Vous êtes sur la page 1sur 16

PROFIL PERUSAHAAN

MUR TOLONG PROFILNYA YA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UUD 1945 tanggungjawab pendidikan bangsa, terutama pendidikan dasar adalah
menjadi tanggungjawab pemerintah. Hal ini terutama dijelaskan pemerintah dalam pasal
’31 ayat (2) bahwa “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”. Isu kritis muncul dalam pembahasan ini adalah
bagaimana komitmen pemerintah menyikapi amanat konstitusi ini, padahal kita tahu
bahwa pendidikan dasar belum dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, dan biaya
pendidikannya sampai saat ini sebagian masih ditanggung masyarakat sendiri. Artinya,
pendidikan dasar 9 tahun masih belum benar-benar gratis, bahkan masih terkesan tetap
mahal bagi kalangan orang miskin.

Pemikiran tentang reformasi pendidikan didasarkan pada penilaian atas kegagalan


pendidikan nasional pada masa Orde Baru. Upaya Orde Baru meningkatkan kualitas dan
efektivitas pendidikan tentu dilandasi niat baik dan membawa hasil yang spektakuler jika
dibanding dengan orde sebelumnya, tetapi kita tidak bisa mendasarkan pada maksud
baik semata. Catatan tentang kegagalan yang mengecewakanpun perlu diungkap secara
adil yang meliputi: 1) Kegagalan memberikan pendidikan secara merata kepada anak usia
sekolah, yang dikenal dengan wajib belajar (wajar 9 tahun); 2) Kegagalan hasil pendidikan
membangun kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab pada masyarakat dan
bangsa, karena tidak mampu memcahkan masalah, lemah berkomunikasi dan dalam
bekerja sama; 3) Konflik yang tak terselesaikan tentang kurikulum sebagai alat
perubahan; 4) keterbatasan jumlah anggaran pendidikan dalam APBN; 5) Politisasi
lembaga pendidikan dikaitkan dengan pemeliharaan dukungan terhadap rezim Orde Baru
oleh birokrasi pendidikan, dan sebagainya.
Reformasi pendidikan sebagai kesempatan yang terbuka setelah tumbangnya rezim Orde
Baru dan berfokus pada: 1) Usaha-usaha meningkatkan Anggaran Pendidikan dalam
APBN 2001; 2) Perubahan jumlah mata pelajaran di SD; 3) Perubahan paradigma
pendidikan dari mengajar ke belajar; 3) Perubahan atau perumusan falsafah pendidikan
dalam cara pandang atau memposisikan murid sebagai warga belajar yang bermartabat;
dan 4) Perubahan atau perumusan fungsi pendidikan untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan warga belajar untuk menghadapi masa depan yang komplek dan dinamis
(berubah).

Akibat dari kecilnya anggaran pendidikan salah satu pengaruhnya adalah gagalnya arus
murid dalam penyelenggaraan wajib belajar. Wajib belajar adalah upaya melaksanakan
UUD pasal 31 bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Dari pasal
ini pemerintah memiliki dua mandat dari UUD 1945 yaitu: aspek kualitatif “mencerdaskan
bangsa” dan aspek kuantitatif “tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Depdiknas sebagai aktor utama dalam pelaksanaan pendidikan, dianggap berhasil apabila
29 juta anak mendapat pendidikan SLTP. Tetapi angka BPS 2005 menunjukkan bahwa 15
juta anak usia sekolah drop-out pada jenjang SD kelas 3, dan 7 juta drop-out SD kelas 4-6.

Dalam kaitan ini dilakukan manusia sejak manusia berada dalam usia yang sangat dini
(dalam kandungan sang ibu). Kemudian terus berproses sampai ia mencapai usia dewasa.
Proses pendidikan ini bahkan berlangsung tanpa dibatasi usia, kata Jhon Dewey disebut
sebagai long life education. Pada prinsipnya bahwa pendidikan merupakan proses yang
berkelanjutan dan tidak mengenal titik akhir, ini artinya bahwa berakhirnya pendidikan
berarti berakhir pula kehidupan. Tetapi, jika proses pendidikan tidak berjalan dengan
baik, yang terjadi adalah pengingkaran terhadap hakikat hidup manusia itu sendiri. Oleh
sebab itu, upaya untuk memperlancar proses pendidikan merupakan kewajiban, bukan
saja menjadi kewajiban bagi pemerintah, melainkan juga bagi semua masyarakat dan
bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD ’45 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi: “tiap-
tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran,” dan pasal 5 ayat (1) UU No. 20
tahun 2003 tentang SISDIKNAS menegaskan bahwa ”setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, bahkan pada pasal 6 ayat (1)
dinyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar.”

Pertanyaan yang perlu disampaikan di sini adalah tanggung jawab siapa pendidikan itu?
Jawabannya adalah seperti yang dijelaskan dalam GBHN bahwa pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat. Oleh sebab itu, “pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama, tanggung
jawab seluruh bangsa Indonesia.” Namun dalam kontek UUD 1945 nampaknya
tanggungjawab pendidikan bangsa, terutama pendidikan dasar (SD dan SMP) adalah
menjadi tanggungjawab pemerintah. Hal ini terutama dijelaskan pemerintah dalam pasal
’31 ayat (2) bahwa “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”. Isu kritis muncul dalam pembahasan ini adalah
bagaimana komitmen pemerintah menyikapi amanat konstitusi ini, padahal kita tahu
bahwa pendidikan dasar belum dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, dan biaya
pendidikannya sampai saat ini (walaupun ada dana BOS) sebagian masih ditanggung
masyarakat sendiri. Artinya, pendidikan dasar 9 tahun masih belum benar-benar gratis,
bahkan masih terkesan tetap mahal bagi kalangan orang miskin.

Pendanaan pendidikan merupakan ketersediaan dana dari pemerintah untuk pendidikan.


Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Pendanaan pendidikan adalah penyediaan
sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan.Dimana dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 48/2008 tentang Pendanaan
Pendidikan telah disetujui dan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
8 Juli 2008, namun PP itu tidak secara jelas mengatur larangan pungutan di sekolah. PP
tersebut, bahkan seakan melegalkan terjadinya pungutan untuk pembiayaan pendidikan
di satuan pendidikan sekolah negeri maupun swasta.

B. LANDASAN HUKUM

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem


Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
d. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden No.
4 Tahun 2015
e. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Nomor DIPA SP DIPA-023.03.1.666011/2015
tanggal 14 November 2014.Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
f. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan
Buta Aksara.
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2008
Tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
Digunakan dalam Proses Pembelajaran (SD: PKn, IPA, IPS, Matematika, Bahasa
Indonesia dan SMP: IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris)
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2008
Tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
Digunakan dalam Proses Pembelajaran

C. TUJUAN PENULISAN

Pengadaan jasa konsultan program BOS bertujuan untuk membantu Direktorat


Pembinaan SD dalam rangka tata kelola program BOS SD tingkat nasional pada Direktorat
Pembinaan SD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta memberikan pedoman
dalam pemilihan konsultan, sehingga diperoleh konsultan yang tepat dan mampu
melaksanakan tugas dengan baik.

D. MANFAAT

Manfaat dari adanya kegiatan ini adalah:


 Tersedianya panduan/pedoman/petunjuk teknis terkait program BOS
 Tersedianya pendataan yang terkait dengan program BOS
 Tersosialisasikannya program BOS
 Adanya panduan dan instrument monitoring evaluasi program BOS
 Adanya dokumen analisis terkait program BOS
 Terlaporkannya semua kegiatan program BOS
 Terlaksananya tata kelola kegiatan BOS secara efektif dan baik.

E. Lingkup Pekerjaan
 Menyusun perencanaan dan pendataan terkait program BOS SD.
 Menyusun panduan/pedoman/petunjuk teknis terkait program BOS SD.
 Menyusun materi sosialisasi/rakor/workshop program BOS SD tahun 2015
 Memberikan layanan konsultasi dan pengaduan masyarakat terkait program BOS
SD.
 Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi program BOS SD.
 Melakukan analisis data terkait program BOS SD.
 Menyusun laporan-laporan terkait program BOS SD tahun 2015.
 Pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan program BOS SD termasuk aspek
teknis dan administratif.

LANDASAN TEORITIS
BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi
satuan pendiidkan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

Tujuan program BOS adalah


1. menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya
operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta
2. menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasional
sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah
Bertaraf Internasional (SBI)
3. meringankan beban biaya opersional sekolah bagi siswa di sekolah swasta. Hal
tersebut menggambarkan bahwa program BOS bermanfaat pada penuntasan wajib
belajar 9 tahun, yakni sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri maupun
swasta. Sekolah program kejar Paket A dan B serta SMP terbuka tidak termasuk dalam
sasaran dari PKPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
Minyak) bidang pendidikan, karena hampir semua komponen dari ketiga program
tersebut dibiayai oleh pemerintah (Santoso, 2007: 20). Madrasah Diniyah juga tidak
berhak memperoleh BOS, karena siswanya telah terdaftar di sekolah reguler yang
telah menerima BOS.
Manfaat BOS Dalam Penyelenggaraan Pendidikan adalah membantu peserta didik untuk
mandapatkan pendidikan yang bebas biaya dan bermutu. Masyarakat mempunyai
pengharapan yang begitu tinggi dengan adanya pendanaan biaya operasional pendidikan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah dapat berlangsung dengan semestinya dan
pihak-pihak yang terkait bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.

Tahap awal penerapan program ini adalah dengan membebaskan biaya operasional bagi
peserta didik yang kurang mampu. Setelah penerapan pertama berlangsung sukses,
pemerintah mengubah tujuan BOS menjadi program pendidikan gratis bagi peserta didik
di sekolah dasar dan menengah pertama negeri dan swasta. Tujuan tersebut
memaksakan sekolah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu tanpa mengurangi
mutu pendidikan yang telah dicapai oleh sekolah.

Program BOS dalam pemanfaatannya adalah untuk pemerataan dan perluasan akses,
program BOS juga merupakan program untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya
saing serta untuk tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Melalui program ini
yang terkait dengan pendidikan dasar 9 tahun, setiap pengelola program pendidikan
harus memperhatikan hal-hal berikut:

1) BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu
pendidikan dasar 9 tahun
2) tidak adanya peserta didik miskin yang putus sekolah
3) lulusan SD harus diupayakan keberlangsungan pendidikannya ke SMP;
4) kepala sekolah mengajak peserta didik SD yang akan lulus dan berpotensi tidak
melanjutkan sekolah ditampung di SMP sementara, apabila terdapat peserta
didik SMP yang akan putus sekolah agar diajak kembali ke bangku sekolah
5) kepala sekolah bertanggung jawab mengelola dana BOS secara transparan dan
akutabel
6) BOS bukan penghalang bagi peserta didik, orang tua, atau walinya dalam
pemberian sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah. Hal-hal
diatas menjelaskan peranan BOS dalam penyelenggaraan pendidikan dasar 9
tahun. BOS adalah bantuan biaya operasional sekolah namun bukan penghalang
bagi sumbangan sekolah.

Dalam menetapkan alokasi dan BOS tiap sekolah perlu dipertimbangkan bahwa dalam
satu tahun anggaran terdapat dua periode tahun pelajaran yang berbeda, sehingga perlu
acuan sebagai berikut: alokasi dana BOS untuk periode tertentu misalnya Januari-Juli
didasarkan pada jumlah siswa tahun yang berjalan, alokasi BOS periode Juli-Desember
didasarkan pada data siswa tahun pelajaran (sekolah diharapkan mengirimkan jumlah
data siswa kepada Tim Manajemen BOS Kab/Kota setelah pendaftaran siswa baru tahun
selesai.

Agar pelaksanaan pendidikan gratis dapat terlaksana dan tercapai sesuai dengan target,
maka untuk penyaluran dananya dilakukan secara langsung dari lembaga penyalur yang
diberikan kewenangan oleh pemerintah ke rekening sekolah. Oleh karena itu, sekolah
penerima BOS harus memiliki rekening sekolah atas nama lembaga yang harus di
tandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara BOS. Cara tersebut di anggap efektif
dalam mekanisme penyaluran dana BOS ke sekolah-sekolah yang dituju. Pengambilan
dana BOS dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai keperluan sekolah. Pasalnya, dengan
dana BOS yang ada seyogyanya telah membantu pemerintah daerah meringankan biaya
operasional yang ditanggung sekolah. Hal ini membuktikan bahwa BOS digunakan untuk
membantu kegiatan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah untuk
penyelenggaraan pendidikan, sehingga sekolah yang telah mampu memenuhi
kebutuhannya dapat mengalihkan dana BOS tersebut kepada siswa yang tidak mampu
agar pelaksanaan pendidikan gratis terlaksana. Dalam buku panduan BOS, penyaluran
dana disalurkan secara bertahap, yaitu setiap periode tiga bulan, disalurkan pada bulan
awal dari periode tiga bulan.

Pada dasarnya penggunaan dana BOS dapat digunakan untuk:

 Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru


 Pembelian Buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di
Perpustakaan.
 Pembelian bahan-bahan habis pakai, misalnya kapur tulis peralat.
 Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan,
olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan
sejenisnya.
 Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil
belajar siswa.
 Pengembangan Profesi Guru: pelatihan KKG/MGMP dan KKKS/MKKS.
 Pembiayaan perawatan sekolah. Misalnya pengecatan dan perbaikan atap bocor.
 Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk
pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.
 Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang
tidak di biayai pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Tambahan intensif bagi
kesejahteraan guru PNS di tanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
 Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.
 Khusus untuk pesantren Salafiyah dan sekolah agama non Islam, dana BOS dapat
digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah.
 Pembiayaan Pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan
penyusunan laporan.

Telah jelas apabila program BOS dapat diartikan sebagai bantuan pendidikan gratis bagi
siswa yang berada di jenjang pendidikan SD. Pelaksanaan BOS ini pun masih perlu
monitoring dan evaluasi oleh petugas yang ditunjuk dari sekolah sebagai usaha bagi
pemerintah dan pemerintah daerah untuk merealisasikan penuntasan pendidikan wajib
belajar dasar 9 tahun yang bermutu, agar dapat menciptakan masyarakat yang beradab
dan berdaya saing global.

Pada dasarnya penciptaan masyarakat beradab adalah usaha untuk membuat kehidupan
yang lebih baik, apabila mengingat sejarah bangsa kita pada abad sebelum merdeka kita
berada pada suatu kondisi yang sangat jauh dari kehidupan yang cerdas. Maka bangsa
Indonesia perlu perubahan melalui transformasi budaya. Pendidikan adalah jawaban dari
pernyataan sebelumnya. Dengan pendidikan, budaya-budaya yang ada dapat terjamin
keberadaannya, terutama pada pendidikan dasar.

Adapun penggunaan dana BOS yang dilarang adalah:


 untuk disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan;
dipinjamkan kepada pihak lain: membiayai kegiatan yang bukan merupakan
prioritas sekolah
 membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak berkaitan dengan
kepentingan murid
 melakukan rehabilitasi sedang dan berat
 membangun gedung/ruanganbaru
 membeli bahan atau peralatan yang tidak mendukung prosespembelajaran
 menanam saham dan
 membiayai kegiatan yang telah dibiayai sumber dana pemerintah pusat atau
daerah

A. STRUKTUR PERATURAN PEMERINTAH NO 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN


PENDIDIKAN
1. Bab 1 ketentuan umum terdiri dari 6 pasal yaitu; Pasal 1 terdiri dari 6 ayat ;Pasal 2
terdiri dari 2 ayat ; Pasal 3 terdiri dari ; Pasal 4 ; Pasal 5 ;Pasal 6
2. Bab II Tanggung jawab pendanaan pendidikan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu enam bagian
a. Bagian kesatu tentang biaya investasi satuan pendidikan paragraph 1 biaya
investasi lahan pendidikan terdiri 3 pasal. Pasal 7 terdiri dari 7 ayat; pasal 8
terdiri 2 ayat; pasal 9 terdiri dari 3 ayat. Paragraf 2 biaya investasi selain lahan
pendidikan terdiri dari 4 pasal yaitu pasal 10 terdiri dari 3 ayat ; pasal 11 terdiri
dari 2 ayat ;pasal 12 terdiri dari 2 ayat dan pasal 13 terdiri dari 3 ayat.
b. Bagian kedua tentang biaya investasi penyelenggaraan dan atau pengelolaan
pendidikan. Paragraph 1 biaya investasi lahan terdiri dari satu pasal yaitu pasal
14 yang ter terdiri dari 2 ayat. Paragraf 2 biaya investasi selain lahan yaitu pasal
15 terdiri 2 ayat.
c. Bagian ketiga tentang biaya operasi satuan pendidikan. Paragraph 1 biaya
personalia terdiri dari 5 pasal yaitu pasal 16 yang terdiri dari 2 ayat ,pasal 17 juga
2 ayat, pasal 18 ;2 ayat, pasal 19 ; 2 ayat, dan pasal 20 terdiri dari 3 ayat.
Paragraph 2 biaya nonpersonalia terdiri dari 4 pasal yaitu pasal 21 terdiri 3 ayat,
pasal 22 terdiri dari 2 ayat, pasal 23 terdiri dari 3 ayat, dan pasal 24 terdiri dari 3
ayat.
d. Bagian keempat tentang biaya operasi penyelanggaraan dan/atau pengelolaan
pendidikan. Paragraph 1 biaya personalia terdiri dari 1 pasal yaitu pasal 25 yang
terdiri dari 2 ayat. Paragraph 2 biaya nonpersonalia yaitu hanya pasal 26 yang
terdiri dari 2 ayat.
e. Bagian kelima tentang bantuan biaya pendidikan dan beasiswa. Terdiri dari 4
pasal yaitu pasal 27 yaitu 2 ayat, pasal 28 dengan 3 ayat, pasal 29 dengan 3 ayat,
dan pasal 30 dengan 3 ayat.
f. Bagian keenam pendanaan pendidikan di luar negeri. Terdiri dari 1 pasal yautu
pasl 31
g. Bab III tanggung jawab pendaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat. Dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
lima bagian.
B. Isi dari peraturan pemerintah no 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan

1. Pengertian Pendanaan Pendidikan

Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk


menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Pendanaan pendidikan yaitu pendanaan
pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. pendanaan pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Masyarakat
yang dimaksud adalah meliputi penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat, peserta didik, orang tua atau wakil peserta didik dan pihak lain selain yang
dimaksud sebelumnya yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang
pendidikan.

2. Jenis Pembiayaan Pendidikan

Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan,


pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. Dalam bagian ini akan diuraikan jenis-jenis biaya pendidikan
sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun 2008 tersebut. Biaya pendidikan dapat dibagi menjadi
3 jenis, yaitu Biaya Satuan Pendidikan, Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan
Pendidikan, serta Biaya Pribadi Peserta Didik.

1) Biaya Satuan Pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada


tingkat satuan pendidikan yang meliputi:

a) Biaya investasi adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana,


pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
b) Biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia.
Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji. Biaya nonpersonalia adalah
biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.
c) Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai
pendidikannya.
d) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik yang berprestasi.

2) Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya


penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara/satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat.

3) Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Selain itu pada pasal 6 biaya pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4,
dan Pasal 5 yang merupakan tanggung jawab Pemerintah dialokasikan dalam anggaran
Pemerintah, dan yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah sesuai dengan sistem penganggaran dalam peraturan
perundangundangan. Tanggung jawab pendanaa pendidikan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah dalam bantuan biaya pendidikan dan beasiswa, dijelaskan pada pasal
27 bab II yaitu tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pendanaan
pendidikan sebagai berikut:

1) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan


biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau
walinya tidak mampu membiayai pendidikannya.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya dapat memberi
beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.

Pada pasal 28, bantuan biaya pendidikan mencakup sebagian atau seluruh biaya
pendidikan yang harus ditanggung peserta didik, termasuk biaya pribadi peserta didik dan
diatur dengan peraturan Menteri atau peraturan menteri sesuai kewenangan masing-
masing serta diatur dengan peraturan kepala daerah.
Beasiswa harus mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung
peserta didik, termasuk biaya pribadi peserta didik. Pemberian beasiswa oleh pemerintah
diatur dengan peraturan menteri atau peratutan menteri agama sesuai dengan
wewenang masing-masing. Pemberian yang diberikan oleh pemerintah daerah harus
sesuai dengan pertauran kepala daerah ini semua pada pasal 29.

Satuan pendidikan yang diselanggarakan oleh pemerintah atau Pemda wajib menerima
biaya nonpersonalia dari pemerintah atau pemerintah daerah bial terjadi penolakan
terhadap bantuan biaya nonpersonalia maka satuan pendidikan harus sesuai dengan
yang telah diselenggarakan pemerintah atau pemerintah daerah dan satuan pendidikan
dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik, orang tua atau wakil peserta didik.
Dan jika terjadi pemungutan maka satuan pendidikan tersebut dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Di bab 3 tentang tanggung jawab pendanaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat pada bantuan biaya pendidikan dan beasiswa pasal
44 yaitu Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memberi
bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik atau orang tua atau
walinya yang tidak mampu membiayai pendidikannya dan memberi beasiswa kepada
peserta didik yang berprestasi. Sumber nya bisa dari :

 Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat;


 Pemerintah;
 pemerintah daerah;
 orang tua/wali peserta didik;
 pemangku kepentingan di luar peserta didik dan orang tua/walinya;
 bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
 sumber lainnya yang sah.

Pasal 45 bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung peserta didik,
termasuk biaya personal. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian bantuan biaya
pendidikan dan beasiswa oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 diatur dengan peraturan
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

Pasal 46 satuan pendidikan pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan


masyarakat, yang tidak dikembangkan menjadi bertaraf internasional atau berbasis
keunggulan lokal, wajib menerima bantuan biaya nonpersonalia dari Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.

PEMAHAMAN KERANGKA ACUAN KERJA

A. Pemahaman akan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Jasa Konsultansi BOS ini memerlukan waktu selama 7 (tujuh) bulan kalender TA
2015. Oleh sebab itu, konsultan perlu mengantisipasi dan mempertimbangkan jangka
waktu yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan ini. Seluruh tahapan kegiatan yang
telah disusun secara rinci, diharapkan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya dan dapat
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, mulai dari tahap persiapan, hingga
penyelesaian/finalisasi Laporan.

B. Pemahaman akan Kebutuhan Tenaga Ahli

Pada dasarnya kebutuhan tenaga ahli berisi susunan personalia/anggota tim pelaksana
yang harus disediakan oleh konsultan yang terdiri dari: tenaga ahli dan tenaga pendukung
yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, dan harus dilengkapi dengan daftar
riwayat hidup, fotokopi ijazah/sertifikat, surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan,
dan kelengkapan administrasi lainnya, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam KAK beserta addendumnya.

C. Pemahaman akan Maksud dan Sasaran

Maksud dari pelaksanaan kegiatan adalah sebagai dasar penyusunan kebijakan, program,
kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja guna mengukur tingkat keberhasilan
pencapaian kinerja, pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi serta pelaksanaan
kebijakan dan program BOS.

Tujuan merupakan penjabaran dari maksud dilaksanakannya suatu kegiatan. Tujuan yang
ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah membantu Direktorat Pembinaan
SD dalam rangka tata kelola program BOS SD tingkat nasional pada Direktorat Pembinaan
SD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta memberikan pedoman dalam
pemilihan konsultan, sehingga diperoleh konsultan yang tepat dan mampu melaksanakan
tugas dengan baik.

Pada prinsipnya, sasaran merupakan penjabaran dari tujuan pelaksanaan suatu kegiatan
dalam bentuk langkah-langkah yang lebih spesifik dan terukur. Sasaran yang ingin dicapai
melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah: tersedianya panduan/pedoman/petunjuk teknis
terkait program BOS; tersedianya pendataan yang terkait dengan program BOS
Tersosialisasikannya program BOS; adanya panduan dan instrument monitoring evaluasi
program BOS; adanya dokumen analisis terkait program BOS; terlaporkannya semua
kegiatan program BOS; terlaksananya tata kelola kegiatan BOS secara efektif dan baik
bagi Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.

Vous aimerez peut-être aussi