Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa memahami konsep dasar dari penyakit gagal ginjal.
2. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada
pasien gagal ginjal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.3 Penyebab
Penyebab gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000)
a. Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal)
Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :
Penipisan volume
Hemoragi
Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok karsinogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif
b. Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Cedera akibat terbakar dan benturan
Reaksi transfuse yang parah
Agen nefrotoksik
Antibiotic aminoglikosida
Agen kontras radiopaque
Logam berat (timah,merkuri)
Obat NSAID
Bahan kimia dan pelarut
Pielonefritis akut
Glumerulonefritis
c.Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)
4
Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
Batu traktus urinarius
Tumor
BPH
Struktur
Bekuan darah
d.Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain :
Diabetes Melitus
Glumeruloneritis kronis
Pielonefritis
Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)
2.1.4 Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%.
Passion biasanya tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat
membawa fungsi-fungsi normal ginjal.
2. Stadium II Insufisiensi ginjal
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin
pekat dan azotemia.
3. Stadium III Payah gagal ginjal stadium akhir atau uremia
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan
kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien diindikasikan untuk dialysis.
5
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari
tingkat penurunan LFG:
1. Stadium 1
Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang
masih normal (>90 ml/menit/1,73 m2)
2. Stadium 2
Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
3. Stadium 3
Kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73 m2
4. Stadium 4
Kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29 mL/menit/1,73 m2
5. Stadium 5
Kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73 m2 atau gagal ginjal
terminal.
2.1.5 Patofisiologi
a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000):
1. Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya
gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda
perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun.
Tanda uremik mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan
masih di perlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan ini,
jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
4. Periode Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
Nilai laboratorium akan kembali normal
6
Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.
b) Sedangkan pada gagal ginjal kronik menurut (Brunner & Suddarth,2000):
1. Gangguan Klirens Renal.
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari
penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan
klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal
2. Retensi Cairan dan Natrium.
Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap-akhir; respons
ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-
hari, tidak terjadi.
3. Asidosis.
Dengan semakin berkembangnya penyakit renal,terjadi asidosis
metabolic seiring dengan ketidak mampuan ginjal mengekskresikan muatan
asam yang berlebihan.
4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak
adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan
kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien,
terutama dari saluran gastrointestinal
5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat.
Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.
6. Penyakit tulang uremik (osteodistrofi renal).
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan
parathormon.
2.1.6 Fungsi Ginjal
Menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri
c.Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
7
2.1.7 Manifestasi Klinik
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme
pengaturan ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual
persisten, muntah, dan diare. Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi,
dan nafas mungkin berbau (sector uremik). Manifestasi system saraf pusat mencakup
rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.
1. Perubahan Haluaran Urin.
Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya
rendah (1010 normalnya 1015-1025)
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin.
Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya
bergantung pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan
masukkan protein. 3. Hiperkalemia.
Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan
kalium.
4. Asidosis meabolik.
Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti
sustansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal.
b) Tanda dan Gejala pada Gagal Ginjal Kronik:
Menurut (Long, 1996 :369)
Gejala dini:
1. Lethargi
2.Sakit kepala
3.Kelelahan fisik dan mental
4.Berat badan berkurang
5.Mudah tersinggung
6.Depresi
Gejala lebih lanjut:
1.Anoreksia
2.Mual disertai muntah
3.Nafas dangkal
4.Sesak nafas
Menurut Suyono (2001):
8
Kardiovaskular:
1. Hipertensi
2.Pitting edema
3.Edema periorbital
4.Pembesaran vena leher
5. Friction rub perikardial
Pulmoner:
1.Krekel
2. Napas dangkal
3. Kusmaul
4.Sputum kental
Gastrointestinal:
1.Anoreksia, mual dan muntah
2.Pendarahan saluran GI
3.Ulserasi dan pendarahan pada mulut
4. Konstipasi
5.Napas berbau amonia
Muskuloskeletal
1. Keram otot kehilangan kekuatan otot
2. Fraktur tulang
3. Foot drop
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
retensi cairan.
3.Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6.Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7.Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular
2.1.9 Penatalaksanaan Medik
9
1.Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.
a.Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b.Penanganan hyperkalemia keseimbangan cairan dan elektrolit merupkan
masalah utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemia merupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan keseimbangan
cairan didasarkan pad berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi
urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
d. Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama fase
oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk akhir
toksik.
e. Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada
banyak pasien dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi,
gas darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat harus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan.
2. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Kronik :
a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat
untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga
pemburukan fungi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara
ultrasonografi,biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi
yang tepat terhadap terapi spesifik.
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid.Penting sekali untuk
mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien penyakit GGK, hal
ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat memperburuk keadaan pasien.
c. Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama
penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi glomerulus. Dua
cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulur adalah pembatasan asupan
protein dan terapi farmakologis.
10
d. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular. Pencegahan
dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena 40
s.d. 45% kematian penyakit GGK disebabkan penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik mengakibatkan
berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai dengan derajat penurunan fungsi
ginjal yang terjadi.
f. Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi
pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG
kurang dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut dapat berupa hemodialisis,
peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal.
Menurut (Andra & Yessie 2013 : 234)
a. Pengaturan minum → pemberian cairan
b. Pengendalian hipertensi =< intake garam
c. Pengendalian K+ darah
d. Penanggulangan anemia → transfusi
e. Penanggulangan asidosis
f. Pengobatan dan pencegahan infeksi
g. Pengaturan protein dalam makan
h. Pengobatan neuropati
i. Dialisis
j. Transplantasi
11
Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama MRS:
Pasien mengeluh panas tanggal 27/6/2017
12
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam menjaga
kebersihan diri, pasien mandi 2x/hari dengan air bersih dan sabun dengan cara di lap oleh
keluarganya.
10) Komunikasi
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi,
pasien menggunakan bahasa daerahnya seperti biasa
11) Ibadah
Sebelum sakit pasien beribadah sesuai kepercayaannya, saat dikaji pasien tidak dapat
beribadah karena harus mendapat penanganan medis
12) Rasa Aman & nyaman
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam rasa aman dan
nyaman, karena pasien selalu didampingi keluarganya
13) Rekreasi
Sebelum sakit pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata, saat dikaji
pasien tidak dapat berekreasi, pasien hanya dapat berada di rumah sakit karena harus
mendapat pengobatan
14) Belajar
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien memahami tentang keadaannya dan penyakit
yang dialaminya
PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital sign :
TD : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36.5C
RR : 42x/menit
b. Kesadaran : CM
c. Keadaan umum : lemah
13
11) Eksteremitas : kekuatan otot 555 555
555 555
12) Anus : tidak ada kelainan, tidak hemoroid, kebersihan cukup
14
mengeluh intoleransi aktivitas pasien 2. untuk
merasa lemas, aktivitas pasien sesuai membatasi
pasien tampak teratasi dengan kemampuan aktivitas
lemas, ADL kriteria hasil: 3. HE pasien sesuai
pasien tampak 1. pasien tidak tentang makanan kemampuan
dibantu lemas lagi penambah energi pasien
keluarga 2. ADL pasien 4. anjurkan 3. agar pasien
dilakukan secara pasien ke ahli dapat
mandiri gizi untuk mengetahui
perencanaan diet makanan apa
tinggi energi saja yang
dapat
menambah
energi
4. diet yang
tepat dapat
membantu
pasien
mendapatkan
kembali
energy yang
hilang
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal
failure = ARF)danGagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).Penyebab gagal
ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : Kondisi Pre Renal
(Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal), Kondisi Post
Renal (Obstruksi Aliran Urine). Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain :
Diabetes Melitus, Glumeruloneritis kronis, Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi
saluran kemih, Penyakit ginjal polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik
(timah,kadmium dan merkuri).
3.2 SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan dengan gagal ginjal maka
berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan tersebut, penulis akan
memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih memperbaiki dan mengoptimalkan
pelayanan perawatan di rumah sakit, diantaranya :
1. Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda atau gejala yang
menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.
2. Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang lebih
lengkap lagi sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih baik.
16
Daftar Pustaka
http://waodeayuislamiati.blogspot.com/2013/06/makalah-gagal-ginjal.html (Online)
diakses tanggal 29Agustus 2018 pukul 10.00
17