Vous êtes sur la page 1sur 10

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan
Yang dibina oleh Akbar Wiguna, M.Pd

Oleh :

M. Hasyim Asy’ari 168320700013


Adhitya Ferdian Firdaus 168320700018
Diza Rahmatul Ulla 168320700022

[PTI B1]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah tumbuh dan berkembang secara
pesat. Setiap hari ada saja teknologi - teknologi baru yang diciptakan , juga teori - teori baru
tentang teknologi yang kemungkinan dimasa depan dibutuhkan Perkembangan yang pesat
terjadi pada teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang semakin lama semakin
canggih dalam melakukan komputasi dan pemrosesan data . Dengan adanya Hardware dan
Software tersebut data dengan jumlah yang sangat banyakpun dapat diproses dengan cepat .
Disisi lain metode komputasi dalam penggunaan data juga ikut berkembang. Salah satu
metode komputasi yang sedang berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan
keputusan (DSS) .

Pada dasarnya pengambilan keputusan yakni suatu pendekekatan sistemastis pada hakekat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternaif yang dihadapi,
dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Sistem Pengambilan Keputusan (DSS) merupakan system berbasis perangkat lunak interaktif
yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi
yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk
mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. System
pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan
membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun
strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya. Pada sisi lain, pembuatan keputusan kerap kali dihadapkan pada kerumitan dan
lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu,
sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio manfaat/biaya,
dihadapakan pada suatu keharusan untuk mengandalakan seperangkat sistem yang mampu
memecahkan masalah secara efisien dan efektif.

Suatu sistem pengambilan keputusan (DSS) diharapkan dapat membantu manajemen


dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi
sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori
pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan management science.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Pengambilan Keputusan ?


2. Apa definisi Sistem Pengambilan Keputusan ?
3. Apa Jenis-jenis Sistem Pendukung Keputusan ?
4. Apa Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan ?
5. Apa tipe Sistem Pendukung Keputusan ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah mengetahui definisi pengambilan
keputusan , mengetahui Sistem pengambilan keputusan , mengetahui jenis - jenis sistem
pendukung keputusan , mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pendukung
keputusan , juga mengetahui tipe sistem pendukung keputusan .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan
tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making)
didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria
tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu
alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.Menurut J.Reason, Pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif
yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang


didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Sedangkan Claude S.
Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.

Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang


mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana
ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian
sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan
tindakan yang harus dan kapan diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda dengan
penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang
telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut. Berdasarkan beberapa definisi diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan
suatu proses pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi
kedepan.

Dasar-dasar Pengambilan Keputusan

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, antara
lain :

- Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

(1) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

(2) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit
diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-
hal yang lain sering diabaikan.

- Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah.Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan
praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang
masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecahan masalah.

- Fakta

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup
itu sangat sulit.

- Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin
dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan
justru menjadi kabur atau kurang jelas.

- Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas
nilai masyarakat yang di akui saat itu. Jadi, dasar-dasar pengambilan Keputusan antara lain
berdasarkan intuisi, pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.

B. Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem (elemen) yang saling berkorelasi satu dengan
yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh: Sebuah perusahaan memiliki
sistem manajerial yang terdidi dari bottom management, middle management, dan top
management yang memiliki tujuan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Sistem pendukung
keputusan dapat di artikan sebagai suatu sistem yang di rancang yang digunakan untuk
mendukung manajemen di dalam pengambilan keputusan.

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada tahun 1971
oleh Michael Scoot Morton (Turban, 2001) dengan istilah Management Decision System.
Kemudian sejumlah perusahaan, lembaga penelitian dan perguruan tinggi mulai melakukan
penelitian dan membangun Sistem Pendukung Keputusan, sehingga dari produksi yang
dihasilkan dapat disimpulkan bahwa sistem ini merupakan suatu sistem berbasis komputer
yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model
tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Little (Turban, 2001) mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan sebagai suatu suatu
informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk
membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun
tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. Moore dan Chang (Turban, 2001)
berpendapat bahwa konsep struktur pada definisi awal Sistem Pendukung Keputusan (bahwa
Sistem Pendukung Keputusan dapat menangani situasi semistruktur dan tidak terstruktur),
sebuah masalah dapat dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya
dengan memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu spesifik. Jadi mereka
mendefinisikan DSS sebagai sistem yang dapat diperluas untuk mampu mendukung analisis
data ad hoc dan pemodelan keputusan, berorientasi terhadap perencanaan masa depan, dan
digunakan pada interval yang tidak reguler dan tak terencana.

Bonczek, dkk (Turban, 2001) mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan sebagai sistem
berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa
(mekanisme untuk memberikan komunikasi antar pengguna dan komponen Sistem Pendukung
Keputusan yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada
entah sebagai data atau sebagai prosedur) dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara
komponen lainnya terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan).

Konsep – konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami
hubungan antara Sistem Pendukung Keputusan dan pengetahuan. Dari berbagai definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik
yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk
menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif digunakan oleh pemakai.

C. Tujuan Sistem Pengambilan Keputusan

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dikemukakan oleh Peter G.W Keen dan Scott
Morton di dalam buku Model dan Sistem Informasi (Mc.Leod R, Jr, 1996) yaitu:

- Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

- Mendukung penilaian manajer bukan mencoba untuk menggantikannya

- Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya. Komponen-


komponen Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari :

- Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
- Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau
berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

- Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memnberikan perintah


pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

- Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri

D. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan

- Kelebihan DSS

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi
pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-
keuntungan tersebut meliputi:

1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk


pengambilan keputusan.
2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun
seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematan waktu, tenaga dan biaya.

- Kelemahan DSS

Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system jugamemiliki
beberapa kelemahan antara lain :

1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis


2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model
yang lebih kompleks.

E. Tipe Sistem Pendukung Keputusan

Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga terdapat banyak
cara untuk mengklasifikasikan DSS.
- DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengorganisirnya
dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang khusus, dan hanya
menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-benar memproses data dan
secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan pada data tersebut.

- DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi
berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi manusia terhadap
data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor atau data sampah, pasti akan
menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage in garbage out).

- Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan kepada
manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.

- Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan
simulasi statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau strategi
tanpa harus intensif mengumpulkan data.

- Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode
atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.

- Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar
sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua eksternal dan
memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta digolongkan secara
sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode
lainnya, inventori pada tahun sebelumnya, dsb.

- Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti
dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta strategi dari
manipulasi data.

- Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang
disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah keputusan
harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah suatu model
knowledge driven DSS.
BAB III
SIMPULAN

Pendukung keputusan adalah merupakan suatu proses pemikiran dari pemilihan


alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi kedepan yang dimana pemikiran ini
dihasilkan dari banyak pertimbangan yang dilakukan, mulai dari intuisi , pengalaman , fakta
dilapangan , wewenang dan juga rasional atau tidaknya keputusan tersebut . Sistem
Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk
membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang
bersifat semi terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif
yang secara interaktif digunakan oleh pemakai untuk membantunya dalam membuat atau
mengambil sebuah langkah kedepan untuk kemajuannya. Tujuan adanya SPK ini adalah
untuk membantu manager dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam meningkatkan
keberhasilan dari keputusan - keputusan yang akan dia buat untuk kedepannya . Itu adalah
salah satu contoh dari kelebihan SPK , namun adapula kekurangan SPK yaitu salah satunya
sulitnya SPK dalam memodelkan sistem bisnis yang sedang digunakan dalam perusahaan
tersebut . Adapun beberapa tipe SPK yaitu DSS Pasif & Aktiv dsb .

Daftar Rujukan :
Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), hlm 185 2

Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2 3

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara),
hlm 5

Modul : Sistem Pendukung Keputusan Dicky Nofriansyah, S.Kom., M.Kom , STMIK


TRIGUNA DHARMA MEDAN 2016

Lilis Nurhayati . 2016 . SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN . diakses dari web


lecturer.fikom.umi.ac.id pada 22 September 2018

Vous aimerez peut-être aussi