Vous êtes sur la page 1sur 4

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world) telah banyak
merubah berbagai aspek kehidupan. Proses ini menggerakkan perdagangan bebas antar
benua, perpindahan manusia, barang dan modal yang semakin leluasa, serta pemakaiaan
sumber daya -sumber daya diseluruh dunia menuju efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu
penyebab hal ini adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
memudahkan manusia.Teknologi informasi telah menawarkan berbagai macam kemudahan
seperti kecepatan akses data dan informasi, pemecahan masalah serta otomatisasi pekerjaan
dan sebagainya.Penggunaan secara intensif maupun ekstensif atas komputer, internet, telepon
seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan waktu. Menjadi sebuah fenomena
dramatis yang disebut dengan digitalisasi.

Artikel Masalah

Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM) menilai
bahwa registrasi kartu prabayar berpotensi mengganggu hak atas privasi warga negara.
Pasalnya, dalam aturannya, pemerintah mengharuskan masyarakat meminta pelanggan kartu
SIM prabayar untuk menyertakan NIK, KK, bahkan nama ibu.

Hal ini seperti tertuang dalam Permen Kominfo No. 12 Tahun 2016 tentang Registrasi
Pelanggan Jasa Telekomunikasi. Pasal yang mengatur soal penggunaan nama ibu kandung
pun tak diubah dalam aturan perubahan Permen Kominfo Nomor 14 Tahun 2017.
Sehingga, pasal yang mengatur untuk memperbolehkan nama ibu kandung untuk menjadi
opsi registrasi ulang masih berlaku.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa masyarakat


perlu melakukan registrasi ulang data kartu SIM. Kali ini, Kominfo bekerjasama dengan
Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan
validasi data.
Tujuh negara wajibkan registrasi

“Meskipun kewajiban registrasi SIM card ada di tujuh negara lainnya di dunia, minimnya
jaminan perlindungan data pribadi maupun privasi secara umum di Indonesia berpotensi
mengancam keamanan data masyarakat sendiri,” terang Wahyudi Djafar, Deputi Direktur
Riset ELSAM saat ditemui pada Selasa (17/10).

Beberapa negara yang wajib melakukan registrasi kartu SIM sendiri adalah Brasil, China,
Pakistan, Arab Saudi, Swiss dan Zimbabwe. Namun registrasi dilakukan dengan paspor
bukan NIK.

“Kalau paspor kan tidak bisa melacak secara jelas di mana alamat, siapa saja keluarga dan
catatan sipil seseorang. Apalagi nama kandung ibu itu adalah data yang sangat sensitif. Itu
merupakan super password,” lanjut Wahyudi.

Perlindungan data tak terjamin

Masalah lainnya adalah potensi ancaman dari proses registrasi kartu SIM itu sendiri. Hal ini
secara teknis tercermin dari proses registrasi yang pengumpulan datanya dilakukan dengan
mengirimkan SMS ke nomor tertentu.
Pengumpulan data NIK maupun KK memang akan dilakukan oleh pemerintah namun pengiriman
dilakukan melalui SMS dan divalidasi oleh operator. Pesan yang dikirim pelanggan pastinya akan
menuju Short Message Service Center terlebih dahulu. Sayangnya, tak ada mekanisme untuk
memastikan data pribadi pelanggan dilindungi dalam proses tersebut.

Parahnya, Indonesia juga tak memiliki mekanisme bagi pelanggan kartu SIM yang ingin menyatakan
keberatan informasinya bocor ke pihak lain atau dimanfaatkan oleh operator. Padahal, kontrak
dengan operator telekomunikasi umumnya hanya untuk layanan berkomunikasi semata.

Sebelumnya, operator sempat menyebutkan kalau mereka menjamin kalau data pelangan yang
didaftarkan akan dijamin kerahasiaannya. "Hal ini mengacu kepada Undang-undang tentang
kerahasiaan data pelanggan," tutur Tri Wahyuningsih, General Manager Corporate Communication
XL Axiata.1

Pembahasan
Sesuai dengan Artikel masalah maka kelompok kami akan membahas sesuai 5 langkah dalam
menghadapi masalah etika dalam Teknhnologi informasi sesuai : Management Information System,
12ed - Managing The Digital Firm - Laudon, halaman 129-130.

1. Identify and decribe clearly the fact : dalam artikel diatas pihak pembuat adalah pemerintah
dimana target dari masalah ini adalah masyarakat dan hal ini akan dilaksanakan paloing
lambat sampai tahun 2018
2. Define the conflict or dilemma and identify the higher-order values involved. : konflik yang
ada dalam artikel ini adalah kurangnya kepercayaan masyarakat akan keamanan data yang
ditangani pemerintah karena pemerintah meminta masyarakat untuk mendata ulang
menggunakan kartu keluarga dimana hal ini nampaknya kurang memberikan anonimity pada
masyarakat dibandingkan dari negara lain yang melakukan hal yang sama dan tidak
menggunakan kartu keluarga melainkan pasport sehingga tidak memberikan informasi
secara trperici
3. Identify stekholder : stekholder pada kasus diatas adalah pemerintah dalam hal ini Kominfo
dan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri beserta dengan
seluruh provider yang ada di indonesia dimana pihak pemerintah dan provider mau untuk
mendata ulang pengguna kartu seluler
4. Identify the options that you can reasonably take : pendapat kelompok kami adalah
pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat kalau data yang diberikan masyarakat tidak
digunakan untuk kepentingan lain melainkan hanya untuk pendataan. Banyaknya
masyarakat yang kurang percaya karena pemerintah belum bisa menjamin hal tersebut
mengakikabatkan masyarakat merasa was-was untuk melakukan pendataan ulang, atau
pemerintah bisa mengambil cara lain dalam hal mendata ulang pengguna kartu seluler
pemerintah bisa menggunakan e-KTP saja hal ini menurut kelompok kami bisa untuk
dilakukan pendataan ulang mengingat e-KTP yang sekarang masa berlakunya sudah seumur
hidup sehingga data yang diberikan juga tidak melanggar privasi dari pengguna seluler.Untuk
pengguna dibawa umur mungkin pemerintah bisa bekerja sama dengan provider agar
menciptakan suatu website official untuk melakukan pendaftaran secara online dimana
apabila pengguna kartu seluler dibawa umur maka harus ada option dalam salah satu pilihan
di dalam website yang wajib menyertakan wakil (wajib sertakan e-KTP) dari pengguna yang
dibawa umur tersebut
5. Identify the potential consequences of your options : ptensial konsekusei dari pendapat
kelompok kami diatas :
 Privasi dari pengguna seluler lebih terjamin sehingga menurut kelompok kami
masyarakat bisa lebih mau untuk melakukan pendataan ulang
 Downside dari pada opini kelompok kami menurut kami adalah untuk pengguna
data seluler yang tidak mempunyai e-KTP dimana hal yang diperlukan untuk
mendata ulang sedikit menyusahkan
Daftar pustaka

1. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171018185534-213-249298/elsam-registrasi-
ulang-kartu-sim-rentan-bocorkan-privasi/
2.

Vous aimerez peut-être aussi