Vous êtes sur la page 1sur 16

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Bahana Nusantara adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam


lingkup usaha Jasa Konsultasi, didirikan pada tanggal 26 September 2003
berdasarkan Akte Notaris Haryanto, SH dengan No. 45 dan Perubahan oleh notaris
Haryanto, SH Notaris di Jakarta dengan Akte Perubahan No. 103 Tanggal 31 Juli 2008,
sebagai upaya ikut berperan serta mengisi pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.
Untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut, PT. Bahana Nusantara
menghimpun tenaga Ahli tetap dan tidak tetap dar berbagai macam disiplin ilmu
yang profesioanl dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing khususnya di
bidang jasa konsultansi. Disamping itu kami juga menjalin hubungan kerjasama
profesional dengan mitra-mitra baik di kalangan instansi Pemerintah Maupun Swasta
Pengalaman menunjukan, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan melalui program/proyek pemerintah selama ini, telah cukup baik, namun
masih belum secara utuh mampu menciptakan interaksi yang dinamis. Dalam skala
kabupaten maupun tingkat masyarakat masih belum komprehensif mampu
mendorong interaksi yang dinamis.

LINGKUP LAYANAN KEAHLIAN


PT. Bahana Nusantara mempunyai lingkup layanan jasa keahlian yang meliputi :
1. Penelitian dan Penyelidikan
Kegiatan pembangunan pada hakekatnya suatu proses perubahan pada suatu tempat
dari keadaan awal menuju keadaan yang dituju. Sebagai langkah awal dari rangkaian
proses pembangunan adalah melakukan proses pengenalan terhadap kondisi awal
pada kawasan yang akan menerima pembangunan. Kegiatan penelitian dan
penyidikan merupakan upaya untuk mengenali kondisi kawasan sebagai masukan
untuk proses perencanaan dan pelaksaaan pembangunan.

2. Survey dan Studi


Adakalanya suatu kegiatan pembangunan layak untuk dilaksanakan pada suatu
daerah tetapi tidak layak untuk dilaksanakan di daerah lain. Oleh karena itu sebelum
suatu perencanaan pembangunan dibuat terlebih dahulu dilakukan survei dan study,
terutama untuk menyimpulkan tindak lanjut apa yang perlu dilakukan dalam
rangkaian proses pembangunan yang dimaksud.

3. Perencanaan dan Perancangan


Perencanaan dan perancangan pada dasarnya merupakan perumusan program,
kegiatan dan bentuk yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan
berdasarkan kaidah perancangan serta disesuaikan dengan kondisi kawasan tempat
dilaksanakannya kegiatan pembangunan tersebut. Produk perancangan dan
perencanaan yang baik, serta keilmuan dapat dipertanggungjawabkan tetapi telah
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sehingga jika dilaksanakan tidak
menimbulkan konflik.
Sebuah perencanaan dan perancangan yang baik jika dilaksanakan belum tentu
terwujud suatu hasil sebagaimana yang dituju karena terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Pekerjaan pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan proyek
pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak, sangat tergantung
pada kuantitas pekerjaan pengolahan dan pengawasan.

SPESIFIKASI JASA LAYANAN KEAHLIAN YANG DITAWARKAN


Berikut ini kami mencoba menawarkan jasa keahlian yang sedang kami kembangkan
melalui :
 Divisi Teknik Manajemen dan Industri;
 Divisi Riset Ekonomi dan Sosial
 Divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM);
 Divisi Kehutanan dan Pertanian;
 Divisi Teknik Lingkungan.

Adapun sasaran pekerjaan meliputi sistem industri yang dimaksud disini tidak
halnya pabrikasi tetapi dapat termasuk industri barang maupun jasa. Diantaranya
adalah bidang pertanian, perkebunan, perhotelan, perbankan dan sebagainya. Pada
dasarnya sasaran pekerjaan yang kami tawarkan berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya yang terdiri dari :
 Divisi Kehutanan dan Pertanian;
 Divisi Teknik Lingkungan.

Adapun sasaran pekerjaan meliputi sistem industri yang dimaksud disini tidak
halnya pabrikasi tetapi dapat termasuk industri barang maupun jasa. Diantaranya
adalah bidang pertanian, perkebunan, perhotelan, perbankan dan sebagainya. Pada
dasarnya sasaran pekerjaan yang kami tawarkan berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya yang terdiri dari :

 Manusia
 Sarana dan Prasarana
 Sumberdaya Alam Termasuk Lingkungan

Adakalanya suatu kegiatan pembangunan layak untuk dilaksanakan pada suatu


daerah tetapi tidak layak untuk dilaksanakan di daerah lain. Oleh karena itu sebelum
suatu perencanaan pembangunan dibuat terlebih dahulu dilakukan survei dan study,
terutama untuk menyimpulkan tindak lanjut apa yang perlu dilakukan dalam
rangkaian proses pembangunan yang dimaksud.

Perencanaan dan Perancangan


Perencanaan dan perancangan pada dasarnya merupakan perumusan program,
kegiatan dan bentuk yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan
berdasarkan kaidah perancangan serta disesuaikan dengan kondisi kawasan tempat
dilaksanakannya kegiatan pembangunan tersebut. Produk perancangan dan
perencanaan yang baik, serta keilmuan dapat dipertanggungjawabkan tetapi telah
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sehingga jika dilaksanakan tidak
menimbulkan konflik.
Sebuah perencanaan dan perancangan yang baik jika dilaksanakan belum tentu
terwujud suatu hasil sebagaimana yang dituju karena terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Pekerjaan pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan proyek
pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak, sangat tergantung
pada kuantitas pekerjaan pengolahan dan pengawasan.

CORPORATE PLANNING
Dalam perkembangan dunia usaha yang bersifat dinamis ini perusahaan akan selalu
mengahadapi perubahan lingkungan eksternal, baik itu perubahan sosial budaya,
ekonomi, maupun politik. Untuk kepentingan kelangsungannya, perusahaan dituntut
agar dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut melalui pembuatan Corporate
Planning yang dapat merangkum simpul-simpul perubahan pada masa yang akan
datang.
Corporate Planning ini meliput perencanaan masteplan, pembuatan studi kelayakan,
arah strategi perusahaan, pengembangan serta pelaksaan usaha, yang disadari oleh
misi dan tujuan perusahaan. Corporate Planning berperan sebagai masterplan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, pengembangan serta pelaksanaan usaha
perusahaan yang mengarahkan perusahaan agar tidak menyimpang dari misi dan
tujuan.

Pengembangan Sistem dan Prosedur


Adanya tuntutan akan produk yang bermutu, membuat perudahaan harus
meningkarkan produktifitasnya. Produktifitas merupakan fungsi dari efektivitas dan
efisiensi. Untuk meningkatkan produktifitas salah satunya melalui pembuatan sistem
prosedur seperti itu diharapkan tindakan/kegiatan yang tidak perlu dapat dikurangi.
Sistem prosedur standar pada perusahaan yang bersangkutan akan membentu dalam
pencapaian atau peningkatan produktifitasnya.
Guna meningkatkan produktifitas total diperlukan perbaikan pada beberapa
produktifitas parsialnya, salah satunya adalah produktifitas tenaga kerja ini
bergantung pada motivasi kerja dan tenaga itu sendiri. Untuk itu perusahaan harus
dapat menciptakan suasana/iklim yang mendukung peningkatan motivasi kerja.
Salah satu cara dengan memperbaiki sistem perupahan dan penghargaan yang efektif
dan berorientasi pada peningkatan motivasi kerja, sehingga akhirnya prestasi kerja
yang baik akan tercapai apabila dalam penyusunannya memperhatikan kondisi dan
tujuan dari perusahaan.
Penyusunan sistem perupahan dan pengarahan ini berawal dari evaluasi jabatan
yang meliputi job diskripsi dan analisa jabatan. Dengan berpijak pada analisa jabatan
ini diharapkan akan didapat sistem perubahan yang adil baik bagi karyawan maupun
perusahaan.
PENDAHULUAN

Peraturan Presiden No 3 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun


2015 menegaskan bahwa sasaran pembangunan pendidikan untuk jenjang SD dan
SMP dalam tahun 2015 adalah tercapainya APM SD/SLB/MI sebesar 91,23 persen.
Untuk melaksanakan amanat tersebut, pada tahun 2105 Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar telah memprogramkan kegiatan-kegiatan antara lain: (1) rehabilitasi
dan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan SD; dan (2) penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan SD yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) termasuk pembangunan ruang kelas baru (RKB), pusat sumber
belajar/perpustakaan, sarana TIK dan sarana peningkatan mutu pendidikan lainnya
yang pelaksanaannya dirancang melalui program pusat (sumber dana APBN) dan
program daerah (sumber dana DAK bidang pendidikan).
Program Bantuan Sosial Rehabilitasi dan Revitalisasi Sarana/Prasarana Sekolah
Dasar 2015 adalah pengelolaan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah (sekolah) tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang belum mencapai standar sarana
daan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang menjadi urusan daerah sesuai
prioritas nasional tahun 2015.
Peningkatan prasarana pendidikan terdiri dari (1) Rehabilitasi Ruang Kelas
Rusak Sekolah Dasar; dan (2) Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar. Oleh karena itu
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar c.q Direktotat Pembinaan Sekolah Dasar
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk (1) menyusun petunjuk pelaksanaan
bantuan Rehabilitas Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar; (2)
melakukan validasi data bantuan Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi
Gedung Sekolah Dasar; dan (3) melakukan sosialisasi bantuan Rehabilitasi Ruang
Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar.
Sehubungan dengan ruang lingkup Bantuan Sosial Rehabilitasi Ruang Kelas
Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar SD 2015 bidang pendidikan SD/SDLB
dan tugas tanggung jawab Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar sebagaimana di atas,
Direktorat Pembinaan SD membutuhkan peran serta tenaga konsultan dengan
pertimbangan (1) Ketersediaan sumber daya manusia di Direktorat Pembinaan SD
dari jumlah, tingkat dan bidang yang relevan masih terbatas; (2) Wilayah jangkauan
dan jumlah sasaran yang besar meliputi hampir seluruh kabupaten/kota di 34
provinsi.
USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Usulan Jasa Konsultan Rehabilitas dan Revitalisasi hendaklah melibatkan semua


stakeholder (pemangku kepentingan). Stakeholder pada hakikatnya adalah
keikutsertaan untuk pengembangan kapasitas (capacity development) dengan
melibatkan masyarakat secara langsung. Hal ini agar upaya pemerintah untuk
meningkatkan efektivitas dan tata kelola pendidikan yang lebih baik dengan
melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga pemantauan dan evaluasi. Adapun usulan pendekatan yang dapat dilakukan
adalah:

1. Mengembangkan hubungan

Langkah pertama dalam adalah membangun suatu hubungan saling


percaya di antara anggota kelompok masyarakat dan antara masyarakat dengan
pihak luar seperti fasilitator, narasumber, pejabat pemerintah dan lain-lain.
Untuk mewujudkan hal ini perlu disediakan waktu yang cukup bagi semua
orang saling mengenal lebih dalam tentang diri masing-masing sehingga bisa
menghargai kemampuan masing-masing untuk memberikan kontribusi
terhadap pembangunan masyarakat. Bahkan walaupun sebagian anggota
masyarakat sudah saling mengenal satu sama lain, akan baik sekali jika
diberikan waktu untuk saling mengetahui potensi mereka masing-masing dan
mencari kesalingterkaitan dan saling ketergantungan mereka dalam upaya
memperbaiki kehidupan bersama.
Pada tahap ini perlu dibangun komunikasi yang tulus dan efektif di antara
sesama anggota masyarakat dan antara masyarakat dengan pihak luar. Pihak
pemerintah dan masyarakat dalam tahap ini perlu membangun saling
keterbukaan jika mereka ingin mengubah perencanaan yang top-down menjadi
suatu hubungan tulus yang membantu masyarakat mengembangkan
kapasitasnya. Hakikat pemberdayaan yang sebenarnya bukanlah memberikan
uang atau fasilitas kepada masyarakat, namun membantu agar mereka dapat
mengelola kegiatan secara efektif dan efisien.
2. Menemukan kapasitas
Fokus tahap ini adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang perlunya
rehabilitasi dan revitalisasi bagi masyarakat. Ini merupakan bagian di mana
masyarakat mencoba menemukan dan menghargai apa yang telah ada di sekitar
mereka. Pada tahap ini mencoba mengenali dan menyadari apa yang sejatinya
bangunan untuk pendidikan di masa lalu dan juga mengetahui masalah-masalah
yang mereka hadapi pada saat itu, bagaimana mereka dapat memecahkannya,
serta struktur organisasi apa yang mereka gunakan. Masyarakat mencoba
menemukan dan memahami apa yang telah mereka miliki, apa kekuatan dan
kelemahan mereka, dan apa potensi sumberdaya yang dapat mereka gunakan.
Pemahaman terhadap diri mereka sendiri akan menumbuhkan motivasi dan
kegairahan mereka untuk bekerja bersama-sama.

3. Membangun cita-cita masyarakat


Pada tahap ini masyarakat didorong untuk menyatakan cita-cita mereka.
Cita-cita adalah suatu gambaran kreatif tentang masa depan yang positif.
Setelah memiliki cita-cita, mereka kemudian mengembangkannya menjadi visi.
Visi adalah terjemahan sebuah cita-cita menjadi gambaran jangka panjang yang
menarik dan jelas, yang mampu menumbuhkan suatu komitmen yang kuat
serta motivasi dan arah untuk bertindak. Selanjutnya visi yang jelas dapat
dijabarkan menjadi tujuan. Proses merumuskan visi bersama adalah suatu
prakondisi bagi munculnya tindakan bersama.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa cita-cita harus berasal dari
masyarakat itu sendiri dan harus merupakan cita-cita seluruh masyarakat.

4. Arah tindakan masyarakat


Fokus pada tahap ini adalah menetapkan tujuan yang jelas yang menjadi
arah yang jelas bagi kegiatan-kegiatan masyarakat tersebut. Tujuan yang
ditetapkan harus diarahkan kepada visi. Kejelasan tentang output akan
mendukung pencapaian visi. Tujuan hendaknya dirumuskan dengan jelas dan
disetujui oleh masyarakat.
5. Merancang tindakan masyarakat
Merancangan tindakan masyarakat adalah tahap bagi masyarakat untuk
menerjemahkan visi, tujuan dan kegiatan-kegiatan ke dalam suatu rencana
dengan struktur yang jelas dan logis. Beberapa aspek yang harus diperjelas
adalah visi, tujuan, kegiatan, sumberdaya yang dibutuhkan, faktor-faktor
penghambat, dan sebagainya. Bentuk rencana dapat berupa Kerangka Kerja
Logis (Logical Framework), Matriks Rencana Proyek atau Rencana Aksi, atau
bentuk lain yang lebih sederhana yang dapat dipahami oleh masyarakat.
Selama proses pembuatan rencana, masyarakat harus mencoba untuk
menggunakan sumberdaya internal di samping juga sumberdaya eksternal,
misalnya yang berasal dari pemerintah dan organisasi non pemerintah.

6. Melaksanakan kegiatan
Fokus tahap pelaksanaan kegiatan adalah melaksanakan rencana yang
telah disusun. Pada tahap ini input internal dan eksternal harus diatur sehingga
kegiatan yang telah dirancang dapat dilaksanakan dengan sukses. Pengawasan
yang ketat penting untuk meyakinkan bahwa kegiatan dilaksanakan dan
perubahan-perubahan yang diperlukan telah dibuat.
Demikian juga peranan semua pihak diperjelas dan tanggung jawab
mereka masing-masing diketahui.

7. Mendokumentasikan hasil dan hal yang dipelajari


Dalam tahap ini melakukan refleksi terhadap “proses perjalanan” dan
hasil yang telah dicapai. Refleksi dilakukan oleh semua pihak yang terlibat.
Dokumentasi merupakan evaluasi terhadap proyek dan rencana aksi untuk
menilai keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Dokumentasi terdiri dari analisis, berbagi
pengalaman, dan merangkum semua pengetahuan dan pengalaman yang
dipelajari dari tahapan-tahapan sebelumnya. Tahap ini penting untuk perbaikan
atau kelangsungan langkah-langkah berikutnya dalam pencapaian visi.
Metodologi Berbasis Komunitas sebenarnya bisa dengan membangun hubngan
kelembagaan yang lebih mudah dikontrol oleh para pemangku kepentingan, yaitu
warga itu sendiri. Sehingga apa pun yang akan diputuskan bersama akan
berhubungan sangat erat dengan kenyataan, lebih konkrit dibanding bila pengambil
keputusan adalah orang yang tidak menghadapi persoalan secara langsung. Tentu
saja pengambilan keputusan ini perlu mendapat dukungan oleh pemerintah
setempat, terutama dukungan informasi, panduan, dan pendampingan teknis.
 Membangun Institusi Warga
Melalui institusi warga yang dibentuk untuk menyelenggarakan tata
kelola (good governance), perencanaan Berbasis Komunitas (village planning)-
pun lebih mudah difasilitasi untuk mengarah pada model yang akan
berkelanjutan, dengan menerapkan kawasan penyangga secara mikro. Melalui
sistem tata kelola yang baik, karena di dalamnya warga juga diajak untuk
menciptakan kelestarian melalui pemeliharaan bangunan dan sekaligus
pembangunan yang memperhatikan keseimbangan ekologis di dalamnya. Karena
aturan main dibuat sendiri oleh warga (dengan panduan dari pemerintah), tentu
saja warga akan berusaha mengontrol antarsesama mereka.
Model ini bisa diintegrasikan dengan skala secara bertahap dan
berkesinambungan melalui sistem fasilitasi yang kemudian membentuk satuan.
Pada tingkat satuan keberadaan Berbasis Komunitas- sudah perlu diintegrasikan
dengan berbagai fasilitas pendukung seperti, sarana pendidikan terpadu, dan
sebagainya.
Melalui pola-pola pengelolaan lingkungan yang terkoneksi dengan
berbagai fasilitas seperti disebutkan di atas, maka perubahan ke arah
penggunaan secara lebih efisien dan pengembangan yang bernilai tambah tinggi
menjadi lebih mudah diselenggarakan.
RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN

Adapun usulan rencana kerja dan jadwal kegiata adalah sebagai berikut :

1. Persiapan kegiatan. Dilakukan agar terjadi kesinkronan antara semua pihak


terkait.
2. Pelaksanaan kegiatan dengan pola manajemen komunitas
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
5. Kesepakatan dan komitmen (legal agreement) stakeholder
6. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan

Perincian pelaksanaan kegiatan adalah sebagi berikut :

1) Persiapan kegiatan
Inti tahap persiapan ini adalah melakukan penguatan kapasitas
Pemerintah Daerah, pembentukan dan penguatan kapasitas Tim, penyusunan
rencana kerja dan sosialisasi kegiatan di tingkat masyarakat atau
Kelurahan/Desa. Bagaimana melakukannya:
 Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah
 Tujuan penguatan kapasitas Pemerintah Daerah
 Penguatan kapasitas Pemerintah yang diarahkan agar dinas-dinas
terkait mampu dan bersedia memberikan bimbingan dan pelayanan,
berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran malalui APBN dan APBD
untuk rehabilitasi dan revitalisasi di mana perangkat Pemerintah
Daerah mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator kegiatan.

2) Pelaksanaan kegiatan dengan pola manajemen komunitas


Tahap ini merupakan proses pembelajaran awal bagi tim pelaksana dan
seluruh perangkat yang ada dalam mengelola kegiatan skala kecil pada tempat-
temat yang menjadi prioritas, dengan melibatkan partisipasi masyarakat
setempat.
Pengelolaan kegiatan ini dilakukan oleh tim konsultan, termasuk tenaga
pendukung yang difasilitasi dan didampingi oleh tim Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar. Output yang diharapkan adalah: paham akan manajemen
pengelolaan bangunan.

3) Perencanaan
Perencanaan adalah proses pembelajaran bagi tim dan seluruh perangkat
dalam menyusun rencana kegiatan yang mudah dipahami. Kegiatan
perencanaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
 Mengenali dan memahami informasi dasar perencanaan
 Mempersiapkan data dan informasi stakeholder potensial
 Mempersiapkan sarana pendukung (tools) kegiatan
 Menyusun strategi kegiatan.

4) Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemasaran


Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan merupakan kegiatan inti yang harus
sungguh-sungguh dilakukan oleh tim konsultan dalam mewujudkan
keberlanjutan pelaksanaan pendidikan di seluruh provinsi, kabupaten/kota
Indonesia. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan akan mempercepat proses
pembangunan yang sesuai dengan hasil-hasil perencanaan partisipatif dan
sekaligus dapat meminimalisasi ketergantungan masyarakat akan peran
pemerintah.

5) Kesepakatan dan komitmen (legal agreement) stakeholder


Pada tahap ini, tim telah mendapat kepastian dari para stakeholder untuk
memberikan bantuan pelaksanaan. Wujud bantuan yang akan diberikan kepada
tim perlu diatur ke dalam peraturan atau surat perjanjian yang sah (legal
agreement) dan disetujui berbagai pihak.
Bentuk-bentuk kerjasama dan aturan kesepakatan kerjasama akan
dirumuskan oleh tim yang difasilitasi dan didampingi oleh tim konsultan dan
tim teknis Direktorat Pembinaan SD. Bentuk aturan kesepakatan kerjasama
yang saah, biasanya dituangkan kedalam nota kesepahaman (MOU).

6) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan


Pada tahap ini tim konsultan dan tim Direktorat Pembinaan SD
memfasilitasi tim untuk menyusun laporan kegiatan yang telah dilakukan
termasuk laporan tahap I, dan tahap II yang dilengkapi hasil audit yang
dilakukan oleh auditor independent. Pada tahap berikutnya, hasil laporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan diajukan kepada untuk diverifikasi.
ORGANISASI DAN PERSONIL

TUGAS MASING-MASING KONSULTAN


1. Penanggung Jawab Pekerjaan (Team Leader)
 Melakukan perumusan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat bangunan;
 Melakukan perumusan pedoman penyusunan rencana anggaran biaya
bangunan;
 Melakukan asistensi dan bimbingan teknis tentang konstruksi bangunan;
 Memberikan layanan konsultasi tentang konstruksi bangunan;
 Melakukan proses penyiapan pelaksanaan verifikasi/validasi;
 Melakukan proses penyiapan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi/supervisi.

2. Arsitektur
 Menyiapkan rancangan teknis bangunan terkait program Rehabiltasi
Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar;
 Membantu menyusun panduan/pedoman/petunjuk teknis terkait
program;
 Membantu Direktorat Pembinaan SD, dalam hal tugas-tugas pelayanan
umum dan pemberian informasi kepada masyarakat serta pelayanan
pengaduan masyarakat dalam bidang bangunan yang terkait program
Rehabiltasi Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar;
 Membatu menyiapkan penyusunan laporan terkait program Rehabiltasi
Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar.

3. Manajemen
 Membantu penyusunan panduan/pedoman pelaksanaan monitoring
dan evaluasi program Rehabiltasi Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi
Gedung Sekolah Dasar;
 Menyiapkan rancangan analisis data terkait program Rehabiltasi Ruang
Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar;
 Membantu menyiapkan bahan workshop/rakor dan kegiatan lainnya
terkait program Rehabiltasi Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung
Sekolah Dasar;
 Membantu menyiapkan penyusunan laporan terkait program
Rehabiltasi Ruang Kelas Rusak dan Revitalisasi Gedung Sekolah Dasar.

Vous aimerez peut-être aussi