Vous êtes sur la page 1sur 104

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELATI


KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :
ARADEA DESIKA PUTRI SITORUS
131000293

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PEMANFAATAN
PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELATI
KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :
ARADEA DESIKA PUTRI SITORUS
NIM. 131000293

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN POSYANDU KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya

saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2018


Yang membuat pernyataan
Penulis

Aradea Desika Putri

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Posyandu merupakan pelayanan kesehatan dasar bersifat terpadu yang


bertujuan memelihara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan balita. Keberhasilan pelayanan Posyandu dapat dilihat dari partisipasi
masyarakat yang berkunjung ke Posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Untuk itu perlu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh predisposisi
(pengetahuan dan sikap ibu dan persepsi ibu tentang pelayanan posyandu), faktor
pendukung (jarak), faktor pendorong (prilaku petugas kesehatan dan prilaku
kader) dengan pemanfaatan Posyandu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jenis survey
explanatory reaserch yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
Predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong ibu terhadap pemanfaatan
pelayanan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu-ibu PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Melati. Pengambilan sampel
dilakukan secra sample random sampling dengan menggunakan kuesioner dan
dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 responden sebesar 40
responden (40.0%) memanfatkan posyandu dan sebanyak 60 responden (60.0%)
tidak memanfaatkan posyandu. Ada pengaruh antara variabel sikap (p=0.029),
persepsi tentang pelayanan posyandu (p=0.012) dan jarak (p=0.015). variabel
yang tidak mempunyai pengaruh tentang pemanfaatna pelayanan posyandu adalah
pengetauan, prilaku petugas kesehatan dan prilaku kader.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pengelola posyandu agar
memberikan informasi secara menyeluruh baik mengenai program dan
manfaatnya apa saja yang diperoleh dari pelyanan posyandu. Diharapkan
meningkatkan kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan
tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu dengan pemantauan
dan pembinaan dari pihak Puskesmas Melati

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pendorong, Pendukung Pemanfaatan

Posyandu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Posyandu is basic medical service roperties fused to keep and improve


welfare society, especially under five years. Posyandu success can be seen from
the participation of the public who visited Posyandu is influenced by several
factors. For that we need to do reaserch of the influence of knowledge, supporting
factors (distance), driving factors (health officer behavior and cadre behavior)
with Posyandu utilization.
The purpose of this explanatory survey study was to describe the influence
of the predisposition, enabling and reinforcing factors on the untilization of
posyandu in the working area of Puskesmas Melati Center Perbaungan District
Serdang Bedagai 2017. The population of this study was all of the mothers in
reproductive age living in the working area of Puskesmas Melati. The samples for
this study were selected through simple random sampling technique. The data
were obtained through questionnaire distribution and analysed through logistic
regression test.
The result of this study showed that the 100 responden 40 (40.%) did
untilze and 60 (60.0%) did not untilze the health service provided by posyandu.
There was influence between attitude variable (p = 0.029), perception about
posyandu service (p = 0.012) and distance (p = 0.015). variables that have no
influence on the utilization of posyandu services are the knowledge, behavior of
health workers and cadre behavior
The manager of Posyandu is suggested to provide a comprehensive
information about the program availablenor the benefits provided through
Posyandu service. The manger is also expected to inprove the cooperation
between the cadres and varios parties especially the public figures and the ledies
belong to PKK (Family Welfare Education) group in implementing the Posyandu
activities under the monitoring and guidance of Puskesmas Melati.

Keywords : Predisposition Factors, Enabling, Reinforsing, Utilization


Posyandu

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Rendahnya Posyandu Yang Aktif di

Wilayah Kerja Puskesmas Melti Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun

materil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, Mhum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

4. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah banyak

meluamgkan waktu untuk memberikan kritikan, saran dan arahan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Dr. Drs Surya Utama, MS selaku Dosen Penguji I skripsi yang telah

memberikan kritikan, saran dan arahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Drs. Alam Bakti Keloko M.Kes selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah

banyak meluamgkan waktu untuk memberikan kritikan, saran dan arahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Ernawati, SKM, MKES selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

9. Kepala Dinas Kesehatan Serdang Bedagai dan seluruh staf yang telah banyak

membantu penulis.

10. dr. Hj Fanni Ludwina selaku kepala Puskesmas Melati Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memberikan banyak

bantuan dan kemudahan selama melakukan penelitian.

11. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang amat penulis

cintai, ayahanda tercinta Alm M. Yunus Sitorus dan ibunda tercinta

Maimunah Damanik yang telah memberikan perhatian, semangat serta doa

kepada penulis.

12. Saudara-saudara tercinta, Nurhana Sitorus S.pd, Safri Muliya Sitorus, Indra

Mahyudi Sitorus SH, Andi Pahrulian Sitorus, Tut Wuri Handayani Sitorus

S.Pd, Yusvita Aminah Sitorus, Fatma Ramadhani Sitorus, Wirda Aoriyani

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sitorus S.P, Rizqa Sitorus S.Pd yang telah memberikan semangat kepada

penulis..

13. Sahabat dari SMA Kristina Tumanggor S.pd, Deminar Dolok Saribu S.,

Sriana, Ibnu Yafizham yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

14. Prada Jul Harianto yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat dari semester awal kuliah, Ola Ofianty, Ilvi Lian Suri SKM,

Rispa Rahmadhani Lubis SKM, Rifka Aprianti Putri Lubis SKM, Fikriyah

Arfina Nainggolan , Rani, Salmi Abbas SKM, Siti Mutia, Ratih Nur Indah

Harahap, Ahmad Fauzi SKM, Mahadi, Muhammad Alfaraby yang telah

memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini

16. Teman-teman PBL di Kelurahan Melati 1, Muhammad Rizal, Susantri

Roberta, dan Wiwi Hanif Sandi.

17. Teman-teman LKP Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Rina

Handayani Simbolon SKM, Nurhazmi Harahap SKM, Qori, dan Eltria Citra.

18. Dan semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis

menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2018

Penulis

Aradea Desika Putri

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
ABSTRAK.............................................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................................... iv
KATA PENGHANTAR......................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
DAFTAR RIWAYAH HIDUP .............................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 10


2.1 Posyandu ................................................................................. 10
2.1.1 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu.................................. 11
2.1.2 Fungsi Posyandu ............................................................. 11
2.1.3 Manfaat posyandu ........................................................... 12
2.1.4 Strata Posyandu............................................................... 13
2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan........................................... 15
2.3 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu............................................ 15
2.3.1 Pengetahun...................................................................... 16
2.3.2 Sikap .............................................................................. 17
2.3.2.1 Penilaian Sikap.................................................... 18
2.3.3 Persepsi .......................................................................... 20
2.3.3.1 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Persepsi......... 20
2.3.3.2 Jenis Persepsi ..................................................... 22
2.3.3.3 Proses Terjadinya Persepsi ................................. 22
2.3.4 Jarak............................................................................... 22
2.4 Kerangka Fikir .......................................................................... 23
2.5 Kerangka konsep ...................................................................... 25
2.6 Hipotesis .................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 26


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 26
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 26
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 26
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 26
3.4 Metode pengumpulan data ....................................................... 29
x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4.1 Data primer .................................................................. 29
3.5 Defenisi Operasional................................................................. 29
3.5.1 Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan...................................................... 29
3.6 Aspek pengukuran .................................................................... 30
3.6.1 Aspek pengukuran variable bebas ................................. 29
3.6.2 Aspek pengukuran variable terikat ................................ 31
3.7 Metode analisi data ................................................................... 31

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 33
4.1.1 Letak Geografis............................................................... 33
4.1.2 Letak Demografis............................................................ 33
4.1.3 Karekteristik Responden ................................................. 33
4..1.3.1 Diskripsi Pendidikan Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Melati ............................................... 34
4.1.3.2 Diskripsi Pekerjaan Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Melati................................................ 34
4.1.4 Sarana Kesehatan Puskesmas Melati ............................... 34
4.1.5 Tenaga Kesehatan ........................................................... 35
4.1.6 Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melati
Kecamatan perbaungan ....................................................... 35
4.2 Hasil Penelitian......................................................................... 36
4.2.1 Statistik Demografi Responden ....................................... 36
4.3 Analisis Univariat ..................................................................... 36
4.3.1 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Berdasarkan
Pengetahuan Tentang Posyandu ...................................... 37
4.3.2 Pemanfaatan Pelayanan Posyndu Responden
Berdasarkan Sikap Tentang Pemanfaatan Posyandu........ 38
4.3.3 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Responden
Berdasarkan Persepsi Pelayanan Posyandu ..................... 41
4.3.4 Pemanfaatan Posyandu Berdasarkan Jarak....................... 43
4.3.5 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu .................................. 47
4.4 Analisis Multifariat .................................................................. 47
4.4.1 Hasil Analisi Uji Regresi Sederhana ................................ 47
4.4.2 Hasil Analisia Uji Regeresi Logistik Berganda ............... 48
4.4.3 Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfatan
Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Melati Kecamatan Pebaungan Kabupaten
Serdang Bedagaai Tahun 2017...................................... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 53


6.1 Kesimpulan............................................................................... 53
6.2 Saran......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 55
LAMPIRAN
xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFATAR TABEL

Tabel 3.1 Proporsi Sampel per Desa ....................................................... 28


Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Pengetauan .................................. 30
Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Sikap...................................................... 30
Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Persepsi Pelayanan Posyandu ...... 31
Tabel 3.5 Aspek Pengukuran Variabel Jarak ........................................... 31
Tabel 3.6 Aspek Pengukuran Variabel Pemanfaaatan Posyandu .............. 31
Tabel 4.1 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati 34
Tabel 4.2 Tenaga Kesehatan di Wilayah Ker Puskesms Melati ............... 35
Tabel 4.3 Data Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melati .... 35
Tabel 4.4 Statistik Demografi Responden/Ibu.......................................... 36
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Posyandu.......... 37
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Posyandu......... 38
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persepsi Pelayanan Posyandu .................. 41
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jarak Responden ke Posyandu ................ 44
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu ........................... 46
Tabel 4.10 Hasis Statistik Uji Regresi Logistik Sederhana....................... 47
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Logistik Ganda.......................................... 48

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Fikir .................................................................. 24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................... 25

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Master Data
Lampiran 3 Hasil Statistik
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis Bernama Aradea Desika Putri, Lahir di Prapat Janji pada 25

Desemeber 1995. Penulis merupakan anak terakhir dari sepuluh bersaudara,

pasangan Alm Muhammad Yunus Sitorus dan Ibu Maimunah Damanik, kedua

orangtua saya tersebut tinggal di Desa Prapat Janji, Kabupaten Asahan. Penulis

Beragama Islam dan bersuku Batak, dan saat ini berdomisili di Jalan Abdul

Hakim Gg H Marjo No 1 B, Medan Selayang.

Jenjang pendidikan formal penulis dimulai dari SD Negeri 010098 Prapat

Janji (2001-2007), MTs Negeri Kisaran (2007-2010), SMA Negeri 1 Buntu Pane

(2010-2013), yang semuanya berlokasi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Kemudian penulis menempuh pendidikan lanjutan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan (2013-2018).

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan

kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai

indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti: meningkatnya derajat

kesejahteraan dari status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender,

meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,

terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya

kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah dengan

tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan

keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan

Posyandu (Kemenkes, 2011).

Posyandu adalah pelayanan yang diselenggarakan dari masyarakat oleh

masyarakat dan untuk masyarakat sedangkan pemerintah hanya menfasilitasi.

Posyandu telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai suatu strategi untuk

memperluas jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. Posyandu merupakan

salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar. Adapun jenis posyandu terdiri dari posyandu pratama, posyandu

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


madya, posyandu purnama, dan posyandu mandiri. Pada pelaksanaannya

posyandu melayani 5 program prioritas yaitu KB, KIA, gizi, imunisasi dan

penanggulangan diare. Dari 5 kegiatan tersebut tidak semua kegiatan bisa

dilakukan sendiri oleh masyarakat, khususnya dalam pelayanan antenatal,

pelayanan kontrasepsi (kecuali pil dan kondom) dan imunisasi. Oleh sebab itu

dalam kegiatan posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali tersebut harus ada

setidaknya 2 petugas pusksemas untuk memberikan pelayanan teknis dan

bimbingan atau pembinaan (Kemenkes, 2012).

Menurut Willis (2014) Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting

untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu,

masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau

tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa

anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya

pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita.

Salah satu indikator keberhasilan berjalannya program posyandu adalah

meningkatnya status gizi balita sehingga jumlah balita yang berat badannya tidak

naik akan semangkin menurun. . Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara masalah gizi buruk di Sumatera Utara tahun 2016

prevalensi gizi buruk sebesar 4,4% dan prevalensi gizi kurang sebesar 18%.

Status gizi balita sebenarnya dapat di pantau apabila si ibu membawa balitanya

keposyandu pada setiap bulannya, karena posyandu merupakan diteksi awal

dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan balita (Kemenkes, 2011)

xvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat mengembirakan,

karena disetiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu . pada saat posyandu di

canangkan pada tahun 1986, jumlah posyandu tercatat tercatat sebanyak 25.000

posyandu dan pada 2009 menigkat menjadi 266.827 posyandu dengan ratio 3,55

Posyandu per Desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih

ditemukan banyak masalah antara lain kelengkapan saranan dan keterampilan

kader yang belum memadai (Kemenkes, 2011).

Meskipun secara kuantitas perkembangan posyandu sangat cepat tetapi

dari segi pemanfaatan masih terdapat beberapa kekurangan di bebrapa hal.

Pemanfaatan posyandu di Indonesia berdasarkan program aktivitas posyandu

cukup baik untuk balita terutama sampain 2 tahun. Aktivtas selanjutnya sampai

usia 5 tahun, cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi

mulai dari terendah 10% sampai tertinggi 80%. Untuk kelangsungan program

posyandu sangat dibutuhkan peran aktif kader yang merupakan tenaga sukarela

yang berasal dari masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat di desa yang di bekali pengetahuan kesehatan dan

pendampingan dari tenaga kesehatan (Kemenkes, 2010).

Menurut Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, jumlah SDM

kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan meningkat menjadi

877.088 orang pada tahun 2013. Dari seluruh SDM kesehatan yang ada, sekitar

40% bekerja di Puskesmas. Jumlah tenaga kesehatan sudah cukup banyak tetapi

persebarannya tidak merata. Selain itu, SDM kesehatan yang bekerja di

Puskesmas tersebut, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak

xviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berimbang. Sebagian besar tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas adalah

tenaga medis (9 orang per puskesmas), perawat-termasuk perawat gigi (13 orang

per puskesmas), bidan (10 orang per puskesmas). Sedangkan tenaga kesehatan

masyarakat hanya 2 orang per puskesmas, sanitarian hanya 1 orang per

puskesmas, dan tenaga gizi hanya 1 orang per puskesmas.

Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen pelayanan kesehatan yaitu

perencanaan kesehatan antara lain adalah kurang tersedianya data dan informasi

yang memadai, sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Permasalahan juga muncul

karena belum adanya mekanisme yang dapat menjamin keselarasan dan

keterpaduan antara rencana dan anggaran Kementerian Kesehatan dengan rencana

dan anggaran kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Daerah atau Pemda

(kabupaten, kota, dan provinsi), termasuk pemanfaatan hasil evaluasi atau kajian

untuk input dalam proses penyusunan perencanaan (Kemenkes, 2015)

Keberhasilan suatu kegiatan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu

berhasil apabila manajemennya baik dan teratur dimana manajemen itu sendiri

merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang

terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahapan kegiatan mulai awal melakukan

kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuannya kegiatan atau

pekerjaan (Muninjaya, 2011).

Terdapat 280.225 posyandu pada tahun 2015 di Indonesia. Dari jumlah

tersebut posyandu pratama sebanyak 32,7%, madya sebanyak 29,1%, purnama

sebanyak 29,9%, dan mandiri sebanyak 8,3%. Diperkirakan hanya 40% yang

masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status

xix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kesehatannya (Riskesdas, 2010). Bila ditinjau dari aspek kualitas, masih

ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan sarana dan keterampilan

kader yang belum memadai, dimana kader posyandu adalah anggota masyarakat

yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk mengelola kegiatan

Posyandu. (Kementerian Kesehatan, 2011).Tingkat pemanfaatan Posyandu secara

Nasional pada tahun 2007 menunjukkan sebesar 53% dari target 95% (Kemenkes

RI, 2012).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2016 terdapat

15.587 posyandu yang ada dilaporkan yang terdiri dari 2.026 unit (13%) posyandu

pratama, 7.031 unit (45,1%) posyandu madya, 6.130 unit (39,33%) posyandu

purnama dan 400 unit (2,57%) posyandu mandiri. Disini terdapat peningkatan

jumlah posyandu secara keseluruhan, khususnya posyandu purnama dan mandiri

persentasenya sampai dengan tahun 2013 sudah mencapai 41,90%, angka sudah

mampu mencapai target pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

yaitu sebesar 40% pada tahun 2013. Apabila melihat rasio posyandu terhadap

desa/kelurahan di Provinsi Sumatera Utara adalah 2,62 atau rata-rata pada tiap

desa/kelurahan terdapat 2-3 posyandu (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2016)

Berdasarkan data Profil Kesehatan Serdang Bedagai tahun 2016 terdapat

814 posyandu yang terdiri dari 305 posyandu madya, 503 posyandu purnama dan

6 posyandu mandiri. Dari keseluruhan jumlah posyandu tersebut tidak semua

posyandu aktif, jumlah psoyandu yang aktif kurang dri separuhny yaitu sebanyak

409 posyandu. Dari data Puskesmas Melati tahun 2016 diketahui bahwa terdapat 1

kelurahan dan 8 desa dengan jumlah posyandu sebanyak 34 posyandu, dengan

xx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jumlah kader sebanyak 156 orang,jumlah kader yang aktif terdapat 96 (61,53%)

dan jumlah kader yang tidak aktif terdapat 60 (38,46%). Target standar

pencapaian yang diharapkan masing-masing posyandu setiap tahunnya 95%

(Profil Puskesmas Melati, 2016)

Berdasarkan survey pendahuluan pada tanggal 28 Agustus tahun 2017,

hasil wawancara terhadap petugas puskesmas , didapatkan informsasi bahwa

kemungkinan banyak ibu-ibu balita yang bekerja pada pagi hari sehingga pada

hari pelaksaan posyandu banyak yang tidak hadir, dan salah satu kemungkinan

ibu-ibu balita tidak dapat hadir dikarenakan jarak yang begitu jauh dari tempat

mereka tinggal, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat Posyandu , hal

ini dapat terlihat dari ibu balita yang hanya memanfaatkan pelayanan posyandu

hanya untuk melakukan imunisasi semata, setelah itu tidak perlu lagi datang

membawa anaknya keposyandu., dan penyebab rendahnya posyandu aktif yaitu

akibat kurangnya peran kader dan bidan sebagai petugas kesehatan,

mengakibatkan turunnya aktivitas Posyandu. Hasil wawancara terhadap ibu

menunjukkan bila anak sudah mendapatkan imunisasi dari posyandu, ibu tidak

lagi membawa anaknya ke posyandu untuk mengetahui perkembangan kesehatan

anaknya. Si ibu juga lebih memilih anaknya di imunisasi di mana tempat dia

melahirkan, takut adanya kesalahan saat memberi obat karena jumlah pengunjung

yang cukup banyak, juga tidak adanya pemberitahun kepada ibu sebelumnya dari

kader bila adanya posyandu. Kemudian untuk pemeriksaan kehamilan ibu-ibu

lebih memilih klinik atau rumah sakit dari pada posyandu dikarenakan ibu

khawatir dengan hasil pemeriksaan di posyandu.

xxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kemudian dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kader

posyandu tanggal 28 Agustus tahun 2017 diperoleh keterangan bahwa alasan

yang digunakan ibu balita kenapa tidak membawa bayi/balitanya ke posyandu

karena ibu menganggap anaknya sehat- sehat saja sehingga tidak perlu dibawa ke

posyandu. Kenyataan ini mengakibatkan banyak Posyandu yang tidak aktif.

Akibat dari kondisi tersebut maka muncul sikap di masyarakat yang merasa

bahwa posyandu sudah tidak cocok lagi atau sulit untuk dilaksanakan, namun

masih ada kelompok masyarakat yang merasa posyandu masih sangat dibutuhkan.

Hasil penelitian Irsal (2013) faktor–faktor yang menyebabkan rendahnya

partisipasi ibu untuk berkunjung ke posyandu yaitu tidak adanya informasi yang

disampaikan oleh kader mengenai jadwal pelaksanaan posyandu, kurangnya

kinerja yang dilakukan oleh petugas kesehatan, serta kurangnya ketersediaan dana

untuk melakukan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Minasate’ne

Kabupaten Pangkep. Study penelitian yang dilakukan oleh Novi tahun 2007

dengan menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara pelaksanaan manajemen

posyandu seperti pada kegiatan perencanaan maupun pelaksanaan posyandu

dengan rendahnya posyandu aktif. Apabila manajer puskesmas tidak melakukan

pelaksanaan manajemen maka akan membuat rendahnya kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Brangsoang Kabupaten Kendal.

Faktor yang berkontribusi pada perbaikan performance posyandu adalah

pengetahuan dan kemampuan kader posyandu dalam penimbangan, penggunaan

alat ukur, pencatatan dan pelaporan, serta penyuluhan gizi yang dianggap paling

sulit dialami kader posyandu adalah menginterpretasi (membaca) grafik

xxii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan penyuluhan gizi. Lemahnya

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan ini telah menyebabkan pelaporan yang

tidak akurat dan berpengaruh dalampenyusunan perencanaan program kesehatan

selanjutnya (Hidayat, 2014).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti ingin

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Karakreristik Individu

Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Puskesmas Melati Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pengaruh karakteristik individu

meliputi pengetahuan, sikap, persepsi tentang pelayanan di posyandu dan jarak

posyandu terhadap efektivitas pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor karakteristik individu

meliputi pengetahuan, sikap dan persepsi dan jarak posyandu yang memengaruhi

rendahnya pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Melati

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah di dapatkan peneliti dari

Fakultas Kesehatan Masyarakat.

xxiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Sebagai bahan masukan kepada seluruh penanggung jawab posyandu di

Kota Perbaungan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Melati

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dalam hal

peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya kualitas

pelayanan posyandu

xxiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan

peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja,

namun semua komponen yang ada dimasyarakat, termasuk kader. Peran kader

dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi

informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakatuntuk

datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

(Kemenkes RI, 2012).

Posyandu adalah kegiatam kesehatan dasar yang diselenggarakan dari

oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah

kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, abalai

kelurahan dan tempat lainnya yang mudah diakses oleh masyarakat (Sulistyorini

dkk, 2010).

Posyandu merupakan suatu wadah untuk membangun derajat kesehatan

yang lebih baik dan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat melalui

bimbingan petugas kesehatan. dengan mengembangkan sumber daya yang

dimiliki.

xxv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.1 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Tujuan pembentukan posyandu yaitu membuat masyarakat dapat

menolong dirinya melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang

dilakukan bersama petugas kesehatan. Posyandu membuat masyarakat

mengetahui segala permasalahan gizi balita sehingga masyarakat dapat menolong

dirinya dalam menangani permasalahan status gizi balita (Kemenkes RI, 2011).

1. Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan

masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan

AKB.

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaran posyandu,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2.1.2 Fungsi Posyandu

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam ahli informasi dan

keterampilan petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat

dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.

xxvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB (Kemenkes RI, 2012).

2.1.3 Manfaat Posyandu

a. Bagi Masyarakat

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang

atau gizi buruk

3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah

darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan

ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. Dapat

berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan

anak balita.

b. Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap.

2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu.

xxvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya

dalam bidang kesehatan.

4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu (Kemenkes RI, 2012).

2.1.4 Strata Posyandu

Menurut Kemenkes RI (2012), perkembangan masing-masing posyandu

tidak sama, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga

berbeda. Tingkat perkembangan posyandu secara umum dibedakan atas 4

tingkatan sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak

terlaksananya kegiatan rutin bulanan posyandu disamping karena jumlah

kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah

memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan

untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut

sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan

kader dalam mengelola kegiatan posyandu.


xxviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih

dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh

masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% Kepala

Keluarga (KK) di wilayah kerja posyandu. Intervensi yang dilakukan

untuk perbaikan peringkat antara lain :

a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan

pemahaman masyarakat tentang dana sehat.

b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat

yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta

pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana

sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan posyandu mengikut

sertakan pula pengurus posyandu.\

4. Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima

orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya lebih dari 50% Kepala Keluarga (KK) yang bertempat tinggal

di wilayah kerja posyandu. intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan

termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin

xxix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak

macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan

masing-masing.

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi secara harfia

pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dimaknai sebagai aktivitas atau proses

dalam menggunakan suatu sarana yang dikelola secara bersma-sama maupun

individual yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat (Azwar, 2014)

Pemanfaatan pelayanana kesehatan adalah hasil dari proses pencarian

pelayan kesehatan oleh seseorangatau kelompok. Menurut Notoatmojo (2012)

perilaku pencarian pengobatan adalah prilaku individu maupun kelompok atau

penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan.

2.3 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Suatu pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas

apabila didukung oleh unsur-unsur fasilitas yang lengkap dan terutama sikap

ramah dari penyelengara pelayanan tersebut yaitu petugas kesehatan. Variabel

petugas kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana serta kondisi geografis salah

satu penentu terbentuknya sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas atau

xxx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penentu seseorang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012).

2.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, telinga, hidung, dan

sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda

(Notoatmojo, 2012)

Menurut Notoadmojo 2012 tingkat pengetahuan seseorang secara rinci

terdiri dari enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui

tersebut pada situasi yang lain.

xxxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Handoko (2010) mengatakan pada umumnya, praktek/tindakan dimulai

dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki tersebut

akan membentuk sikap dan pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk tindakan.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya

sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau

sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Fasilitas

dimaksud dapat berupa alat/bahan dan keterjangkauan terhadap biaya/jarak.

Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan (support) dari pihak lain,

misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain

2.3 2 Sikap

Menurut Notoatmojo (2012), sikap juga memiliki tingkatan seperti halnya

pengetahuan, yaitu:

xxxii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Menerima (Receiving)

Diartikan bahwa subjek (orang) mau dan memperhatikan rangsangan

(stimulus) yang di berikan objek.

b. Merespon (Responding)

Sikap individu mampu memberikan jawaban apabila di tanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (Valuing)

Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung resiko atau

segala sesuatu yang sudah dipilihnya.

2.3.2 1. Penilaian sikap

Untuk menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner.

Skala penilaian sikap dapat mengandung serangkaian pertanyaan tentang

permasalahan tertentu. Responden yang akan mengisi di harapkan menentukan

sikap setuju terhadap pertanyaan tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert

dibuat dengan pilihan jawaban sangat setuju terhadap suatu pernyataan dan sangat

tidak setuju (Niven, 2012).

Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor intrinsik (di dalam diri), dan

faktor ekstrinsik (di luar). Faktor intrinsik meliputi kepribadian, intelegensi, bakat,

minat, perasaan serta kebutuhan dan motivasi seseorang. Faktor ekstrinsik

meliputi lingkungan, pendidikan, ekonomi, politik dan hukum (Widayatun, 2011).

xxxiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Widayatun 2011 ada 8 fungsi sikap yaitu sebagaiinstrumental,

pertahanan diri, penerima objek ilmu serta memberi arti, nilai ekspersif,

penyesuaian sikap sosial, eksternalisasi, aktifitas adaptif dalam memperoleh

infromasi dan refleksi kehidupan. Selanjutnya Katz dalam Azwar 2014

menyebutkan fungsi dan sikap ada empat, yaitu:

a. Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu

dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkannya dan

menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya. Dengan demikian, maka individu

akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakan akan

mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang

merugikannya.

b. Fungsi pertahanan ego menunjukkan keinginan individu untuk menghindarkan

diri serta melindungi dari hal-hal yang mengancam egonya atau apabila ia

mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi sebagai

makanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan

tersebut.

c. Fungsi pernyataan nilai menunjukkan keinginan individu untuk memperoleh

kepuasan dalam menyatakan suatu nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian

pribadi dan konsep dirinya.

d. Fungsi pengetahuan menunjukkan keinginan individu untuk mengekspresikan

rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalaman.

Selanjutnya mengenai fungsi sikap menurut Bungin 2011 bahwa fungsi

dari sikap adalah sebagai berikut:

xxxiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1) sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri,

2) sikap berfungsi sebagai pengatur tingkah laku,

3) sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman manusia.

Berdasarkan pernyataan mengenai fungsi dari sikap tersebut maka dapat di

artikan bahwa sikap dapat berpengaruh terhadap diri kita sendiri bahkan fungsi

dari sikap itu sendiri sangat tergantung dari aktivitas yang kita lakukan.

2.3.3 Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka. Persepsi adalah pandangan terhadap pelayanan yang telah

diterima oleh seseorang. Sangat memungkinkan bahwa persepsi seseorang tentang

pelayanan, terutama pelayanan kesehatan berbeda dari kenyataannya karena

mereka tidak mengetahui semua fakta yang ada atau telah salah dalam

mengintepretasikan data tersebut. Persepsi dari suatu pelayanan sangat

dipengaruhi oleh proses dalam memberikan pelayanan dan juga hasil dari

pemberian pelayanan tersebut (Dewi, 2010).

2.3.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Wahid 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu

adalah :

a. Faktor Psikologis

Faktor psikologis akan membuat perubahan dalam persepsi seseorang.

Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-

nilai yang dianggap penting dan berguna.

xxxv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Faktor Fisik

Faktor ini akan mengubah persepsi seseorang melalui apa yang dilihat dan

dirasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau malah menghancurkan persepsi

seseorang terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia layanan

kesehatan.

c. Image yang terbentuk

Image yang dimaksud disini adalah image seseorang terhadap kesehatan.

Image yang sudah tercipta harus didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan

dan dikatakan oleh penyedia layanan kesehatan. Harapan dan persepsi pada

akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan seseorang terhadap suatu pelayanan

kesehatan.

Menurut Wawan dan Dewi 2010 setelah menikmati pelayanan yang

diberikan, seseorang akan membandingkan antara harapan dan persepsi mereka

tentang pelayanan tersebut.

Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :

a. Jika persepsi (perception) lebih kecil daripada harapan (expectation), (

P<E), seseorang akan memberikan suatu anggapan negatif terhadap

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan menimbulkan

suatu ketidakpuasan.

b. Jika persepsi (perception) sama dengan harapan (expectation), (P=E),

seseorang akan memberikan suatu anggapan yang netral, sesuai dengan

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal inia kan membuat

seseorang cukup puas dengan pelayanan tersebut.

xxxvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Jika persepsi (perception) lebih besar daripada harapan (expectation),

(P>E), seseorang akan memberikan suatu anggapan positif terhadap

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan membuat

konsumen merasa sangat puas dengan pelayanan tersebut

2.3.3.2 Jenis Persepsi

Ada dua macam persepsi, yaitu :

1) External perception, yaitu persepsi yang terjadi karenaadanya rangsang yang

datang dari luar diri individu.

2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanyarangsang yang

berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi obyek adalah dirinya

sendiri (Sunaryo, 2010).

2.3.3.3. Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi melewati tiga proses,yaitu :

a. Proses fisik (kealaman)−Obyek → stimulus → reseptor atau alat indra.

b. Proses fisiologis−Stimulus → saraf sensoris → otak

c. Proses psikologis−proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus

yang diterima (sunaryo, 2010).

2.3.4. Jarak

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat mempengaruhi ibu

umtuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai

dengan yang dinyatakan Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) bahwa

faktor lingkungan fisik atau letak geografis berpengaruh terhadap perilaku

seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan ibu balita tidak datang ke posyandu

xxxvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


disebabkan karena rumah balita tersebut jauh dengan posyandu sehingga ibu

balita tersebut tidak datang untuk mengikuti kegiatan posyandu.

Demikian juga menurut Maryam 2010 yang menyatakan bahwa sikap akan

terwujud didalam suatu tindakan tergatung dari situasi saat itu. Ibu balita mau

datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau situasi kurang mendukung

maka balita berkujung ke posyandu.

Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari tempat tinggal tentu

tidak mudah dicapai, sehingga apabila keadaan ini sampai terjadi tentu tidak akan

memuaskan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Jarak dapat mempengaruhi

frekuensi kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan, makin dekat tempat tinggal

dari tempat pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan ke pusat

pelayanan kesehatan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak rumah dari

tempat atau pusat pelayanan kesehatan maka makin kecil pula jumlah kunjungan

ke pusat pelayanan tersebut. Jarak sangat mempengaruhi perilaku masyarakat

untuk rutin setiap bulannya ke tempat posyandu, meskipun pengetahuan ibu

tentang posyandu sudah cukup baik, tapi karena jarak tempuh dari rumah ke

tempat posyandu yang jauh sehingga memungkinkan ibu tidak rutin

(Nursalam,2012).

2.4 Kerangka Berfikir

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-

faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku pemanfaatan

posyandu oleh Lawrence Green menjadi 3 kategori utama kecendrungan dalam

menggunakan pelayanan kesehatan yaitu: faktor Predisposisi (Predisposing

xxxviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


characteristics), faktor pendukung (Enabling characteristics), Faktor Pendorong

(Renforcing characteristics). Peneliti ingin mengetahui alasan ibu dalam

pemanfaatan pelayanan posyandu.

Kerangka Teori

Predisposisi

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Persepsi tentang
pelayan posyandu

Pendukung

1. Jarak posyandu Pemanfaatan posyandu

Pendorong

1. Prilkau petugas
kesehatan
2. Prilaku Kader

Sumber: Modifikasi Teori Anderson (1995), Teori LOwrence Green

(1980), dalam Notoatmodjo (2012).

xxxix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori di atas dengan segala keterbatasan, maka

peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian yang akan menjadi acuan dalam

melakukan penelitian seperti di bawah ini. Uraikan tersebut dapat di gambarkan

seperti gambar di bawah ini :

Variabel bebas Variabel Terikat

1. Pengetahuan
2. Sikap Pemanfaatan posyandu
3. Persepsi tentang
pelayan posyandu
4. Jarak posyandu

Gambar 2.1 kerangka konsep penelitian

2.6 Hipotesis
Dari gambar kerangka konsep diatas, maka hipotesis penelitian ini terdapat

pengaruh faktor pengetahuan, sikap, persepsi tentang pelayanan di posyandu dan

jarak posyandu terhadap efektivitas pemanfaatan pelayanan posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2017.

xl

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Peneltian ini menggunakan jenis penelitian metode survey dengan

pendekatan Explanatory Research atau penelitian penjelasan untuk menjelaskan

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian

hipotesis (Singarimbun, 2012).

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Puskesmas Melati Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan pertimbangan masih rendahnya

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja puskesmas tersebut

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan mulai pada tanggal 28 bulan Agustus tahun 2017

sampai 29 Maret 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah semua Pasangan Usia subur yaitu

pasangan yang istrinya berumur 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami-

istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50

tahun tetapi masih haid (datang bulan).

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah semua ibu-ibu Pasangan Usia

Subur (PUS) yang memiliki balita maupun tidak yang terdaftar pada posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

xli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bedagai. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling

yaitu teknik pengambilan sampling dimana sampel yang diambil sedemikian rupa

sehingga tiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel. Hasil dari sampling tersebut memiliki sifat yang

objektif (Singarimbun, 2012).

Menurut supranto (2010) besarnya sampel yang akan diteliti dihitung

dengan mengunakan rumus lemeshow :

( )
n=

Keterangan :

Z : Tingkat kepercayaan (95%) = 1,96

P : Maksimal estimasi = 0,5

d : alpha (0,1)

, , ( , )
n =
( , )

, ,
n =
,

,
n=
,

n = 98,04 Digenapkan menjadi 100

Jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 100

orang.

xlii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.1 Proporsi Sampel per Desa

No Nama Desa Jumlah jiwa Perhitungan Sampel

1 Adolina 98 98 4
× 100
2284
2 Melati I 139 139 6
× 100
2284
3 Melati II 566 566 25
× 100
2284
4 Tanjung Buluh 29 29 2
× 100
2284
5 Sei Jenggi 454 454 19
× 100
2284
6 Sei buluh 308 308 13
× 100
2284
7 Lubuk bayas 228 228 10
× 100
2284
8 Lubuk rotan 209 209 10
× 100
2284
9 Sei nagalwan 253 253 11
× 100
2284

Total 2248 100


Dalam memilih sampel, penelitian tidak mempunyai pertimbangan lain

kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena

kebetulan orang tadi ada ditempat. Oleh karena itu ada beberapa penulis

menggunakan istilah accidental sampling tidak disengaja atau juga captive sampel

(man-on-the-street).

Menurut Sugiyono (2012) adalah mengambil responden sebagai sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok

xliii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebagai sumber data. Teknik ini biasanya dilakukan karena keterbatasan waktu,

tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil yang besar dan jauh.

Keuntungan daripada teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih

sumber data sesuai dengan variabel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini didapat melalui

wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner pada sampel ibu-ibu yang

memiliki balita di posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Melati Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari laporan-

laporan masing-masing posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Melati

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

3.5 Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang

posyandu dan apa saja manfaat dari posyandu. Indikator pengetahuan

adalah pemahaman tentang tuajuan dan guna posyandu.

2. Sikap adalah tanggapan responden terhadap pentingnya pemanfaatan

pelayanan posyandu. Indikator sikap adalah tanggung jawab, displin dan

peduli terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu.

xliv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Persepsi tentang pelayanan di posyandu adalah pendapat responden

tentang bagaimana pelayanan yang diperoleh dari program posyandu.

Indikator persepsi tentang pelayanan posyandu adalah ketepatan waktu

posyandu, pelyanan bidan bidan, dan pelayanan kader.

4. Jarak posyandu adalah jarak tempat tinggal yang ditempuh oleh responden

ke tempat pelyanan posyandu di laksanakan. Indikator jarak adalah waktu

tempuh dari tempat tinggal ke posyandu, keadaaan jalan jalan dari tempat

tinggal, dan alat transportasi yang digunakan dari ru,ah ketempat

pelayanan posyandu

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan

Variabel Jumlah Kriteria Skor Rentang Kategori


Indikator Jawaban Nilai

Pengetahuan 1 Ya 1 3-6 Baik

Tidak 0 0-2 Tidak


Baik

Berdasarkan skor tersebut jumlah skor tertinggi diperoleh adalah 6 dan skor

terendah adalah 0.

xlv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Sikap

Variabel Jumlah Kriteria Skor Rentang Kategori


Indikator Jawaban Nilai

Sikap 3 Ya 1 4-7 Baik

Tidak 0 0-3 Tidak


Baik

Berdasarkan skor tersebut jumlah skor tertinggi diperoleh adalah 7 dan skor

terendah adalah 0.

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Persepsi Pelayanan Posyandu

Variabel Jumlah Kriteria Skor Rentang Kategori


Indikator Jawaban Nilai

Persepsi 3 Ya 1 2-4 Baik


tentang
pelayanan
Posyandu Tidak 0 0-1 Tidak
Baik

Berdasarkan skor tersebut jumlah skor tertinggi diperoleh adalah 4 dan skor

terendah adalah 0.

Tabel 3.5 Aspek Pengukuran Variabel Jarak

Variabel Jumlah Kriteria Skor Rentang Kategori


Indikator Jawaban Nilai

Jarak 3 Ya 1 3-5 Baik


Posyandu

Tidak 0 0-2 Tidak


Baik

xlvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan skor tersebut jumlah skor tertinggi diperoleh adalah 5 dan skor

terendah adalah 0.

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Tabel 3.6 Aspek Pengukuran Variabel Pemanfaatan Posyandu

Variabel Jumlah Kriteria Skor Rentang Kategori


Indikator Jawaban Nilai

Pemanfaatan 2 Ya 1 2-3 Memanfaatkan


Posyandu

Tidak 0 0-1 Tidak


Memanfatkan

3.7 Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). Tahapan dalam melakukan uji regresi
logistik berganda yaitu pertama dengan melakukan seleksi logistik sederhana
antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen, bila hasil
uji logistik sederhana signifikan maka variabel tersebut dapat masuk kandidat
model uji regresi logistik ganda .
Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan model uji regresi logistik dengan
cara variabel yang memliki p value < 0,05, maka masuk dalam model dan variabel
p value > 0,05 di keluarkan dari model uji regresi logistik ganda.
Rumus regresi logistik ganda

y = β0 + β1X1 + β2X2 + … + βiXi

Keterangan :

y = Variabel terikat

β = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

xlvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Letak Geografis
Puskesmas Melati adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan

Kota Medan.Puskesmas Melati terletak di dusun delima melati II Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Puskesmas melati berdiri sejak tahun

1982. Keadaan geografis puskesmas melati terletak di daerah perdesaan dimana

jalan untuk menuju puskesmas melati belum seluruhnya diaspal dan tidak ada

sarana transportasi yang mempermudah masyarakat untuk menuju lokasi

puskesmas. Secara geografis puskesmas melati yang berada dikecamatan

perbungan memiliki batas-btas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Pantai Cermin

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Pegajahan

c. Sebelah Timur : Kecamatan Sei Rampah

d. Sebelah Barat : Desa Citaman Jernih Kec. Perbaungan

4.1.2 Letak Demografi

Wilayah kerja puskesmas melati terdiri dari 9 desa dengan luas wilayah

55,07 dengan jumlah penduduk 35.138. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah

penduduk laki – laki 17.745 jiwa dan perempuan 17.587 jiwa.

4.1.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden diwilayah kerja puskesmas melati meliputi

tentang pendidikan, pekerjaan, dan suku sebagai berikut :

xlviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.3.1 Deskripsi Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa status pendidikan responden

yang mayoritas lebih banyak yang berpendidikan SLTA/SMA, SLTA/SMP,

perguruan tinggi, dan SD.

4.1.3.2 Deskripsi Pekerjaan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Hasil peneltian dilapangan menunjukkan bahwa pekerjaan responden lebih

banyak adalah sebagai ibu rumah tangga dan sebagian menjadi buruh dan paling

sedikit yaitu pegawai swasta. pekerjaan ibu rumah tangga yaitu hanya mengurus

keperluan rumah tangga saja. Sedangkan ibu yang bekerja menjadi buruh yaitu

bekerja di kebun mereka sendiri, dan juga bekerja pada pembuatan batu bata di

karenakan mayoritas mata pencarian mereka membuat batu bata. Tetapi banyak

ibu-ibu baik yang bekerja maupun tidak bekerja untuk membawa anaknya ke

posyandu untuk melakukan pemantauan perkembangan dan pertumbuhan

anaknya.

4.1.4 Sarana Kesehatan di Puskesmas Melati

Untuk menunjang kelancaran tugas terhadap masyarakat di Puskesmas


Melati maka sarana yang tersedia di Puskesmas Melati Dapat dilihat dari tabel 4.1
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Ruang Poli Umum 1


2 Ruang Tunggu 1
3 Ruang Poli gigi dan Mulut 1
4 Ruang Apotik 1

xlix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5 Ruang KIA/KB/GIZI/Imunisasi 1
6 Ruang TB/Diare/Kamar Suntik 1
7 Kamar Mandi 2
8 Lab 1

4.1.5 Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di Puskesmas Melati Terdiri dari Dokter Umum, Dokter

gigi, Perawat, Bidan, Perawat Gigi, Farmasi, Gizi, Kesehatan Masyarakat, dan

Keterapian Medis yang total keseruhuhannya berjumlah 51 Orang. Dapat dilihat

pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 11
4 Bidan 26
5 Farmasik 1
6 Kesehatan Masyarakat 6
7 Gizi 3
8 Keterapian Medis 1

4.1.6 Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Puskesmas Melati memiliki posyandu dengan jumlah posyandu 34

posyandu. Dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3 Data Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Jenis Posyandu
No Kelurahan Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah
1. Adolina - 3 - - 3
2. Melati I - 2 - - 2
3. Melati II - 11 - - 11
4. Tanjung Buluh - 4 - - 4
5. Sei Jenggi - 1 - - 1
6. Sei Buluh - 4 - - 4
7. Lubuk Bayas - 3 - - 3
8. Lubuk Rotan - 3 - - 3
9. Sei Nagalawan - 3 - - 3

Jumlah - 34 - - 34

Kegiatan posyandu dilaksakan di masing-masing posyandu setiap bulan.

Jadwal kegiatan posyandu di tentukan sesuai oleh petugas kesehatan yang

dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Kegiatan posyandu dilaksanakan di

rumah warga yang telah disepakati untuk dijadikan tempat posyandu. Kegiatan

posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Melati didukung dengan adanya sarana dan

prasarana seperti meja dan kursi, timbangan, obat dan lain-lain

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Statistik Demografi Responden
Statistik demografi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.4 sebagai berikut :

li

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.4. Statistik Demografi Responden/Ibu

Demografi N Persentase

Pendidikan
SD 1 1.0
SLTP/SMP 39 39.0
SLTA/SMA 52 52.0
Perguruan Tinggi 8 8.0

Pekerjaan
PNS 5 5.0
Pegawai Swasta 3 3.0
Buruh 29 29.0
Wiraswasta 10 10.0
Tidak Bekerja 53 53.0

Pada Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pendidikan ibu yang paling

dominan adalah tamat SLTA dengan jumlah 52 orang, tamat SLTP berjumlah 39

orang, tamat Perguruan Tinggi berjumlah 8 orang, dan tamat SD sebanyak 1

orang. Berdasarkan status pekerjaan dapatdilihat bahwa sebagian besar ibu tidak

bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.

4.3. Analisis Univariat


Analisis univariat dalam penelitian ini dititik beratkan pada penggambaran

atau deskripsi data yang telah diperoleh. Analisis univariat dalam penelitian ini

dilakukan melalui pendekatan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah pengetahuan, sikap dan persepsi tentang pelayanan di posyandu dan jarak
lii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


posyandu dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

posyandu sehingga didapat gambaran tentang pemanfaatan posyandu di wilayah

kerja puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

4.3.1. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Berdasarkan Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang

posyandu dan apa saja manfaat dari posyandu.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Posyandu

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Baik 48 48
Kurang Baik 52 52

Dari tabel diatas dapat di lihat hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

100 responden, menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik

tentang posyandu yaitu sebanyak 48 responden (48,0%) dan ibu memiliki

pengetahuan yang kurang baik tentang posyandu yaitu sebanyak 52 responden

(52,0%)

Dalam penelitian ini variabel pengetahuan tidak memiliki

pengaruhterhadap pemanfatan posyandu. Hal ini dibuktikan melalui uji regresi

logestik bergnda dimana dari hasil penelitian menunjukkan hasil penelitian

variabel pengetahuan terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu diketahui

p=0,723. Hasil penelitian terhadap responden diketahui bahwa mereka yang

memiliki pengetahuan tidak baik tidak mengetahui bahwa di posyandu ada

pemeriksaan kehamilan da nada juga pelayanan untu KB di posyandu.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa faktor

pengetahuan memengaruhi nilai pentingnya kesehatan. Seseorang dengan


liii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengetahuan tinggi cenderung mempunyai permintaan yang lebih tinggi.

Pengetahuan yang lebih tinggi cenderung untuk meningkatkn kesadaran status

kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatn dengan

menunjukkannya melalui sikap terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Masyarakat yang berpengetahuan lebih tinggi menganggap penting nilai

kesehatan, sehingga akan mengkonsumsi jasa kesehatan lebih banyak

dibandingkan masyarakat yang berpengetahuan lebih rendah (Joko,2007).

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang

pemanfaatan pelayanan posyandu yaitu perlu ditingkatkan antara lain melalui

kegiatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang posyandu. Dalam

kegiatan posyandu di setiap desa yang dilakukan oleh petugas kesehatn secara

rutin kepada masyarakat oleh petugas kesehatan, kader, tokoh masyarkat serta

melalui media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet, poster dan sebagainya

pemberian informasi mengenai pentingnya posyandu.

4.3.1.2. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Berdasarkan Sikap Responden

Sikap adalah tanggapan responden terhadap pentingnya pemanfaatan

pelayanan posyandu.

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi Persentase (%)


Baik 27 27
Kurang Baik 73 73

Dari tabel di atas hasil penelitian menunjukkan variabel sikap terhadap

pemanfaatan pelayanan posyandu dari 100 responden terdapat sebanyak 73

responden (73,0%) memiliki sifat yang tidak baik dan 27 orang (27,0%) bersikap
liv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


baik terhadap pemanfaatan posyandu. Berdasarkan hasil penelitian

memperlihatkan bahwa variabel sikap memiliki nilai signifikan p = 0,033, dengan

demikian disimpulkan bahwa variabel sikap memiliki pengaruh terhadap

pemanfaatan pelayanan posyandu. Nilai Exp (B) = 0,318 yang mempunyai arti

bahwa responden yang memiliki sikap baik menjadikan responden aktif datang

keposyandu dalam pemanfaatan pelayanan posyandu di banding dengan

responden yang memiliki sikap yang kurang baik

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap relatif lebih menetap, timbul

dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar, karena

itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi, sikap merupakan

kecendrungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat

(Notoatmodjo, 2003)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tidak baik sikap

responden maka semakin jarang responden tersebut memanfaatkan Posyandu

dibandingkan dengan responden yang bersikap baik. Responden yang memiliki

sikap tidak baik memiliki kecenderungan tindakan untuk tidak memanfaatkan

Posyandu sedangkan responden yang bersikap baik mempunyai kecendrungan

yang tinggi untuk memanfaatkan pelayanan posyandu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui masih banyak

responden dengan sikap kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan

posyandu. Penyebab sikap yang kurang baik terhadap pemanfaatan pelayanan

lv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


posyandu yaitu disebabkan karena masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan

yang rendah tentang pemanfaatan pelayanan posyandu. Sikap masyarakat sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki, sehingga pengetahuan yang

bertambah maka kecenderungan sikap untuk bertindak akan meningkat sehingga

pengetahuan tentang tentang pemnafaatan posyandu juga akan baik yang dapat

berdampak positif terhadap pemanfaatan posyandu. Begitu juga sebaliknya

Semakin rendah pengetahuan ibu tentang pemanfaatan posyandu maka akan

memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap yang tidak baik atau

negatif terhadap pemanfaatan posyandu.

Hasil Analisis pada sikap responden diperoleh data yaitu sikap baik

sebanyak 73 responden (73,0%) dan sikap baik sebanyak 27 responden (27,0%).

Notoadmodjo (2012) yang menyatakan sikap bahwa sikap merupakan respon

internal setelah adanyan pemikiran, tanggapan, dan pengetahuan. Sikap atau

tindakanan manusiawi dipengaruhi oleh keturunan, lingkungan dan pengetahuan.

Dalam tahap proses beraktivitas, seteindividu melakukan pencarian dan

pemrosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi informasi yang

diterima, apakah individu akan menyakini informasi yang akan diterima, hal ini

berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki.

Azwar (2014) mengemukakan bahwa sikap dapat diubah dengan strategi

persuasi yaitu memberi ide, pikiran, pendapat, bahkan fakta barulewat pesan

komunikatif selanjutnya disebutkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh

terhadap pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang

lvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dianggap berpengaruh, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, dan

faktor-faktor emosi dalam individu

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hennawati (2008) yang berjudul faktor-faktor yang memenharuhi peanfaatan

pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap memengaruhi responden dalam pemanfaatan

pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskes Kabupaten Aceh Timur.

Menurut asumsi peneliti menunjukkan bahwa pembentukkan sikap yang

baik terhadap berjalannya pemanfaatan posyandu perlu ditingkatkan. Terutama

peningkatan pemberdayaan petugas kesehatan yang baik dalam kerja sama dengan

kader-kader posyandu untuk memberikan penyuluhan, penyebarluasan informasi

mengenai pentingnya posyandu, memberikan dorongan agar ibu-ibu mau

membawa anaknya kepelayanan kesehatan, serta berupaya optimal untuk

membentuk sikap yang positif terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu.

4.3.1.3. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Berdasarkan Persepsi Pelayanan


di Posyandu
Persepsi tentang pelayanan di posyandu adalah pendapat responden

tentang bagaimana pelayanan yang diperoleh dari program posyandu. Dapat

dilihat dalam bentuk tabulasi pada table 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tentang Persepsi Pelayanan Posyandu

Persepsi Pelayanan Frekuensi Persentase (%)


Posyandu
Baik 46 46
Kurang Baik 54 54

lvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari tabel di atas hasil penelitianmenunjukkan bahwa variabel persepsi

tentang pelayanan posyandu dari 100 responden di kategorikan baik tentang

persepsi pelayanan di posyandu sebesar 46 responden (46,%) dan 54 responden

(54,0%) di kategorikan tidak baik tentang persepsi pelayanan di posyandu. Hasil

penelitian ini variabel persepsi memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan

posyandu. Hal ini dibuktikan melalui uji Regresi Logistik dimana dari hasil

penelitian persepsi terhadap pemanfaatan diketahui p=0,048. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi yang baik dan

memanfaatkan posyandu sebesar 73%.

Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa pelayanan yang

dilakukan petugas kesehatan maupun kader memiliki pengaruh penting terhadap

pemanfaatan posyandu. Bidan dan kader yang baik dan ramah memiliki nilai

tambah tersendiri bagi reponden untuk mau memanfaatkan pelayanan posyandu.

Kader memiliki peranan sentral dalam program yang ada di masyarakat dalam

konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh

masyarakat.

Menurut hasil penelitian dilapangan, kehadiran petugas kesehatan

dilapangan sangatlah penting dalam kegiatan posyandu. Karena kader tidak dapat

sepenuhnya melakukan kegiatan posyandu terutama dalam hal pelayanan medis

seperti imunisasi. Jadwal kegiatan posyandu yang tepat waktu sangat berperan

penting dalam hal pemanfaatan posyandu, terkadang alasan kenapa ibu-ibu tidak

memanfaatkan posyandu dikarenakan jadwal posyandu yang tidak sesuai dengan

jadwal yang telah di tetntukan.

lviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dimensi persepsi ancaman keseriusan ibu merupakan persepsi ibu

mengenai keseriusan atau dampak yang akan terjadi ketika ibu tidak membawa

balita ke posyandu. Ibu menganggap bahwa membawa balita ke posyandu itu

penting untuk menghindari dampak kesehatan yang tidak diinginkan, misalnya

balita menjadi sakit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yenita (2011) yang menunjukkan bahwa persepsi individu akan keseriusan

penyakit atau ancaman penyakit yang akan didapat ketika tidak melakukan

tindakan kesehatan menjadi pendorong utama dalam melakukan tindakan

kesehatan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang manfaat

posyandu berhubungan dengan perilaku ibu dalam membawa balita ke posyandu.

Persepsi ibu akan manfaat (perceived benefit) menurut Rosenstrock berarti bahwa

tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit didorong

oleh manfaat tindakan tersebut untuk pengobatan atau pencegahan penyakit. Pada

penelitian ini, persepsi ibu terhadap manfaat posyandu mendorong ibu untuk

datang rutin membawa balitanya ke posyandu. Manfaat posyandu yang

dipersepsikan ibu, diantaranya bahwa membawa balita ke posyandu bermanfaat

untuk mencegah gizi kurang, mendapatkan makanan tambahan, serta memantau

pertumbuhan dan perkembangan anak

Kemudian hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Oktriana

(2015) di Kelurahan Kurao, yang membuktikan secara nyata terdapat hubungan

yang signifikan antara kemampuan kader dengan pemanfaatan posyandu.

4.3.2 Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Berdasarkan Jarak

lix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jarak posyandu adalah jarak tempat tinggal yang ditempuh oleh responden

ke tempat pelayanan posyandu. Dpat dilihat pada table 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jarak

Pertanyaan Jarak Frekuensi Persentase (%)


Mudah 57 57
Sulit 43 43

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden yang menyatakan

jarak psoyandu mudah di tempuh sebanyak 57 responden (57%) dan yang

menyatan sulit sebesar 43%. Dalam penelitian ini variabel jarak memiliki

pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu. Hal ini dibuktikan melalui uji Regresi

Logistic dimana dari hasil penelitian persepsi terhadap pemanfaatan diketahui

p=0,036. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki jarak

yang mudah untuk pergi ke posyandu sebesar 57%.

Menurut teori Notoatmodjo (2007), jarak dari tempat tinggal ke sarana

kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan

kesehatan. Hasil pengkajian WHO menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan

pengetahuan masyarakat di negara-negara berkembang sudah cukup tinggi,

apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka sulit untuk

mewujudkan perilaku sehat tersebut

Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih ada terdapat keberadaan

posyandu yang kurang strategis untuk dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

pada masing-masing tempat. Hal ini menyebabkan ibu semakin malas untuk

membawa balitanya ke posyandu.

lx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jarak antara tempat tinggal

dengan tempat pelayanan kesehatan berpengaruh negatif terhadap jumlah

pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dipahami karena semakin jauh tempat tinggal

dari tempat pelayanan kesehatan akan semakin mahal. Ini telah sesuai dengan

teori permintaan yaitu jika barang yang diminta semakin mahal, maka jumlah

barang yang dibeli akan semakin sedikit (Dewi, 2010)

Setelah di uji dengan menggunakan uji regresi logistic diperoleh nilai

signifikan yang berarti bahwa variabel jarak ditemukan adanya hubungan atau

pengaruh antara jarak terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu. Hal ini dapat

dilihat dari nilai p=0,005.

Selain teori tersebut hasil dari pada penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Adri (2008) di Kabupaten Lamongan, bahwa

variabel jarak tempuh, variabel waktu tempuh dan variabel sarana transportasi dari

tempat tinggal responden ke pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Kemenkes RI Tahun 2011 mengatakan beberapa hal yang harus

dipertimbangkan untuk menetapkan lokasi atau letak posyandu antara lain: berada

di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat, ditentukan oleh masyarakat itu

sendiri dan bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk,

balai desa, ataupun pos lainnya.

Meningkatkan kesadaran status kesehatan dan konsekuensinya untuk

menggunakan pelayanan kesehatan dengan menunjukkannya melalui sikap

terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Masyarakat yang berpengetahuan

lxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lebih tinggi menganggap penting nilai kesehatan, sehingga akan mengkonsumsi

jasa kesehatan lebih banyak dibandingkan masyarakat yang pengetahuannya lebih

rendah (Joko, 2007).

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Pengetahuan ibu tentang

pemanfaatan posyandu yaitu perlu ditingkatkan antara lain melalui kegiatan

penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang posyandu. Dalam kegiatan

posyandu di setiap desa yang dil akukan oleh petugas kesehatan secara rutin

kepada masyarakat oleh petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, serta melalui

media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet, poster dan sebagainya. Pemberian

informasi mengenai pentingnya posyandu.

4.2.4. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Pemanfaatan Pelayanan Posyandu adalah adalah hasil dari proses

pencarian pelayan kesehatan oleh seseorang atau kelompok. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 100 responden yang tidak memanfaatkan posyandu

secara umum sebanyak 54 responden (54%) dan dikategorikan memanfaatkan

sebanyak 40 responden (40%). Dapat dilihat dalam bentuk tabulasi pada table 4.9

sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu

Pemanfaatan Posyandu Frekuensi Persentase (%)


Memanfaatkan 44 44
Tidak Memanfaatkan 56 56

4.4 Hasil Analisis Multivariat

4.4.1 Hasil Analisis Uji Regresi Sederhana

lxii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Analisis uji regresi logistik sederhana digunakan untuk seleksi variabel-

variabel independen seperti pengetahuan, sikap, persepsi pelayanan posyandu, dan

jarak dan untuk lihat variabel mana yang memiliki pengaruh terhadap

pemanfaatan posyandu dengan nilai p < 0,05. Dapat dilihat pada tabel 4.10

sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana

No Variabel Bebas Variabel Nilai p Keterangan


Terikat

1. Pengetahuan 0,723 Tidak ada pengaruh

2. Sikap Pemanfaatan 0,033 Ada pengaruh


Posyandu
3. Persepsi Tentang 0,048 Ada pengaruh
Pelayan Posyandu

4. Jarak 0,036 Ada ada pengaruh

Berdasarkan hasil uji rekresi logistik sederhana didapatkan bahwa variabel

sikap (p=0,033), persepsi (p=0,048), jarak (p=0,036), memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu karena nilai p<0,05

sedangkan variabel pengetahuan (p=0,723) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh karena nilai p >0,05. Dan

variabel sikap, persepsi pelayanan posyandu, dan jarak dapat masuk ke taap uji

regresi logistik berganda.

4.4.2 Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda

Dari hasil penelitian menggunakan uji logistik sederhana dapat diketahui

bahwa variabel memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu adalah

lxiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


variabel sikap (p= 0,033), variabel jarak (p=0,048), variabel persepsi (p=0,036).

Nilai p<0,05 yang menyatakan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh

terhadap pemanfaatan posyandu. Dapat dilihat dalam bentuk tabulasi pada tabel

4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda

No Variabel B S.E Wald Df Sg Exp


(B)

1. Sikap -1.146 0.538 4.520 1 0.033 0.318


2. Persepsi Pelayanan .877 0.443 3.913 1 0.048 2.404
Posyandu
3 Jarak -.923 0.440 4.397 1 0.036 0.397
Konstanta 1.089 0.581 3.517 1 0.061 2.9872

Hasil uji regresi logistic berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05)

menunjukkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel sikap (p = 0,033), persepsi

tentang pelayanan (p = 0,048), dan jarak posyandu (p = 0,036) terhadap

pemanfaatan pelayanan posyandu.

2. Nilai Exp (B) pada variabel sikap adalah 0,3 artinya responden yang

menyatakan variabel sikap baik, mempunyai pemanfaatan posyandu sebesar

0,3 kali lebih baik dibandingkan dengn responden yang menyatakan variabel

sikap tidak baik.

3. Nilai Exp (B) pada variabel persepsi pelayanan posyandu adalah 2,4 artinya

responden yang menyatakan variabel spersepsi pelayanan posyandu baik,

mempunyai pemanfaatan posyandu sebesar 2,4 kali lebih baik dibandingkan

lxiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengn responden yang menyatakan variabel persepsi pelayanan posyandu

tidak baik.

4. Nilai Exp (B) pada variabel Jarak adalah 0,4 artinya responden yang

menyatakan variabel jarak mudah, mempunyai pemanfaatan posyandu

sebesar 0,4 kali lebih baik dibandingkan dengn responden yang menyatakan

variabel jarak sulit.

Sehingga dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik :

Y = 1,089 + (-1,145) (X1) + 0,887 (X2) + (-0,923) (X3)

Dimana:

Y = Pemanfaatan pelayanan posyandu

X1 = Sikap

X2 = Persepsi tentang pelayanan posyandu

X3 = Jarak

4.4.3 Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017

Dari hasil penelitian menggunakan uji logistik sederhana dapat diketahui

bahwa variabel memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu adalah

variabel sikap (p= 0,033), variabel jarak (p=0,048), variabel persepsi (p=0,036).

Nilai p<0,05 yang menyatakan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh

terhadap pemanfaatan posyandu. Nilai Exp (B) pada variabel sikap adalah 0,3

artinya responden yang menyatakan variabel sikap baik, mempunyai pemanfaatan

posyandu sebesar 0,3 kali lebih baik dibandingkan dengn responden yang

lxv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menyatakan variabel sikap tidak baik. Nilai Exp (B) pada variabel persepsi

pelayanan posyandu adalah 2,4 artinya responden yang menyatakan variabel

spersepsi pelayanan posyandu baik, mempunyai pemanfaatan posyandu sebesar

2,4 kali lebih baik dibandingkan dengn responden yang menyatakan variabel

persepsi pelayanan posyandu tidak baik. Nilai Exp (B) pada variabel Jarak adalah

0,4 artinya responden yang menyatakan variabel jarak mudah, mempunyai

pemanfaatan posyandu sebesar 0,4 kali lebih baik dibandingkan dengn responden

yang menyatakan variabel jarak sulit.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap relatif lebih menetap, timbul

dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar, karena

itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi, sikap merupakan

kecendrungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat

(Notoatmodjo, 2003)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tidak baik sikap

responden maka semakin jarang responden tersebut memanfaatkan Posyandu

dibandingkan dengan responden yang bersikap baik. Responden yang memiliki

sikap tidak baik memiliki kecenderungan tindakan untuk tidak memanfaatkan

Posyandu sedangkan responden yang bersikap baik mempunyai kecendrungan

yang tinggi untuk memanfaatkan pelayanan posyandu.

lxvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hennawati (2008) yang berjudul faktor-faktor yang memenharuhi peanfaatan

pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap memengaruhi responden dalam pemanfaatan

pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskes Kabupaten Aceh Timur.

Menurut hasil penelitian dilapangan, kehadiran petugas kesehatan

dilapangan sangatlah penting dalam kegiatan posyandu. Karena kader tidak dapat

sepenuhnya melakukan kegiatan posyandu terutama dalam hal pelayanan medis

seperti imunisasi. Jadwal kegiatan posyandu yang tepat waktu sangat berperan

penting dalam hal pemanfaatan posyandu, terkadang alasan kenapa ibu-ibu tidak

memanfaatkan posyandu dikarenakan jadwal posyandu yang tidak sesuai dengan

jadwal yang telah di tetntukan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang manfaat

posyandu berhubungan dengan perilaku ibu dalam membawa balita ke posyandu.

Persepsi ibu akan manfaat (perceived benefit) menurut Rosenstrock berarti bahwa

tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit didorong

oleh manfaat tindakan tersebut untuk pengobatan atau pencegahan penyakit. Pada

penelitian ini, persepsi ibu terhadap manfaat posyandu mendorong ibu untuk

datang rutin membawa balitanya ke posyandu. Manfaat posyandu yang

dipersepsikan ibu, diantaranya bahwa membawa balita ke posyandu bermanfaat

untuk mencegah gizi kurang, mendapatkan makanan tambahan, serta memantau

pertumbuhan dan perkembangan anak

lxvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kemudian hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Oktriana

(2015) di Kelurahan Kurao, yang membuktikan secara nyata terdapat hubungan

yang signifikan antara kemampuan kader dengan pemanfaatan posyandu.

Menurut teori Notoatmodjo (2007), jarak dari tempat tinggal ke sarana

kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan

kesehatan. Hasil pengkajian WHO menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan

pengetahuan masyarakat di negara-negara berkembang sudah cukup tinggi,

apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka sulit untuk

mewujudkan perilaku sehat tersebut

Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih ada terdapat keberadaan

posyandu yang kurang strategis untuk dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

pada masing-masing tempat. Hal ini menyebabkan ibu semakin malas untuk

membawa balitanya ke posyandu.

Selain teori tersebut hasil dari pada penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Adri (2008) di Kabupaten Lamongan, bahwa

variabel jarak tempuh, variabel waktu tempuh dan variabel sarana transportasi dari

tempat tinggal responden ke pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

lxviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. .Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel sikap memiliki

pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan di posyandu. Responden yang

memiliki sikap baik menjadikan responden aktif datang ke posyandu

dalam memanfaatan pelayanan di posyandu di bandingkan dengan

responden yang memiliki sikap yang kurang baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel persepsi memilki

pengaruh. terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu. Responden yang

mempunyai persepsi yang baik terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu

menjadikan responden aktif untuk datang ke posyandu di bandingkan

dengan responden yang memiliki persepsi yang kurang terhadap

pemanfaatan pelayanan posyandu.

3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jarak memiliki

pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu. Dimana responden

yang memilki jarak yang dekat lebih memilih untuk memanfaatakan

pelayanan di posyandu ketimbang responden yang memiliki jarak yang

sulit atau jauh ke tempat pelayanan kesehatan.

6.2 Saran

1. Bagi Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai

lxix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Diharapkan kepada petugas kesehatan yang bertugas agar dapat

melakukan program pembimbingan dan penyuluhan kepada ibu dan

masyarakat sekitar tentang posyandu. Program peningkatan pengetahuan

ibu dan masyarakat tentang pentingnya posyandu dapat meningkatkan

kesadaran dan peran serta masyarakat guna meningkan derajat kesehatan

2. Bagi Kader Posyandu Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Diharapkan bagi kader agar lebih terkoordinir saat memberikan informasi

tentang jadwal posyandu, sehingga saat terjadi pergantian jadwal posyandu

semua ibu mengetahuinya

lxx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Adri, M. 2008. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Jarak, Tempat


Tinggal dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan Petugas Puskesmas
Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu ke Posyandu di Kabupaten
Lamongan. Jurnal

Azwar, S. 2014. Penyusunan skala psikologi. Yogakarta : Pustaka pelajar

Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi ( Teori, Paradigma, dan


Diskursus, Teknonoligi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta : Kencana

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Utara, 2016 .

Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. Profil Kesehatan Kabupaten


Serdang Bedagai, 2015

Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Prilaku


Manusia . Yogyakarta : Nuha Medika

Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalian dan Sumber Daya Manusia.


Jakarta : Airlangga

Hennawati, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan


Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur. Jurnal Universitas Sumatera Utara Medan , 53

Hidayat, A.A. 2014. Metopel Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika

Irsal. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita Ke


Posyandu di Puskesmas Minasate’ne Kabupaten Pangkep. Sekolah
Ilmu Tinggi Kesehatan (STIK). Makasar

Joko, W. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Bayumedika : Jakarta

Novi, S. 2007. Hubungan Pelaksanaan Manajemen dengan Kunjungn Ibu


Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsoang
Kabupaten Kendal. Universitas Dian Nuswantoro
Kementrian Kesehatan, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesde) 2010.
Jakarta: Badan Litbang

. 2011. Buku Penghantar Kader Posyandu. Jakarta


Pusat Promosi Kesehatan Departemen RI

lxxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


. 2012, Pusat Promosi Kesehatan, Buku Saku
Posyandu 2012. Jakarta

. 2015. Perencanaan Strategis. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI, 2015

Maryam, R. 2010. Buku Panduan Kader Posyandu Lansia. Jakarta: Trans Info
Media

Muninjaya, Gde AA, 2011, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:


EGC

Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk perawat dan tenaga


kesehatan profesional lain. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Rineka Cipta

. 2007. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan Cetakan 2. Jakarta :


Rineka Cipta

. 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta

Nursalam. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Oktrianan, S. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfatan


Posyandu Oleh Ibu Balita di Kelurahan Kurao Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2015, Jurnal FKM
Baiturrahman

Profil Puskesms Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang


Bedagai. 2016.

Singaribuan, M. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Sulistyorini,C.I., Pebriayanti, S. dan Proverawati,A. 2010. Posyandu dan Desa


Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader. Nuha Medika : Yogyakarta

Sunaryo, 2010. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar . Bandung
: PT Remaja Rosdakarya

Sugyono, 2012. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &


D.Bandung: Alfabeta45678355

lxxii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Suprapto, J. 2010. Tekhnik Sampling Untu Surveii dan Experimen. Jakarta :
Rineka Cipta

Wahid. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Salemba Medika

Wawan A dan Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,


dan Peilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.

Widayantun, T.R. 2011. Ilmu Prilaku M.A . 104 . Jakarta : Anggota IKAPI

Willis, S. S. 2014. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

Yenita, P. 2011. Determinan Faktor Partisipasi IbuBalita Dalam Kegiatan


Posyandu di Desa Kejawan Putih Tembak Kecamatan Mulyorejo.
Surabaya : Universitas Muhammadiyah Surabaya

lxxiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP

PEMANFAATAN POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

MELATI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI TAHUN 2017

Petunjuk Pengisisan :

1. Bacalah dengan cermat pada setiap pertanyaan

2. Pertanyaan di bawah ini mohon di isi semua

3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurtu ibupaling sesuai dengan kondisi

yang di alammi dengan memberikan tanda cek list (v)

I. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Nama :
3. Alamat :
4. Umur :
II. Karakteristik Individu
1. Apakah pendidikan terakhir ibu ?
a. Tidak sekolah/ tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SLTA/SMP
d. Tamat SMA
e. Tamat Perguruan Tinggi
2. Pekerjaan saudara adalah
a. PNS
b. Pegawai swasta
c. Buruh
d. Wiraswasta
e. Tidak bekerja

lxxiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


A. PENGETAHUAN JAWABAN

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Posyandu adalah suatu kegiatan dari, oleh dan untuk


masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas?

2. Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan


angka kematian bayi (AKB) dan angka Kematian
Balita (AKABA)?

3. Posyandu merupakan sarana untuk meningkatkan


pemantauan tumbuh kembang balita?

4. Posyandu dilakukan 1x perbulan?

5. Penimbangan pada anak balita dilakukan sampai umur


5 tahun?

6. Bila balita sehat, masih perlu dibawa keposyandu?

B. SIKAP

1. Apakah ibu selalu memanfaatakan pelayanan di


posyandu?

2. Membawa balita keposyandu secara teratur untuk


memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
balita?

3. Apakah ibu selalu datang keposyandu setiap kali


jadwal posyandu dilaksanakan?

4. Apakah setiap ibu hamil selalu memerikasakan


kehamilan di posyandu ?

5. Meskipun imunisasi dasar anak sudah lengkap, anak


balita harus tetap di bawa ke posyandu?

6. Salah satu untuk menjaga kesehatan balita adalah


dengan datang ke posyandu?

7. Apakah menurut ibu datang atau tidak ke posyandu


tidak perlu?

lxxv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. PERSEPSI PELAYANAN POSYANDU

1. Apakah menurut ibu pelayanan di posyandu ini tepat


waktu?

2. Apakah menurut ibu pelayanan bidan di posyandu ini


baik?

3. Apakah menurut ibu pelayanan kader di posyandu ini


baik?

4. Apakah menurutu ibu pelayanan di posyandu ini


lengkap?

D. JARAK POSYANDU

1. Apakah posyandu ini dekat dari rumah?

2. Apakah mudah untuk sampai ke posyandu ini ?

3. Apakah kondisi jalanan dalam keadaan baik ?

4. Apakah untuk datang ke posyandu ini tidak


memerlukan biaya?

5. Apakah anda memilih untuk memanfaatkan pelayanan


posyandu ini sementara ada praktik bidan swasta yang
berjarak lebih dekat ?

E. Pemanfaatan Pelayan posyandu

1. Apakah selalu memanfaatkan pelayanan di posyandu?

2. Apakah jadwal posyandu tidak sesuai dengan jadwal


kgiatan ibu, ibu akan tetap datang ke posyandu?

3. Apabila didekat rumah ibu telah dibuka suatu klinik


baru, apakah ibu akan tetap keposyandu?

lxxvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 2

Master Data

No Nama Responden Umur Pendidikan Pekerjaan pengetahuan


p1 p2 p3 p4 p5 p6 P.Total p.kategori
1 Rodiatun 2 4 3 0 1 0 1 0 1 3 2
2 Maimunah Damanik 1 5 1 1 0 0 1 1 0 3 1
3 Yusvita Aminah 1 4 3 0 1 1 0 0 1 3 1
4 Yanti Lubis 1 2 3 0 0 1 0 0 1 2 1
5 Marni 1 3 3 0 0 0 1 1 0 2 1
6 Okvriana 1 3 4 1 0 0 1 0 0 2 1
7 Ningsih 2 3 3 0 1 1 0 1 1 4 2
8 Yani 1 4 5 1 1 0 0 0 1 3 1
9 Sumi 2 4 5 0 0 0 1 1 1 3 1
10 Atik 2 4 3 0 0 0 0 0 0 0 1
11 Zainab 2 4 4 1 0 1 0 0 0 2 1
12 Raudah 1 3 4 0 1 0 0 0 1 2 1
13 Irma 2 3 3 0 0 1 1 1 0 3 1
14 Halimah 1 4 5 1 1 1 0 0 1 4 2
15 Rima 1 3 5 0 0 0 0 1 0 1 1
16 Lena 1 4 3 0 0 1 1 0 1 3 1
17 Novita 1 5 1 1 1 0 1 0 1 4 2
18 Mira 2 4 5 0 1 1 0 1 1 4 2

lxxvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19 Renti 1 5 2 0 0 1 0 0 0 1 1
20 Susi 2 4 3 0 0 0 1 0 1 2 1
21 Siti Aisha 2 4 4 0 1 0 1 1 1 4 2
22 Sarmila 1 3 5 0 0 0 0 0 0 0 1
23 Bariati 1 3 3 0 0 0 0 0 1 1 1
24 Aini 1 3 5 1 0 1 1 1 1 5 2
25 Wati 2 4 5 0 1 0 0 0 0 1 1
26 Faridah 2 4 5 0 0 1 0 0 1 2 1
27 Rosari 1 3 5 0 0 0 0 1 1 2 1
28 Indri 1 4 5 0 0 0 1 0 0 1 1
29 Sarifah 1 4 3 0 1 1 0 0 1 3 1
30 Fatma Ramadhani 2 3 3 0 0 0 1 1 1 3 1
31 Asnawiyah 1 3 5 0 0 0 0 0 1 1 1
32 Pertiwi Safitri 1 4 5 0 0 1 0 0 1 2 1
33 Tina Tumanggor 2 4 3 0 0 0 1 1 0 2 1
34 Agustina 1 4 5 0 1 0 0 0 0 1 1
35 Sariana 2 4 3 0 0 0 1 1 1 3 1
36 Riana Sugiarti 1 4 5 0 0 1 0 0 0 1 1
37 Puput Fatmawati 1 3 5 0 0 1 0 0 1 2 1
38 Lina Wahyudiawati 2 3 5 0 1 0 0 1 1 3 1
39 Mayanda 2 4 5 1 0 0 1 0 0 2 1
40 Ratna 1 4 3 0 0 1 1 0 1 3 1
41 Khadijah 1 4 5 1 1 1 0 1 1 5 2
42 Umi 1 4 5 0 1 1 0 1 0 3 1
43 Pipit 1 4 3 0 0 0 0 0 0 0 1

lxxviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44 Dian 1 3 4 1 0 0 1 0 0 2 1
45 Trisna 2 5 2 0 0 1 0 1 0 2 1
46 Syahfitri 1 3 3 0 1 1 0 0 1 3 1
47 Siska 2 5 1 1 0 0 0 0 1 2 1
48 Karlina 2 4 4 0 1 0 0 1 0 2 1
49 Lasmi 1 4 5 0 0 0 1 1 0 2 1
50 Erna 1 3 3 1 0 1 0 0 1 3 1
51 Citra 1 3 5 0 0 0 0 0 0 0 1
52 Qori 1 3 4 1 1 0 1 0 1 4 2
53 Midah 2 4 3 0 0 1 0 1 1 3 1
54 Lili 1 4 3 1 0 0 1 1 1 4 2
55 Rehana 1 4 3 0 1 1 0 0 1 3 1
56 Heni 2 3 5 1 0 0 0 0 0 1 1
57 Sahara 1 3 5 0 1 1 1 0 1 4 2
58 Rahayu 1 4 5 0 0 0 0 1 0 1 1
59 Masriani 2 3 5 1 0 1 0 1 1 4 2
60 Jumi 1 3 5 0 0 1 0 1 0 2 1
61 Disna 2 3 5 1 0 0 1 1 1 4 2
62 Asmidar 1 3 3 0 1 1 1 0 0 3 1
63 Masria 1 4 5 0 1 1 0 1 0 3 1
64 Santa 2 4 3 0 0 1 0 1 0 2 1
65 Sri 1 4 4 1 0 0 0 0 1 2 1
66 Seri 1 4 5 0 1 1 0 0 0 2 1
67 Marti 1 3 5 1 1 0 1 1 0 4 2
68 Herlina 1 3 3 0 0 1 0 0 1 2 1

lxxix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69 Sahramlah 2 4 5 0 1 1 1 0 0 3 1
70 Juliana 2 5 1 0 0 1 0 0 0 1 1
71 Rasmi 1 3 3 1 1 1 1 0 0 4 2
72 Andriani 1 3 4 0 0 0 0 1 0 1 1
73 Ismi 2 4 5 1 0 0 0 0 1 2 1
74 Heti 1 4 5 1 0 0 0 0 0 1 1
75 Susianti 1 3 5 0 1 1 1 0 0 3 1
76 Dahlia 1 3 3 0 0 1 1 1 0 3 1
77 Hazariah 2 4 5 1 1 0 0 1 1 4 2
78 Sugiana Tondang 1 4 5 1 0 0 0 0 0 1 1
79 Budiarti 1 3 5 0 0 1 0 1 1 3 1
80 Khairani 1 4 3 1 1 0 0 0 0 2 1
81 Nurlianita 2 4 3 0 0 1 1 0 1 3 1
82 Rumanti 2 3 5 1 1 1 1 1 0 5 2
83 Nurhidayah 1 3 5 0 0 1 1 1 1 4 2
84 Jamilah 1 3 5 1 0 0 0 0 1 2 1
85 Endang 1 4 3 1 0 1 1 0 1 4 2
86 Wiwik 2 4 5 0 1 1 0 0 0 2 1
87 Susantri 2 4 5 0 1 0 0 0 0 1 1
88 Monong 2 3 5 0 0 0 0 1 1 2 1
89 Firza 1 3 5 0 1 1 1 1 1 5 2
90 Sulistia 2 4 5 1 0 1 0 0 0 2 1
91 Siti Mutia 1 4 5 1 1 0 1 1 0 4 2
92 Fina Nainggolan 1 5 2 0 0 0 0 1 0 1 1
93 Deminar Dolol Saribu 1 4 5 0 1 1 0 0 1 3 1
lxxx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94 Nur Ainun 2 4 5 0 0 1 0 1 1 3 1
95 Atika 1 5 1 0 0 0 0 0 0 0 1
96 Wira 2 4 5 0 1 0 0 0 1 2 1
97 Ravika 1 4 5 1 0 0 1 1 0 3 1
98 Mila 1 3 5 1 1 1 0 0 1 4 2
99 Ivo Hasibuan 2 3 5 0 1 0 0 0 0 1 1
100 Soraya 2 4 4 0 0 0 0 0 0 0 1

sikap persepsi posyandu


s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 S.Total kat.sikap ps1 ps2 ps3 ps4 ps.total kat. Ps
0 1 0 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 2 1
1 1 0 1 1 0 0 4 1 1 1 0 1 1 0
0 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 0 1 3 1
1 1 1 0 0 1 1 5 1 0 1 1 1 3 1
1 1 1 0 0 1 1 5 1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 2 1
0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 0 0 0 1 0
1 0 1 0 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 1 4 1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 0 1 1 3 1
0 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 3 1
1 0 1 0 0 0 0 2 0 0 1 1 1 3 1

lxxxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 0 3 1
1 1 1 0 1 1 1 6 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 6 1 0 1 1 0 2 1
1 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 1 1 3 0 0 1 1 0 2 1
0 1 1 0 0 0 1 3 0 1 1 1 0 3 1
1 1 0 0 1 0 1 4 1 0 1 1 1 3 1
1 0 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 2 1
0 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 0 1 0
0 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 3 1
1 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 0 1 3 1
1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 1 1 1 3 1
0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 1 0 2 1
1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0
1 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 2 1
1 1 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 4 1 0 0 0 1 3 1
0 1 1 0 0 1 1 4 1 1 0 1 1 3 1
0 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 3 1
1 0 0 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 1 0 0 1 4 1 0 1 1 1 3 1
0 1 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 1 2 1

lxxxii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0 1 0 0 0 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1
1 1 0 1 0 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 1 1 0 2 1
0 1 0 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 1 0
0 0 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 6 1 0 1 1 1 3 1
1 0 0 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 2 1
1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 0 1 0 2 1
1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 3 1
0 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 0 1 1 1 5 1 0 1 1 1 3 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1
1 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 0 1 2 1
1 1 1 1 1 0 1 6 1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 3 1
0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 1 0 2 1
1 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 1 0 1 0
0 1 1 1 0 1 0 4 1 1 1 0 0 2 1
0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 1 4 1
1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 0 1 1 3 1
0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 1 0
lxxxiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 0 1 0 1 0 4 1 0 1 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 0 5 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 3 1
1 1 1 1 1 0 1 6 1 1 1 0 1 3 1
0 0 0 1 1 0 1 3 0 1 0 0 1 2 0
0 0 1 0 0 1 1 3 0 1 0 0 1 2 1
1 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 0 0 1 1 5 1 0 1 0 0 2 1
1 0 0 1 1 1 0 4 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 3 1
1 1 1 1 1 0 0 5 1 0 1 0 1 2 1
1 0 1 1 0 1 1 5 1 1 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 1 3 1
0 1 0 0 0 1 0 2 0 1 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 6 1 0 1 1 0 2 1
1 1 1 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 3 1
1 0 1 0 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 3 1
1 1 1 1 0 1 0 5 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1 0 0 2 1
0 0 0 1 1 1 1 4 1 0 1 0 0 1 0
1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 0 2 1
lxxxiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 0 0 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1
0 0 1 0 1 1 1 4 1 1 0 0 1 1 0
1 0 0 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1
1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 1 0 1 2 1
0 1 1 1 1 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 0 5 1 1 0 1 0 2 1
0 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 0
1 0 1 1 1 0 1 5 1 0 1 1 1 3 1
1 0 1 1 0 1 1 5 1 0 0 0 0 0 0

jarak pemanfaatan posyandu


j1 j2 j3 j4 j5 j.total kat.jarak pp1 pp2 pp3 pp.total pp.kategori
0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 2 1
0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 0 3 1 0 1 1 2 1
0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 2 1
0 0 1 1 0 3 1 1 1 1 3 1
1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 2 1
0 1 0 1 1 3 1 1 1 0 2 1
0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1

lxxxv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 1
0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 2 1
1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 3 1
1 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 0
1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 1
0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 2 1
0 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 3 1 1 0 1 2 1
0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 2 1
1 0 0 1 0 2 0 1 1 1 3 1
1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1
0 0 1 1 1 3 1 0 0 1 1 0
0 0 1 1 1 3 1 0 1 1 2 1
0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 1
1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 2 1
1 1 0 0 0 2 0 1 1 0 2 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1
1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 2 1

lxxxvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 3 1
1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 1 0
0 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0
1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 2 1
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
0 0 1 0 0 3 1 1 1 1 3 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 1
1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 2 1
1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 2 1
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 4 1 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 1
0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 1
1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 4 1 1 0 0 2 1
lxxxvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 0 0 1 3 1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 3 1 1 1 1 3 1
0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 1
0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 1 0
1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 3 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 3 1
0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 3 1
0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 1
0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 1
1 0 0 1 0 3 1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 0 3 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 2 1
0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 1
0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 3 1
1 0 1 1 0 3 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 4 1 1 0 0 2 1
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 2 1
0 0 1 1 1 3 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 1
lxxxviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 3 1
1 1 1 0 0 3 1 1 1 0 2 1
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 2 0 1 1 1 3 1
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1
0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 3 1
0 0 1 1 0 2 0 1 1 1 3 1
0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 3 1 0 1 1 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 1

lxxxix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 3

OUTPUT HASIL UJI UNIVARIAT

1. Pengetahuan

Frequensi Table

1. Posyandu adalah suatu kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam

upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja

puskesmas?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 68 68.0 68.0 68.0


Ya 32 32.0 32.0 32.0
Total 100 100.0 100.0

2. Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi

(AKB) dan angka Kematian Balita (AKABA)?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 62 62.0 62.0 62.0


Ya 38 38.0 38.0 38.0
Total 100 100.0 100.0

3. Posyandu merupakan sarana untuk meningkatkan pemantauan tumbuh

kembang balita?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 53 53.0 53.0 53.0


Ya 47 47.0 47.0 47.0
Total 100 100.0 100.0

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Posyandu dilakukan 1x perbulan?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 64 64.0 64.0 64.0


Ya 36 36.0 36.0 36.0
Total 100 100.0 100.0
5. Penimbangan pada anak balita dilakukan sampai umur 5 tahun?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 60 60.0 60.0 60.0


Ya 40 40.0 40.0 40.0
Total 100 100.0 100.0

6. Bila balita sehat, masih perlu dibawa keposyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 49 49.0 49.0 49.0


Ya 51 51.0 51.0 51.0
Total 100 100.0 100.0

2. Sikap

Frequensi Table

1. Apakah ibu selalu memanfaatakan pelayanan di posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 40 40.0 40.0 40.0


Ya 60 60.0 60.0 60.0
Total 100 100.0 100.0

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Membawa balita keposyandu secara teratur untuk memantau pertumbuhan

dan perkembangan anak balita?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 39 39.0 39.0 39.0


Ya 61 61.0 61.0 61.0
Total 100 100.0 100.0

3. Apakah ibu selalu dating keposyandu setiap kali jadwal posyandu

dilaksanakan?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 35 35.0 35.0 35.0


Ya 65 66.0 65.0 65.0
Total 100 100.0 100.0

4. Apakah setiap ibu hamil selalu memerikasakan kehamilan di posyandu ?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 40 40.0 40.0 40.0


Ya 60 60.0 60.0 60.0
Total 100 100.0 100.0

5. Meskipun imunisasi dasar anak sudah lengkap, anak balita harus tetap di

bawa ke posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 45 45.0 45.0 45.0


Ya 55 55.0 55.0 55.0
Total 100 100.0 100.0

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Salah satu untuk menjaga kesehatan balita adalah dengan datang ke

posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 30 30.0 30.0 30.0


Ya 70 70.0 70.0 70.0
Total 100 100.0 100.0

7. Apakah menurut ibu datang atau tidak ke posyandu tidak perlu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 41 41.0 41.0 41.0


Ya 59 59.0 59.0 59.0
Total 100 100.0 100.0

3. Persepsi Pelayanan Posyandu

Frequensi Table

1. Apakah menurut ibu pelayanan posyandu ini tepat ?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 58 58.0 58.0 58.0


Ya 42 42.0 42.0 42.0
Total 100 100.0 100.0

2. Apkah menurut ibu pelayanan bidan di posyandu ini baik?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 43 43.0 43.0 43.0


Ya 57 57.0 57.0 57.0
Total 100 100.0 100.0

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Apakah menurut ibu pelayanan di posyandu ini baik?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 59 59.0 59.0 59.0


Ya 41 41.0 41.0 41.0
Total 100 100.0 100.0
4. Apakah menurut ibu pelayanan di posyandu ini lengkap?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 62 62.0 62.0 62.0


Ya 38 38.0 38.0 38.0
Total 100 100.0 100.0

4. Jarak

Frequensi Table

1. Apakah posyandu ini dekat dari rumah ?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 52 52.0 52.0 52.0


Ya 48 48.0 48.0 48.0
Total 100 100.0 100.0

2. Apakah mudah untuk mencapai ke posyandu ?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 60 60.0 60.0 60.0


Ya 40 40.0 40.0 40.0
Total 100 100.0 100.0

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Apakah kondisi jalanan dalam keadaan baik?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 48 48.0 48.0 48.0


Ya 52 52.0 52.0 52.0
Total 100 100.0 100.0

4. Apakah datang ke posyandu ini tidak memerlukan biaya ?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 38 38.0 38.0 38.0


Ya 62 62.0 62.0 62.0
Total 100 100.0 100.0

5. Apakah anada memilih untuk memanfaatkan pelayanan posyandu ini


sementara ada praktik bidan swasta yang berjarak lebih dekat?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 60 60.0 60.0 60.0


Ya 40 40.0 40.0 40.0
Total 100 100.0 100.0

1. Pemanfaaatan Posyandu
Frequensi Table

1. apakah ibu selalu memanfaatkan pelayanan di posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 51 51.0 51.0 51.0


Ya 49 49.0 49.0 49.0
Total 100 100.0 100.0

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. apabila jadwal di posyandu tidak sesuai dengan jadwal yang di berikan,
apakah ibu akan tetap dating ke posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 55 55.0 55.0 55.0


Ya 45 45.0 45.0 45.0
Total 100 100.0 100.0

3. Apabila didekat rumah ibu telah dibuka suatu klinikbaru, apakah ibu akan
tetap dating ke posyandu?

Frequensi Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Tidak 41 41.0 41.0 41.0


Ya 59 59.0 59.0 59.0
Total 100 100.0 100.0

OUTPUT HASIL MULTIVARIAT

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step .126 1 .723

Step 1 Block .126 1 .723

Model .126 1 .723

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 137.060 .001 .002

a. Estimation terminated at iteration number 3 because


parameter estimates changed by less than .001.

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Classification Tablea

Observed Predicted

Pemanfatan Posyandu Percentage


Correct
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Tidak Memanfaatkan 0 44 .0
Pemanfaatan
posyandu
Step 1 Memanfaatkan 0 56 100.0

Overall Percentage 56.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Pengetahuan -.143 .403 .126 1 .723 .867


Step 1a
Constant .310 .281 1.221 1 .269 1.364

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan.kategori.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Memanfaatkan 0

Memanfaatkan 1

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 7.506 1 .006

Step 1 Block 7.506 1 .006

Model 7.506 1 .006

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 129.680a .072 .097

a. Estimation terminated at iteration number 4 because


parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Pemanfaatan Posyandu Percentage


Correct
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Tidak Memanfaatkan 38 6 86.4


Pemanfaatan
Posyandu
Step 1 Memanfaatkan 35 21 37.5

Overall Percentage 59.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Sikap -1.335 .519 6.621 1 .010 .263


Step 1a
Constant 1.253 .463 7.324 1 .007 3.500

a. Variable(s) entered on step 1: sikap.kategori.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Memanfaatkan 0

Memanfaatkan 1

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 5.458 1 .019

Step 1 Block 5.458 1 .019

Model 5.458 1 .019

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 131.728a .053 .071

a. Estimation terminated at iteration number 3 because


parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Pemanfaatan Posyandu Percentage


Correct
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Tidak Memanfaatkan 26 18 59.1


Pemanfaatan
posyandu
Step 1 Memanfaatkan 20 36 64.3

Overall Percentage 62.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

p.p.posy.kategori .956 .414 5.314 1 .021 2.600


Step 1a
Constant -.262 .297 .778 1 .378 .769

a. Variable(s) entered on step 1: p.p.posy.kategori.

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Logistic Regression

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 4.640 1 .031

Step 1 Block 4.640 1 .031

Model 4.640 1 .031

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 132.546a .045 .061

a. Estimation terminated at iteration number 3 because


parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Pemanfaatan Posyandu Percentage


Correct
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Tidak Memanfaatkan 26 18 59.1


Pemanfaatan
Posyandu
Memanfaatkan 21 35 62.5
Step 1

Overall Percentage 61.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

jarak.kategori -.879 .413 4.535 1 .033 .415


Step 1a
Constant .665 .290 5.256 1 .022 1.944

a. Variable(s) entered on step 1: jarak.kategori.

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Logistic Regression

Case Processing Summary


a
Unweighted Cases N Percent

Included in Analysis 100 100.0

Selected Cases Missing Cases 0 .0

Total 100 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 100 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of


cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Memanfaatkan 0

Memanfaatkan 1

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 15.595 3 .001

Step 1 Block 15.595 3 .001

Model 15.595 3 .001

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
a
1 121.591 .144 .193

a. Estimation terminated at iteration number 4 because


parameter estimates changed by less than .001.

a
Classification Table

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Observed Predicted

Pemanfaatan Posyandu Percentage


Correct
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Tidak Memanfaatkan 31 13 70.5


Pemanfaatan
Posyandu
Step 1 Memanfaatkan 24 32 57.1

Overall Percentage 63.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Sikap -1.145 .538 4.520 1 .033 .318

Persepsi Pelayanan .877 .443 3.913 1 .048 2.404


Posyandu
Step 1a

Jarak -.923 .440 4.397 1 .036 .397

Constant 1.089 .581 3.517 1 .061 2.972

a. Variable(s) entered on step 1: sikap.kategori, p.p.posy.kategori, jarak.kategori.

102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Vous aimerez peut-être aussi