Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAN PPI
Diposkan pada 7 Agustus 2017
Akreditasi Rumah Sakit
Pengertian
1. Pengertian HPK
Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam kondisi tertentu juga hak keluarga
pasien untuk memiliki hak prerogatif untuk menentukan apa saja informasi tentang
perawatan yang dapat dibagikan ke keluarga pasien atau orang lain.
Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga yang tepat atau
mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan pelayanan
dan proses yang sesuai harapan budaya, psikososial dan nilai spiritual.
Kandungan dalam standar akreditasi RS tentang Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
sebagai berikut;
Standar HPK 1
Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung hak
pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.
Salah satu elemen penilaian adalah Rumah Sakit menghormati hak pasien dan dalam
beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien, untuk menentukan informasi apa saja
yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau
pihak lain, dalam situasi tertentu. Misalnya, pasien mungkin tidak mau diagnosisnya
diketahui keluarga.
Setiap pasien memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang bersumber pada budaya,
agama atau dirinya sendiri dan membawanya kedalam proses pelayanan. Oleh karena
itu keteguhan memegang nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi bentuknya pola
pelayanan dan cara pasien merespon. Sehingga setiap praktisi pelayanan kesehatan
harus berusaha memahami asuhan dan pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-
nilai dan kepercayaan pasien.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan
keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
kepercayaan pasien.
Proses tersebut dapat dilaksanakan melalui staf bidang kerohanian, dari sumber lokal
atau sumber rujukan keluarga. Proses merespon dapat lebih rumit, misalnya, rumah
sakit atau negara tidak mengakui sumber agama atau kepercayaan tertentu yang justru
diminta.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian
atau kehilangan.
Ada proses mencatat nilai barang tersebut dan memastikan barang tersebut tidak akan
hilang atau dicuri. Proses ini berlaku bagi barang milik pasien emergensi, pasien
bedah rawat sehari, pasien rawat inap dan pasien yang tidak mampu mengamankan
barang miliknya dan mereka yang tidak mampu membuat keputusan mengenai barang
pribadinya.
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh
pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini terutama bagi bayi,
anak-anak, lanjut usia dan lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya atau
memberi tanda untuk minta bantuan. Rumah sakit berupaya mencegah kekerasan
melalui prosedur investigasi pada setiap orang yang tidak memiliki identifikasi,
monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasi di rumah sakit dan secara cepat
bereaksi terhadap mereka yang berada dalam bahaya kekerasan.
Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan
perlindungan yang layak.
Kelompok pasien lemah seperti anak-anak, pasien yang cacat, lanjut usia dan populasi
pasien berisiko, pasien koma dan mereka dengan gangguan mental atau emosional,
bila berada di rumah sakit akan dilindungi dari kekerasan fisik, selian itu perlindungan
diperluas juga untuk masalah keamanan yang lain, seperti perlindungan dari
penyiksaan, kelalaian asuhan, tidak dilaksanakannya pelayanan, atau bantuan dalam
kejadian kebakaran.
Standar HPK 1.6
lnformasi tersebut dapat dalam bentuk tulisan di kertas atau rekaman elektronik atau
kombinasi. Rumah sakit menghormati informasi tersebut sebagai hal yang bersifat
rahasia dan telah menerapkan kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi
tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan sebagaimana diatur dalam undang-
undang dan peraturan.
Standar HPK 2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan.
Rumah sakit membertahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat
dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis
dan setiap diagnosis pasti, bagaimana mereka ingin dijelaskan tentang rencana
pelayanan dan pengobatan, serta bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam
keputusan pelayanan, bila mereka memintanya.
Misalnya; pasien dan keluarga perlu memahami proses di rumah sakit dalam
mendapatkan persetujuan dan untuk pelayanan apa, tes, prosedur dan pengobatan
yang perlu persetujuan mereka.
Standar HPK 2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana mereka akan
dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak
diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan. Seperti; kejadian tidak terantisipasi
saat operasi atau obat yang diresepkan atau pengobatan lain.
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab
mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan yang
direncanakan setelah diberitahu tentang alternatif pelayanan dan pengobatan.
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.
Dalam pembuatan keputusan yang sulit tersebut maka RS menggunakan kerangka
kerja sebagai berikut:
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang
tepat. Misalnya: pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri.
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh
hormat dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya.
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses
untuk menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Mengenai kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan
bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi. Misalnya masalah penolakan
pelayanan resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup
dasar.
Standar HPK 4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai
kepercayaan pasien dan serta melindungi hak pasien.
Pendidikan tersebut termasuk bagaimana setiap staf ikut serta dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien serta bagaimana staf menghormati nilai-nilai dan
kepercayaan tersebut dalam proses asuhan.
Standar HPK 5
Setiap pasien dijelaskan mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka dengan cara
dan bahasa yang dapat mereka pahami.
Rumah sakit menyediakan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien
dan keluarganya yang diberikan kepada pasien pada saat masuk rawat inap atau rawat
jalan dan tersedia pada setiap kunjungan atau selama dirawat. Misalnya, pernyataan
tersebut dapat dipampang di rumah sakit.
1. Informed consent
Standar HPK 6
Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses
yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa
yang dipahami pasien. Misalnya, informed consent diperoleh ketika pasien masuk
rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko tinggi.
Proses persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh rumah sakit dalam kebijakan dan
prosedur, yang mengacu kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes, prosedur / tindakan, dan pengobatan mana
yang memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan
(misalnya, diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau
dengan cara lain).
Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran
pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan
tentang pelayanan.
1. Kondisi pasien
2. Usulan pengobatan
3. Nama individu yang memberikan pengobatan
4. Kemungkinan manfaat dan kekurangannya Kemungkinan alternatif
5. Kemungkinan keberhasilan
6. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
7. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak diobati.
Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya
yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan.
Hal ini terjadi terutama bila pasien tidak mempunyai kapasitas mental atau fisik untuk
mengambil keputusan, bila budaya atau kebiasaan memerlukan orang lain yang
memutuskan, atau bila pasiennya adalah seorang anak. Bila pasien tidak mampu
mengambil keputusan tentang asuhannya, maka diidentifikasi seorang wakil yang
memutuskan. Bila orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan, maka orang
tersebut dicatat dalam rekam medis pasien.
Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai
pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas
dalam cakupan dan batas- batasnya.
Bila dengan cara persetujuan umum, pasien diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum, seperti tes dan pengobatan apa saja yang termasuk dalam
persetujuan umum tersebut. Pasien juga diberi informasi tentang tes dan pengobatan
mana memerlukan persetujuan (informed consent) yang terpisah. Persetujuan umum
tersebut juga mencantumkan bila ada mahasiswa dan trainees lain terlibat dalam
proses pelayanan.
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. (Proses persetujuan ini
memberikan penjelasan seperti yang telah diidentifikasi pada HPK 6.1 dan mencatat
identitas petugas yang memberikan penjelasan).
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan atau jenis pengobatan dan prosedur
yang memerlukan informed consent yang khusus. Daftar ini disusun dan
dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan
pengobatan atau melakukan tindakan. Daftar tersebut termasuk tindakan dan
pengobatan yang diberikan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.
1. Penelitian
Standar HPK 7
Bila pasien diminta untuk berpartisipasi, mereka memerlukan penjelasan yang dapat
dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mereka. Informasi tersebut meliputi;
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau
mengundurkan diri dimana penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan
menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit.
Standar HPK 7.1
Standar HPK 8
Standar HPK 9
Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan
pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia
sebagai subjeknya.
1. Donasi Organ
Standar HPK 10
Standar HPK 11
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan dan transplatasi organ
dan jaringan.
Elemen Penilaian;
1. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses mendapatkan dan
mendonasi.
2. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses transplantasi.
3. Staf dilatih dalam hal kebijakan dan prosedur tersebut.
4. Staf dilatih mengenai isu dan persoalan tentang donasi organ dan ketersediaan
transplan (seperti informasi tentang kurang tersedianya organ dan jaringan, jual
beli organ manusia dipasar gelap, pengambilan jaringan tubuh tanpa
persetujuan dari narapidana yang dihukum mati atau dari pasien yang
meninggal).
5. Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup.
6. Rumah sakit bekerjasma dengan organisasi yang relevan dan badan-badan di
masyarakat untuk menghormati dan menerapkan pilihan untuk mendonasi.
7. Peran perawat dalam akreditasi rumah sakit pada bagian hak pasien dan rumah
sakit sebagai berikut;
8. Mengidentifikasi nilai dan kepercayaan yang dianut pasien serta menjamin hak
pasien
9. Menginformasikan hak pasien
10. Memberikan kesempatan kepada pasien/ keluarga dalam mengambil keputusan
terkait proses perawatan pasien
11. Melakukan informed consent
12. Menginformasikan tentang alur penerimaan dan penanganan complain.
Pendidikan pasien dan keluarga adalah pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan
keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien
dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah. Pendidikan pasien dapat
mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan
tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan
emergensi bila dibutuhkan.
1. Bagi keluarga
1. Standar PPK 2
Pendidikan oleh staf rumah sakit diberikan kepada pasien dan keluarganya untuk
membantu keputusan dalam proses asuhan. Pendidikan yang diberikan sebagai bagian
dari proses memperoleh informed concent untuk pengobatan (misalnya pembedahan
dan anestesi) didokumentasikan di rekam medis pasien. Sebagai tambahan, bila pasien
atau keluarganya secara langsung berpartisipasi dalam pemberian pelayanan (contoh :
mengganti balutan, menyuapi pasien, , memberikan obat, dan tindakan pengobatan),
mereka perlu diberi pendidikan.
1. Standar PPK 3
Elemen Penilaian;
1. Standar PPK 5
1. Standar PPK 6
Elemen penilaian;
4. Peran perawat dalam akreditasi rumah sakit pada bagian pendidikan pasien dan
keluarga (PPK) sebagai berikut;
5. Mengkaji dan mencatat kebutuhan edukasi pasein
6. Secara berkelanjutan melakukan edukasi pasien dari mulaimasuk sampai pasien
akan pulang
7. Membantu pasien untuk “Speak Up”
8. Melibatkan pasien dalam proses perawatan sebagai contoh mengganti balutan,
obat-obatan dan ganda tangan dalam dokumen.
9. Contoh SOP pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit
DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR TETAP DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, ICU, IGD
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
1. Pengertian PPI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit merupakan suatu upaya
untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar.
Standar PPI 1
Adanya satu atau lebih individu (petugas) yang kompeten mengawasi seluruh kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Misalnya; IPCN/ ICN
Elemen penilaian:
Standar PPI 2
Ada mekanisme koordinasi untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas rumah
sakit (misalnya: epidemiologist, pakar pengumpul data, ahli statistik, manajer unit
strerilisasi sentral, microbiologist, farmasist/apoteker, urusan rumah tangga,
pelayanan lingkungan atau sarana, supervisor kamar operasi). Misalnya; Komite/
Panitia PPI dan TIM PPI
Standar PPI 3
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini,
pedoman praktek yang akseptabel sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku, standar sanitasi dan kebersihan dari badan lokal maupun nasional. Misalnya;
pedoman cuci tangan yang dipublikasikan WHO, peraturan perundang-undangan
tentang program dasar PPI di RS.
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung
program pencegahan dan pengendalian infeksi. Sumber daya cukup meliputi;
Standar PPI.5
Elemen penilaian:
Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit dimasukkan dalam program
pencegahan dan pengendalian infeksi. Hal ini dikarenakan Infeksi dapat masuk ke
rumah sakit melalui pasien, keluarga, staf, tenaga sukarela, pengunjung, dan individu
lainnya, seperti para petugas suplaier.
Standar PPI 6
Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah pencegahan,
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Fokus dari program PPI yaitu rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan
tempat infeksi yang relevan sebagai berikut:
Standar PPI 7
Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko infeksi dan
mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Elemen penilaian:
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan
sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen yang benar. Proses
pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi yang benar, misalnya pembersihan dan
disinfeksi dari alat endoskopi dan sterilisasi perbekalan operasi serta peralatan invasif
atau non-invasif untuk pelayanan pasien. Manajemen laundry dan linen yang tepat
dapat menghasilkan penurunan kontaminasi dari linen bersih dan risiko infeksi bagi
staf akibat laundry dan linen yang kotor.
Peralatan sekali pakai (single-use) mungkin bisa di reuse dalam keadaan khusus. Ada
dua risiko terkait single-use dan reuse peralatan sekali pakai. Ada peningkatan risiko
infeksi, dan ada risiko bahwa performa peralatan tersebut mungkin tidak adekuat atau
tidak memuaskan setelah diproses ulang. Bila alat single-use direuse maka ada
kebijakan di rumah sakit yang mengarahkan reuse. Kebijakan konsisten dengan
peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi termasuk identifikasi
terhadap:
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum.
Elemen penilaian:
1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang tidak dapat
tembus (puncture proof) dan tidak direuse.
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman atau bekerja sama
dengan sumber-sumber yang kompeten untuk menjamin bahwa wadah benda
tajam dibuang di tempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang terkait dengan kegiatan
pelayanan makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan. Misalnya;
Kewaspadaan airborne adalah perlu untuk mencegah transmisi bahan infeksius yang
dapat bertahan di udara dalam waktu yang lama. Penempatan pasien dengan airborne
infeksi yang paling bisa adalah di ruangan tekanan negatif. Bila struktur bangunan
tidak dapat segera mengadakan ruangan tekanan negatif, rumah sakit bisa
mensirkulasi udara melalui sistem filtrasi HEPA (A High-Efficiency Particulate Air)
dengan paling sedikit 12 kali pertukaran udara per jam.
Kebijakan dan prosesur harus mengatur rencana menangani pasien dengan infeksi
airborne dalam jangka waktu singkat ketika ruangan bertekanan negatif atau sistem
filtrasi HEPA tidak tersedia. Prosedur isolasi juga mengatur untuk proteksi staf dan
pengunjung, lingkungan pasien dan pembersihan ruangan selama pasien dirawat dan
setelah pasien pulang.
Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya, sabun dan
desinfektan tersedia dan digunakan secara benar bila diperlukan. Maksud dan
tujuannya sebagai berikut;
Standar PPI 10
Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan kecenderungan infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
Rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit, dengan rumah sakit
lain melalui perbandingan data dasar/ databases.
Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, secara berkala
disampaikan kepada pimpinan dan staf.
Edukasi diberikan sebagai bagian dari orientasi semua staf baru dan dilakukan
penyegaran secara berkala, atau sekurang-kurangnya pada saat ada perubahan dalam
kebijakan, prosedur dan praktek-praktek pengendalian infeksi. Edukasi juga meliputi
temuan dan kecenderungan yang didapat dari kegiatan pengukuran
Peran perawat dalam akreditasi rumah sakit pada bagian pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), sebagai berikut;