Vous êtes sur la page 1sur 11

1.

1 Akuntansi Kliring

Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk
surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam
perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan secara manual tapi juga
secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring didefinisikan juga
sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank atas
nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada
waktu tertentu.

1.1.1 Sistem Kliring

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:

1. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang


dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta
pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
2. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring
dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan
secara manual oleh setiap peserta.
3. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan
pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
4. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara
elektronik yang selanjutnya disebut kliring elektronik adalah
penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan
dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada Data Keuangan
Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan

1
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan
kepada peserta penerima.

1.1.2 Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada
penyelenggara untuk mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan
menjadi:

1. Peserta Langsung
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan
kliring secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri.
Peserta langsung dapat terdiri dari kantor pusat, kantor cabang, dan kantor
cabang pembantu yang tidak berada dalam wilayah kliring yang dengan
kantor induknya.
2. Peserta Tidak Langsung
Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan
kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang
menjadi induknya yang merupakan bank yang sama. Peserta tidak
langsung bisa terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang
pembantu.

1.1.3 Warkat dan Dokumen Kliring

Warkat dan dokumen kliring yang digunakan dalam kliring otomasi wajib
memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai warkat, dokumen kliring, dan pencetakannya pada
perusahaan percetakan dokumen sekuriti.

2
1. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas
beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring.
Warkat yang dapat diperhitungkan dalam kliring otomasi adalah:
1) Cek
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek
cinderamata, dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring
disetujui oleh Bank Indonesia.
2) Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang
disebutkan namanya, termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI).
3) Wesel Bank
Untuk Transfer (WBUT) Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel
sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus
untuk sarana transfer.
4) Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer adalah surat bukti penerimaan
transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta
penerima dana transder melalui kliring lokal.
5) Nota Debet
Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan
warkat tersebut.
6) Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana
pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima
warkat tersebut.

3
2. Dokumen Kliring
Dokumen Kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Dokumen
kliring yang digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal dengan
sistem manual berupa daftar warkat kliring penyerahan (pengembalian)
yang berfungsi sebagai bukti penyerahan (pengembalian) warkat baik
pada kliring penyerahan maupun kliring pengembalian.
3. Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
sistem manual meliputi:
1) Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan
2) Neraca kliring penyerahan/pengembalian
3) Bilyet Saldo Kliring

1.1.4 Tata Cara Penyelenggara Kliring Lokal Manual

Penyelengaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan dan
kliring pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta
wajib mengikuti kedua kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai
oleh penyelenggara dengan mengirimkan wakil peserta walalupun peserta
yang bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan dikliringkan pada
kedua tahap kliring tersebut.

1. Kliring Penyerahan
Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-masing peserta:
1) Warkat Debet Keluar (WDK):
Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan
rekening nasabah tersebut.
2) Warkat Kredit Keluar (WKK):
Warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk
keuntungan rekening nasabah lain.

4
2. Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima dari peserta lain:
1) Warkat Debet Masuk (WDM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank
yang menerima warkat.
2) Warkat Kredit Masuk (WKM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah
bank yang menerima warkat.

1.1.5 Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring


ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang
mewilayahi. Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu
bagi wakil peserta diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat
pada proses penyelenggaraaan kliring penyerahan/pengembalian, sebagai
contoh:

1. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pada pukul 10.30 s/d 11.00


2. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini
berarti bahwa kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian
warkat debet tolakan dapat dimulai pada pukul 13.00 dengan batas
akhir kehadiran wakil peserta pukul 13.30

1.1.6 Prinsip-Prinsip Umum Kliring Warkat Luar Wilayah

Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah


adalah sebagai berikut:

1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat


dikliringkan di wilayah kliring manapun.

5
2. Kepesertaan
3. Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam
melakukan validasi cek dan BG luar kotanya.
4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas cek dan
BG luar kota tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya,
sehingga efektivitas dana cek/BG luar kota tersebut sama dengan
jadwal kliring lokal dimana cek/BG tersebut dikliringkan.
5. Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal
oleh masing-masing bank.

1.1.6 Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi

Transaksi kliring dengan menggunakan sistem ini pada prinsipnya sama


dengan kliring manual. Warkat yang digunakan juga sama, yang
membedakan adalah pada penggunaan teknologi yang lebih canggih. Untuk
penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi (untuk kliring
otomasi) dan didasarkan pada Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya
disebut DKE untuk kliring elektronik. Warkat yang digunakan relatif sama
dengan sistem kliring manual. Dalam kliring elektronik dan otomasi, harus
didukung oleh Sistem Pusat Komputer kliring Elektronik (SPKE), Terminal
Peserta Kliring (TKP), dan Jaringan Komunikasi Data (JKD).

Dalam kliring elektronik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan


sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring adalah: Bukti Penyerahan
Warkat Debet, Bukti Penyerahan Warkat Kredit, Lembar Substitusi, Kartu
Batch, dan Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian
BPRWKP.

6
1.1.7 Akuntansi Kliring Elektronik dan Otomasi

Perlakuan akuntansi untuk penyelenggaraan kliring dengan sistem ini tidak


berbeda dengan kliring manual. Yang membedakan proses penyelesaian
kliring. Dengan demikian perlakuan akuntansi yang dibahas dimuka sudah
bisa untuk memahami akuntansi kliring sistem ini.

Contoh transaksi kliring lokal manual dan pencatatannya:

1. Tanggal 1 Mei 2012 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli


barang kepada B nasabah Bank BAP senilai Rp 10.000.000. Sdr. A
membayarnya dengan cek Bank ABC Semarang.
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk
rekening giro B nasabah Bank BAP Semarang sebesar Rp 20.000.000
sebagai pelunasan hutang.

Pencatatan di Bank ABC Semarang

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 2 1 Mei 2012 Dr. Giro A 30.000.000
Cr. Giro
30.000.000
BI

Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang ditarik
oleh A berupa cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini
merupakan warkat debet masuk karena Bank ABC harus mendebet rekening
nasabah (Sdr. A). Rekening lawannya adalah mengkredit rekening Giro BI
(Bank Indonesia). Disamping itu Bank ABC Semarang juga menerima
amanat dari A untuk membebani rekening gironya melalui bilyet Giro sebesar
Rp 20.000.000. Warkat ini merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC
diperintahkan oleh A untuk mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini

7
sudah memberikan kepastian dana, baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi
bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek (Sdr. A) mencukupi, sedangkan
kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian pencatatannya
secara langsung pada rekening rill.

Pencatatan di Bank BAP Semarang

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. RAR
Kliring 1 1 Mei 2012 10.000.000
Kliring

Kliring 2 1 Mei 20012 Dr. Giro BI 20.000.000


Cr. Giro
20.000.000
B

Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa cek Bank ABC
Semarang sebesar Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan dari
Bank BAP terhadap Bank ABC sehingga perlu dikliringkan melalui Bank
Indonesia Semarang. Bank BAP yang melakukan penagihan terhadap Bank
ABC Semarang akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet
keluar. Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan
menunggu hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu, pada saat kliring
pertama (penyerahan) Bank BAP harus mencatat penagihan kliring ini dalam
rekening administratif sampai dengan kliring kedua berakhir. Sedangkan
untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro dari Bank ABC sebesar Rp
20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung dibukukan
dalam rekening rill.

Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur)? Bila pada kliring kedua terjadi
penolakan warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus

8
dinihilkan dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh
ini misalnya warkat debet keluar senilai Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank
BAP dapat langsung mengkredit rekening RAR warkat kliring Rp 10.000.000
sehingga rekening administratif ini menjadi nihil.

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Cr. RAR
Kliring 1 1 Mei 2012 10.000.000
Kliring

Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka


pencatatannya di samping menihilkan rekening administratif kliring juga
mencatat hasil tagihan kliring tersebut pada rekening rill.

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Cr. RAR.
Kliring 2 1 Mei 2012 10.000.000
Kliring

Dr. Giro BI 10.000.000


Cr. Giro B 10.000.000

Contoh transaksi kliring warkat luar wilayah dan pencatannya:

Pada 12 Juni 2012 Sdr. X telah membeli barang kepada Sdr. Y senilai Rp
100.000.000, Sdr. X adalah nasabah Bank B Surabaya sehinnga melakukan
pembayaran dengan menarik cek bank tersebut sebesar Rp 100.000.000 dan
diserahkan kepada Sdr. Y nasabah Bank A Jakarta. Tanggal 14 Juni 2012 Sdr.
Y melakukan penyetoran untuk rekening gironya dengan cek tersebut yang

9
telah diterima dari Sdr. X. Informasi dari lembaga kliring bahwa cek tersebut
dinyatakan efektif (dana terpenuhi).

Pencatatan Jurnal di Bank A Jakarta

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr.RAR
Kliring 1 14/6/2012 100.000.000
Kliring

Cr.RAR
Kliring 2 14/6/2012 100.000.000
Kliring

Dr. Giro BI 100.000.000


Cr. Giro
100.000.000
Y

Pencatatan Jurnal di Bank B Jakarta

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr.RAK.cab.
Kliring 2 14/6/2012 100.000.000
Surabaya
Cr. Giro BI 100.000.000

Pencatatan Jurnal di Bank B Surabaya

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

10
Transaksi 14/6/2012 Dr. Giro X 100.000.000
Cr. RAK
Antar cabang 100.000.000
Cab. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Dasar-Dasar Pebankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
hal. 69
Taswan, SE, M.Si. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta
Rupiah Semarang: UPP STIM YKPN
http://portofoliolilis86-liez.blogspot.com/2010/01/teller.html
http://unit3ekis.blogspot.com/

Pernyataan

Nama anggota yang aktif mengerjakan:

Ni Kadek Lisa Irawati (1607531151)/(11)

Ni Putu Pradina Mas Jaya Ningrum (1607531153)/(12)

Ni Luh Putu Hendrayanti (1607531157)/(14)

Ni Luh Putu Trisna Dewi (1607531175)/(28)

Giovaninho Ferreira Da Costa (1607531318)/(32)

11

Vous aimerez peut-être aussi