Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. PENGERTIAN
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun, dan duduk di sisi tempat tidur hingga pasien turun dari
tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan. Manfaat ambulasi adalah untuk
memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena profunda/DVT).
Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan
peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff,
1999; Craven dan Hirnle, 2009). Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien
pasca operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama
sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan
(Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), factor yang mempengaruhi ambulasi adalah kondisi
kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan serta gaya hidup dan
pengetahuan.
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah sakit
dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan
mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Roper, 2002).
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan
berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam
Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan
kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai
pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan
kondisi pasien.
2. TUJUAN AMBULASI
a. Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
b. Memenuhi kebutuhan ambulasi
c. Mempertahankan kenyamanan
d. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
e. Mempertahankan control diri pasien
f. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
3. MANFAAT AMBULASI
Sedangkan Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah :
Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :
a. Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang
terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor
kulit.
b. Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban
kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c. Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter
maksimal, penurunan ventilasi / perfusi setempat, mekanisme batuk yang
menurun.
d. Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.
e. Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi
saluran kemih, hiperkalsiuria
f. Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan
serat otot
g. Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf
pada bagian distal, nyeri yang hebat.
h. Depresi
i. Perubahan tingkah laku
j. Perubahan siklus tidur
k. Perubahan kemampuan pemecahan masalah
a. Walker
Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan
kaki yang kokoh. Klien memegang pemegang tangan pada bagian atas,
melangkah, memindahkan walker lebih lanjut, dan melangkah lagi. Walker
memperbaiki keseimbangan dengan meningkatkan area dasar penunjang berat
badan dan meningkatkan keseimbangan lateral. Walker mempunyai beberapa
kelemahan yaitu sulit digunakan bila melewati pintu dan tempat yang sempit,
mengurangi ayunan lengan dan terjadi abnormal fleksi punggung ketika
berjalan. Secara umum, walker tidak dapat digunakan di tangga.
Standard walker
Memiliki empat kaki dengan sumbat karet di setiap kakinya. Tingginya dapat
disesuaikan dan digunakan untuk orang dewasa dalam kisaran berat badan
normal. Standard walker adalah alat bantu jalan paling aman.
Gambar Lofstrand
Kruk aksila
Mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,
dimana berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk
batang yang dipegang setinggi telapak tangan untuk menyokong
tubuh. Panjang pendeknya kruk bisa disesuaikan dengan aksila
pasien. Kruk harus diukur panjang yang sesuai dan klien harus
diajarkan menggunakan kruk mereka dengan aman, untuk mencapai
kestabilan gaya berjalan, naik dan turun tangga serta bangkit dari
duduk. Kruk memperluas area dasar, dengan demikian juga
meningkatkan keseimbangan. Berbeda dengan cane, crutch dapat
menunjang seluruh berat badan. Jenis kruk ini dapat mentransfer
sampai 80% berat badan.
Gambar Kruk Aksila
d. Kursi Roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit,
cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak
lain, digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan
menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep pertama dari sebuah
kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.
Kursi roda manual adalah kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita
cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan.
Kursi roda manual dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun
oleh penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan
oleh penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan.
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas. Seperti adanya
nyeri, kelemahan otot, kelelahan dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan atau spastis.
d. Kemampuan Mobilitas
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau
tidak.
h. Perubahan psikologis
Intervensi Keperawatan :
1. Lakukan pengkajian tentang nyeri yang meliputi lokasi, karakteristik, atau
keparahan nyeri
Rasional : mengetahui derajat/skala nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam) untuk menurunkan nyeri
Rasional : memberikan ketenagan dan mengurangi derajat nyeri
3. Kaji tanda-tanda vital
Rasional : nyeri yang berkelanjutan akan meningkatkan tanda-tanda vital
4. Lakukan teknik relaksasi tarik nafas dalam
c. Rasional : merilekskan dan mengurangi nyeri
5. Berikan posisi yang nyaman
Rasional : mengurangi ketegangan-ketegangan otot
6. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : terapi farmakologi dapat meredakan nyeri
Intervensi Perawatan :
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi ,(2008). Tehnik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba medika
Brunner & Sudart (2002). Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah.( Alih Bahasa Rini, MA).
Jakarta EGC. KESEHATAN (15)