Vous êtes sur la page 1sur 9

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN

DAN PENGENDALIAN BIAYA

7.1 SISTEM BIAYA TRADISIONAL (HISTORIS)


Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit
produk atau jasa. Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional adalah bahwa
persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun
yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya.
Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan pengguna-an sistem biaya
tradisional untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian
adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya. Hal tersebut
dapat cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari periode
sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Kelemahan terbesar adalah
bahwa sistem tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan
destruktif ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang diberikan tugas
untuk melaksana-kan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.

7.2 SISTEM BIAYA STANDAR


7.2.1 Ruang Lingkup
Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi
“sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial
efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dan teori organisasi modern. Biaya
standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara
ilmiah, yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. . Biaya standar
mencerminkan estimasi terinci mengenai berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu atau penghasilan suatu produk tertentu. Kelebihan sistem biaya standar ini dari
Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar adalah kemampuannya
untuk membandingkan, kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya.
7.2.2 Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel
Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan sistem biaya standar.
Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi sepanjang periode pada jumlah anggaran fleksibel.
Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit aktual. Oleh karena

1
itu, sistem biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan terlihat
jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat output aktul yang
dicapai
7.2.3 Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern, terdapat beberapa langkah pengendalian yang
penting untuk diterapakan, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, yaitu:
a. Penetapan tujuan organisasi.
b. Penentuan pusat pertangungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada masing-
masing.
c. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki
kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan fungsinya.
d. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggunjawaban dan unit organisasi lainnya
serta, di mana perlu, lingkungan eksternal.
e. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi telah mencukupi, relevan,
dan tepat waktu sepanjang jalur komunukasi.
f. Desain dan inplementasi mekanisme pengndalian yang mengukur dan mengevaluasi
kenerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenai penyesuain
yang di perlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk menjalankan tiga fungsi, yaitu:
a. Sebagai sumber informasi, sistem biaya standar menginformasikan kepada individu yang
bertanggung jawab mengenai apa yang diharapkan terkait dengan efisiensi biaya.
b. Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang
diharapkan dan pencapaiannya.
c. Sebagai alat pengendalian serta evaluasi kinerja, sistem biaya standar periodik
menyediakan umpan balik mengenai hasil kinerja masa lalu dan penyimpangannya dari
standar yang ditetapkan kepada individu terkait.

7.3 PERHITUNGAN BIAYA LANGSUNG ATAU VARIABEL


7.3.1 Filosofi yang Mendasari
Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya tersebut, membebankan
unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
dibebankan langsung ke unti produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variable pada
kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah

2
ditentukan sebelumnya. Perhitungan biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara
biaya produksi dengan biaya untuk siap menghasilkan (overhead tetap atau biaya periode).
Hanya biaya yang ditimbulkan oleh produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang
diklasifikasikan sebagai biaya per unit produk atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang-
barang tersebut terjual atau jasanya diserahkan. Semua metode akuntansi biaya tradisional,
sesuai dengan konsep biaya tersebut, membebankan unit produk atau jasa dengan baiya
penuh. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung ke unti produk
atau jasa, sementara overhead tetap dan variable pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan
estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya.

Perhitungan biaya langsung atau biaya variable membedakan antara biaya produksi
(bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, an bagian variable dari overhead) dengan biaya
untuk siap menghasilkan(overhead tetap atau biaya periode) hanya biaya yang ditibulkan oleh
produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit
produk atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang – barang tersebut terjual atau jasanya
diserahkan. Pendukung perhitungan biaya langsaung mempertimbangkan pembagian
oberhead berdasrakan struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk pengendalian biaya
yang efektif serta pengambilan keputusan yang berarti.

7.4 DORONGAN KEPERILAKUAN


Dorongan keperilakuan konsep, prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi
pengukuran kinerja menajerial; konsekuensinya, keputusan manajemen. Hawkins
menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara keperilakuan
maupun teknis, jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut:
1) Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.
2) Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan
ilusi kinerja.

7.5 PENGENDALIAN BIAYA


Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih
baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan

3
perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan, dan biaya
diskresioner.
a. Biaya teknik: meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead variabel
b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas: adalah seluruh baiay organisasi
dan pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan
kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
c. Biaya diskresioner: yang muncul dari keputusan.

7.6 PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontirbusi akan
mempengaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang
lebih baik. Beberapa situasi pengambulan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.
a. Keputusan Bauran Produk
Manajer penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknya akan
jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana yang akan didorong dan mana
yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan
produk lain.
b. Penentuan Harga Produk Baru
Produk baru umumnya diterima di pasar stelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dal;am industry tersebut.
c. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penentuan harga
ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada.

d. Penghapusan Produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnnya dipasar tertentu.
e. Pesanan Khusus
Dalam pemesanan khusus terdapat dua jenis situasi pemesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan
khusus untuk ukuran.
f. Kampanye Iklan Dan Promosi

4
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampaye iklan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk
yang dipromosikan atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih
potensialnya.
g. Keputusan Mengurangi Biaya.
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat
inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong
manajemen untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur
untuk menghemat biaya.

7.7 ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI BIAYA YANG


DIPILIH
7.7.1 Penetapan Standar
Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan
sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yang memiliki
fungsi ganda, yaitu, berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan
sebagai alat evaluasi kinerja. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat
prasyarat utama bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan, yaitu: standar
haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya sebagai
sesuatu realistisdan bukannya arbitrer, orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih
pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka sendir, orang-orang harus yakin bahwa mereka
tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan
dalam kinerja, dan umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun
evaluasi.

7.7.2 Partisipasi dalam Penetapan Standar


Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argumen
yang mendukung partisipasi menjadi “Jika seseorang pekerja berpartisipasi dalam
menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas
terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu akan bekerja keras untuk mencapainya.” Jadi
dapat dikatakan bahwa, jika seseorang mengetahui sampai sejauh mana kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan dia menetapkan standar kinerjanya sendiri
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya maka dia akan mampu untuk mencapai hasil yang

5
maksimal. Dimana standar yang dia tetapkan tersebut harus lebih tinggi dari standar kinerja
yang ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk
mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan
standar kinerja. Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus
memiliki pilihan ( kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami
keraguan (disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.

7.7.3 Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar


Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak tercapai daripada
dipenuhi. Standar yang ketat berguna bagi mandor atau manajer saja yang akan termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar begitu mudah dicapai, sehingga
mandor dan manajer mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti. Standar
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dari unit-unit kerja yang terlibat sehingga
standar tersebut tidak menjadi terlalu ketat maupun terlalu longgar bagi unit-unit kerja
tersebut. Tanpa memedulikan tingkat partisipasi atau keketatannya, setelah standar
ditetapkan, maka standar itu harus diperbarui sehingga dapat mempertahanlan relevansinya.

7.7.4 Penyerapan Overhead


Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variable, ke produk pada
tariff estimasi yang didasarkan pada tinkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dari yang telah ditentukan
sebelumnya, maka varians yang dibebankan sebelumnya terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan terjadi. Ukuran dari varians ini akan dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih
sebagai penyebut dari tarif tersebut.

7.7.5 Alokasi Biaya Tidak Langsung


Dalam riset yang didukung oleh National Assosiation of Accountants James Fremgen
dan Shu S.liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua
jenis biaya tidak langsung, yaitu:

6
a. Biaya jasa korporat, yaitu biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk mamfaat
korporat dan pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat, yaitu biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
kantor korporat.

7.7.6 Analisis Varians


Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara
biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun standar. Perbandingan ini akan menghasilkan sejumlah varians. Varians
tersebut dapat berupa hasil dari berbagai penyebab, beberapa diantaranya dapat dijelaskan
dan dikendalikan.

7.7.7 Keputusan Investigasi Varians


Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas signifikansi
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians
tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat
acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan. Kerumitan permasalahan yang sebenarnya
terletak pada fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk
menentukan apakah varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat
diidentifikasi dan dikendalikan , atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat
dikendalikan.

7.8 ASPEK KEPERILAKUAN


Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi respon
manusia adalah faktor-faktor berikut.
a. Batas Pengendalian
Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang dikendalikan
untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa banyak ruang yang
mereka miliki untuk gagal sekali waktu.
b. Hasil Umpan Balik
Umpan balik yang positif akan memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur
yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama,
sedangakan umpan balik yang negatif tidak akan secara otomatis mendorong mereka
untuk melakukan usaha yang lebih besa, tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-lahan
akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.

7
c. Keketatan Pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam
diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-
individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain menurunkan
kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi
d. Struktur Penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan
atau pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik maupun
ekstrinsik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

https://www.scribd.com/doc/257022062/Aspek-Keperilakuan-pada-Pengakumulasian-

dan-Pengendalian-Biaya (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

https://www.scribd.com/doc/100739974/Aspek-Keperilakuan-Pada-Pengakumulasian-Dan-
Pengendalian-Biaya (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

http://www.himakaunitri.com/2016/04/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian.html

(Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

https://dokumen.tips/documents/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian-dan-
pengendalian-biaya-567d8bbc0ba61.html (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

http://repository.unimal.ac.id/3390/1/Akuntansi%20Keperilakuan.pdf (Diakses pada tanggal

2 Oktober 2018)

https://kamayanti.files.wordpress.com/2016/09/sesi-1_2016_akuntansi-keperilakuan.pdf

(Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

https://www.bukupedia.com/id/book/id-38-3298/pengembangan-diri-motivasi/akuntansi-
keperilakuan.html (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

https://nurifantasticmoron.wordpress.com/2014/01/20/aspek-keprilakuan-pada-
pengakumulasian-dan-pengendalian-biaya/ (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

https://idslide.net/view-doc.html?utm_source=aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian-
dan-pengendalian-biaya-5w3ATUnar (Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)

Vous aimerez peut-être aussi