Vous êtes sur la page 1sur 41

ANOTASI BIBLIOGRAFI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia
Diampu oleh

Drs. H. Ayi Budi Santoso, M.Si

Wildan Insan Fauzi, M.Pd

Disusun oleh:

Ridho Dwi Adinugroho 1601024

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2018
Kartodirjo, S. (2014). Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, Yogyakarta: Penerbit
Ombak.

Buku ini menyajikan penjelasan poin-poin penting mengenai perkembangan


Indonesia pada zaman kolonialisme sampai zaman pergerakan nasional Indonesia
secara jelas dan komprehensif. Sartono mengawali buku ini dengan menjelaskan
politik kolonial pada abad ke 19. Kemudian, menjelaskan perkembangan
Indonesia pada masa pergerakan nasional dan memaparkan perkembangan
organisasi politik hingga kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masyarkat
kolonial. Banyak poin-poin penting dalam buku ini yang menjelaskan bagaimana
masyarkat Indonesia berkembang melalui pemikiran-peimikran nasionalisme
hingga mencapai masa pergerakan nasional Indonesia.

Sesuai dengan judulnya, buku ini berhasil menjelaskan bagaimana


perkembangan masyarakat Indonesia pada abad ke 19. Tidak hanya itu, buku ini
menggunakan Teknik penulisan yang sangat komunikatif, sehingga bisa
memudahkan bagi pembaca untuk memahaminya. Pembahasannyapun dipaparkan
secara bertahap, sehingga mudah dipahami.
Ricklefs, C. M. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT
SERAMBI ILMU SEMESTA

Buku ini menjelaskan lebih dalam lagi mengenai pemikiran-pemikiran


nasionalisme di Indonesia. Penulis menjelaskan lebih rinci lagi sebelum
menjelang masa pergerakan Indonesia, dimulai dari awal kedatangan Islam,
kemudian masuknya bangsa barat ke Indonesia hingga munculnya pemikiran-
pemikiran tentang kengkitan bangsa Indonesia. Banyak penjelasan penting
mengenai pemikiran-pemikiran nasionalisme Indonesia yang mana akan lebih kita
pahami apabila kita mengetahui pada masa sebelumnya. Terlebih lagi buku ini
memaparkan secara detail dan membuat para pembaca untuk bisa berpikir kritis.

Buku ini berhasil menggugah para pembaca untuk bisa berpikir lebih dalam
lagi karena penggunaan bahasanya pun sedikit lebih sulit dimengerti.
Pembahasannya pun dipaparkan secara bertahap sehingga mudah dipahami. Hal
menarik yang ada di buku ini adalah disertakannya gambar-gambar untuk lebih
mudah memahami para pembaca.
Ekadjati, S. (2004). Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban
Pasundan 1913-1918. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Buku ini menyajikan penjelasan mengenai organisasi Paguyuban Pasundan


yang mana didalamnya terdapat masyarakat etnis dan kebudayaan Sunda. Penulis
mengawali buku ini dengan menjelaskan secara ringkas mengenai awal mula
didirikannya paguyuban pasundan ini. Kemudian, menjelaskan mengenai Jati
Kasilih ku Junti yang mempunyai makna sebagai ‘pribumi tersingkir oleh
pendatang’ dan diakhiri dengan menjelaskan bangkitnya kembali organisasi
Paguyuban Pasundan. Dalam buku ini banyak poin-poin penting bagaimana
bangkit dan turunnya organisasi Paguyuban Pasundan.

Sesuai dengan judulnya, buku ini menjelaskan secara singkat mengenai


perkembangan Paguyuban Pasundan yang menceritakan bangkit dan mundurnya
organisasi tersebut. Teknik penulisan dalam buku ini sangat komunikatif, sehingga
membuat para pembaca memudahkan untuk membacanya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1979). Sejarah Kebangkitan Nasional
Daerah Jambi. Jakarta: Depdikbud.

Buku ini menyajikan penjelasan poin-poin penting mengenai perkembangan


daerah Jambi pada akhir abad ke 19 sampai kemerdekaan. Penulis mengawali
buku ini dengan menjelaskan latar belakang diadakannya penelitian. Kemudian,
menjelaskan keadaan daerah Jambi pada akhir abad ke 19. Dilanjut dengan
menjelaskan keadaan di daerah Jambi dari tahun 1900-1928 yang didalamnya
mejelaskan bagaimana perkembangan politik masyarakat daerah Jambi.
Kemudian menjelaskan kedaan daerah Jambi sekitar Perang Dunia I (1914-1918)
dan diakhiri dengan menjelaskan keadaan di daerah Jambi dari tahun 1928-1942
yang memaparkan pengaruh politik pemerintah kolonial terhadap organisasi-
organisasi yang berkembang di daerah Jambi.

Buku ini ditulis dengan baik dan sistematis oleh penulis. Terlebih
dikemukakan secara detail oleh penulis, pembahasannya pun dipaparkan secara
bertahap sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya. Hal menarik
lainnya adalah disertakannya peta-peta wilayah Jambi beserta keterangannya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1977). Sejarah Kebangkitan Nasional
Daerah Maluku. Jakarta: Depdikbud.

Buku ini menyajikan poin-poin penting mengenai perkembangan daerah


Maluku dari setiap masa penjajah. Penulis mengawalinya dengan menjelasankan
latar belakang penelitian penulisan buku ini. Kemudian, menjelaskan
perkembangan daerah Maluku dari akhir abad ke 19 hingga masa kependudukan
Jepang di Indonesia. Buku ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana
perkembangan daerah Maluku hingga mencapai nasionalismenya di daerah
Maluku.

Buku ini ditulis dengan baik dan sistematis oleh penulis. Pembahasannya
pun dipaparkan secara bertahap sehingga mudah untuk diahami oleh pembaca.
Namun, Teknik penulisannya masih berupa ejaan lama sehingga sedikit sulit
untuk dipahami oleh para pembaca yang memang belum paham betul terhadap
ejaan lama. Terdapat hal menarik dalam buku ini yaitu, disertakannya peta-peta
wilayah Maluku beserta keterangannya, sehingga sedikit membantu untuk
memahaminya.
Suryanegara, M. A. (2014). Api Sejarah 1. Bandung: CV. Tria Pratama.

Buku ini merupakan buku terlaris yang memang sangat banyak peminatnya.
Buku ini menyajikan secara detail mengenai perkembangan masyarkat Indonesia
dari awal masuknya agama Islam ke Indonesia. Penulis mengawali buku ini
dengan menjelaskan awal masuknya agama Islam ke wilayah Indonesia.
Kemudian, menjelaskan perkembangan dan pengaruh masuknya Islam ke
Indonesia. Kemudian menjelaskan pemikiran-pemikiran politik Islam terhadap
tantangan Imperialisme Barat. Kemudian diakhiri dengan menjelaskan
perkembangan organisasi-organisasi Islam dan pengaruhnya terhadap kebangkitan
pegerakan nasional Indonesia.

Buku ini merupakan buku yang membuat para pembaca untuk menggugah
lebih dalam mengenai perkembangan Islam pada masa penjajahan barat. Penulis
mengulas lebih dalam tentang Islam dan perkembangannya sehingga membuat
para pembaca merasa penasaran terhadap buku ini. Teknik penulisannya pun
sangat menggugah para pembaca dan pembahasannya pun dipaparkan secara
bertahap sehingga mudah dipahami. Hal menarik lainnya adalah disertakan foto
tokoh-tokoh penting beserta kutipan-kutipan dari para tokoh tersebut.
Huda, N. (2015). Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Dalam buku ini, penulis menyajikan poin-poin penting bagaimana pengaruh


agama Islam dan pembentukan masyarakat muslim. Dalam buku ini dijelaskan
secara rinci mengenai perkembangan organisasi-organisasi yang didirikan oleh
masyarakat muslim. Penulis mengawali buku ini dengan menjelaskan Islamisasi
Indoensia dan Pembentukan Masyarakat Muslim. Kemudian, membahas
Perkembangan Institusi Sosial-Politik Islam Indoneisa Sampai Abad ke-20.
Berlanjut membahas Perkembangan Institusi Sosial-Politik Keagamaan Islam di
Indonesia. Kemudian pada bab-bab selanjutnya menjelaskan pemikiran-pemikiran
masyarkat muslim dan gerakan yang dilakukan oleh masyarakat muslim dalam
peran keorganisasiannya.

Penulis menyajikan buku ini dengan sistematis dan menggunaka Bahasa


yang komunikatif, sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Tidak
hanya itu, penulis juga menyertakan hipotesisnya mengenai materi yang
dijelaskan dalam buku ini.
Reksodiharjo, dkk. (2012). dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta: Direktorat Sejarah
dan Nilai Budaya.

Dalam buku ini, penulis berusaha membuka pemikiran-pemikiran dari


seorang tokoh dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam buku ini, penulis menyajikan
poin-poin penting tentang biografi dr. Cipto Mangunkusumo. Penulis mengawali
buku ini dengan menjelaskan Keindahan Alam Ambarawa dilihat dari Makam dr.
Cipto Mangunkusumo. Dilanjut menjelaskan Masyarakat Feodal dan Kolonial di
Jawa Khususnya pada Abad Ke-19/20. Kemudian, menjelaskan Dalam Keluarga
Besar Mangunkusumo. Dilanjut, membahas Bangkitnya Semangat Perjuangan.
Kemudian, menjelaskan Berkobarnya Api Perjuangan. Dan diakhiri dengan
membahas Banda Tempat Pengasingan dan Bunga Bangsa yang Melayu.

Penulis menyajikan buku ini dengna secara bertahap, sehingga mudah untuk
dipahami. Teknik penulisannya pun tidak membuat pembaca bingung karena
penggunaan bahasanya yang tidak baku. Ditambah lagi terdapat beberapa gambar
yang disertakan dalam buku ini, sehingga membuat buku ini semakin menarik
untuk dibaca.
Wisnuwardhana, S. (2015). Sarinah. Yogyakarta: PALAPA.

Buku ini menjelaskan bagaimana seorang tokoh Sarinah yang merupakan


seorang asisten rumah tangga yang dulunya adalah pengasuh presiden pertama
kita yang tidak lain adalah Soekarno. Dalam buku ini dijelaskan bagaiamana
pemikiran-pemikiran dari seorang Sarinah yang menginspirasi Soekarno. Penulis
mengawali buku ini dengan membahas Asal Usul Soekarno dan Sarinah.
Kemudian, membahas Sarinah dalam Riwayat Pendidikan, Pemikiran, dan
Aktivitas Soekarno (1901-1947). Dilanjut dengan membahas Sarinah: Mata Air
Cinta, Humanisme, dan Feminisme. Dan diakhiri dengan membahas Sarinah dan
Soekarno: Pengabdian Cinta hingga Akhir Masa. Terlihat jelas dalam buku ini,
bahwa seorang asisten rumah tangga yang memberikan inspirasi betul kepada
Soekarno sehingga dalam Soekarno sendiri pun mengabdikan salah satu bukunya
yang diberi judul Sarinah.

Penulis menyajikan secara lengkap mengenai pembahasaan Sarinah ini


walaupun masih terdapat kekurangan. Akan tetapi, dari pembahasaan yang
dipaparkan dalam buku ini cukup memberikan ilmu kepada para pembaca. Teknik
penulisannya pun sangat komunikatif sehingga membuat para pembaca mudah
untuk memahaminya.
Sudiyo. (2002). Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan
Kemerekaan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dalam buku ini dipaparkan secara ringkas dan jelas bagaimana perjuangan
untuk mencapai nasionalisme Indonesia. Penulis mengawali buku ini dengan
menjelaskan Sekilas Perjuangan Sebelum Pergerakan Nasional. Kemudian
dilanjutkan dengan membahas Organisasi-organisasi Awal Pergerakan Nasional.
Kemudian bab selanjutnya membahas Masa Pergerakan Nasional Mencapai
Kemerdekaan. Dan diakhiri dengan menjelaskan Masa Pergerakan Nasional
Mempertahankan Kemerdekaan. Sangat terlihat jelas bagaimana penulis
menyajikan buku ini secara sistematis dan bertahap sehingga memudahkan
pembaca untuk memahaminya.

Dalam buku ini, penulis menyajikan poin-poin penting mengenai Masa


Pergerakan Nasional dan bagaimana pengaruhnya bagi bangsa Indonesia.
Penggunaan Teknik penulisan buku ini sangat komunikatif sehingga tidak
membingungkan untuk dipahami.
Susilo, T. A. (2008). Soekarno, Biografi Singkat 1901-1970. Yogyakarta: Garasi
House of Book.

Dalam buku ini dipaparkan bahwa Soekarno adalah manusia luar biasa yang
pernah dilahirkan oleh ibu pertiwi. Bahkan belum tentu dalam serratus tahun nanti
aka nada sosok yang bisa menandingin Soekarno. Soekarno adalah Founding
Father, oratur ulung, berwibawa, karismatik, cendikiawan, ideolog, dan bahkan
sosok sempurna sebagai pemimpin bangsa terlihat disitu bahwa penulis bisa
disebut Soekarnoisme menganalogikan sebagai seorang guru selamat bagi bangsa
Indonesia yang sangat dipuja-puja. Namun sebagai sosok yang menjadi pujaan,
akhir perjalanan Soekarno tidak menyenangkan bahkan ironis. Sebagai bapak
pendiri bangsa, Soekarno harus menghadapi realitas dan rivalitas politik yang
sangat menyakitkan. Dibuang, diperas, ditendang dan dicampakan harus ia terima
hingga akhir menjelang jabatannya sebagai seorang presiden karena politik yang
ditunggangi kepentingan pribadi.
Leirissa, Z. R. (1985). Sejarah Indonesia 1900-1950. Jakarta: CV Akademika
Pressindo.

Buku ini menjelaskan lebih banyak tentang bagaimana pemerintah kolonial


di Nusantara. System birokrasi kolonial yang dapat dibedakan menurut “color
line” atau “garis warna kulit” dimana pejabat-pejabat birokrasi yang terpenting di
daerah adalah Residen, Asisten, Controleur dan Aspirant Controleur. Elite
birokrasi kolonial dinamakan Binnerlands Bestuur (BB). System Pendidikan
kolonial yang tidak dapat dilepas dari suatu politik kolonial yang baru dimulai
sejak abad ke-20 yang dinamakan Politik Etika. Politi etika yang dicanangkan
pada tahun 1901 mencoba mengubah system liberal menjadi system dimana
pemerintah Hindia Belanda lebih banyak mencampuri urusan-urusan
kemasyarakatan. Sistem Pendidikan ini pulalah yang menciptakan suatu elite baru
yang mengambangkan kesadaran kemerdekaan dan persatuan nasional. Mereka
inilah yang memiliki idealisme tinggi membina suatu bangsa dan menciptakan
kemakmuran bangsa itu. Intinya membahas sejarah Indonesia yang dianggap
penting supaya generasi selanjutnya mengetahui bahwa Indonesia tidak serta
merta tanpa ada sejarah.
Amin, R. A. (2008). Indonesia Militan. Jakarta: Calestial Publishing.

Buku ini menjelaskan lebih kepada opini atau juga pendapat bahwa ketika
masa pergerakan nasional dimana Indonesia harus Militan. Buku ini juga
menggambarkan bahwa langkah Indonesia menuju MIKR sudah mulai terlihat
dari perjuangan pejuang terdahulu. Bagaimana sepak terjang seorang Soekarno
dan Moh. Hatta dalam menuntut memperjuangkan kemerdekaan lalu bagaimana
intelektualisasinya Agus Salim dalam mengatasi persoalan masyarakatnya.
Bagaiamana perjuangan menyelamatkan kondisi darurat yang dilakukan oleh
Syarifuddin. Bagaimana melumpuhkan tantara kolonial dengan bergerilya seperti
ditunjukkan oleh seorang Jenderal Soedirman. Intinya kata Militansi sering
diidentikan dengan kekerasan dan disalah artikan sebagai terorisme. Padahal,
militansi yang membuat bangsa ini merdeka, yang mengawal para pahlawan
berjuang tanpa memilih.
Dumadi, M. S. (1989). Peranan Pemuda. Bandung: PT Bina Aksara.

Buku ini menerangkan diawali pada bagian awal bagaimana kondisi dan
situasi peranan dari pemuda Indonesia pada zaman sebelum abad 20, dimana saat
itu memperjuangkan keinginan untuk mengusir penjajah namun sering harus
menelan pil pahit atas perjuangannya, faktornya karena para pemuda saat itu
masih belum bisa bersatu dalam organisasinya untuk menyamakan pemikirannya
terlebih dahulu, organisasi pergerakan ketika itu masih bersifat kedaerahan yang
akhirnya mudah dipecah belah atau diadu domba oleh Belanda. Para pemuda pun
mulai bangkit dengan merintis perjuangan kemerdekaan Indonesia tanpa
menggunakan fisik dan tanpa menggunakan kekuatan senjata. Langkah pertama
yang ditempuh adalah memajukan dalam bidang Pendidikan dan pengajaran untuk
meyadarkan rasa kebangsaan dan kesadaran nasional Indonesia. Dengan salah
satu buktinya pada tanggal 28 oktober 1928 para pemuda bersatu sehingga
berhasil menciptakan sebuah senjata TRISULA yaitu Satu Nusa, Satu Bangsa, dan
Satu Bahasa. Sumpah Pemuda inilah yang menegaskan bahwa batas negara
Indonesia yang membentang dari Sabang samapi Merauke dan mengalahkan
senjata divide et impera dari kaum penjajah.
Soeratman, D. (1989). Ki Hajr Dewantara. Jakarta: Depdikbud.

Buku ini berisikan riwayat perpolitikan dari sosok Ki Hajar Dewantara.


Dalam pergerakan nasionalnya Ki Hajar Dewantara menggunakan atau melalui
Pendidikan yang dikhususkan bagi anak-anak kurang mampu. Hal itu merupakan
pembeda dari tokoh-tokoh pergerakan lainnya. Dalam buku ini memaparkan juga
Sejak berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908, Ki Hajar Dewantara atau sebelumnya
dikenal dengan nama Soewardi Soerjaningrat aktif dalam menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Soewardi Soerjaningrat memiliki pemikiran atau pandangan menjungjung tinggi
kebudayaan Jawa (Jawasentris). Ia menyebarkan nilai-nilai kebudayaan
masyarakat keraton.
Stuers, D. V. C. (2008). Sejarah Perempuan Indonesia (Gerakan dan
Pencapaian). Depok: Komunitas Bambu.

Buku ini memaparkan tentang pergerakan peremuan Indonesia dalam


perjuangannya mencapai sebuah emansipasi. Terdapat dua permasalahan yang
cukup krusial bagi kaum perempuan. Pertama, berhubungan dengan berbagai soal
diseputar perkawinan dan yang kedua berkenaan dengan tidak adanya hak untuk
mengenyam Pendidikan. Cora Vreede De Stuers menyebutkan bahwa gerakan
perempuan pada masa kolonial ditandai dengan kongres pertama perempuan
Indonesia. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta tahun 1928 itu
menyepakati pembentukan Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang berniat
mengembangkan posisi sosial perempuan dan kehidupan keluarga tanpa berurusan
dengan masalah politik.
Poesponegoro, D. M. & Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia V.
Jakarta: Balai Pustaka.

Jilid ke V dari buku Sejarah Nasional Indonesia ini lebih banyak


menerangkan satu periode dari sejarah nasional Indonesia yakni periode
pergerakan nasional Indonesia. Periode ini merupakan zaman yang sangat penting
dalam sejarah perjuangan bangsa, dimana kaum intelektual atau terpelajar
Indonesia saat itu mampu sebagai pemimpin-pemimpin Indonesia baik yang
tergabung dalam partai politik maupun organisasi masa berjuang untuk
meniadakan diskriminasi politik dan sosial budaya serta membulatkan cita-cita
kebangsaan dalam rangka mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang
kemerdekaan.
Onghokham. (1989). Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: PT Gramedia.

Buku ini secara jelas banyak membahas mengenai menyerahnya Belanda


kepada Jepang pada bulan Maret 1942 telah dianggap sebagai titik terakhir dari
kekuasaan kolonialnya di Indonesia yang telah berlangsung selama tiga abad.
Namun peristiwa itu pun, sesungguhnya awal dari proses runtuhnya kekuasaan
kolonial Belanda di Indonesia itu sudah terlihat ketika munculnya benih-benih
nasionalisme Indonesia yang mulai menampakkan dirinya. Proses itu semakin
nyata pada pertengahan tahun 1920-an hingga awal tahun 1940-an dengan
munculnya aspirasi dan gerakan-gerakan nasionalis yang dengan tegas menuntut
kemerdekaan Indonesia secara modern. Situasi internasional yang ditandai dengan
Perang Dunia II, melalui dimana Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di
Indonesia selama tiga abad lamanya, hanyalah merupakan factor yang
mempercepat proses keruntuhan tersebut yang sudah berakar jauh sebelumnya.
Kartodirjo, S. (2005). Dari Sejak Indische sampai Indonesia. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.

Dalam buku yang berjudul “Dari Sejak Indische sampai Indonesia” corak
penulisannya adalah Indonesiasentris dimana yang menjadi focus utamanya
adalah orang-orang Indonesia yang tergabung dalam kelompok-kelompok
kebangkitan pergerakan nasional Indonesia serta berfokus pada dinamika
masyarakat Indonesia sejak awal tahun 1908 hingga akhir abad ke-20. Begitu
nampak jelas tujuan dari buku ini adalah untuk mengembalikan semangat
persatuan, kemerdekaan dan persamaan yang dirumuskan dalam manifesto politik
1925 yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda. Keadaan di era
pergerakan itulah yang ingin diciptakan lagi oleh Prof. Sartono di era Indonesia
saat ini, dimana kekerasan dan korupsi yang dirasa tidak ada solusi untuk
menyelesaikannya.
Tirtoprojo, S. (1982). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT
Pembangunan.

Buku ini tidak jauh beda dengan buku tentang pergerakan nasional
Indonesia lainnya, namun pasti ada yang membuat buku ini menarik. Bahasan
yang menjelaskan perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia dengan jalan
pergerakan secara nasional dimulai bermunculan organisasi-organisasi modern
dengan tujuan memerdekakan Indonesia. Namun bahasannya juga tidak terpaku
tentang pergerakan seperti gerakan kewanitaan, kepemudaaan, ataupun
keagamaan tetapi lebih luas sebagai organisasi pergerakan nasional. Buku ini juga
menjelaskan dari berdirinya Boedi Oetomo pada 1908, Sarikat Islam pada 1911,
Indische Partij pada 1912, Partai Komunis Indonesia pada 1920 lebih jauh lagi
hingga mencapai kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 agustus 1945.
Moesa, M. A. (2007). Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama.
Yogyakarta: LKiS.

Dalam buku ini, penulis memaparkan bagaimana perkembangan komunitas


kiai, baik dari tataran pemikiran maupun pergerakannya dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Berbagai kontribusi komunitas ini dalam perjuangan
diperlihatkan dengan pembentkan tantara Hizbullah dan Sabillah. Keterlibatan
beberapa tokoh seperti KH. Wahid Hasyim ataupun KH. Hasyim Asyar’i dalam
perjuangan tersebut bersikeras untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Penulis mengawali buku ini dengan menjelaskan Dunia Kiai sebagai Setting
Penelitian, didalamnya memaparkan beberapa penjelasan mengenai keterkaitan
sosok Kiai dengan berbagai hubungan seperti halnya dengan pesantren, Nahdlatul
Ulama ataupun yang lainnya. Selanjutnya menjelaskan tentang Pemahaman Kiai
tentang Nasionalisme, yang mana didalamnya dijelaskan beberapa tokoh Kiai dari
penjuru daerah dan menjelaskan dari berbagai tokoh kiai mengenai
pemahammnya tentang Nasionalisme.

Penulis membuat buku ini berdasarkan fakta empiris yang mana sosok kiai
tersebut sangat penting dalam sejarah Indonesia. Penulis membuat buku ini secara
bertahap dan menggunakan Teknik penulisan yang komunikatif sehingga
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Muljana, S. (2008). Kesadaran Nasional: Dari Kolonialisme sampai
Kemerdekaan, Jilid I. Yogyakarta: LKiS.

Buku yang ditulis oleh Slamet Mulyana ini terbagi menjadi dua jilid, untuk
Jilid pertama disini penulis memaparkan tentang Kesadaran Nasional Dari
Kolonialisem sampai Kemerdakaan. Bisa dilihat dari judul buku tersebut bahwa
penulis memberi cakupan waktu dari Kolonialisme sampai Kemerdakaan saja.
Dari pembahasannya pun dalam buku ini terbagi menjadi dua bagian, untuk
bagian yang pertama penulis memaparkan bagaiamana bentuk semangat
nasionalisme, menjelaskan mengenai Kebangkitan Nasional, dilanjut dengan
pembahasan Partai Politik Yang Pertama dan diakhiri dengan Nasionalisme dalam
Partai Agama. Terlihat dalam bagian yang pertama penulis berusaha memaparkan
bagaiamana nasionalisme yang sesungguhnya dan berlanjut dengan peristiwa
Kebangkitan Nasional, meningkatnya pemikiran-pemikiran masyarakat Indonesia
hingga membentuk partai politik untuk memperjuangkan bangsa Indonesia dari
penjajah. Tidak hanya itu, timbul juga rasa nasionalisme dari partai agama dengan
caranya sendiri yang bisa dilihat berdasarkan keyakinan mereka. Untuk bagian
yang kedua, penulis menjelaskan berkembangnya pemikiran-pemikiran baru yang
dapat pengaruh dari luar, dan beberapa penjelasan lainnya.
Santosa, . (2007). Manusia di Panggung Sejarah; Pemikiran dan Gerakan Tokoh-
tokoh Islam. Bandung: Sega Arsy

Buku ini menjelaskan tentang pemikiran dan gerakan-gerakan tokoh Islam


yang penjelasannya didasarkan pada data-data sejarah sehingga memberikan
pemahaman, bahwa perlawanan-perlawanan rakyat terhadap kolonial penjajah
baik itu Belanda, Inggris, maupun Jepang yang datang kemudian adalah
perlawanan diatas ruh dan semangat Islam.
Buku ini bertujuan membantu sedikit demi sedikit merekontruksi beberapa
informasi sejarah Indonesia, selain itu, buku ini juga berusaha memperkenalkan
pemikiran para tokoh seperti Tjokroaminoto, Agus Salim, Ahmad Dahlan, Hasjim
Asj’ari, Ahmad Hasan, Mohammad Natsir, dan sebagainya. Kita tahu bahwa
sepanjang sejarah perlawanan menentang kolonial penjajah itu, para ulama dan
kiayi selalu tampil memegang kendali dan menjadi pemimpin non formal yang
didukung diatas keterikatan batin rakyat. Gerakan-gerakan yang dilakukan para
tokoh-tokoh Islam diatas pun banyak diulas dalam buku ini.
Lubis, N. (2003). Si Jalak Harupat, Biografi R. Oto Iskandar Dinata (1897-1945).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buku “Si Jalak Harupat, ialah Biografi R. Oto Iskandar Dinata (1897-
1945)” ini merupakan Biografi dari R. Oto Iskandar Dinata yang dalam Bab I
dibahas mengenai kehidupan keluarga kang Otto. Ia memiliki istri bernama R.A.
Sukriah yang juga aktif dalam organisasi wanita. Disini dibahas profil R. Otto
menurut perspektif keluarga termasuk istrinya. Ia memiliki 11 anak, 44 cucu, dan
6 cicit. Pada bagian selanjutnya menjelaskan tentang kontribusi dan kegiatannya
pada masa pergerakan nasioanal. Oto Iskandar Dinata pernah menjadi salah satu
aktivis dalam organisasi Boedi Oetomo. Dalam soal kaitannya dengan pergerakan
nasional Biografi Oto Iskandar Dinata yaitu terdapat pada bagian ke tiga, yang
menjelaskan mengenai Panggilan Perjuangan mengenai Panggilan Perjuangan
Politik dijelaskan mengenai Dampak Politik Etis, Lahir dan Berkembangnya
Boedi Oetomo, lahirnya Pagoeyoeban Pasoendan, dan aktivitas R. Oto Iskandar
Dinata dalam Boedi Oetomo, dan dibagian ke lima menjelaskan mengenai
Perjuangan Nasionalisme dalam Dewan Rakyat dengan berdirinya Volksraad dan
petisi Soetarjo, dan bagian ke enam menjelaskan mengenai Pilihan Strategi
Perjuangan mengenai kooperasi dan non-kooperasi dan peran Oto Iskandar Dinata
terhadap GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
Suryanegara, A. (1988). Menemukuan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di
Indonesia. Bandung: Mizan.
Buku ini menjelaskan tentang peranan agama dan umat Islam dalam
mewujudkan kebangkitan atau kesadaran nasional yang termaktub dalam wacana
keempat sehingga di dalamnya terdapat penjelasan mengenai bagaiman pengaruh
Al-Quran terhadap perjuangan Kartini, peranan pemuda dalam membangkitkan
kesadaran nasional, H.O.S. Tjokroaminoto peletak dasar perubahan sosial politik
di Idonesia, SI dari Bandung menuntut pemerintahan sendiri, mengenali kembali
lambang banteng Sarekat Islam, Haji Misbach yang terbelenggu palu arit,
testamen K.H. Achmad Dahlan, ‘Aku titip Muhammadiyah kepadamu’, hingga
penjelasan mengenai ‘mungkinkah NU tanpa politik?’. Akhirnya, pembahasan
lebih lanjut berisi dalam wacana keempat mengenai peranan umat Islam dalam
mempertahankan proklamasi. Dengan berlandaskan tinjauan histories yang lebih
luas hingga mencakup pranasional bahkan prakolonial hingga menjelang
proklamasi kemerdekaan, Mansur Suryanegara berupaya menemukan kembali
sebagain dari amal akbar umat islam Indonesia yang selama ini nyaris tertimbun
dalam kuburan sejarah. Dengan sangat jeli didukung oleh fakta-fakta otentik yang
tak terbantah, pengarang mengungkapkan hal-hal unik berkaitan dengan sejarah
Indonesia. Umpamanya R.A. Kartini ternyata pendorong penerjemahan Al-Quran
di Indonesia, Si Singamangaraja ternyata beragama Islam, atau Perang Sabil
Ambarawa – yang dalam sejarah nasional terkenal dengan Palagan Ambarawa –
ternyata dipimpin oleh para ulama. Beberapa analisis lain yang mengejutkan juga
disajikan oleh penulis yang dikenal sebagai sejarawan yang sering berada diluar
“arus utama: ini. Sejarah nasional yang menetapkan bahwa awal kebangkitan
nasional Indonesia dimulai dengan munculnya Budi Utomo pada 20 Juli 1908
ternyata tidak cukup jujur dan sering tertutup karena awal kebangkitan nasional
sebenarnya dimulai dari Serikat Dagang Indonesia yang berdiri pada tanggal 15
Oktober 1905.
Mushowir, A. (2015). Bangkitnya Nasionalisme Sebagai Arah Dinamika
Pendidikan Islam di Indonesia (Studi Pendidikan Era Kolonialisme Belanda
1908-1924). (Skripsi). Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.

Penulis ini menyajikan pembahasan mengeni sejarah Pendidikan pada era


kolonialisme Belanda, dimana pada era tersebut Pendidikan yang dibawa oleh
Belanda tidak mengajarkan jiwa nasionalisme untuk mencintai bangsa dan tanah
air, namun pada tahun itu banyak bermunculan organisasi maupun kumpulan
serikat yang peduli terhadap bangsa. Tidak hanya itu, penulis juga membahas
mengenai peran dari umat Islam terhadap bangsanya yang dijajah oleh Belanda,
yang mana peran tersebut adalah dengan membentuk suatu perkumpulan atau
gerakan-gerakan untuk menentang Belanda.

Terdapat factor yang membuat kaum-kaum terpelajar umat Islam ini untuk
melakukan perjuangan menentang penjajah. Yaitu adanya kristenisasi yang
dilakukan oleh Belanda pada pribumi tentu hal tersebut ditolah oleh umat Islam
sehingga melakukan suatu penolakan dan perlawanan kepada penjajah. Selain
factor internal, banyak factor dari eksternal yang menimbulkan umat Islam terjun
kedalam perjuangan kemerdakaan bangsa Indonesia seperti, revolusi di benua
Eropa yang kemudia menjalar ke Asia dan Afrika. Terutama di India dan Mesir.
Revolusi di India dipelopori oleh Mahatma Gandhi sedangkan di Mesir dipelopori
oleh ulama Islam seperti Jamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh.

Skripsi ini ditulis dengan baik oleh penulis, dengan sistematika laporan yang
baik. Dan juga penjelasan yang cukup detail. Teknik penulisan dalam skripsi ini
pun sangat komunikatif, bahasanya mudah dipahami.
Tuahunse, T. (2009). Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional
Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara. Jurnal Kependidikan,
39(1), 1-10.

Beranjak dari konflik yang terjadi dewasa ini mengenai sifat deskriminatif
kekerasan yang mempengaruhi dan mengandung disintegrasi bangsa. Penulis
membuat sebuah artikel yang menyajikan hasil penelitian mengenai hubungan
pemahaman sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan sikap terhadap bela
negara. Disisi lain Indonesia dihadapkan dengan era globalisasi yang menuntut
perubahan-perubahan di segala bidang, hal ini tentu mempengaruhi terhadap
wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional. Secara spesifik, artikel ini mengkaji
isu Hubungan antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan
Sikap Bela Negara. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa semakin paham
seorang siswa tentang wawasan Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia semakin
tinggi pula rasa sikap bela negaranya.

Artikel ini ditulis dengan baik dan sistematis. Beberapa hipotesis pun
dikembangkan oleh penulis, sehingga arah penelitiannyapun semakin terarah.
Hasil dari penelitiannyapun dipaparkan secara jelas dengan table disertai
penjelasan yang memadai.
Mushin, M. Z. (2013). “Kesadaran Nasional dan Sekolah Sarekat Islam (1900-
1942)” Dalam Penataran Pengayaan Kurikulum Mulok Sejarah Perjuangan
Syartikat Islam (SPSI) (hlm 1-20).

Artikel ini menjelaskan secara spesifik bagaimana perkembangan


nasionalisme di masyarakat pada tahun 1900 sampai 1942. Penulis menjelaskan
bagaimana awal mula adanya suatu organisasi yang memicu kesadaran
nasionalisme di Indonesia, dimulai dari penjelasan mengenai kondisi masyarakat
pribumi, bagaimana organisasi itu bisa muncul, bahkan menjelaskan pula tentang
suatu organisasi yang mengklaim organisasi tersebut adalah organisasi pertama
dan harus diakui sebagai tonggak awal mula kebangkitan nasional Indonesia.
Penulis menyajikan artikel ini secara sistematis dimulai dari lahirnya nasionalisme
sampai ke permasalahan ini yaitu tentang sekolah Sarekat Islam. Terdapat pula
factor-faktor yang memunculkan kesadaran nasionalisme masyarakat Indonesia,
seperti factor politik, ekonomi, social, dan budaya.

Penulis membuat artikel ini dengan baik dan menggunakan Bahasa yang
komunikatif, sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca. Terlebih
terdapat teori-teori yang mendukung pentingnya pembuatan artikel ini.
Wakhid, A. (1999). Modal Cina dan Nasionalisme Indonesia: Pers Cina Pada
Masa Pergerakan Nasional, 1910-1942. Lembaran Sejarah, 2(1).

Dalam artikel ini penulis berusaha untuk menjelaskan bagaimana citra


kelompok minoritas Cina yang hadir di Indonesia yang seringkali diwarnai
dengan bias yang negatif bisa berubah dengan dengan kemampuannya yang
berhasil menancapkan kedudukan yang sangat berarti di masyarakat terutama
dalam bidang ekonomi yang jauh lebih baik disbanding masyarakat pribumi.
Dalam artikel ini penulis memaparkan bagaimana kelompok Cina tersebut
memiliki peran dalam pergerakan nasional namun kepemilikan mereka berupa
modal dan perusahaan-perusahaan percetakan yang memungkinkan wacana
nasionalisme dapat berjalan dengan lancar. Artikel ini ditulis dengan sangat
sistematis dimulai dari uraian tentang kondisi kehidupan golongan minoritas Cina
ditengah perubahan social-ekonomi, kemudian dilanjut dengan uraian kehidupan
industry pers Cina di tengah-tengah aktivitas jurnalistik di Jawa, dan diakhiri
dengan hubungan pers Cina dengan nasionalisme Indonesia.

Artikel ini ditulis dengan baik dan sangat sistematis, sehingga sangat mudah
dipahami. Penulis juga memasukan table yang mana table tersebut
mendeskripsikan bagaimana nilai penanaman modal per tahun dan pertumbuhan
penduduk Cina di Jawa. Terdapat juga teori-teori para ahli yang mendukung
penulisan artikel ini.
Utomo, S. W. (2014). Nasionalisme dan Gagasan Kebangsaan Indonesia Awal:
Pemikiran Soewardi Suryaningrat, Tjiptomangoenkusumo dan Douwes
Dekker 1912-1914. Lembaran Sejarah, 11(1). 51-69.

Dalam artikel ini, penulis berusaha menjelaskan pemikiran-pemikiran dari


tiga serangkai atau biasa disebut Indische Partij yaitu Soewardi Suryaningrat,
Tjiptomangoenkusumo dan Douwes Dekker yang menjelaskan gagasan
kebangsaan Indonesia, dalam gagasannya mereka mengambil kesimpulan dari dua
gagasan organisasi terdahulu yaitu Budi Oetomo dan Sarekat Islam yang memiliki
ciri khas gagasanya masing-masing. Dalam artikel ini penulis menjelaskan bahwa
salah satu kelompok dari Indische Partij yaitu Soewardi adalah orang pertama
yang menggunakan istilah Indonesia. Pemikiran mereka ini mempengaruhi
gagasan kebangsaan di tanah jajahan maupun di tanah induk. Gagasan mereka
juga secara langsung memunculkan gagasan Indonesia yang lebih modern pada
tahun 1920an.

Dalam artikel ini penulis memberikan pemaparan yang cukup baik, dengan
penggunaan Bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan artikelnyapun
sangat sistematis, ditambah dengan teori-teori untuk mendukung penulisan artikel
ini. Namun, penulis juga memasukan kata singkatan yang memang membuat para
pembaca sedikit kebingungan dengan singkatan tersebut walaupun sudah
dijelaskan sebelumnya.
Iramdhan, (2017). Paham Nasionalisme dan Pergerakan Kebangsaan di Indonesia
dari Tahun 1900 sampai dengan Tahun 1942. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Ekonomi, 1(1). 75-85.

Dalam artikel ini penulis menjelaskan bagaimana paham Nasionalisme di


Indonesia muncul yang dipengaruhi oleh factor Eksternal dan Internal. Paham
nasionalisme yang muncul di Indonesia ini tentunya mendapat pengaruh dari luar
dan dalam. Pengaruh dari luar sendiri seperti, adanya paham liberalisme,
sosialisme, demokrasi, nasionalisme, dan pan-Islamisme. Paham tersebut tentunya
mendorong kesadaran rakyat Indonesia sendiri untuk membangun kesadaran
kebangsaan dan bernegara dengan mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan.
Penulis juga menyajikan artikel ini dengan sistematis dimulai dari uraian beberapa
paham yang telah disebutkan sebelumnya, dilanjut dengan uraian secara
kronologis bagaimana Indonesia menuju masa pergerakan nasional, dimulai
dengan Masa Awal Kebangkitan Indonesia, kemudian Masa Radikal, Masa
Moderat, dan diakhiri dengan Masa Bertahan Petisi-petisi.

Dalam artikel ini penulis menguraikan sangat detail dan menggunakan


bahassa yang mudah dipahami oleh pembaca. Penulis juga menggunakan suatu
metode yang memang khusus digunakan untuk membuat artikel ini.
Dikawati, R. & Sudrajat, A. (2016). Pemikiran dan Peranan R.M.T Koesoemo
Oetoyo Dalam Pergerakan Nasional Indonesia di Bidang Politik, Sosial, dan
Ekonomi Tahun 1900-1942. Jurnal Elektronik Mahasiswa, 2(5).

Artikel ini ditulis dengan maksud untuk memberikan pengetahuan tentang


seorang tokoh Koesoemo Oetoyo yang merupakan seorang keturunan priyayi
Jawa dan hidup di lingkungan yang penuh dengan diskriminasi. Kehidupannya
membuat dirinya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya untuk
membebaskan dari penjajahan. Tidak hanya itu, pemikiran-pemikirannya tentnag
nasionalisme melahirkan suatu konsep pergerakan nasional yang menurutnya
ideal. Dilanjut dengan terjunnya sang tokoh dalam bidang politik sejak 1908 yang
mendorong lahirnya organisasi-organisasi, mendukung Indonesia berparlemen,
dan menuntut adanya otonomi Indonesia melalui organisasi Budi Oetomo, Sedio
Muljo, dan Volksraad. Tidak hanya itu, penulis memaparkan bagaimana sang
tokoh membela rakyat kecil dan mensejahterakan martabat pribumi dengan
Pendidikan.

Penulis membuat artikel dengan sangat baik, dan sistematis. Sesuai dengan
judulnya, penulis berhasil memaparkan mengenai sang tokoh dan perannya pada
saat itu. Pembahasannyapun dipaparkan secara bertahap, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
Lestari, S. Y. (2011). Pemikiran Politik Mohammad Hatta dalam Pergerakan
Nasional Indonesia Tahun 1922-1941. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Karya ilmiah ini ditulis dengan sangat baik oleh penulis, dan menyajikannya
dengan sangat baik. Penulis mengawali tulisannya dengan menjelaskan Biografi
sang tokoh yaitu Mohammad Hatta, kemudian dilanjut dengan munculnya
pemikiran-pemikiran politik Mohammad Hatta, dan diakhiri dengan Peranan
Pemikiran Mohammad Hatta dalam Pergerakan Nasional Indoneisa tahun 1922-
1941. Karya tulis ini pun memberikan suatu pengetahuan kepada para pembaca
dan bisa dijadikan sumber atau acuan untuk membuat karya tulis selanjutnya yang
bertemakan tentang Mohammad Hatta.

Karya tulis ini berhasil memberikan penjelasan dengan baik dan terlebih
juga ditambahan teori-teori dari para ahli untuk mendukung karta ilmiah ini.
Teknik penulisan dalam karya tulis ini pun sangat mudah dipahami.
Pembahasannya pun dipaparkan secara bertahap sehingga mudah dipahami,
dimulai dari biografi sang tokoh, pemikiran-pemikiran Mohammad Hatta dalam
Pergerakan Nasional Indonesia, dan diakhiri dengan peranan pemikiran
Mohammad Hatta dalam Pergerakan Nasional Indonesia.
Suprayitno. (1997). Pengaruh Pelaksanaan Politik Etis Terhadap Kehidupan
Sosial Budaya Masyarakat Jawa Tahun 1901-1942. (Skripsi). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Surabaya.

Karya ilmiah menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh politik etis


terhadap masyarakat Jawa pada tahun 1901-1942. Penjelasan mengenai
bagaimana besarnya pengaruh politik etis dipaparkan secara detail dalam karya
ilmiah ini. Penulis pengawalinya dengan penjelasan mengenai politik etis dan
kehidupan social budaya, kemudian menjelaskan bagaimana lahirnya politik etis,
kemudian menjelaskan bagaimana pelaksanaan politik etis dalam berbagai bidang,
dan diakhiri dengan pengaruh politik etis terhadap kehidupan masyarakat Jawa.

Karya ilmiah ini berhasil memberikan penjelasan mengenai politik etis dan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan masyarkat Jawa. Tidak hanya itu,
terdapat teori-teori yang mendukung pembuatannya karya ilmiah ini. Karya ilmiah
ini ditulis dengan sangat sistematis dan menggunakan metode yang khusus.
Ditambah lagi beberapa hipotesis pun dikembangkan oleh penulis, sehingga arah
penelitiannya pun semakin jelas dan terarah.
Lustiahayu, P. C. (2013). Pengaruh Perhimpunan Indonesia Terhadap
Pergerakan Nasional di Indonesia Tahun 1908-1928. (Skripsi). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Surabaya.

Karya ilmiah ini menyajikan mengenai pengaruh perhimpunan Indonesia


terhadap pergerakan nasional di Indonesia secara detail. Penulis mengawali karya
ilmiahnya dengan menjelaskan latar belakang lahir dan perkembangan organisasi
perhimpunan di Indonesia. Kemudian, proses pengaruhnya perhimpunan terhadap
pergerakan nasional di Indonesia dan dampak dari organisasi perhimpunan
terhadap pergerakan nasional di Indonesia.

Karya ilmiah ini ditulis dengan sistematis dan dijelaskan secara detail oleh
penulis. Teknik penulisannya pun sangat komunikatif sehingga memudahkan bagi
pembaca untuk memahaminya.
Vikasari, M. (2012). Pengaruh Politik Etis Terhadap Perkembangan Pendidikan
di Indonesia Tahun 1901-1942. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember, Surabaya.

Karya ilmiah ini menyajikan secara detail bagaimana pengaruh Politik Etis
terhadap Perkembangan Pendidikan di Indonesia pada Tahun 1901-1942. Penulis
mengawali dengan memaparkan bagaiaman kebijakan politik etis terhadap bidang
Pendidikan pada tahun 1901-1942. Kemudian, menjelaskan pengaruh politik etis
terhadap perkembangan Pendidikan di Indonesia pada tahun 1901-1942. Penulis
menyajikan karya ilmiah ini dengan sistematis dan memaparkan materinya secara
detail.

Karya ilmiah ini memberikan pengetahuan terhadap para pembaca


bagaimana pengaruh politik etis terhadap bidang Pendidikan di Indonesia pada
tahun 1901-1942. Terlebih lagi, penulis menyajikan beberapa table untuk
memperkuat karya ilmiahnya dan hal yang menariknya adalah disertakan
beberapa foto mengenai politik etis.
Aprilia, K. A. (2017). Peran Nahdlatul Ulama Dalam Pergerakan Nasional
Indonesia Tahun 1926-1945. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas Jember, Surabaya.

Dalam karya tulis ini, penulis berusaha membuka fakta-fakta yang ada
mengenai peran Nahdlatul Ulama yang berbeda sifat ketika berbeda penjajah pula.
Hal ini dibuktikan dengan ketika masa penjajahan Hindia Belanda, Nahdlatul
Ulama bergerak melalui sector Pendidikan dan politik. Begitu keras penolakan
terhadap penjajahan Hindia Belanda yang selalu ikut campur terhadap apapun.
Terdapat pula persetujuan dibentuknya suatu parlemen Bersama dengan MIAI dan
GAPI untuk bisa mengontrol Pemerintahan Hindia Belanda. Namun berbeda
halnya ketika masa kependudukan Jepang. Nahdlatul Ulama bersifat
kebalikannya, yang mana organisasi tersebut malah melakukan suatu kooperatif
bersama Jepang, Nahdlatul Ulama juga aktif dalam organisasi-organisasi yang
dibentuk Jepang. Sangat terlihat jelas ketika berbeda penjajah organisasi ini
memperlihatkan kedua sifat yang berbeda, ketika yang satu memperlihatkan sifat
suatu penolakan yang keras dan ketika yang satu lagi memperlihatkan suatu sifat
baik dengan menjalin suatu kerja sama.
Imsawati, N. D. (2017). Peranan Golongan Terpelajar dalam Pergerakan
Nasional Indonesia Tahun 1908-1928. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan, Universitas Jember, Surabaya.

Dalam karya tulis ini, penulis berusaha menyajikan bagaimana peranan


penting yang diberikan oleh golongan terpelajar terhadap Pendidikan kepada
masyarakat pribumi lainnya. Besarnya peranan golongan terpelajar terhadap
bidang Pendidikan untuk memajukan bangsa. Tidak hanya itu, golongan terpelajar
melakukan hal tersebut karena adanya suatu politik etis untuk memajukan
bangsanya dan untuk mencapai suatu pergerakan nasional yang membawa
pengaruh besar terhadap bangsanya. Munculnya golongan terpelajar ini karena
pemerintah kolonial Belanda yang menerapkan kebijakan diskriminasi kepada
masyarakat pribumi dan untuk menciptakan tenaga-tenaga terdidik yang bisa
dibayar sangat murah. Oleh karena itu, golongan terpelajar itu membawa cara
baru untuk memperjuangkan bangsa Indonesia dengan mengandalkan kemampuan
intelektualnya melalui organisasi pergerakan. Dan juga golongan terpelajar
membawa rasa nasionalisme yang bisa mengubah bentuk perlawanan yang
awalnya hanya mengandalkan fisik menjadi melalui organisasi pergerakan.

Vous aimerez peut-être aussi