Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
1. Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 2008).
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan
Hepatitis adalah merupakan inflamasi hati dapat terjadi karena invasi bakteri, cedera
oleh agen fisik atau kimia (non-viral), atau infeksi virus (hepatitis A, B, C, D, E).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti :kimia
atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (Patofisiologi untuk keperawatan, 2000;145).
Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yanglebih serius dibandingkan dengan jenis
hepatitis lainnya. Pemderita hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari setiap golongan
umur.ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus hepatitis B ini menular.
2. Etiologi
Virus
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm.
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,
dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang
buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepatitis B
a. Virus hepatitis B merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran
42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut,
kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari. Faktor resiko bagi
para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis
respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki
biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki
obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C
a. Virus hepatitis C merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh
kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepatitis B.
4. Hepatitis D
a. Virus hepatitis D merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepatitis E
a. Virus hepatitis E merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan
meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan
makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis
akut.
3. INSIDEN
a. Hepatitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang
buruk.Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara dengan sanitasi baik.
b. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi
padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
c. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus
hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat
secara intra vena
d. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area
seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat
menyebabkan infeksi
e. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di
India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko
4. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru
yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami
konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan
kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah
yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
5. MANIFESTASI KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi
klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing – amsing
stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin
menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat pada
sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang, tetapi klien
masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa,
yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
1) ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun.SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.
2) SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)
atau mengakibatkan perdarahan.
3) Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali).
4) Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5) Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6) Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7) Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8) Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9) Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10) HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11) Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang.Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12) Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13) Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14) Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan
hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia
sekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria
b. Radiologi
1) foto rontgen abdomen
2) Scan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
c. Pemeriksaan tambahan
1) Laparoskopi
2) Biopsi hati (Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Diberi vaksin hepatitis B bila ada pasangan setiap kasus HBE AGS positif.
b. Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus.Tirah baring selama fase akut dengan
diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.Pemberian makanan intravena
mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah.Aktivitas fisik
biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali
normal.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media Aesculapius
Price, Sylvia Anderson, 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer,Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth ed.8. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V. Jakarta : Interna publishing
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Biodata
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b. Keluhan utama
Keluhan utama sehingga anak membutuhkan perawatan.Keluhan dapat berupa nafsu
makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri
perut kanan atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
d. Aktivitas
Kelemahan, kelelahan, Malaise
e. Sirkulasi
Bradikardi ( hiperbilirubin berat ), Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa.
f. Eliminasi
Urine gelap, warna feses.
g. Makanan dan Cairan
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan odema, dan asites.
h. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, letargi.
i. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, sakit kepala, gatal (pruritus).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Defisit perawatan diri : Mandi, cuci rambut, gosok gigi dan gunting kuku
berhubungan dengan kelemahan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
Tujuan :Klien akan mengatakan nyeri berkurang dengan kriteria :
• Klien dapat beradaptasi dengan nyeri.
• Klien berada pada skala nyeri 5 pada skala 0-10.
• Tanda vital dalam batas normal :
TD :110/60mmHg
N : 64x/i
P : 20x/i
S : 360C
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, lokasi , dan skala nyeri.
Rasional: Merupakan indikator untuk intervensi selanjutnya.
b. Pertahankan tirah baring ketika klien mengalami nyeri abdomen.
Rasional :Mengurangi kebutuhan metabolik dan melindungi hepar
c. Beri posisi yang menyenangkan .
Rasional :Posisi semi fowler dapat mengurangi penekanan pada diapragma
terhadap hepar.
d. Lakukan massase pada proksimal kuadran hipokondria kanan.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan sehingga transportasi lancar.
e. Anjurkan klien napas dalam bila mengalami nyeri.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping dengan
memfokuskan kembali perhatian.
f. Beri pakaian yang longgar.
Rasional : Menurunkan peningkatan tekanan abdomen sehingga mual, muntah
tidak ada yang dapat merangsang nyeri.
g. Kolaborasi Penatalaksanaan antibiotic
Rasional : Antibiotika akan menghancurkan bakteri sehingga inflamasi teratasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas
Dapat mempertahankan toleransi aktivitas
Kriteria hasil :
Kebutuhan aktifitas klien dapat terpenuhi
Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.
Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (ADL)
Intervensi :
a. Kaji kemampuan ADL pasien
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi
b. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional :Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
c. Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional :Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang
digunakan untuk penyembuhan
d. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasional :Memudahkan klien dalam memenuhi kebutuhannya
e. Jelaskan sebab-sebab intoleransi aktivitas individu
Rasional :dengan penjelasan sebab-sebab intoleransi maka keadaan klien
cenderung lebih tenang
f. Tingkat aktifitas sesuai toleransi.
Rasional :Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi
karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
3. Defisit perawatan diri : Mandi, cuci rambut, gosok gigi dan gunting kuku
berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Perawatan diri : mandi, cuci rambut, gosok gigi dan gunting kuku terpenuhi
dengan kriteria :
- Klien tampak bersih.
- Kuku tangan pendek dan bersih
- Rambut rapi dan bersih.
- Gigi bersih.
Intervensi :
a. Kaji pola mandi klien
Rasional :Merupakan indikator untuk menentukan intervensi selanjutnya.
b. Jelaskan pada klien dan orangtua tentang pentingnya menjaga kebersihan badan:
mandi,mencuci rambut, gosok gigi, gunting rambut.
Rasional : Badan yang kotor merupakan tempat berkembang biaknya kuman,
perlunya pemahaman untuk menjaga kebersihan diri agar terlindung dari bibit
penyakit dan memberi kesegaran pada klien.
c. Anjurkan klien mandi dan mencuci rambut, gosok gigi dan gunting kuku.
Rasional : Memberi kenyamanan pada klien dan meningkatkan sirkulasi darah.
d. Beri talk/bedak setiap selesai mandi dan rapikan rambut klien.
Rasional Pencegahan terhadap iritasi kulit terutama leher dan puggung dan
membuat klien tampak segar.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : Perbaikan dalam pola napas
Kriteria Hasil : klien tidak mengeluh sesak, klien nampak tenang, tidak terjadi
retraksi otot bantu pernapasan, pola nafas adekuat
Intervensi :
a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
Rasional : pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau
akumulasi cairan dalam abdomen.
b. Auskultasi bunyi nafas tambahan
Rasional :kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c. Berikan posisi semi fowler
Rasional :memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma
dan meminimalkan ukuran secret.
d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
Rasional :membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak.
e. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
Rasional : mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Tn.“S”
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl.Desa Luandaong Maluku
Suku / bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
No. RM : 589539
Tgl. Masuk RS : 17/01/2013
Tanggal pengkajian : 24/01/2013
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Nyeri pada perut
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Dialami sejak ± 6 bulan yang lalu, perut membesar secara perlahan-lahan klien
mengeluh nyeri pada perut seperti ditusuk – tusuk secara hilang timbul. Nyeri yang
dirasakan klien bertambah jika klien duduk dan berkurang jika klien beristirahat
dengan posisi semi fowler atau mengalihkan perhatiannya seperti diajak bercerita.
Sehingga pada tanggal 17/01/2013 keluarga klien memutuskan untuk membawa
klien ke RSWS untuk berobat .
Pada saat pengkajian, klien tampak lemah dan ekspresi wajah meringis dan klien
mengatakan nyeri pada perut secara hilang timbul,nyeri yang dirasakan tembus ke
dada seperti ditusuk – tusuk secara terus menerus dengan skala 5 (0 – 10) dan
bertambah saat klien duduk dan berkurang jika klien beristirahat dengan posisi semi
fowler .
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Klien menngatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit, dengan penyakit yang
sama.
b. Klien mengatkan tidak alergi terhdap makanan dan obat – obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit anggota keluarga : hipertensi dan kencing manis
b. Genogram
43
Keterangan : 7
: Laki-laki
: Perempuan
: garis keturunan
: Klien
5. Riwayat Psikososial
1. Pola konsep diri
a. Harga diri : hubungan klien dengan orang lain cukup baik
b. Ideal diri : klien berespon saat pengkajian
c. Gambaran diri : klien berespon saat pengkajian
d. Peran : klien berperan sebagai mertua
e. Identitas diri : klien sebagai seorang laki-laki
2. Pola kognitif : klien berespon saat pengkajian
3. Pola koping : klien berespon saat pengkajian, keputusan dari klien dan
keluarga
4. Pola interaksi :
klien dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain dan mampu
mengekspresikan perasaannya
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa indonesia
Klien berespon saat di ajak berinteraksi
6. Riwayat Spritual
Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Selera makan Nafsu makan baik dan Makanan tidak
teratur teratur
2. Menu makan Nasi sayur dan lauk pauk Nasi, sayur, Ikan
3. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
Cairan
Kondisi Sebalum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman Air, susu Air,susu
2. Frekuensi minum 2-4x sehari Tidak menentu
3. Cara pemenuhan Pakai Gelas Memakai pipet
Istirahat/Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur
Siang 15.00-17.00 Tidak teratur
malam 20.00-06.00 Tidak teratur
2. Pola tidur Efektif Tidak efektif
Personal Higiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi
Cara Menggunakan timbah Belum pernah mandi
Frekuensi 2x sehari -
Alat mandi Sabun,sampodan handuk -
Memakai potong kuku -
2. Gunting kuku 1x seminggu -
8. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital :
TD : 140/80 mmHg
S : 36,50C
N : 78 x/mnt
P : 24x/mnt
4. Sistem Pernapasan
Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, pernapasan cuping hidung, tidak ada
secret, tidak ada polip, tidak ada epistaksis,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Sitem Cardiovaskuler :
Inspeksi : Konjungtiva tampak anemis, mukosa lembab,gusi warna merah
mudah, dan tidak ada stomatitis.
6. Sistem Pencernaan
Mulut : tidak ada perdarahan gusi, tidak ada stomatitis dan klien mampu
menelan dengan baik, mukosa kering.
Gaster : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Inspeksi : terdapat asites
Auskultasi : peristaltik usus 8x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan
7. Sistem indera
Mata
Inspeksi : pupil isokor, dapat mengangkat bulu mata dan alis, konjungtiva
anemis, sklera ikterus,
Palpasi : tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : tidak ada polip, tidak sekret dan epistaksis, tidak nyeri tekan pada
sinus, tidak teraba adanya benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Telinga
Inspeksi : Daun telinga simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak Adanya pada bagian telinga
8. Sistem persarafan
Fungsi serebral
Status mental orientasi
Orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat kuat, perhatiaan dan
perhitungan baik terhadap sesuatu yang dibahas.
Bicara jelas dan berespon dengan baik
Fungsi Cranial
Nervus I : dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bawang makanan
Nervus II : lapang pandang 180 oC
Nervus III, IV, VI : gerakan bola mata ke 6 arah, pupil isokor
Nervus V : klien dapat merasakan sensasi didahi, pipi saat diberi
rangsangan
Nervus VII : klien dapat merasakan rasa.
Nervus VIII : pendengaran baik dapat mendengar suara
Nervus IX : klien tidak dapat merasakan rasa pahit dan dapat menelan
dengan baik
Nervus X : terjadi rangsangan menelan
Nervus XI : klien dapat menggerakkan bahu
Nervus XII : klien tidak dapat menggerakkan lidah ke luar
9. Sistem musculoskeletal
Kepala`
Inspeksi : bentuk kepala mesocepal, klien dapat menggerakkan kepala ke atas
ke bawah, ke samping kiri dan kanan,
Palpasi: tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan.
Kaki
Inspeksi : ada edema pada ke ektremitas bawah, turgor kulit elastis,
kekuatan otot 5/5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kaki kanan
Tangan
Inspeksi : tidak ada edema pada ke dua ekstremitas atas, turgor kulit
elastisterpasang infus asering 16 tts/i pada tangan kiri,kekuatan
otot 5/5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Rambut
Inspeksi: rambut hitam, tidak terdapat ketombe, tidak mudah tercabut.
Kulit
Inspeksi: turgor kulit elastis
Kuku
Inspeksi :warna merah muda, tidak mudah patah, kuku pendek dan bersih,
permukaan datar.
9. Pemerikasaan Penunjang
a. Laboratorium
WBC 6,160 Hbs Ag (+)
Hb 8,3 Anti HCV (-)
HCT 7,5
PLT 36.10
Albumin 2,8
b. USG Abdomen
c. Thorax PA
d. EKG
DATA FOKUS
reaksi peradangan
obstruksi bronkiale
Ditransmisikan ke kortex
cerebri melalui thalamus
Nyeri
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.RM : 589539
3. memudahkan
3. Berikan posisi semi
pernafasan denagn
fowler.
menurunkan
tekanan pada
diafragma dan
meminimalkan
ukuran secret.
4. Berikan latihan nafas 4. membantu ekspansi
dalam dan batuk paru dalam
efektif memobilisasi
lemak
5. mungkin perlu
5. Kolaborasi pemberian
untuk mencegah
oksigen sesuai
hipoksia
kebutuhan
Tanda vital
4.Posisi semi fowler
dalam batas 4. Beri posisi yang
dapat meningkatkan
normal : menyenangkan
kenyamanan dan
TD : 110/60mmHg
mengurangi rasa
N : 64x/i
nyeri.
P : 20x/i
5. Untuk mengurangi
S : 360C 5. Alihkan perhatian
nyeri.
klien dengan cara
distraksi
Intoleransi Kebutuhan aktifitas 1. Kaji kemampuan ADL 1.Mempengaruhi
aktivitas klien terpenuhi, pasien. pilihan intervensi
berhubungan Kriteria hasil : 2.Observasi tanda-tanda 2.Manifestasi
dengan Mengekspresikan vital sebelum dan kardiopulmonal dari
kelemahan. pemahaman sesudah aktivitas upaya jantung dan
tentang paru untuk
pentingnya membawa jumlah
perubahan tingkat oksigen adekuat ke
aktifitas. jaringan.
Meningkatkan 3.Tingkatkan tirah 3.Memudahkan klien
aktifitas yang baring, ciptakan dalam memenuhi
dilakukan sesuai lingkungan yang kebutuhannya
dengan tenang
perkembangan 4.Bantu klien dalam 4.Memudahkan klien
kekuatan otot memenuhi dalam memenuhi
kebutuhannya. kebutuhannya.
5.Jelaskan sebab-sebab 5.dengan penjelasan
intoleransi aktivitas sebab-sebab
individu. intoleransi maka
keadaan klien
cenderung lebih
tenang.
6.Tingkat aktifitas sesuai 6.Tirah baring lama
toleransi. dapat menurunkan
kemampuan. Ini
dapat terjadi karena
keterbatasan
aktifitas yang
mengganggu
periode istirahat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
.
2 11.35 1. Mengkaji kemampuan ADL S : Klien mengatakan
pasien tidak bisa berjalan
Hasil : klien dibantu ke toilet sendiri ke toilet
dan di suap
11.40 2. Mengobservasi tanda-tanda O : Klien tidur dengan
vital sebelum dan sesudah posisi semi fowler
aktivitas.
Hasil : TD :140/80mmHg A : Masalah belum
N : 78x/i teratasi
P : 24x/i
S : 36,5 0C
11.45 3. Membantu klien dalam P : lanjutkan intervensi
memenuhi kebutuhannya. 1,2,3
Hasil : klien dibantu
melakukan aktivitasnya
Obstruksi bronkiale
Kelemahan
CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )