Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dapat memberikan manfaat
maupun sumber penyakit dibidang pangan. Banyak klasifikasi dari bakteri, salah
satunya adalah bakteri enterik patogen yang banyak menyebabkan penyakit
saluran cerna pada manusia Lebih dari 80% bakteri perusak pada makanan
disebabkan oleh bakteri enterik patogen (Madigan, 2009).
Keju merupakan suatu massa atau gumpalan yang terbentuk dari proses
koagulasi protein susu dengan rennet, asam laktat atau enzim. Keju memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi, oleh karena itu keju bermanfaat bagi
kesehatan, yaitu untuk menjaga pertumbuhan gigi dan juga menjaga pertumbuhan
tulang (Smith dan Circle, 1972). Di Indonesia keju merupakan bahan pangan yang
belum memasyarakat karena harganya relatif mahal dan produksi keju di
Indonesia belum begitu berkembang. Ditinjau dari komposisi bahan dasarnya,
keju yang dibuat dari susu sapi dan susu kedelai mempunyai nilai gizi yang
hampir sama. Perbedaan utamanya adalah jenis proteinnya, yaitu bahwa susu
kedelai (nabati) tidak mengandung protein kasein, dan bila ditinjau dari
kandungan asam aminonya, susu kedelai juga banyak mengandung asam amino
esensial seperti pada susu hewani (Smith dan Circle, 1972).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Untuk mengetahui peran dari bakteri Lactococcus lactis dalam pembuatan
keju
1.2.2 Untuk megetahui mekanisme kerja dari bakteri Lactococcus lactis dalam
pembuatan keju
2.1 TAKSONOMI
Kingdom : Monera
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacialles
Family : Streptococcaceae
Genus : Lactococcus
( Mozzi, 2010)
2.2 KARAKTERISTIK
1. Asam laktat yang terdapat didalam kultur dan yang terbentuk selama
periode pematangan (waktu dari penambahan kultur sampai dengan
penambahan koagulan) membantu koagulasi susu secara cepat oleh rennet,
campuran rennet dan pepsin atau koagulan lain, waktu koagulasi menurun
dengan semakin tingginya keasaman susu.
2. Pembentukan asam oleh kultur laktat setelah gumpulan pemotongan susu
membantu mengeluarkan whey dari gumpalan tersebut, jika produksi asam
dari kultur laktat sangat rendah keju yang dihasilkan mengandung kadar
air tinggi.
3. Pembentukan asam secara cepat oleh kultur laktat dapat mencegah
pertumbuhan mikroba kontaminan selama proses pembuatan keju dan
pematangan, jika produksi asam sangat rendah keju yang dihasilkan akan
mengalami kerusakan yang oleh mikroba kontaminan yang ditandai
dengan pembentukan gas, rasa pahit atau cita rasa yang menyimpang
sealin itu pH yang rendah akibat pembentukan asam oleh kultur laktat dari
tahu keju segar (5.0-5.2) selain membantu menekan mikroba pembusuk
juga mampu menekan bakteri patogen dengan demikian dapat
mengawetkan produk tersebut.
4. Bakteri pembentuk asam (lactis) di dalam kultur laktat memproduksi
enzim proteolitik yang mampu mendegradasi protein keju, enzim ini
mampu membantu proses pematangan keju. Keju keras yang mengandung
asam laktat dalam jumlah kecil proses pematangan nya akan sangat lama
(Hutkins, 2006).
Pada industri keju kultur starter dikelompokan menjadi tiga yaitu starter yang
mengandung satu jenis, dua jenis atau campuran dari berbagai jenis
mikroorganisme, secara teoritis starter galur tunggal lebih mudah penganganannya
hanya mengandung satu jenis mikroorganisme, kultur yang digunakan dalam
berbagai produk terdapt beberapa jenis dan salah satunya bertujuan untuk
memproduksi komponen asam laktat, cita rasa dan aroma sumber utama dari asam
laktat yang diproduksi kultur adalah fementasi lactosa oleh bakteri L lactis
(Daulay, 1991).
BAB III
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA