Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Perkosaan adalah tindakan kekerasaan atau kejahatan seksual berupa
hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan
dengan kondisi atas kehendak dan persetujuaan perempuan, dengan
persetujuan perempuan namun dibawah ancaman, dengan persetujuan
perempuan namun melalui penipuan. Dalam KUHP pasal 285 disebutkan
perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa seseorang
perempuan bersetubuh dengan dia (laki-laki) diluar pernikahan.
3.1 Kasus
Seorang Mrs.S berusia 11 tahun datang ke RSJ di antar oleh keluarga
dengan keluhan bahwa si anak melakukan percobaan bunuh diri. Ibu
pasien mengatakan bahwa anaknya menjadi korban pemerkosaan. ibu
mengatakan beberapa hari sebelumnya pasien mengungkapkan bahwa dia
telah membuat aib keluarga dan mengatakan dirinya tidak berguna lagi.
Ibu mengatakan saat ini anaknya mengalami trauma berat dan ketika ibu
pasien masuk ke kamarnya ibu pasien melihat si anak mengkonsumsi
narkotika. Ibu juga mengatakan bahwa si anak tidak mau beraktivitas
seperti biasa, mudah curiga dan emosi kepada orang lain sehingga tidak
mau berinteraksi dengan orang sekitar dan mengurung diri dikamar. Saat
dilakukan pengkajian pasien tidak mau di ajak berkomunikasi, tidak
menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk dan pasien tampak
ketakutan.
3.2 Pengkajian
Anamnesa
Nama : Mrs.S
Umur : 11 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
DO :
-
2 DS : Isolasi sosial
- Ibu mengatakan bahwa pasien mudah
curiga kepada orang lain
- Ibu mengataan pasien tdak mau
beriteraksi kepada orang lain
- Ibu mengatakan pasien mengurung
diri di kamar
DO :
- Pasien tidak mau berkomunikasi
- Pasien tampak ketakutan
3 DS : Harga diri rendah
- Pasien mengatakan bahwa dia telah
membuat aib keluarga
- Pasien mengatakan bahwa dirinya
sudah tidak berguna lagi
- Keluarga mengatakan pasien tidak
mau beraktivitas seperti biasanya
DO :
- Pasien tidak mau menatap lawan
bicara
- Pasien tampak menunduk
Isolasi social
3.5 Diagnosa
a. Resiko bunuh diri
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
3.6 Intervensi
Diagnose
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Pasien mampu : Setelah 1 x
- mengidentifi pertemuan, pasien
kasi mampu :
penyebab - Menyebutkan
dan tanda penyebab,
SP 1
perilaku tanda, gejala,
- Identifikasi
kekerasan dan akibat
penyebab,
- menyebutkan perilaku
tandadan gejala
jenis perilaku kekerasan
serta akibat dari
kekerasan - Memperagaka
perilaku
yang pernah n cara fisik 1
Resiko bunuh kekerasan
1 dilakukan untuk
diri - Latih cara fisik 1
- menyebutkan mengontrol
: tarik nafas
akibat dari perilaku
dalam
perilaku kekerasan
- Masukkan dalam
kekerasan
jadwal harian
yang
pasien
dilakukan
- menyebutkan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
Setelah 2 x SP 2
pertemuan, pasien - Evaluasi
mampu: kegiatan yang
- Menyebutk lalu (sp 1)
an kegiatan - Latih cara fisik
yang sudah 2 : pukul kasur
dilakukan atau bantal
- Memperag - Masukkan
akan cara dalam jadwal
fisik untuk harian pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan
Setelah 3 x
pertemuan, pasien SP 3
mampu : - Evaluasi kegitan
- Menyebutkan yang lalu (sp 1
kegiatan yang dan 2)
sudah - Latih secara
dilakukan social/verbal
- Memperagaka - Menolak dengan
n cara social/ baik
verbal untuk - Masukkan dalam
mengontrol jadwal pasien
perilaku
kekerasan
Setelah 4 x SP 4
pertemuan, pasien - Eveluasi kegiatan
mampu : yang lalu (sp 1,2
- Menyebutkan dan 3)
kegiatan yang - Latih secara
sudah spiritual (bedoa
dilakukan dan sholat)
- Memperagaka - Masukkan dalam
n cara spiritual jadwal harian
pasien
Setelah 5 x SP 5
pertemuan, pasien - Evaluasi kegiatan
mampu: yang lalu (sp
- Menyebutkan 1,2,3 dan 4)
kegiatan yang - Latih patuh obat:
sudah (Minum obat
dilakukan secara teratur
- Memperagaka dengan 5B dan
n cara patuh susun jadwal
obat. minum obat
secara teratur)
- Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
PEMBAHASAN
A. Kasus
Pada kasus di atas seorang anak perempuan yang merasa telah membuat
aib keluarganya tidak berguna lagi dan ibu mengatakan saat ini anaknya
mengalami trauma berat dan ketika ibu pasien masuk ke kamarnya ibu
pasien melihat si anak mengkonsumsi narkotik akibat dari pemerkosaan
yang diterimanya sesuai dengan jurnal yang di temukan bahwa kekerasan
seksual cenderung menimbulkan,dampak traumatis baik pada anak
maupun orang dewasa (faulkner, 2003 dalam zahra, 2007)
Faulkner, 2003 dalam zahra, 2007 mengemukakan sejumlah data bahwa
31% narapidana perempuan di amerika merupakan korban kekerasan
seksual di masa kecil mereka, seperti, 95% pekerja seks remaja merupakan
korban kekerasan seksual anak, 40% penyerang seksual dan 76%
pemerkosa berantai mengalami kekerasan seksual di masa anak-anaknya.
Pengalaman traumatis dan perasaan buruk akan diri sendiri ini
menyebabkan korban tidak dapat melupakan kekerasan seksual dialaminya
dan dapat menjadi gangguan stres yang disebut PTSD
B. Pembahasan intervensi
Kelompok mendapatkan tiga diagnosa dari dari kasus di atas yang pertama
itu adalah resiko bunuh diri intervensinya adalah identifikasi penyebab
dan tanda gejala akibat dari prilaku kekerasannya, latih pasien untuk
relaksasi nafas dalam, latih pasien untuk memukul kasur dan bantal jika
mengalami kekambuhan, dan latih dengan cara spiritual berdoa, shalat
sedangkan di jurnal juga di temukan bahwa terapi mendekatkan diri
kepada tuhan bisa membantu pemulihan pasien.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA