Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Communicable diseases atau penyakit menular merupakan penyakit yang
disebabkan oleh suatu agen tertentu baik secara langsung maupun tidak
langsung dan dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain. Proses
penyakit dimulai saat agen siap menetap dan tumbuh/ bereproduksi dengan
tubuh pejamu ( F.Mckenzei, 2013).
Communicable diseases merupakan penyebab utama kematian di seluruh
dunia. Penyakit-penyakit baru sering muncul dan yang lainnya masih dalam
proses pengendalian. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi
perubahan sosial, perubahan lingkungan, dan perubahan perilaku yang dapat
menyebabkan munculnya agen infeksi penyakit. (Clark, 1999)
Communicanle diseases adalah suatu penyakit yang dapat ditularkan
dari satu individu ke indvidu lain dan disebabkan karena adanya agen
perantara yang dapat menginfeksi individu yang rentan. Agen perantara
penyakit menular bisa manusia, hewan atau serangga sedangkan sumber infeksi
bisa dari manusia, hewan, serangga atau benda mati yang menjadi tempat
hidup dan tempat perkembangbiakan infeksi serta dapat menjadi sumber
infeksi bagi yang lain. Communicable diseases telah menantang tenaga
pelayanan kesehatan selama berabad-abad untuk mengembangkan perawatan dan
langkah-langkah pencegahan yang tak terhingga, mulai dari prosedur
sederhana sepertu mencuci tangan, sanitasi, ventilasi yang cukup hingga
pengembangan vaksin dan antibiotik (Spradley & Allender, 1996).
Pengetahuan tentang communicable diseases (penyakit menular)
merupakan suatu hal yang dasar bagi praktik keperawatan komunitas karena
penyakit ini dapat menyebar di seluruh komunitas penduduk. Memahami konsep
dasar pengendalian penyakit menular sesuai jumlah masalah yang muncul di
suatu daerah dapat membantu praktik keperawatan komunitas dalam pencegahan
dan pengendalian penyakit menular yang lebih efektif di suatu populasi atau
kelompok. (Spradley & Allender, 1996)
2. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan keperawatan komunitas antara lain adalah:
1. Pencegahan penyebaran penyakit menular lebih lanjut
2. Pengontrolan prevalensi dan insidensi penyebaran penyakit menular di area endemik
3. Pengelolaan area dengan prevalensi penyakit menular yang tinggi
4. Memutus mata rantai penyebaran penyakit menular
5. Pemberdayaan masyarakat untuk memberi dukungan terhadap penderita dan keluarga
Menurut Clark (1999) secara garis besar, keperawatan komunitas
berperan penting dalam perencanaan pencegahan, mengidentifikasi dan
mengendalikan penyakit menular yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal. Perencanaan pencegahan penyakit
menular meliputi, imunisasi, intervensi lingkungan, promosi kesehatan
komunitas, program deteksi dini penyakit, menemukan kasus (cases-finding),
dan penyelidikan (Spradley & Allender, 1996).
b. Pencegahan sekunder
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini untuk
menemukan status patogeniknya serta pemberian pengobatan yang cepat dan
tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk
mencegah meluasnya penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit
lebih lanjut.
Kegiatan pencegahan sekunder ini meliputi:
1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu
2) penyaringan (screening) penyakit pada kelompok resiko atau kelompok secara
umum saat timbul tanda dan gejala penyakit
3) surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara
teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses
penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok
risiko tinggi.
Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai
menderita atau pemberian kemoprofilaksis bagi mereka yang sedang dalam
proses patogenesis termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit
menular tertentu. Contohnya kemoproflaksis doksisiklin yang diberikan pada
wisatawan ke daerah yang endemik malaria.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran
utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah
beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program
rehabilitasi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pencegahan tertier
meliputi: isolasi (mengasingkan diri) dan karantina, serta desinfeksi.
hepatitis B
Varisela
Rubella
Dosis MMR kedua
Tetanus dan dipteri (Td)
b. Dewasa dan lansia
Pneumococcal
Influenza
c. Ibu hamil
Tetanus dan dipteri pada trimester 2/3
Rubella
MMR
Varisela
OPV di lingkungan dengan risti
Hepatitis B
Pneumococal
Meningococcal
Rabies
b. Hepatitis B
Adalah
infeks
i virus yang memiliki gejala awal yang
tidak diketahui, namun pada fase
selanjutnya akan dijumpai tanda
anoreksia, mual muntah yang diikuti
dengan kekuningan. Terkadang akan menjadi hepatitis yang fatal. Transmisi
dari virus ini melalui kontak langsung dengan darah yang terkontaminasi
sekret tubuh, transplantasi dan hubungan seksual. Masa inkubasi 45 hari-6
bulan dengan rata-rata 90 hari. Biasanya terjadi pada bayi dan orang
dewasa.
c. Hepatitis C
virus ini mempunyai awalan yang tidak
diketahui, orang yang terinfeksi akan
tanda gejala yang sangat luas diantaranya
anoreksia, nyeri perut, mual muntah.
Transmisi virus ini melalui darah.
3) Penyakit lyme,
infeksi bakteri ini menular melalui gigitan, biasanya
gigitan rusa. Masa inkubasi 3-35 hari dengan manifestasi
eritema, migraine, kemerahan, pada bekas gigitan dan
bekas tersebut seperti mata sapi jantan.
4)
Campak,
adalah sebuah penyakit infeksi akut
o
dengan disertai demam 101 F, batuk, konjungtivitis. Paling banyak terjadi
pada anak usia 12 bulan. Penegakan diagnose berdasarkan kultur jaringan
sekresi nasofaringeal dan tes serologi. Vaksin yang diberikan MMR
5)
Gondong,
adalah penyakit sistemik karena virus
yang menyebabkan demam dan
pembengkakan yang nyeri di kelenjar
saliva dan carotid. Ditularkan melalui
droplet dan kontak langsung dengan saliva yang terinfeksi. Masa inkubasi
12-25 hari. Penegakan diagnose berdasarkan isolasi virus dari oral dan
tenggorokan, urin dan cairan spinal. Penyakit ini dapar divaksinanasi
dengan MMR
6)
Polio,
adalah penyakit enterovirus akut.
Manifestasi berupa paralisis. Cara
transmisi dengan droplet melalui udara,
kontaminasi fekal oral dengan masa inkubasi 7-21 hari. Penyakit ini
diberikan vaksin OPV.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian penyakit menular meliputi enam dimensi (Clark, 1999), yaitu:
a. Dimensi Biofisik
Ya Tidak
Apakah klien di kelompok umur tertentu mempunyai
resiko dibawah ini?
Campak
Penyakit gondok
Tetanus
Hepatitis A
Hepatitis B
Infeksi HIV
TBC
Penyakit menular seksual
Influenza
Varicella
Pertussis
Poliomeilities
Penyakit HiB
Apakah klien mempunyai penyakit kronik?
Apakah klien menerima terapi imunosupresif?
Apakah klien mempunyai infeksi HIV?
Apakah klien cepat merasa lelah?
Apakah klien hamil?
Apakah klien mempunyai mempunyai riwayat IMS?
Apakah klien pernah menerima tranfusi darah?
b. Dimensi Psikologi
Ya Tidak
Apakah klien merasa stress?
Apakah klien merasa depresi?
Apakah klien merasa kurang percaya diri di
lingkungannya?
c. Dimensi Fisik
Ya Tidak
Apakah klien memiliki banyak aktivitas?
Apakah klien beresiko dari gigitan hewan atau
serangga?
Apakah kondisi lingkungan fisik mempengaruhi
adanya penyakit?
Apakah klien menunjukkan kontaminasi makanan atau
air?
Apakah klien memiliki sanitasi yang buruk?
d. Dimensi Sosial
Ya Tidak
Apakah klien tidak memiliki rumah?
Apakah klien tinggal di penginapan atau di
institusi lain?
Apakah hubungan sosial mendukung resiko tinggi?
Apakah terdapat anggota keluarga atau teman yang
sakit?
Apakah peningkatan jumlah penduduk mempengaruhi
penyebaran resiko?
Jika penduduk beresiko tinggi, apakah klien
melakukan upaya pencegahan?
Apakah klien terlibat dalam pelayanan anak sebagai
penerima atau penyedia?
Apakah kepercayaan budaya dan lingkungan
meningkatkan resiko penyakit klien?
Apakah klien hidup dalam lingkungan penyakit
menular yang tinggi?
Apakah klien mengunjungi area lingkungan penyakit
menular yang tinggi?
e. Dimensi Perilaku
Ya Tidak
Apakah klien tidak mampu merawat lingkungan?
Apakah klien terlibat dalam penyalahgunaan zat?
Apakah klien menggunakan obat terlarang?
Apakah klien menyebarkan obat terlarang?
Apakah klien aktif dalam seksual?
Apakah klien mempunyai pasangan seksual lebih dari
1?
Apakah klien melakukan hubungan seksual secara
aman?
Apakah klien menggunakan kondom dalam berhubungan
seksual?
Apakah klien menggunakan spray tertentu?
Apakah klien menggunakan kontrasepsi oral?
Apakah klien masuk dalam prostitusi untuk
mendapatkan uang atau obat terlarang?
Apakah klien mempunyai keterkaitan dengan anggota
dari kelompok resiko tinggi?
Apakah klien menjaga kebersihan diri dengan baik,
misalnya cuci tangan?
Apakah klien mencuci buah dan sayuran sebelum
memakannya?
Apakah klien memasak makanan hingga matang untuk
membunuh mikroorganisme
Apakah klien menjamin kemurniaan air dari
kontaminasi sebelum meminum dan memasaknya?
b. Tuberculosis
No Diagnosa Intervensi
1 Resiko infeksi (00004) Pengendalian infeksi (6545)
berhubungan dengan
1. Jelaskan tentang batuk efektif untuk menghinadari
vaksinasi yang tidak penyebaran infeksi dari satu penjamu ke yang lain
adekuat, kurang
2. Ajarkan cara membersihkan lingkungan setelah
informasi terkait dipakai pasien dengan TBC
menghindari pajanan
3. Pertahankan teknik isolasi yang tepat
infeksi, imunosupresi 4. Pendidikan northkesehatan terkait cara
penyebaran infeksi TBC
5. Pendidikan kesehatan terkait tanda dan gejala
infeksi tbc
6. Ajarkan cara menghindari infeksi
7. Ajarkan teknik mencuci tangan
8. Berikan pendidikan kesehatan terkait imunasi
untuk menghindari TBC
9. Laporkan jika ada kecurigaan infeksi TBC
d. Hepatitis
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Ketidakseimbangan Manajemen Nutrisi (1100)
nutrisi kurang dari 1. Edukasi tentang pentingnya kebutuhan
kebutuhan tubuh (00002) asupan nutisi
berhubungan dengan 2. Anjurkan diit rendah lemak dan tinggi
ketidakmampuan mencerna kalori
makanan 3. Anjurkan makan sedikit tapi sering
4. Ajarkan modifikasi makanan yang sesuai
Monitoring Nutrisi (1160)
5. Monitor adanya penurunan berat badan
6. Monitor turgor kulit dan mobilitas
2 Risiko tinggi terhadap Kontrol Infeksi (6540)
transmisi infeksi 1. Edukasi tentang standar pencegahan
(00004) berhubungan seperti cuci tangan dan penggunaan
dengan sifat menular sarung tangan
dari agen virus Perlindungan infeksi (6550)
2. Monitor adanya tanda gejala infeksi
sistemik dan lokal
Manajemen penyakit menular (8820)
3. Informasikan mengenai imunisasi dan
anjurkan untuk melakukan imunisasi
(HBIg untuk Hepatitis B)
4. Monitor sanitasi dan lingkungan
5. Promosikan legislasi yang memastikan
pemantauan dan pengobatan yang tepat
untuk Hepatitis.
6. Anjurkan melakukan pemeriksaan
berkala.