Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal ginjal
dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price & Welson,
2006)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu
beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
(ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan.
Sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak
dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian
sebesar 85 %.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dasar penyakit gagal ginjal?
1.2.2 Bagaimana asuhan keperawatan pada gagal ginjal?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa memahami konsep dasar dari penyakit gagal ginjal.
2. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada
pasien gagal ginjal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT GAGAL GINJAL


2.1.1 Anatomi Fisiologi
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri garis
tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis. Disebelah
anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum. Disebelah
posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal
melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis
berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali kedalam vena
kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal dalam nefron.
Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap
ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin dimulai
dari darah mengalir lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron
(tersusun atas jonjot-jonjot kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen dan mengalir balik
lewat fasa eferen. Ketika darah berjalan melewati struktur ini, filtrasi terjadi (air dan
molekul-molekul kecil akan dibiarkan lewat, molekul besar tetap bertahan dalam aliran
darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan
memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus disaring dalam nefron dengan jumlah
sekitar 180 liter flitrat/hari.
2.1.2 Pengertian
Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal
ginjal dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price
& Welson, 2006).
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa
yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah
merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah.
Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula
2
Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini air dan zat-zat
yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi
penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini
adalah urin (air seni).
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia.
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang
menyerang traktus urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute
renal failure = ARF)danGagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan glomerular (Brunner &
Suddarth,2000). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba
dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat.
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak
dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal
akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson,
1995 : 885).
2. Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau azotemia.
(Brunner & Suddarth,2000)
Kegagalan ginjal menahun merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal yang
berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama,sehingga tidak
dapat menutupi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. (Purnawan
Junadi,1989)

3
2.1.3 Penyebab
Penyebab gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000)
a. Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal)
Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :
Penipisan volume
Hemoragi
Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok karsinogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif
b. Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Cedera akibat terbakar dan benturan
Reaksi transfuse yang parah
Agen nefrotoksik
Antibiotic aminoglikosida
Agen kontras radiopaque
Logam berat (timah,merkuri)
Obat NSAID
Bahan kimia dan pelarut
Pielonefritis akut
Glumerulonefritis
c.Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)

4
Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
Batu traktus urinarius
Tumor
BPH
Struktur
Bekuan darah
d.Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain :
Diabetes Melitus
Glumeruloneritis kronis
Pielonefritis
Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)
2.1.4 Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%.
Passion biasanya tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat
membawa fungsi-fungsi normal ginjal.
2. Stadium II  Insufisiensi ginjal
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin
pekat dan azotemia.
3. Stadium III  Payah gagal ginjal stadium akhir atau uremia
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan
kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien diindikasikan untuk dialysis.

5
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari
tingkat penurunan LFG:
1. Stadium 1
Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang
masih normal (>90 ml/menit/1,73 m2)
2. Stadium 2
Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
3. Stadium 3
Kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73 m2
4. Stadium 4
Kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29 mL/menit/1,73 m2
5. Stadium 5
Kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73 m2 atau gagal ginjal
terminal.
2.1.5 Patofisiologi
a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000):
1. Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya
gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda
perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun.
Tanda uremik mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan
masih di perlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan ini,
jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
4. Periode Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
Nilai laboratorium akan kembali normal
6
Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.
b) Sedangkan pada gagal ginjal kronik menurut (Brunner & Suddarth,2000):
1. Gangguan Klirens Renal.
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari
penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan
klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal
2. Retensi Cairan dan Natrium.
Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap-akhir; respons
ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-
hari, tidak terjadi.
3. Asidosis.
Dengan semakin berkembangnya penyakit renal,terjadi asidosis
metabolic seiring dengan ketidak mampuan ginjal mengekskresikan muatan
asam yang berlebihan.
4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak
adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan
kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien,
terutama dari saluran gastrointestinal
5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat.
Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.
6. Penyakit tulang uremik (osteodistrofi renal).
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan
parathormon.
2.1.6 Fungsi Ginjal
Menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri
c.Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
7
2.1.7 Manifestasi Klinik
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme
pengaturan ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual
persisten, muntah, dan diare. Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi,
dan nafas mungkin berbau (sector uremik). Manifestasi system saraf pusat mencakup
rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.
1. Perubahan Haluaran Urin.
Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya
rendah (1010 normalnya 1015-1025)
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin.
Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya
bergantung pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan
masukkan protein. 3. Hiperkalemia.
Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan
kalium.
4. Asidosis meabolik.
Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti
sustansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal.
b) Tanda dan Gejala pada Gagal Ginjal Kronik:
Menurut (Long, 1996 :369)
Gejala dini:
1. Lethargi
2.Sakit kepala
3.Kelelahan fisik dan mental
4.Berat badan berkurang
5.Mudah tersinggung
6.Depresi
Gejala lebih lanjut:
1.Anoreksia
2.Mual disertai muntah
3.Nafas dangkal
4.Sesak nafas
Menurut Suyono (2001):
8
Kardiovaskular:
1. Hipertensi
2.Pitting edema
3.Edema periorbital
4.Pembesaran vena leher
5. Friction rub perikardial
Pulmoner:
1.Krekel
2. Napas dangkal
3. Kusmaul
4.Sputum kental
Gastrointestinal:
1.Anoreksia, mual dan muntah
2.Pendarahan saluran GI
3.Ulserasi dan pendarahan pada mulut
4. Konstipasi
5.Napas berbau amonia
Muskuloskeletal
1. Keram otot kehilangan kekuatan otot
2. Fraktur tulang
3. Foot drop
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
retensi cairan.
3.Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6.Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7.Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular
2.1.9 Penatalaksanaan Medik
9
1.Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.
a.Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b.Penanganan hyperkalemia keseimbangan cairan dan elektrolit merupkan
masalah utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemia merupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan keseimbangan
cairan didasarkan pad berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi
urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
d. Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama fase
oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk akhir
toksik.
e. Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada
banyak pasien dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi,
gas darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat harus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan.
2. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Kronik :
a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat
untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga
pemburukan fungi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara
ultrasonografi,biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi
yang tepat terhadap terapi spesifik.
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid.Penting sekali untuk
mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien penyakit GGK, hal
ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat memperburuk keadaan pasien.
c. Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama
penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi glomerulus. Dua
cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulur adalah pembatasan asupan
protein dan terapi farmakologis.
10
d. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular. Pencegahan
dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena 40
s.d. 45% kematian penyakit GGK disebabkan penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik mengakibatkan
berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai dengan derajat penurunan fungsi
ginjal yang terjadi.
f. Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi
pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG
kurang dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut dapat berupa hemodialisis,
peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal.
Menurut (Andra & Yessie 2013 : 234)
a. Pengaturan minum → pemberian cairan
b. Pengendalian hipertensi =< intake garam
c. Pengendalian K+ darah
d. Penanggulangan anemia → transfusi
e. Penanggulangan asidosis
f. Pengobatan dan pencegahan infeksi
g. Pengaturan protein dalam makan
h. Pengobatan neuropati
i. Dialisis
j. Transplantasi

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Tn.D DENGAN CKD STADIUM V DI


RUANG C BRSU T TANGGAL 6 – 9 JUNI 2017
2.2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Juni 2017, pukul 09.00 wita, di ruang C, dengan
menggunakan metode wawancara, observasi, dan rekam medis
1. Data Subjektif :
Identitas pasien: Identitas Penanggung
1) Nama : Tn.D Ny.S
2) Umur : 34 tahun 32 tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4) Agama : Hindu Hindu
5) Pekerjaan : Swasta IRT
6) Alamat :
7) Pendidikan : SMA SMA
8) No RM :
9) Sumber Data : Observasi, Wawancara, Rekam Medis

11
Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama MRS:
Pasien mengeluh panas tanggal 27/6/2017

2. Keluhan utama saat dikaji:


Pasien mengeluh sesak
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh panas sejak hari jumat tanggal 26/5/17, pasien sempat meminum
obat penurun panas paracetamol, karena panasnya tidak kunjung turun, pasien kemudian di
bawa ke IGD BRSU T pada hari sabtu tanggal 27/5/17 pukul 22.30 wita, hasil pemeriksaan
TTV di IGD, TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 39C, RR: 20x/menit, pada hari sabtu
tanggal 3/6/17 pasien di pindahkan ke ruang C, kemudian tanggal 6/6/17 pukul 10.00 wita di
lakukan pengkajian oleh perawat.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah di rawat di RS karena mengalami bengkak pada kedua kakinya
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga apapun, pasien tidak memiliki
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dll
6. Diagnosa medis: CKD stadium V

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR VIRGINIA HANDERSON (Sebelum sakit dan saat


dikaji) :
1) Bernafas
Sebelum sakit pasien bernafas seperti biasa, saat dikaji pasien mengalami sesak nafas,
RR: 42x/menit, pasien tampak terpasang oksigen 3 lpm dengan masker
2) Makan dan minum
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam pemenuhan
nutrisi, pasien makan 3x/hari, dan minum 6-8 gelas/hari
3) Eliminasi
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak mengalami masalah dalam eleminasi,
pasien BAB 2x/hari, dan BAK 5-6x/hari
4) Gerak dan Aktivitas
Sebelum sakit pasien beraktivitas dan bekerja seperti biasa, saat dikaji pasien
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, ADL pasien tampak dibantu oleh
keluarganya, pasien tampak lemas
5) Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak mengalami masalah dalam pola istirahat ,
pasien istirahat/tidur 8-9 jam/hari
6) Pengaturan suhu
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak mengalami mengalami demam. Suhu tubuh
pasien, S: 36,5C
7) Produktivitas
Sebelum sakit pasien dapat bekerja seperti biasa, saat dikaji pasien tidak dapat
melakukan pekerjaannya karena harus mendapat penanganan medis
8) Berpakaian
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak mengalami masalah dalam berpakaian,
pasien memakai pakaian kesayangannya
9) Personal hygine

12
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam menjaga
kebersihan diri, pasien mandi 2x/hari dengan air bersih dan sabun dengan cara di lap oleh
keluarganya.
10) Komunikasi
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi,
pasien menggunakan bahasa daerahnya seperti biasa
11) Ibadah
Sebelum sakit pasien beribadah sesuai kepercayaannya, saat dikaji pasien tidak dapat
beribadah karena harus mendapat penanganan medis
12) Rasa Aman & nyaman
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak memiliki masalah dalam rasa aman dan
nyaman, karena pasien selalu didampingi keluarganya
13) Rekreasi
Sebelum sakit pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata, saat dikaji
pasien tidak dapat berekreasi, pasien hanya dapat berada di rumah sakit karena harus
mendapat pengobatan
14) Belajar
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien memahami tentang keadaannya dan penyakit
yang dialaminya

PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital sign :
TD : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36.5C
RR : 42x/menit
b. Kesadaran : CM
c. Keadaan umum : lemah

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE :


1) Kepala : tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak adanyeri tekan, kebersihan bersih
2) Rambut : warna hitam, tidak kusut, tidak ada kebotakan, tidak bau, kebersihan cukup.
3) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3,konjungtiva anemis, pupil isokor
4) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
5) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan
6) Mulut dan gigi : mukosa lembab, gigi lengkap, kebersihan gigi dan mulut baik
7) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran
limfoid
8) Thorax:
I : bentuk simetris, tidak ada bengkak,
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada udema pulmo
A : bunyi jantung normal (S1,S2), bunyi paru vesikuler
9) Abdomen :
I : tidak ada luka, tidak ada bengkak
A : bising usus normal 8x/menit
P : tidak ada benjolan
P : tidak ada acites
10) Genitalia : tidak ada kelainan, kebersihan genetalia cukup

13
11) Eksteremitas : kekuatan otot 555 555
555 555
12) Anus : tidak ada kelainan, tidak hemoroid, kebersihan cukup

Pemeriksaan Penunjang (Darah,Urine dll...)


Sesuaikan dengan Data
Pasien!!!

2.2.2 ANALISA DATA KEPEARAWATAN


No Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa
1 -Pasien mengelus sesak -pasien tampak sesak, Pola nafas tidak
nafas pasien tampak terpasang efektif
oksigen 3 lpm
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36,5 C
RR : 42 x/ menit
2 -pasien mengeluh -pasien tampak lemas, Intoleran
merasa lemas -ADL pasien tampak aktivitas
dibantu keluarga

2.2.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
Keperawatan Tindakan
1 Pola nafas tidak Setelah di beri 1. Observasi KU, 1. Untuk
efektif b/d ASKEP selama dan TTV pasien mengevaluasi
hiverpentilasi 3x24 jam tiap 8 jam perkembangan
yang d/d Pasien diharapkan pola 2. Observasi pasien
mengeluh sesak nafas pasien status respirasi 2. untuk
nafas, pasien kembali efektif pasien mengetahui
tampak sesak, dengan kriteria 3. Atur posisi status
pasien tampak hasil: pasien pernafasan
terpasang 1. pasien tidak 4. HE ps. pasien
oksigen 3 lpm sesak lagi Tenetang tehknik 3. posisi yang
TD : 120/80 2. RR dalam distraksi dan nyaman dapat
mmHg rentang relaksasi memperbaiki
Nadi : 80 x/ normal(16- 5. Delegatif ventilasi
menit 20x/mnt) dalam pemberian 4. relaksasi
Suhu : 36,5 C 3. pasien tidak terapi oksigen 3 dan distraksi
RR : 42 x/ terpasang terapi lpm mengurangi
menit oksigen rasa nyeri
pasien
5. pemberian
oksigen dapat
melancarkan
pernafasan
2 Intoleran Setelah di beri 1. Observasi KU 1. Untuk
aktivitas b/d ASKEP selama dan TTV tiap 8 mengevaluasi
kelemahan umu 3x24 jam jam perkembangan
yang d/d pasien diharapkan 2. Batasi pasien

14
mengeluh intoleransi aktivitas pasien 2. untuk
merasa lemas, aktivitas pasien sesuai membatasi
pasien tampak teratasi dengan kemampuan aktivitas
lemas, ADL kriteria hasil: 3. HE pasien sesuai
pasien tampak 1. pasien tidak tentang makanan kemampuan
dibantu lemas lagi penambah energi pasien
keluarga 2. ADL pasien 4. anjurkan 3. agar pasien
dilakukan secara pasien ke ahli dapat
mandiri gizi untuk mengetahui
perencanaan diet makanan apa
tinggi energi saja yang
dapat
menambah
energi
4. diet yang
tepat dapat
membantu
pasien
mendapatkan
kembali
energy yang
hilang

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal
failure = ARF)danGagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).Penyebab gagal
ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : Kondisi Pre Renal
(Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal), Kondisi Post
Renal (Obstruksi Aliran Urine). Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain :
Diabetes Melitus, Glumeruloneritis kronis, Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi
saluran kemih, Penyakit ginjal polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik
(timah,kadmium dan merkuri).

3.2 SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan dengan gagal ginjal maka
berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan tersebut, penulis akan
memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih memperbaiki dan mengoptimalkan
pelayanan perawatan di rumah sakit, diantaranya :
1. Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda atau gejala yang
menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.
2. Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang lebih
lengkap lagi sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih baik.

16
Daftar Pustaka

Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan KeperawatanEdisi Ke-1.


Jakarta: Prestasi Pustaka.
Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan KeperawatanEdisi Ke-2.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Medah Edisi Ke-8. Jakarta: EGC

http://waodeayuislamiati.blogspot.com/2013/06/makalah-gagal-ginjal.html (Online)
diakses tanggal 29Agustus 2018 pukul 10.00

http://infoaskepdengangagalginjal.blogspot.com/2016/01/ (Online) diakses tanggal


29Agustus 2018 pukul 10.30

17

Vous aimerez peut-être aussi