ada dua:
1. Dalil Aqli: dalil yang digunakan untuk membuktikan perkara-perkara yang bisa
diindera sebagai jalan (perantara) untuk mencapai kebenaran yang pasti dari
keimanan. Yang meliputi di dalamnya adalah beriman kepada keberadaan Allah,
pembuktian kebenaran Al-Qur'an, dan pembuktian Nabi Muhammad itu adalah utusan
Allah.
2. Dalil Naqli: berita (khabar) pasti (qath’i) yang diberitakan kepada manusia berkaitan
dengan perkara-perkara yang tidak dapat secara langsung dijangkau oleh akal
manusia, yaitu mengenai beriman kepada Malaikat, Hari Akhir, Nabi-nabi dan Rasul-
Rasul, Kitab-kitab terdahulu, sifat-sifat Allah, dan tentang Taqdir. Khabar yang qath’i
ini haruslah bersumber pada sesuatu yang pasti yaitu Al-Qur'an dan hadits mutawatir
(hadits qath’i).
Namun terhadap As-Sunnah hanya hadist muttawatir lah yang diterima. Muhammad Husain
Abdullah menyatakan bahwa hadits mutawatir adalah hadits yang didasarkan panca indera,
diberitakan oleh sejumlah orang yang jumlahnya menurut kebiasaan tidak mungkin mereka
bersepakat (terlebih dahulu) untuk berdusta (dalam pemberitaannya). Hadits mutawatir
seperti ini menunjukkan Al-‘Ilmu (kepastian), yakin, wajib diamalkan. Sedangkan hadist ahad
shahih tidak dapat dijadikan sandaran aqidah agama Islam. Hal itu dikarenakan tidak semua
hadist ahad itu sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah SAW.
8
Syekh Ali Tantawi, Dalam Yunahar Ilyas. Op. Cit
6
4. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh
inderanya
5. Aka hanyal bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu
6. Iman da fitrah setiap manusia
7. Kepuasan material didunia sangat terbatas
8. Keyakinan tentang hari akhiradalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya
Allah SWT
7
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Secara etimologis, aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. ‘Aqdan
berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh, dan setelah menjadi ‘aqidatan (aqidah) maka
bermakna keyakinan. Dengan demikian aqidah dapat diartikan sebagai keyakinan yang
tersimpan kokoh didalam jiwa, meliputi perkara-perkara yang harus diimani, ditetapkan dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagai fondasi keber-agamaan seorang muslim.
Ruang lingkup aqidah meliputi aspek ilahiyah (ketuhanan) , nubuwah ( risalah para
nabi), ruhaniyah ( alam metafisik), dan sam’iyah(alam gaib). Sumber Aqidah tentunya Al-
Qur’an dan As-Sunnah, karena hanya dua sumber ini saja yang memadai untuk menjelaskan
kompleksitas agama Islam
Beberapa kaidah ini akan memperjelas sejauh mana fitrah dan kinerja akal berperan
dalam permasalahan aqidah9
1. Apa yang saya dapat dengan indera,saya yakini adanya,kecuali bila akal saya
mengatakan “tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.
2. Keyakinan disamping diproleh dengan menyaksikan langsung juga bisa melaui berita
dari seseorang yang diyakinikejujurannya
3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak bisa
menjangkaunya dengan indera mata
4. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh
inderanya
5. Aka hanyal bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu
6. Iman da fitrah setiap manusia
7. Kepuasan material didunia sangat terbatas
8. Keyakinan tentang hari akhiradalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya
Allah SWT
Fungsi Aqidah Yakni diibaratkan sebagai dasar dan fondasi bangunan kerajaan islam.
Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, haruslah semakin kokoh fondasi yang dibuat.
9
Syekh Ali Tantawi, Dalam Yunahar Ilyas. Op. Cit
8
Jika lemah, maka bangunan akan cepat roboh. Aqidah yang kuat akan melahirkan ibadah
yang tertib, syariah yang taat dan akhlak yang anggun, mengikis emosi negatif disatu sisi, dan
menumbuhkan emosi positif disisi lain, kepekaan sosial, toleran terhadap perbedaan , rasa
berbagi bertambah dan memiliki jiwa besar..
III.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10