Vous êtes sur la page 1sur 4

DUHAMEL PROCEDURE

(ICD 9 : 47.0)

1. Pengertian (Definisi)
Suatu tindakan pembedahan dengan menarik ke bawah usus yang berganglion sampai 1
cm diatas linea dentata

2. Indikasi
Hirschsprung’s disease

3. Kontra indikasi
3.1 Pasien yang tidak dapat dilakukan general anastesia atau regional anastesia
3.2 Gangguan pembekuan darah

4. Persiapan
4.1. Laboratorium Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, CRP, HBsAg, SGOT/SGPT, PT/APTT,
GDS, Ur/Cr. Anti HIV, anti HCV, LED, dan PCT jika ada kecurigaan
4.2. Radiologi:
4.3.
4.4. Rectal washout
4.5. Kateterisasi
4.6. Pemasangan NGT
4.7. Puasa (< 1th 4 jam, 1-6th 6 jam, >6th 8 jam
4.8. Izin Operasi
4.9. Antibiotik profilaksis golongan cephalosporin generasi II atau golongan lain sesuai
kebutuhan.
4.10. Persiapan alat
4.8.1 Alat Habis Pakai
4.8.1.1 Sabun chlorhexidine 4% 50 cc
4.8.1.2 Scrub brush steril 6 buah
4.8.1.3 Cairan alcohol + chlorhexidine 0,5% 50 cc
4.8.1.4 Hand gloves steril 10 buah
4.8.1.5 Nurse cap 10 buah
4.8.1.6 Masker 10 buah
4.8.1.7 Pensil cauter 1 buah
4.8.1.8 Ground cauter 1 buah
4.8.1.9 Selang suction steril 1 buah
4.8.1.10 Apron plastic steril 4 buah
4.8.1.11 NaCl 0,9% 25 cc 2 buah
4.8.1.12 NaCl 0,9% atau RL 500 cc 3 buah
4.8.1.13 Buret urine bag/ urine bag 1 buah
4.8.1.14 Steril drapp 1 buah
4.8.1.15 Kateter urin no 6-18 Fr 1 buah
4.8.1.16 Lidocain jel 1 buah
4.8.1.17 Aquabidest 25cc 2 buah.
4.8.1.18 Mata pisau no. 11 1 buah
4.8.1.19 Benang mers silk round (2.0, 3.0), vicryl (1.0, 3.0, 2.0), prolene
(3.0)
4.8.1.20 Kasa (big kause, kasa kecil, diapers)
4.8.1.21 Antiseptic (povidone iodin)
4.8.2 Alat Tidak Habis Pakai
4.8.2.1 Hand fat mesh no.3
4.8.2.2 Metzenbaum
4.8.2.3 Gunting mayo
4.8.2.4 Pinset cirugis dan anatomis
4.8.2.5 Doek klem
4.8.2.6 Desinfeksi klem
4.8.2.7 Klem bengkok, lurus, peritoneum, ring klem, darm klem kasar
dan halus,babcock
4.8.2.8 Koker lurus
4.8.2.9 Pean manis, pean panjang, pean 90
4.8.2.10 Nald folder panjang dan pendek
4.8.2.11 Canul suction
4.8.2.12 Langen back, retrakter timan kecil dan besar
4.8.2.13 Bengkok, cucing kecil, cucing sedang, baskom sedang
4.8.2.14 Linen operasi (Doek tebal, doek besar, doek mayo, doek kecil,
gaun operasi dan handuk steril)
5. Prosedur tindakan
5.1 Sign in
5.1.1. Dalam general anesthesia, terpasang line vena perifer
5.1.2. Pasang pad diathermi
5.1.3. Pasang Urin kateter
5.1.4. Pasang temperature probe (Nasopharynx atau rectal)
5.1.5. Pasien diletakkan dalam posisi semi-erect. Operator berada di sisi kanan
pasien
5.1.6. Aseptik dan antiseptik prosedur dengan sabun chlorhexidine 4% 50cc +
aquabidest 25cc, cairan alcohol + chlorhexidine 0,5% 50cc + kassa steril
5.1.7. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril
5.2 Time Out
5.2.1 Penderita dalam posisi terlentang, ahli bedah dalam general anestesi.
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada seluruh abdomen dan dada
bagian bawah, kemudian lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
5.2.2 Dilakukan insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus
antara SIAS dan umbilikus (Irisan Gridiron), irisan lain yang dapat
dilakukan adalah insisi tranversal dan paramedian.
5.2.3 Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis
muskulus Oblikus Abdominis Ekternus (MOE).
5.2.4 MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya,
kemudian diperlebar ke lateral dan ke medial dengan pertolongan
pinset anatomi. Pengait luka tumpul dipasang di bawah MOE, tampak
di bawah MOE muskulus Oblikus Internus (MOI)
5.2.5 MOI , kemudian dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri
searah dengan seratnya sampai tampak lemak peritoneum, dengan haak
LangenBack otot dipisahkan. Pengait dipasang di bawah muskulus
tranversus abdominis.
5.2.6 Peritoneum yang berwaran putih dipegang dengan menggunakan 2
pinset bedah dan dibuka dengan gunting, perhatikan apa yang keluar:
pus, udara atau cairan lain (darah, feses dll), periksa kultur dan tes
kepekaan kuman dari cairan yang keluar tsb. Kemudian pengait luka
diletakkan di bawah peritoneum
5.2.7 Kemudian sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki tanea koli dan haustra)
dicari dan diluksir. Apendiks yang basisnya terletak pada pertemuan tiga
taenia mempunyai bermacam-macam posisi antara lain antesekal,
retrosekal, anteileal, retroileal, dan pelvinal
5.2.8 Setelah ditemukan, sekum dipegang dengan darm pinset dan ditarik keluar,
dengan kassa basah sekum dikeluarkan kearah mediokaudal, sekum yang
telah keluar dipegang oleh asisten dengan dengan ibu jari berada di atas.
5.2.9 Mesenterium dengan ujung spendiks di pegang dengan klem Kocher
kemudian mesoapendiks di klem potong dan diligasi berturut-turut
sampai pada basis apendiks dengan menggunakan benang sutera 3/0.
5.2.10 Pangkal apendiks di crush dengan apendiks klem kocher dan pada
bekas crush tersebut diikat dengan sutera No. 00 - 2 ikatan.
5.2.11 Dibagian distal dari ikatan diklem dengan Kocher dan diantara klem
kocher dan ikatan tersebut apendiks dipotong dengan pisau yang telah
diolesi betadine, ujung sisa apendiks digosok betadine.
5.2.12 Sekum dimasukkan ke dalam rongga perut.
5.2.13 Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Pada kasus perforasi, dapat
dipasang drain sub facial.
5.3 Sign Out

6. Pasca Prosedur Tindakan


6.1. Pemberian antinyeri
6.2. Pemberian antibiotik sampai 24 jam pot operasi
6.3. Diet bebas
6.4. Mobilisasi

7. Tingkat evidens : I

8. Tingkat rekomendasi : A

9. Indikator prosedur tindakan :


Appendectomy terbuka tanpa penyulit, pasien pulang dalam waktu 3-4 hari

10. Kepustakaan :
10.1. Lawrence W, Gerard M. 2003. Current Surgical Diagnosis and Treatment Eleven
Edition. United States of America: The Mc Graw-Hill Companies, Inc
10.2. Ellison E, Zollinger R. 2016. Zollinger’s Atlas of Surgical Operations Tenth Edition.
New York: Mc Graw Hill
10.3. Michael J Ziner. 2007. Maingot’s Abdominal Operation 11th Edition. New York :
Mc Graw Hill.
10.4. Townsend C, Mattox K. 2017. Sabiston Textbook of Surgery 20th edition.
Philadelphia : Elsevier.

Vous aimerez peut-être aussi