Vous êtes sur la page 1sur 24

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Personal Factor

1. Identitas Klien

Nama pasien : An. O

Umur : 13 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Ds. Renah Panjang Seluma

2. Status Kesehatan

a. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan anaknya demam sudah ± 1 minggu disertai

mengigil dan berkeringat, nafsu makan menurun dan mual muntah.

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

An. O (13 tahun) dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD dr.

M.Yunus Bengkulu, Rujukan dari RSUD Tais Bengkulu pada tanggal

3 Agustus 2017 Pukul 17.15 WIB. Dengan keluhan utama demam

sudah ± 1 minggu disertai mengigil dan berkeringat, nafsu makan

menurun, dan mual muntah. Sebelumnya klien dibawa ke RSUD Tais

tanggal 2 Agustus 2017 pukul 05.00 WIB, tetapi keluarga


mengatakan belum ada perubahan dan akhirnya dirujuk ke RSUD dr.

M.Yunus Bengkulu.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Agustus 2017

Pukul 08.00 WIB di dapat anak masih tampak lemah, demam tinggi,

nafsu makan menurun, dan anak tampak mual dan muntah ±50cc.

Didapatkan data dari keluarga klien, selama ± 1 minggu dirumah anak

nya hanya diberikan obat paracetamol dan di beri kompres air hangat

kuku. Dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan data :

Suhu tubuh : 38,9˚, RR: 25x/menit, Nadi: 90x/menit

2) Riwayat Kesehatan Lalu

Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mangalami

penyakit malaria dan klien juga tidak pernah dirawat dirumah sakit.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan ada keluarga yang pernah mengalami

malaria sebelumnya yaitu anak pertama pernah dirawat di rumah sakit,

dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan menular

seperti DM, Hipertensi dan TB..

4) Diagnosa Medis : Malaria


B. Universal Self Care Requisits

1) Oksigenisasi Pasien tidak mengeluh sesak napas, RR 25 kali


permenit, tidak ada secret/sumbatan jalan napas, bunyi
napas vesikuler, pasien tampak rileks dan tenang.

2) Nutrisi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, ibu
dan
klien mengatakan nafsu makan anaknya menurun,
Metabolic
pasien makan Nasi, lauk pauk dan buah,air putih.
Sesuai terapi diet dari ahli gizi dirumah sakit, Pasien
menghabiskan ¼ porsi makan, prekuensi makan 3x1,
tidak ada kesulitan dalam menelan makana. BB pasien
saat ini 24 kg, dengan tinggi 115 cm.

Ibu pasien mengatakan minum air putih dalam sehari


3) Cairan (Water)
pasien minum 7-8 gelas air putih perhari, anaknya,
menolak minum susu selama sakit. Klien tampak mual
dan muntah ± 50 cc, pasien tampak lemah, konjungtiva
anemis. Terpasang KN3B 20 gtt/i

4) Eliminasi Pasien mengatakan BAB lancar, sehari 1X dengan


konsentrasi lembek tidak ada masalah selama defekasi,
BAK dengan Konsistensi jernih, kuning, dan bau khas
pasien mengatakan dalam sehari pasien BAK 5-6
kali/hari.

5) Pola aktivitas Ibu pasien mengatakan anaknya banyak istirahat


ditempat tidur selama sakit.

6) Persepsi Pasien mengatakan lidahnya terasa pahit, sehingga ia


sering meminta permen untuk di makan, agar terasa
manis.
7) Pola istirahat tidur Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pola tidur,
frekuensi tidur 8-9 jam setiap harinya, tapi bila gatal
timbul, ia susah untuk tidur.

8) Pola hubungan Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan


dengan orang lain teman sebaya juga baik.

9) Pola nilai dan Pasien pemeluk agama Islam ia yakin bahwa Allah
kepercayaan SWT akan memberi kesembuhan pada dirinya. Pasien
tidak sholat selama sakit, hanya berdoa didalam hati.

C. Developmental Self Care

Berat badan anak 24 kg dan tinggi badan 115 cm, waktu pertama tumbuh

gigi adalah pada umur 7 bulan jumlah gigi 4 buah. Perkembangan tiap tahap

dengan menggunakan tahap DDST Dari hasil pengkajian dengan orang tua anak,

anak dapat membolak balikan badan pada usia 5 bulan, duduk pada usia 8 bulan,

merangkak pada usia 10 bulan, berdiri pada usia 13 bulan, mulai berjalan pada

usia 14 bulan, dan berkata pertama pada usia 14 bulan. Tumbuh kembang anak

tidak mengalami gangguan karena anak tidak terganggu dalam bersosialisasi

dengan teman – teman sebayanya dan anak juga bisa bermain dengan orang lain.

D. Health Deviations

Ibu pasien mengatakan baru tau penyebab demam anaknya karena penyakit

malaria, ibu pasien mengatakan memang dirumahnya banyak nyamuk, dan

genangan air diselokan samping rumah, ibu hanya memberikan anaknya

parcetamol, dan kompres daun kapuk untuk menurunkan panasnya.


E. Analisa Interpretasi dan Diagnosa keperawatan

No. Data Interpretasi Diagnosa Keeprawatan


1. Ds : Tidak ade kuatnya Gangguan Sistem
- Ibu klien mengatakan anaknya intake Nutrisi Universal Self Care Sub
system Nutrisi dan
tidak nafsu makan
Metabolik
- Ibu klien mengatakan nafsu makan
anaknya menurun

Do
a) Klien tampak lemah
b) Klien terpasang infus KAES 3B 20
gtt/menit makro
c) Selera makan menurun
d) Klien menghabiskan makanan ¼
porsi
e) Klien tampak mual dan muntah ±
50 cc

F. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan Sistem Universal Self Care Sub system Nutrisi dan Metabolik

berhubungan dengan tidak adekuatnya Intake Nutrisi.


G. Langkah 2 Sistem Keperawatan dan Intervensi

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Sistem Intervensi keperawatan


keperawatan keperawatan
1. Gangguan Sistem Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 Suportif dan 1. Jelaskan pada keluarga dan
Universal Self hari diharapkan Gangguan Sistem edukatif system
pasien pentingnya self care
Care Sub system universal self care teratasi dengan
nutrisi dalam proses
Nutrisi dan kriteria hasil :
Metabolik a) Peningkatan self care, dalam pemulihan
berhubungan asupan nutrisi 2. Beri motivasi pada pasien
dengan tidak b) Nafsu makan meningkat
c) Tidak ada tanda-tanda mual dan agar banyak makan
adekuatnya
muntah 3. Kaji riwayat nutrisi
Intake Nutrisi d) Tanda-tanda vital dalam batas
normal termasuk makanan yang
e) Pasien memahami pentingnya disukai.
Self care Nutrisi dan metabolism
dalam mempertahankan status 4. Berikan makanan dalam
kesehatan pasien bentuk hangant
f) Kemandirian dalam pemenuhan
self care nutrisi 5. Ciptakan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau yang
tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam
keadaan hangat
6. Monitor perkembangan
berat badan
7. Berikan makanan sedikit
tapi sering dan makanan
tambahan kecil yang tepat
8. Observasi dan catat
kejadian mual atau muntah
dan gejala lain yang
berhubungan.
9. Kolaborasi untuk
melakukan rujukan ke ahli
gizi
8

H. Implementasi keperawatan

No Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Waktu Implementasi Respon hasil


1. Sabtu/5 Gangguan Sistem Jam 09.15 - Menjelaskan pada - Pasien masih banyak
Agustus 2017 Universal Self Care Sub wib bertanya tentang self
keluarga dan pasien
system Nutrisi dan care nutrisi
Metabolik berhubungan
pentingnya self care - Pasien mengerti apa yg
ia alami sekarang
dengan tidak adekuatnya nutrisi dalam proses
- pasien bertekat untuk
Intake Nutrisi pemulihan mulai PHBS
- pasien menghabiskan ½
- Memberi motivasi pada
porsi pagi ini
pasien agar banyak - pasien mengatakan
makan ingin makan bubur
ayam nanti siang
- Menjelaskan pada ibu - pasien mengatakan
untuk meningkatkan suka minum air hangat
- pasien mengatakan
perawatan terhadap sesekali merasa mual
lingkungan - hari ini pasien muntah
1 kali
- Mengkaji riwayat - vitamin sudah
nutrisi termasuk diberikan

makanan yang disukai.


- Memberikan makanan
dan minuman dalam
9

bentuk hangat
- Menciptakan
lingkungan yang bersih,
Jam 10.45
jauh dari bau yang tak
sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam
keadaan hangat
- Memonitor
perkembangan berat
badan
- Memberikan makanan
sedikit tapi sering dan
makanan tambahan
kecil yang tepat
- Mengobservasi dan
catat kejadian mual atau
muntah dan gejala lain
yang berhubungan.
- Kolaborasi untuk
10

melakukan rujukan ke
ahli gizi dan pemberian
vitamin
11

2. Minggu/6 Gangguan Sistem Jam 09.15 - Menjelaskan pada - Pasien mengerti tentang
Agustus Universal Self Care wib self care nutrisi
keluarga dan pasien
2017 Sub system Nutrisi - Pasien mengerti apa yg
pentingnya self care ia alami sekarang
dan Metabolik
- pasien bertekat untuk
berhubungan dengan nutrisi dalam proses
mulai PHBS
tidak adekuatnya pemulihan - pasien menghabiskan ½
Intake Nutrisi porsi pagi ini
- Memberi motivasi
- pasien mengatakan ingin
pada pasien agar makan burgo
banyak makan - pasien mengatakan suka
minum air hangat
- Mengkaji riwayat - pasien tampak mual
nutrisi termasuk - pasien tidak lagi muntah
- vitamin sudah diberikan
makanan yang
disukai.

Jam 10.45 - Memberikan makanan


dalam bentuk hangant
- Menciptakan
lingkungan yang
bersih, jauh dari bau
yang tak sedap atau
sampah, sajikan
12

makanan dalam
keadaan hangat
- Memonitor
perkembangan berat
badan
- Memberikan makanan
sedikit tapi sering dan
makanan tambahan
kecil yang tepat
- Mengobservasi dan
catat kejadian mual
atau muntah dan
gejala lain yang
berhubungan.
- Kolaborasi untuk
melakukan rujukan ke
ahli gizi dan
pemberian vitamin
13

3 Senin/7 Gangguan Sistem Jam 08.15 - Memberi motivasi - pasien menghabiskan 1


Agustus Universal Self Care wib porsi pagi ini
pada pasien agar
2017 Sub system Nutrisi - pasien mengatakan ingin
banyak makan makan ayam bakar siang
dan Metabolik
ini
berhubungan dengan - Mengkaji riwayat
- pasien mengatakan suka
tidak adekuatnya nutrisi termasuk minum air hangat
Intake Nutrisi - pasien merasa aman dan
makanan yang
nyaman
disukai. - pasien tidak lagi mual
dan muntah
- Memberikan makanan
- vitamin sudah diberikan
dalam bentuk hangant - pasien merasa lebih
- Menciptakan sehat
Jam 10.45
lingkungan yang
bersih, jauh dari bau
yang tak sedap atau
sampah, sajikan
makanan dalam
keadaan hangat
- Memonitor
perkembangan berat
badan
14

- Memberikan makanan
sedikit tapi sering dan
makanan tambahan
kecil yang tepat
- Mengobservasi dan
catat kejadian mual
atau muntah dan
gejala lain yang
berhubungan.
- Kolaborasi untuk
melakukan rujukan ke
ahli gizi dan
pemberian vitamin
I. Evaluasi

Hari/tanggal Diagnosa keperawatan waktu Evaluasi

Sabtu, 5 Gangguan Sistem 14.45 wib S


Universal Self Care Sub
Agustus 2017 system Nutrisi dan - Ibu klien mengatakan nafsu
Metabolik berhubungan
makan sedikit meningkat
dengan tidak adekuatnya
Intake Nutrisi - Ibu dan pasien asih bertanya

tentang manfaat dan fungsi

Self care Nutrisi bagi proses

penyembuhan

O:

- Pasien menghabiskan

makanan ½ porsi

- Pasien tampak mual

- Pasien muntah 1 kali

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan 1-9

Minggu, 6 Gangguan Sistem 13.15 wib S


Universal Self Care Sub
Agustus 2017 system Nutrisi dan - Ibu klien mengatakan nafsu
Metabolik berhubungan
makan sedikit meningkat
dengan tidak adekuatnya
Intake Nutrisi - Ibu dan pasien mengerti

tentang manfaat dan fungsi

Self care Nutrisi bagi proses


penyembuhan

O:

- Pasien menghabiskan

makanan 1 porsi

- Pasien tampak mual

- Pasien tidak muntah

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.1-9

Senin, 7 Gangguan Sistem 12.25 wib S


Universal Self Care Sub
Agustus 2017 system Nutrisi dan - Ibu klien mengatakan nafsu
Metabolik berhubungan
makan meningkat
dengan tidak adekuatnya
Intake Nutrisi - Ibu mengatakan anaknya

tampak segar

O:

- Pasien menghabiskan

makanan 1 porsi

- Pasien tidak mual dn muntah

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan pasien


Pulang.
BAB VI

PEMBAHASAN

Setelah melakukan Aplikasi Teori Orem pada anak “O” dengan masalah kasus

malaria salama 4 hari mulai dari tanggal 04 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 07

Agustus 2017 diruangan Edelweis RSUD dr. M. Yunus Bengkulu terdapat

kesenjangan yang akan dibahas sesuai dengan Aplikasi Teori Orem yang telah

ditetapkan.

Pada bab ini penulis akan membahasnya sesuai dengan Aplikasi Teori Orem

yang sudah ditetapkan, meliputi : Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi

keperawatan, Implementasi keperawatan dan Evaluasi.

A. Pengkajian

Penerapan pengkajian dengan menggunakan Self Care Theory dari

Dorothea E Orem, Menurut Orem manusia adalah individu atau kelompok yang

tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan

sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya. Menurut Orem

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk

mengumpulkan data sesuai dasar untuk menentukan masalah pasien sehingga

dapat menentukan asuhan keperawatan yang diberikan, dalam mengumpulkan

data ,penulis menggunakan metode wawancara dengan keluarga anak,

observasi, pemeriksaan fisik dan mempelajari dokumentasi atau status pasien.


Pengkajian di laksanakan setelah anak dirawat diruangan Edelweis RSUD Dr.

M. Yunus Bengkulu, antara lain sebagai berikut :

Pada konsep teori, Menurut wijaya & putri, 2013, Penyakit malaria disebabkan

oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa darah yang termasuk Genus

Plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk Anopheles, yang ditandai dengan

Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium yaitu: Mengigil 15 menit – 1jam,

Puncak demam 2-6jam, Berkeringat 2-4jam, Spenomegali, Anemia, dan

Ikterus. Pada saat mengkaji Anak O penulis menemukan keluhan klien masih

tampak lemah, demam tinggi, nafsu makan menurun, dan anak tampak mual

dan muntah ±50cc serta penulis juga mendapatkan data dari keluarga yakni ibu

klien mengatakan demam sudah ± 1 minggu disertai mengigil dan berkeringat,

nafsu makan menurun, dan mual muntah. Didapatkan data dari keluarga klien,

selama ± 1 minggu anak nya hanya diberikan obat paracetamol dan di kompres

air hangat kuku. Hasil pemeriksaan TTV : Nadi: 90x/menit, Pernafasan:

30x/menit, Suhu :38,9oC , BB :24 Kg, TB :115 cm, konjungtiva anemis.

Dari pengkajian yang penulis lakukan pada Anak O maka semua data

dikumpulkan lalu dianalisa baik berupa keluhan yang dari ibu maupun hasil

pemeriksaan dasar untuk menegakkan diagnosa.


B. Diagnosa keperawatan

Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun

diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar

yang dikembangkan Maslow. Setelah mendapatkan data tentang pasien,

selanjutnya dilakukan analisa data yang sudah terkumpul untuk mempermudah

dalam menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan Teori Dorothea Orem

didapatkan diagnosa yaitu: Gangguan Sistem Universal Self Care Sub system

Nutrisi dan Metabolik berhubungan dengan tidak adekuatnya Intake Nutrisi.

Diagnosa ini diangkat berdasarkan keadaan anak masih tampak lemah,

nafsu makan menurun, dan anak tampak mual dan muntah ±50cc Hasil

pemeriksaan TTV : Nadi: 90x/menit, Pernafasan: 25x/menit, Suhu :38,9oC ,

aktivitas dibantu keluarga.

C. Intervensi keperawatan

Menurut orem intervensi Keperawatan diberikan jika kemampuan

merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self

care yang sebenarnya sudah diketahui. Teori Orem mengidentifikasi beberapa

metode bantuan, yaitu: Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan

langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan,

Membimbing dan mengarahkan, Memberi dukungan fisik dan psikologis,

Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan

individu, Pendidikan, Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan

klien akan kontak bantuan keperawatan, Kolaburasi, pelimpahan wewenamg,


Melibatkan anggota masyarakat, Lingkungan. diagnosa Gangguan Sistem

Universal Self Care Sub system Nutrisi dan Metabolik berhubungan dengan

tidak adekuatnya Intake Nutrisi.

Pada tahap intervensi penulis tidak menemukan kesulitan untuk

merencanakan intervensi karena semua intervensi yang ada diteori dapat

diterapkan pada pasien Anak O dengan Diagnosa yang sudah ditemukan pada

kasus.

D. Implementasi keperawatan

Semua implementasi keperawatan ini dilakukan dengan tujuan pasien

mampu melakukan perawatan diri secara mandiri (Self care) dengan penyakit

yang ia alami sehingga pasien mencapai derajat kesembuhan yang Optimal dan

efektif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara

dengan pasien serta melakukan observasi dengan menggunakan pemeriksaan

fisik, dokumentasi melalui catatan kesehatan pada status pasien. Setelah

mendapatkan data tentang pasien, selanjutnya dilakukan analisa data yang

sudah terkumpul untuk mempermudah dalam menegakkan diagnosa

keperawatan berdasarkan Teori Orem’s. Tahap pelaksanaan keperawatan yang

dilakukan selama 3 hari dapat dilakukan berdasarkan dalam bentuk nyata dan

dalam pemenuhan kebutuhan pasien adapun dengan keterbatasan waktu.

Perawatan tetap dilakukan melalui kerja sama dengan perawat lain dalam

bentuk laporan kegiatan yang diimplementasikan dalam status pasien sehingga

rencana keperawatan tetap dapat diaplikasikan.


E. Evaluasi

Setelah mendapatkan data tentang pasien, selanjutnya dilakukan analisa

data yang sudah terkumpul untuk mempermudah dalam menegakkan diagnosa

keperawatan berdasarkan Teori Orem. Diagnosa keperawatan yang ditemukan

pada An. F dalam studi kasus ini dapat dikatakan berhasil, ditandai dengan

teratasnya masalah universal Self care pada pola aktifitas yang ada pada An.F

dapat diatasi pada hari ke 3 ditandai dengan ibu klien mengatakan klien sudah

tidak lemas lagi, anak tidak terjadi mual dan muntah, napsu makan bertambah,

pasien menghabiskan 1porsi makan. Dengan terlaksananya tindakan asuhan

keperawatan yang telah dilakukan secara efektif selama 3 hari keperawatan dan

sesuai dengan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menangani masalah

gangguan Nutrisi dan metabolisme Self pada Anak O maka terdapat hasil

evaluasi yaitu masalah teratasi.

F. Keefektifan Tori Orem

Teori ini efektif untuk mengatasi masalah kesehatan pada Anak O

dengan malaria hal ini dilihat dari masalah keperawatan yang diangkat, dapat

teratasi dalam 3 hari perawatan. Aplikasi teori orem tentang self care sangat

efektif dilakukan pada pasien dengan malaria, pasien mampu melakukan

pemenuhan Nutrisi dan Metabolisme Self Care. Selain itu Model keperawatan

Doronthea Orem ini sesuai dengan keperawatan di Indonesia karena teori ini

cukup terkenal dan sering digunakan dalam tatanan keperawatan.Karena dalam


teori self care ini menganggap perawatan diri merupakan suatu kegiatan

membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya.

5 Kelebihan Teori Orem

Pada Kasus aplikasi teori orem pada An. O dengan malaria dapat dilihat

bahwa model keperawatan Doronthea Orem memberikan pelayanan keperawatan

dengan memunculkan potensi pada tiap individu yang terganggu karena

kondisinya sakit yang pasien alami. Serta perawat Memberikan motivasi kepada

seorang klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care) tanpa adanya

ketergantungan pada orang lain. Sehingga pasien secara mandiri mengerti tentang

pentingnya melakukan perawatan diri, untuk mencapai kesehatan yang optimal.

6 Kelemahan Teori Orem

Teori Orem ini berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam

kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari

model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup

kapasitas individu untuk gerakan fisik. Selain itu ada konsep keperawatan orem

menekankan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri tanpa

adanya ketergantungan pada orang lain tetepi ketika seorang klien sakit maka

kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhannya akan

berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang harusnya terpenuhi akan tidak

optimal.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari aplikasi teori Orem pada anak O yang

dilakukan selama 4 hari yang dimulai 04 Agustus 2017 sampai dengan 07

Agustus 2017 dengan kasus Malaria di ruangan Edelweis RSUD dr. M. Yunus

Bengkulu, penulis dapat menyimpulkan beberapa data antara lain :

1. Pengkajian yang dilakukan pada An. O sesuai dengan focus pengkajian Self

care Menurut Dorothea Orem.

2. Diagnosa yang diangkat dalam kasus yakni masalah utama Sistem Universal

Self care, Sub system nutrisi dan metabolisme.

3. Intervensi dan implementasi yang ditegakkan oleh penulis sudah sesuai

dengan teori Model Dorothea Orem sesuai diagnosa yang ditegakkan.

4. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang disusun,

disertai respon Hasil dari pasien.

5. Tahap evaluasi dari diagnosa keperawatan yang penulis implementasikan

selama 3 hari berhasil dilakukan.

6. Teori Model Dorothea Orem efektif di aplikasikan pada anak dengan khasus

malaria

7. Ditemukan kelebihan dan kekurangan Teori Model Dorothea Orem


5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang penulis buat terhadap An. O penulis dapat

memberian saran kepada pihak:

1. Institusi Pendidikan

Penulis mengharapkan agar nantinya Laporan akhir Peminatan ini akan

menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa-mahasiswi lainnya, dan juga

melengkapi sumber-sumber yang diperlukan mahasiswa untuk membuat

laporan akhir peminatan selanjutnya.

2. Institusi RSUD dr. M.Yunus Bengkulu

Diharapkan dapat menghasilkan mutu pelayanan kesehatan dengan

memberikan asuhan keperawatan anak yang berkualitas sebagai standar

praktek keperawatan yang berlaku dan dapat meningkatkan sarana dan

prasarrana kesehatan yang ada di RSUD dr. M.Yunus Bengkulu untuk

menjaga pengobatan dan perawatan pada apsien dengan penyakit Malaria.

3. Perawat Ruangan

Diharapkan perawat ruangan agar dapat meningkatkan pemberian asuhan

keperawatan secara professional pada pasien dengan masalah Malaria

supaya memberikan hasil asuhan keperawatan yang optimal untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien

Vous aimerez peut-être aussi